Perkembangan Psikososial Anak TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

Anak yang sehat, baik sehat jasmani dan rohani akan sangat mempengaruhi pertumbuhan anak. Anak akan tumbuh berdasarkan tingkat seusianya.

B. Perkembangan Psikososial Anak

Seperti yang kita ketahui psikososial menggambarkan satu hubungan saling mempengaruhi yakni efek psikologi dan sosial. Hubungan ini bersifat dinamis, terkadang ada dominasi hubungan dari keduanya. Dalam satu waktu, efek psikologi lebih besar pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, begitupun sebaliknya. Kata psikologi sosial itu sendiri menggaris bawahi suatu hubungan yang dinamis antara efek Psikologis dan Sosial, yang mana masing- masingnya saling mempengaruhi. Kebutuhan Psikososial mencakup cara seseorang berfikir dan merasa mengenal dirinya dengan orang lain, keamanan dirinya dan orang lain, keamanan dirinya dan orang-orang yang bermakna baginya, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya serta pemahan-pemahaman dan reaksinya terhadap kejadian-kejadian di sekitarnya. 36 36 Departemen Sosial, Standar Rehabilitasi Psikososial Pekerja Migran Jakarta : 2004,h.2

1. Pemahaman Emosi Anak

Dalam perihal memahami emosi anak, pengasuh atau perawat sudah memahami karakter setiap anak. Karakter anak berbeda-beda, ada yang pendiam, ada yang pemalu, ada yang pemarah semua bisa terlihat dari bahasa tubuh dan raut wajah mereka. Pendapat ini dijelaskan oleh Bu Nurlly. “Emosi anak dapat terlihat dari bahasa tubuhnya dan raut wajah. Ada anak yang mukul-mukul mainanya, berarti anak tersebut sedang marah. Ada yang menunjukan keceriaanya atau kesenanganya dengan lari-lari. Menunjukan kesedihanya denga menagis. Beda-beda deh mba cara mereka mengekpresikanya”. 37 pendapat ini pun ditambahkan oleh Bu Diah, bahwa: ‘Dari raut wajah anak kita bisa melihat keadaan anak, dari raut wajah itulah kita bisa memahami anak. Kalau misal usia 3 -5 tahun kalau dia lagi sedih ya kita bercandain, kita ajak bermain, nonton tv. Kalau usia 6 bulan-2 tahun apabila dia menagis kita liat dulu kegiatan sebelumnya seperti apa setekah minum susumakan berarti dia nangis kemungkinan besar buang kotoran atau apabila sudah semuanya tapi masih menangis maka kita turunkan dari box dan kita belai belai sampai tertidur” 38 Setidaknya, ada empat langkah agar emosi anak dapat berkembang dengan baik. 1. Kenali jenis-jenis emosi pada anak. “Mengenali jenis emosi pada anak penting. Sehingga pada akhirnya, si anak akan tahu benar 37 Wawancara dengan Bu Nurlly pada tanggal 10 September 2011 38 Wawancara dengan Bu Diah pada tanggal 12 September 2011 kapan ia sedih, senang, murung, jijik, dan lain sebagainya,” jelasnya. 2. Selain memperkenalkan jenis emosi kepada anak, langkah kedua adalah mengajarkan mereka untuk mengelola emosinya. “Langkah kedua ini penting, agar anak tersebut mampu mengekspresikan emosinya dengan baik,” katanya. 3. Setelah si anak diberikan pemahaman dan pengelolaan emosi ialah ajari mereka untuk memahami emosi orang lain. “Pada tahap ini, mereka akan paham kondisi seseorang saat sedang marah karena ia pun pernah mengalami hal tersebut. Mereka tidak akan tahu seseorang sedang marah, jika ia tidak pernah mengalaminya,” ungkapnya. Setelah semua tahapan emosi sudah dikenali pada anak, selanjutnya adalah ajari mereka untuk bersedia berkorban untuk orang lain. “Tahap terakhir ini juga penting karena dapat melahirkan empati terhadap orang lain,” tandasnya. 39 39 http:melafirraz.wordpress.com20110107empat-langkah-agar-anak-cerdas-secara- emosi Anak sangat memerlukan orang yang bisa ia percayai, yang mengenal dirinya dan menjaganya. Didalam mengekpresikan emosi anak, anak membutuhkan orang yang dekat denganya. Hal ini diungkapkan oleh Bu Diah bahwa : “Ketika Anak mengekpresikan emosinya , seperti emosi sedih anak menuju siapa orang dewasa yang dia lihat saat itu.” 40

2. Model Pengasuhan Anak

Dalam kegiatan sehari-hari didalam panti, ada saja kegiatan anak- anak. Dari mulai belajar, bermain, beribadah. Semua itu tidak lepas dari pengasuhan pengasuh. Dari sinilah terlihat model pengasuhan anak. Berasarkan pengamatan penulis, model yang digunakan oleh pengasuh berbeda-beda, sesuai dengan kondisi kegiatan anak. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Diah, bahwa: “Kami pada umunya gaya pengasuhan yang diberikan itu otoratif kondisiona, tergantung situasilmba, jadi ada saatnya kami melarang kalau memang tindakanya membahayakan dan ada saatnya kami mengizinkan anak apabila itu tidak membahayakan. Seperti apabila anak berlari-lari didalam ruangan kami melarangnya mba, karena khawatir kebentur benda yang didalam dan juga terlalu banyak anak didalam.” 41 40 Wawancara dengan Bu Diah pada tgl 12 September 2011 41 Wawancara dengan Bu Diah pada tanggal 12 September 2011 Dalam hal ini pula, model pengasuhan anak bukan saja diterapkan didalam kegiatan anak, tetapi pemberian izinpun juga menggunakan model pengasuhan. Anak-anak yang sudah duduk dibangku Sekolah Taman kanak-kanak, pastinya mendapatkan pengalaman baru, baik dari lingkungan, orang dewasa yang ditemui dan teman-teman baru. Dengan kata lain mereka melewati batas karantina lingkungan panti. Tidak menutup kemungkinan untuk anak setelah kegiatan dari sekolah dan kembali ke panti untuk meminta izin keluar panti dengan alasan bermain dengan teman-teman atau bertemu ibu guru. 42 Hal ini dijelaskan oleh Bu Diah: Anak-anak suka meminta izin keluar dengan alasan yang berbeda-beda, tetapi didalam panti tidak mengizinkan begitu saja. Kebanyakan dari mereka mengikuti mba, tapi kamipun menjelaskan kenapa tidak dizinkan ke luar dengan gitu diharapkan anak tidak marah. Tapi ada juga mba yang sampai nangis dan apabila nangis, kami alihkan dengan kegiatan, seperti nonton. Dengan begitu anak lupa dengan keinginanya. 43 Pernyataan ini ditambahkan oleh Bu Nurlly: “Iya mba disini anak minta izin keluar panti berbeda-beda alasan. Tetapi keseringan anak yang bisa keluar panti hanya dengan alasan sekolah, dijemput keluarganya dan kerumah sakit mba. Tetapi terkadang kita semua keluar panri untuk jaln-jalan mba. “ 44 42 Observasi pada tanggal 11 September 2011 43 Wawancara pribadi dengan Bu Diah pada tanggal 12 September 2011 44 Wawancara Pribadi dengan Bu Diah pada tanggal 12 September 2011 Model pengasuhan yang diberikan panti kepada anak bersifat situasioanal, tergantung keadaan. Tidak hanya meberikan larangan, tetapi disertai alasan dengan begitu anak akan memahami dan dapat mempengaruhi kecerdasan emosinal anak.

C. Perkembangan Spiritual Anak