Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data 1. Analisis Regresi Berganda

2. Uji Asumsi Klasik

Menurut pendapat Algifari 2003:83 mengatakan: “model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa Ordinary least square merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear yang bias yang terbaik Best linear Unbias EstimatorBLUE”. Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi uji asumsi klasik. Diantaranya: a. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang kuat antar variabel bebas yang satu dengan yang lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak memiliki korelasi linearhubungan yang kuat antara variabel bebasnya. Jika dalam model regresi terdapat gejala Multikolinearitas, maka model regresi tersebut tidak dapat menaksir secara tepat sehingga diperoleh kesimpulan yang salah tentang variabel yang diteliti. Pengujian gejala Multikolinearitas dengan cara mengkorelasikan variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dengan menggunakan program SPSS for Windows. Imam Ghazali 2005 megukur Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Varian Inflation Factor FIV. Model regresi dikatakan tidak terdapat masalah Multikolinearitas apabila mempunyai angka tolerance diatas 0,10 dan mempunyai VIF dibawah angka 10. 53 b. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, independen atau keduanya terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Singgih Santoso 2004-142 ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah: i. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. ii. Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. c. Uji Autokorelasi Istilah autokorelasi autocorrelation menurut Maurice G. Kendall dan William R. Buckland, A Dictionary of Statistical term :”Correlation between members’s of series of observation oedered in time as in time series data or space as cross-section data”. Jadi autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu seperti data time series atau menurut urutan tempat seperti data cross section atau korelasi pada dirinya sendiri. 54 Autokorelasi dapat didefinisikan pula sebagai terjadinya korelasi diantara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau tidak dapat dilihat melalui nilai Durbin Watson DW. Bila nilai DW terletak diantara dU d 4-dU maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif atau jika nilai d mencapai sekitar 2, dimana dU adalah batas atas dan dL adalah batas bawah J. supranto, 1983. Menurut Durbin Watson Statistics terdapat 5 lima kondisi autokorelasi: 1 0 d dL = ada autokorelasi positif 2 dL d dU = inconclusive ragu-ragu ada autokorelasi positif 3 dU d 4-dU = tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif. 4 4-dU d 4-dL = inconclusive ragu-ragu ada autokorelasi negatif 5 4-dL d 4 = ada autokorelasi negatif. Selain itu menurut Singgih Santosa 2000:218 secara umum angka D-W yang dapat dijadikan dalam pengambilan keputusan adalah: 1 Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 55 2 Angka D-W diantara -2 sampai dengan 2 berarti tidak ada autokorelasi 3 Angka D-W diatas 2 berarti terdapat autokorelasi negatif. Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan dilihat angka F dan signifikannya, menjadi tidak layak untuk dipakai Uji F uji secara simultan. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete residual nilai tersebut. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki nilai variance constant setiap pengamatan suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan lain. Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variance variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Jika Probibalitas = 0,05 berarti tidak terdapat Heteroskedastisitas, Jika Probibalitas = 0,05 berarti terdapat Heteroskedastisitas. 56 e. Uji Signifikansi Uji signifikansi keseluruhan variabel secara serentak ditunjukkan oleh bilangan F F-test, sedangkan uji signifikansi terhadap kontribusi masing-masing variabel terikat ditunjukkan oleh besarnya bilangan t t-test. a. Uji Serempak Uji F Uji F yaitu untuk menguji keberartian regresi secara keseluruhan. Dipergunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : b 1 , b 2 , b 3 = 0 variabel bebas independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap jumlah kredit dan SBI. Ho : b 1 , b 2 , b 3 0 variabel bebas independent secara simultan berpengaruh terhadap jumlah kredit dan SBI. Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan membandingkan F hitung dengan F table Ft pada = 0,05 apabila hasil perhitungannya: a Fh Ft, maka Ho ditolak dan Ha diterima Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel terikat. b Fh Ft, maka Ho diterima dan Ha ditolak 57 Artimya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel terikat. b. Uji Parsial Uji t Pengujian secara parsial melalui uji t, adapun rumus hipotesis dengan menggunakan uji t adalah sebagai berikut: Ho : b i = 0, artinya semua variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah kredit dan SBI. Ho : b i 0, tidak benar, artinya tidak semua variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap jumlah kredit dan SBI. c. Koefisian Determinasi Adjusted R Square Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependen, karena variabel independennya lebih dari dua. 58

E. Operasional Variabel Penelitian a. Endogen Variabel