Gambaran Umum Tentang Kelurahan Manggarai Selatan

Sedangkan Prinsip dasar PPMK adalah sebagai berikut: 1. Demokratis : Program ini berasal dari masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat. 2. Partisipasi : Program PPMK menghendaki partisipasi masyarakat. 3. Transparansi : Dalam pelaksanaan PPMK dibutuhkan adanya keterbukaan baik dari segi dana maupun administrasi lainnya. 4. Desentralisasi : Dalam pelaksanaan PPMK ditangani oleh salah satu organisasi dalam hal ini adalah Dewan Kelurahan. 5. Keberlanjutan : PPMK dilaksanakan terus-menerus di masyarakat.

D. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Manggarai Selatan

1. Letak Geografis dan Komposisi Penduduk Kelurahan Manggarai Selatan adalah sebuah kelurahan yang terletak di wilayah Kecamatan Tebet Kotamadya Jakarta Selatan. Terdiri atas 10 RW dan 128 RT. Luas wilayah Manggarai Selatan sendiri adalah +51,43 Ha dengan keseluruhan kompsisi tanah adalah tanah daratan. 2 Luas wilayah ini digunakan 2 Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, Laporan Tahunan 2008, Kelurahan Manggarai Selatan, h. 2 diantaranya sebagai perumahan 46,80 Ha, fasilitas umum 3,6 Ha, dan lainnnya seluas 1,0 Ha. 3 Kelurahan Manggarai Selatan diapit oleh lima kelurahan lainnya dengan posisi geografis sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Keluarahan Manggarai, Sebelah Timur berbatasan langsung dengan Kelurahan Bukitduri, Sebelah Barat dibatasi oleh jalan KH Abdullah Syafi’ie yang menjadi bahu kelurahan Tebet barat, bagian Barat daya berbatasan dengan Kelurahan Menteng Dalam dan sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Menteng Atas. Kedua kelurahan terakhir ini dipisah dengan bentangan Jalan DR Sahardjo dari arah Pasar Minggu sampai dengan terminal Manggarai. Komposisi penduduk menurut laporan tahunan kelurahan Manggarai Selatan tahun 2008 memetakan bahwa jumlah pendudukan di kelurahan ini sebanyak 28.098 jiwa yang terdiri atas 6.201 Kelapa Keluarga KK dengan komposisi 14.864 laki-laki dan 13.238 perempuan. Jumlah ini tersebar dalam cakupan wilayah adminitrasi 10 Rukun Warga RW dan 128 Rukun tetangga RT. 4 Untuk memperjelas hal tersebut tabel-tabel berikut merinci komposisi kependudukan menurut kelahiran dan kematian, kewarganaegaraan dan sebaran penduduk ditiap Rukun Warga yang ada di kelurahan Manggarai Selatan. 3 Ibid, h. 3. 4 Ibid, h. 3, 4. Tebel 1. Penduduk menurut jumlah yang lahir, mati, datang dan pindah berdasarkan data bulan Januari s.d Desember 2008 LK PR LK PR LK PR LK PR 1 01 15 9 8 12 12 9 25 20 2 02 14 15 14 18 14 10 20 25 3 03 11 8 15 10 13 5 13 23 4 04 11 10 17 19 11 9 23 21 5 05 10 11 11 15 11 5 16 25 6 06 8 12 10 19 12 4 26 23 7 07 14 15 18 11 12 8 33 36 8 08 16 7 17 13 5 8 30 25 9 09 11 8 18 17 5 7 25 23 10 10 8 5 19 9 7 8 53 36 118 100 147 143 102 73 264 257 Keterangan Jumlah RW No Pindah Mati Datang Lahir Tebal 2. Mobiltas Penduduk berdasarkan kewarganegaraan LK PR Jumlah LK PR Jumlah 1 Penduduk Akhir tahun 2008 14,864 13,234 28,098 28,098 2 Kelahiran 14 8 22 22 3 Kematian 6 7 13 13 4 Pendatang 8 11 19 19 5 Pindah 9 9 18 18 WNA WNI Mobilitas No Catatan : data pada row 2,3,4 dan 5 sudah termasuk pada row 1 Total Jumlah 28,098 28,098 13,269 14,901 Tabel 3. Jumlah Penduduk tiap Rukun Warga LK PR Jumlah LK PR LK PR Total 1 01 1,102 994 2,096 1,102 994 2,096 2 02 2,465 1,427 3,892 2,465 1,427 3,892 3 03 1,250 1,919 3,169 1,250 1,919 3,169 4 04 1,417 1,356 2,773 1,417 1,356 2,773 5 05 2,321 1,326 3,647 2,321 1,326 3,647 6 06 1,014 987 2,001 1,014 987 2,001 7 07 1,853 1,504 3,357 1,853 1,504 3,357 8 08 1,092 1,024 2,116 1,092 1,024 2,116 9 09 1,055 1,190 2,245 1,055 1,190 2,245 10 10 1,295 1,507 2,802 1,295 1,507 2,802 No RW WNI WNA 13,234 14,864 Jumlah Total Jumlah 28,098 13,234 14,864 28,098 2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan Kondisi sosial ekonomi di perkotaan sangat kompleks. Hal ini dikarenakan masyarakat kota yang plural dengan latar belakang pendidikan masyarakat, daerah asal dan budaya mereka yang beragam. Bila dilihat dari segi tingkat ekonomi secara umum jika dibandingkan antara penduduk yang kaya dengan yang miskin maka perbandingannya jauh. Penduduk yang kaya apalagi konglomerat super kaya jumlahnya sangat sedikit. Mayoritas tingkat ekonomi penduduk kota adalah menengah ke bawah. Dalam hal ini tak terkecuali, terlihat juga pada tingkat ekonomi masyarakat kelurahan Manggarai