23 Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi perpustakaan library research yaitu
penelitian yang dilakukan diruang perpustakaan. Penelitian ini akan diperoleh data dan informasi tentang objek penelitian melalui buku-buku Semi, 1988: 8. Kemudian dari teknik
tersebut pengumpulan data dicari yang berhubungan dengan proses sosialnya.
3.1.2 Bahan Analisis
Data dikumpulkan dari novel,yaitu: Judul
: Asa, Malaikat Mungilku Tahun terbit : 2009
Penerbit : Hikmah
Jenis : Novel
Cetakan : Pertama
Ukuran : Tiga belas kali duapuluh sentimeter
Tebal : 400 halaman
Gambar : Gambar seorang ibu yang sedang memeluk anaknya
Warna Kulit : Hitam dengan judul berwrna putih
3.2 Sinopsis novel Asa, Malaikat Mungilku
Cerita ini dimulai oleh tokoh utama yaitu Asa. Seorang anak kecil yang menderita penyakit lupus akan tetapi mempunyai semangat yang begitu besar untuk sembuh. Keluarga
ini adalah keluarga yang mempunyai ekonomi pas-pasan. Kedua orang tua Asa tidak mempunyai biaya yang cukup terus berusaha untuk mengobati penyakit anaknya, ayahnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24 yang pernah berprofesi sebagai jurnalis meneruskan kegiatan menulisnya untuk tambahan
biaya berobat di samping sebagai seorang penceramah di sebuah mushola yang menjadi kerja utamanya sekarang, sedangkan ibu Asa yang hanya sebagai ibu rumah tangga hanya
mengurus keluarganya dan memberi kasih sayang kepada ketiga anaknya sambil terus memberi semangat untuk Asa. Perhatian ibu Asa diarasakan tidak adil oleh Brita yang lebih
kepada adiknya itu, setelah diberi pengertian oleh ayahnya Brita pun mengerti kondisi yang sedang dialami oleh adiknya.
Asa yang masih duduk di bangku SD harus menjalani kewajibannya sebagai siswa. Asa mempunyai cita-cita untuk menghapal Al-Quran, dia adalah anak yang taat beribadah
suka berzikir. Bahkan dia pernah mengikuti lomba adzan dan menjadi juara. Guru sekolah Asa mengetahui kalau Asa menderita sakit parah, sehingga guru-guru Asa di sekolah
memperlakukan Asa berbeda dengan murid-murid lainnya, tapi Asa tidak ingin dia diperlakukan berbeda dari temannya, Asa mengatakan kalau dia tidak ingin diremehkan,
ketika sekolah mengadakan ujian Asa tidak dapat mengikutinya karena dia jatuh sakit. Dia bersama teman-temannya yang ada disekolah tetap bermain seperti anak-anak yang lainnya
tanpa ada diskriminasi. Ketika dirumah Asa juga sering bermain dengan kakaknya dan juga adiknya Reh, mereka sangat kompak sehingga tetangga mereka sangat senang melihat
keluarga Syahban. Atas penyakit yang diderita Asa, maka orang tuanya membawa ke Yogyakarta untuk
berobat, dokter yang menangani Asa bernama dokter Suma. Dokter Suma adalah dokter yang ramah dan baik. Asa dianjurkan untuk meminum obat prednison, pada awalnya kedua orang
tua Asa tidak setuju jika anak mereka harus minum obat yang keras secara terus-menerus, setelah dokter menjelaskan fungsi obat ini diberi untuk menghilangkan rasa sakit jika sakit
Asa kambuh, dan akhirnya kedua orang tua Asa setuju anaknya meminum obat prednison .
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25 Suatu malam dia pernah melihat sosok laki-laki tua datang dihadpannya melihat Asa, dia pun
memberitahukan pada ibunya siapa laki-laki tua itu akan tetapi ibunya tidak melihat apapun dan hanya menyuruh Asa untuk tidur dan membaca doa.
Rumah sakit yang di Yogyakarta memberi saran kepada orang tua Asa untuk pergi ke rumah sakit yang ada di Solo karena peralatan yang lebih lengkap. Banyak dokter yang
belum dapat mengetahui penyakit Asa sebenarnya, Mulai dari dokter spesialis jantung, dokter spesialis saraf tetap juga penyakit Asa tidak diketahui.Akhirnya rumah sakit di Solo meminta
Asa untuk dirawat inap. Asa sempat menolak untuk dirawat karena alasan harus sekolah karena ujian, tapi ibunya memberi pengertian hingga akhirnya Asa mau untuk dirawat. Lebih
dari satu bulan Asa dirawat di rumah sakit karena harus cuci setiap hari. Selama dirawat di rumah sakit Asa ditemani ibunya yang senantiasa menjaganya
tanpa istirahat, di rumah sakit Asa mempunyai banyak teman baik itu pasien maupun suster dan juga dokter, Selain pintar bergaul dia juga ramah kepada setiap orang. ayah Asa harus
bolak-balik Yogyakarta ke Solo untuk mencari tambahan uang biaya perobatan. Ternyata Allah membantu keluarga Asa lewat teman-teman dari ayahnya yang datang menjenguk dan
memberi bantuan untuk biaya perobatan. Lumayan untuk mengurangi beban orang tuanya. Untuk orang yang sudah membantu biaya perobatannya, Asa selalu memberikan hadiah Al-
Fatiha untuk mereka yang sudah membantu. Sekali-kali ketika libur sekolah Brita yang merupakan kakak kandung Asa datang menjenguk untuk melihat keadaan adiknya, Brita
sangat sayang kepada adiknya itu sehingga tiap kali dia melihat adiknya itu terbaring dalam keadaan sakit Brita Selalu menangis, Asa adalah anak yang kuat maka dia melarang
kakaknya untuk menangis. Puncak dari penyakit yang diderita Asa terjadi di bulan September Asa merasa
napasnya sesak dan kakinya kejang-kejang. Padahal oleh dokter Asa dijadwalkan cuci darah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26 besok hari. Asa merasa tubuhnya tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya kemudian dia
pingsan, ibu Asa mulai merasa sesuatu akan terjadi kepada Asa, Perasaan ibunya benar, Alat Ventilator yang dipasang di tubuh Asa tidak juga dapat membantunya. Begitu napasnya
hilang tadi jantungnya pun berhenti. Asa ternyata telah meninggal setelah para dokter memeriksa keadaan Asa setelah pingsan. Ibu Asa tidak kuasa menahan tangis karena
mendengar anak kesayangannya telah pergi untuk selamanya, akan tetapi ibunya teringat janjinya pada Asa tidak menangis jika suatu saat nanti meninggal dunia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
BAB IV PROSES SOSIAL DALAM NOVEL ASA, MALAIKAT MUNGILKU
KARYA ASTUTI J. SYAHBAN
4.1 pendekatan Struktural dalam Novel Asa, Malaikat Mungilku
4. 1. 1 Penokohan
Penokohan atau karakteristik adalah gambaran atau karakter tokoh yang diciptakan pengarang untuk mendukung cerita. Penggambaran watak untuk penciptaan dalam suatu
karya sastra sangat tergantung pada cara pengarang menggambarkan tokoh tersebut. Penokohan itu adalah perwatakan yaitu mengenai sifat, tabiat atau perangai tokoh
yang terdapat dalam cerita. Watak digambarkan dengan berbagai cara dan diterangkan satu persatu, baik keadaan jasmani maupun rohani tokoh. Sesuai dengan mekanisme interaksi
dalam struktur komunikatif, maka perkembangan kejadian-kejadian dalam karya sastra didasarkan atas perkembangan peranan tokoh-tokoh, baik peranan sosial maupun
kekeluargaan Ratna, 2003 : 170. Penokohan memiliki kaitan dari masyarakat di mana tokoh berada. Berdasarkan di
atas penokohan dapat dilihat melalui keadaan jasmani dan rohani yaitu tokoh, dialog, dan latar. Dalam kaitannya dengan penokohan, latar dianggap sebagai kerangka kerja moral bagi
pengarang dalam menangani tokoh dan penokohan. Dengan demikian pengarang harus menciptakan penokohan yang selaras dengan latar agar dapat diterima dengan wajar.
Dilihat dari urutan tokoh dalam cerita, dikenal adanya tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau protagonist adalah tokoh yang memegang peran penting atau
mendominasi dalam sebuah cerita. Sedangkan tokoh pembantu tokoh yang mendukung peranan dari tokoh utama.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA