Latar belakang sejarah berdirinya PPMK Manggarai Selatan

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PPMK MANGGARAI SELATAN

A. Latar belakang sejarah berdirinya PPMK Manggarai Selatan

Globalisasi yang melanda berbagai Negara di dunia ternyata mendorong terjadinya perubahan yang cepat. Good governance, HAM, demokratisasi, Transparansi dan akuntabilitas pun menjadi beberapa aspek yang menjadi tuntutan dalam tatanan kehidupan bernegara. Proses perubahan nilai-nilai tersebut harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan berbagai gejolak yang dapat merugikan tatanan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Dalam proses perubahan tersebut pemerintah yang dalam hal ini memiliki fungsi pelayanan dan pengaturan pemberdayaan rakyat jelas memiliki fungsi yang sangat strategis. Sejalan dengan undang-undang nomor 34 tahun 1999 tentang pemerintahan provinsi Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta dan perda nomor 5 tahun 2001 tentang Dewan Kelurahan, maka Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK ini dalam konteks di atas sangat tepat. Dengan alasan bahwa interaksi antar warga di tingkat RW masih cukup kuat maka PPMK memanfaatkan institusi kemasyarakatan di Kelurahan-kelurahan yang berbasiskan masyarakat RW tersebut. Tentu saja hal ini juga mempertimbangkan asumsi bahwa anggota Dewan Kelurahan merupakan representasi masyarakat yang ada di tiap RW. PPMK dapat menggantikan forum musbag yang selama ini dilakukan setiap tahun. Program ini memberikan peran yang lebih besar kepada masyarakat untuk merencanakan,melaksanakan, dan mengawasi program ini. Program ini diprediksikan dapat meningkatkan kesejahteraan semua komponen masyakarat yang ada. Dengan demikian diharapkan akan merangsang keterlibatan anggota masyarakat dari semua strata baik dalam bentuk pemikiran, tenaga maupun financial. Program PPMK ini merupakan dana bantuan langsung kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan tribina yang mendekati bina sosial, ekonomi dan fisik lingkungan sebagai model pendekatan dalam pemberdayaan dan pembangunan masyarakat RW di kelurahan. Alokasi dari ketiga pendekatan ini akan dilihat dari prioritas kebutuhan dasar masyarakat masing-masing RW di kelurahan khususnya kelurahan Manggarai Selatan, melalui identifkasi bersama-sama masyarakat dan fasilitator kelurahan yang korelasinya terwujud dalam penggunaan dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM. Bantuan kepada masyarakat ini diberikan dalam bentuk dana yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang diusulkan, dilaksanakan dan diawasi oleh masyarakat itu sendiri dengan pendampingan LSM. Dana tersebut dapat dimanfaatkan sebagai modal usaha produktif, pembangunan sarana dan prasarana dasar lingkungan serta pengembangan sumberdaya manusia dalam penguatan kelembagaan yang disalurkan kepada Kelompok-kelompok Masyarakat Pemanfaat KOMAT di RW-RW melalui kelembagaan Dewan Kelurahan Dekel dan TPK RW di tiap-tiap kelurahan. Lurah sendiri, dalam hal ini berfungsi sebagai pembantu pimpinan proyek. 1 Pemerintah propinsi DKI Jakarta memandang perlu untuk memberikan bantuan masyarakat dengan pendekatan Bantuan Langsung Masyarakat BLM melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK. Maka dalam hal ini, PPMK memiliki tujuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berbasis RW dalam cakupan tiap kelurahan. Program tersebut bersifat strategis karena dalam kegiatan ini disiapkan landasan berupa institusi masyarakat yang memperkuat perkembangan masyarakat di masa mendatang.

B. Visi, Misi, dan Tujuan PPMK