Selatan. Wilayah kelurahan Manggarai Selatan sebagaimana tergambar dari data laporan tahunan 2008 memiliki komposisi mata pencaharian sebagai berikut: karyawan negeri,TNI dan swasta sebanyak 3.624 orang, sektor pendidikkan 531 orang, pedagang 3.689, buruh 261 orang dan jasa 75 orang. Tabel di bawah ini secara jelas menggambarkan bagaimana komposisi mata pencaharian masyarakat Manggarai Selatan sebagaimana tersebut di atas. Tabel 4. Penduduk menurut mata pencaharian Tingkat pendidikan suatu masyarakat jelas memainkan peran penting dalam arus perubahan suatu masyarakat dalam segala bidang. Tak terkecuali didalamnya bahkan yang utama adalah tingkat perekonomian keluarga. Tingkat pendidikan akan menentukan model perekonomian suatu keluarga dari mulai jenis 1 Karyawan 1. Pegawai Negeri Sipil 870 2. TNI 78 3. Swasta 2,676 5 Pendidikan 531 6 Pedagang 3,689 7 Tani 8 Pertukangan 9 Nelayan 10 Pemulung 11 Buruh 261 12 Jasa 75 Keterangan Jumlah Pekerjaan No pekerjaannya, jumlah pendapatannya dan pola-pola usaha yang dimainkan dalam memutar roda ekonomi mereka. Tingkat pendidikan masyarakat Manggarai selatan didominasi oleh tingkat SD untuk kemudian disusul oleh SMP dan selanjutnya SMA. Pada tabel di bawah hal ini terlihat jelas bagaimana strata pendidikan masyarakat Manggarai Selatan. Tabel 5. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 1 Taman Kanak-kanak 399 2 Lulus Pendidikan Umum 1. Sekolah Dasar 12,661 2. SMPSLTP 8,053 3. SMASLTASMK 5,561 4. Akademi D1-D3 557 5. Sarjana S1-S3 575 3 Lulusan Pendidikan Khusus 1. Pondok Pesantren 95 2. Madrasah 197 3. Pendidikan keagamaan lainnya 4 Buta huruf latin Keterangan Jumlah Tingkat Pendidikan No Jumlah 28,098 3. Kondisi Sosial Keagamaan Sebagaimana diketahui bahwa penduduk beragama Islam menjadi pendudk mayoritas di Indonesia termasuk di Kota Jakarta. Di kelurahan Manggarai Selatan agama Islam juga menjadi agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk. Dari kompsisi ini maka tidak aneh jika rutinitas kegiatan keagamaan, dalam hal ini Islam, sangat terasa di keluarahan Manggarai selatan. Kegiatan keagamaan dalam berbagai perayaan dan skala seperti maulid, pengajian-pengajian, dakwah, takblig akbar dll, sangat mudah dijumpai di kelurahan ini dalam setiap kondisi dan situasi. Beberapa ulama terkenal dan cukup berpengaruh di masyarakat bertempat tinggal di keluarahan Manggarai Selatan. Di antara mereka yang menonjol adalah KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie, KH. Saman Husni dan KH. Zaki Mubarok MA. Mereka ini mengayomi kehidupan masyarakat Manggarai Selatan dalam tiap kesempatan di masjid dengan rutin pada jadwal pengajian yang mereka buat atau dalam berbagai acara. Pergesekan budaya atau salah paham terutama dalam hal agama tidak pernah terjadi di kelurahan ini. Adapun sesekali keributan terjadi seperti tawuran lebih dikarenakan hal sepele yang terjadi antar satu kelompok atau satu sekolah yang sama sekali alasannya bukan agama. Di Manggarai Selatan masyarakat yang berbeda agama dapat hidup dengan rukun dan damai penuh harmoni dengan masyarakat lainnya. Tabel di bawah ini memperjelas komposisi agama yang dipeluk penduduk Manggarai selatan. Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Agama 1 Islam 27,110 2 Kristen Protestan 563 3 Kristen Katolik 340 4 Hindu 35 5 Budha 50 Jumlah 28,098 Keterangan Jumlah Agama No Analisis Gender dan kontribusi Terhadap Ekonomi Keluarga Kegiatan membuat kue kering secara umum diikuti oleh kaum perempuan baik perempuan yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Alasan mereka mengikuti kegiatan pelatihan tata boga membuat kue kering ini cukup beragam. Namun secara rata-rata dapat dibagi menjadi tiga alasan. Ada yang mengikuti untuk menambah skill atau keterampilan. Alasan ini biasanya datang dari mereka yang belum menikah. Ada yang bertujuan membantu ekonomi keluarga dalam hal ini menambah pemasukan karena suaminya memiliki pendapatan kecil. Jelas sekali pendapatan suami yang kecil tidak mencukupi untuk memutar roda kehidupan di rumah. Ada juga yang menjadikan pelatihan sebagai sarana yang pada waktunya menjadi mata pencaharian utama. Alasan yang terakhir ini dilontarkan oleh mereka yang single parent orang tua tunggal yang ditinggal mati suaminya atau telah bercerai atau oleh istri yang memiliki suami pengangguran tidak bekerja.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS