Peneliti meneliti 10 peserta yang telah mengikuti pelatihan ini. Dari data ril di lapangan melalui observasi dan wawancara, peneliti
menemukan bahwa delapan 8 di antara sepuluh 10 peserta mengalami peningkatan kemampuan dalam hal keterampilan membuat kue kering
bahkan lebih dari itu. Sedangkan sisanya, 2 dua orang lagi tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini mungkin dikarenakan
motivasi mereka yang kurang. Berdasarkan data ini maka peneliti berkesimpulan bahwa tujuan
dari pelatihan membuat kue kering ini telah tercapai. Tujuan Bina Sosial di dalam PPMK dalam rangka meningkatkan
daya saing anggota masyarakat, meningkatkan peran serta lembaga kemasyarakatan dalam menghimpun dan mengembangkan kemampuan
masyarakat dan meningkatkan kesetiakawanan sosial, kepedulian sosial dan kerja sama antar unsur masyarakat dengan sendirinnya telah terpenuhi.
B. Pengaruh Program Pelatihan Tata Boga Pembuatan Kue Kering
Pada Pengembangan Ekonomi Keluarga
Apakah dengan terpenuhi tujuan pelatihan sebagaimana dibahas diatas secara otomatis memberikan kontribusi pada tingkat ekonomi
peserta? Harapan awal memang demikian. Sebagaimana judul penelitian ini, apakah program PPMK dalam hal ini pelatihan membuat kue kering
akan memberikan pengaruh terhadap pengembangan ekonomi keluarga.
62
Secara teoritis tertulis, peningkatan skill individu seseorang yang didapat dari pelatihan atau apapun itu pasti akan berimbas secara langsung
atau tak langsung pada peningkatan perekonomian atau kualitas keberdayaan suatu keluarga. Bagaimanakah fakta di lapangan? Apakah
dengan terpenuhinya tujuan pelatihan secara otomatis perekonomi keluarga terpengaruh.
Fakta di lapangan, sebagai hasil observasi peneliti mengatakan bahwa dari sepuluh 10 peserta yang mengikuti pelatihan ini, lima 5
diantaranya merasakan ekonomi keluarganya terpengaruhi. Tentu saja tingkat pengaruh ini tidak sama, bertingkat-tingkat. Tentang apa saja yang
terpengaruh oleh pelatihan ini, akan di jawab pada point C dalam skripsi ini.
Jika lima di antara sepuluh peserta menyatakan bahwa ekonomi keluarganya terpengaruh setelah mengikuti pelatihan ini maka sebaliknya,
5 di antara peserta tersebut mengatakan bahwa ekonomi keluarganya tidak terpengaruh. Baik sebelum atau sesudah, ekonomi mereka tidak terdorong
ke tingkat yang lebih baik oleh adanya pelatihan ini. Jadi sebelum atau sesudah pelatihan membuat kue kering, ekonomi 5 peserta ini stagnan,
tidak berubah atau dengan kata lain tidak terpengaruh. Pertanyaannya, kenapa hal ini sampai terjadi. Banyak faktor yang
memang mempengaruhi perkembangan ekonomi keluarga. Tetapi bukan tempatnya untuk menganalisis secara general atau spasifik dalam skripsi
ini. Peneliti hanya melihat faktor yang terkait dengan pelatihan ini.
63
Dari hasil analisis, peserta yang ekonominya terpengaruh adalah mereka yang setelah mengikuti pelatihan menindak lanjuti kemampuannya
ini dengan mulai memproduksi kue-kue dan menjualnya. Tetapi faktor ini bukan satu-satunya. Selain pemasukan dari produksi kue-kue yang dijual,
mereka juga menambahkan faktor lain seperti kekerabatan dan moment. Faktor kekerabatan misalnya, mereka memasarkan kue-kue hasil
produksinya ke kantor-kantor karena adanya keluarga atau kawan sejawat yang bekerja di kantor tersebut. Sedangkan faktor moment, sebagaimana
kita ketahui, lebaran adalah moment penjualan kue yang paling signifikan memberikan pengaruh. Bahkan ada peserta yang mengatakan bahwa hanya
terpengaruh dikarenakan moment lebaran ini. Dua faktor ini mendorong proses penjualan yang nantinya akan berimbas pada pemasukan.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang tak mengalami perubahan atau dengan kata lain tidak terpengaruh kondisi perekonomiannya setelah
mengikuti pelatihan ini. Faktor pertama jelas modal. Membuat kue perlu modal. Inilah yang mereka tidak punya. Sebenarnya hal ini sangat aneh.
Dalam wawancara dengan pejabat kelurahan Drs. Wahyono, Beliau mengatakan bahwa peserta bisa meminjam dana bergulir selama setahun
dari PPMK sub bina ekonomi. Apakah peserta ini tidak tertarik mengambil pinjaman atau ada sesuatu lebih mendalam dan mendetail. Faktor kedua,
wanan dengan yang diatas. Mereka tidak memiliki jaringan untuk memasarkan hasil-hasil produksi kue-kue tersebut. Faktor ketiga karena
niat peserta yang memang hanya sekedar iseng dalam mengikuti pelatihan
64
ini. Jadi, setelah selesai mengikuti pelatihan selesai begitu saja. Mereka hanya menggunakan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga
sendiri. Bahkan ada yang mengikuti pelatihan ini hanya sekedar iseng sambil berniat mengembangkan wawasan dan memenuhi rasa ingin tahu.
C. Kebutuhan Individu Yang Telah Terpenuhi Setelah Mengikuti