Landasan Teori KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA

17

g. Komunikasi Sosial

Komunikasi sosial menurut Basrowi 2005: 143 adalah suatu proses sosial yang saling memberikan tafsiran kepada atau dari perilaku pihak lain. Melalui tafsiran perilaku pihak lain, seseorang mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap maksud atau peran yang ingin disampaikan oleh pihak lain itu. Dalam hidup bermasyarakat komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk mewujudkan hubungan yang baik dalam keakraban dan kerja sama guna mencapai tujuan yang diharapkan.

h. Kontak Sosial

Menurut Dirdjosisworo 1985: 273 kontak sosial mengandung arti bersama-sama menyentuh secara fisik persinggungan adani. Maka kontak sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan melalui percakapan satu dengan yang lain.

2.2 Landasan Teori

Dalam sebuah penelitian, dibutuhkan landasan teori yang mendasarinya karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Pertama analisis struktural. Analisis ini melihat unsur-unsur yang terdapat dalam suatu karya sastra unsur intrinsik seperti penokohan, alur, perwatakan, latar, sudut pandang, dan tema. Kemudian membongkar dan meneliti karya sastra berdasarkan teks untuk melihat keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra Teeuw, 1988 : 135 . Analisis struktural dapat dijadikan titik tumpu proses penelitian. Selanjutnya analisis struktural merupakan penelitian yang menganalisis suatu karya sastra secara keseluruhan, baik unsur-unsur di dalam karya sastra, muapun unsur-unsur di luar karya sastra tersebut. Teeuw 1988 : 154 berpendapat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18 ”analisis struktural merupakan langkah awal dalam proses pemberian makna, tetapi tidak boleh dimutlakkan dan juga tidak boleh ditiadakan. ” Unsur-unsur pembangun yang terdapat dalam novel Asa, Malaikat Mungilku yang pertama adalah penokohan. Penokohan dalam novel ini dapat kita lihat melalui tokoh-tokoh yang digambarkan oleh Astuti J Syahban yaitu Asa, Joko Syahban, Astuti J syahban, Brita, Reh, dokter Suma, Kris dan Ulie. Perwatakan Asa dalam novel ini digambarkan pengarang merupakan gadis kecil yang baik hati, taat beribadah dan selalu ceria. Joko Syahban yang merupakan ayah Asa memiliki watak yang lembut dan juga baik, Joko adalah seorang ustadz di mesjid yang berada dekat dari rumah mereka. Astuti J Syahban merupakan seorang ibu, dia memiliki perwatakan yang lembut juga penyayang terhadap keluarga, terutama kepada Asa yang menderita penyakit. Selanjutnya tokoh Brita yang merupakan kakak Asa, dia memiliki watak yang suka bercanda kepada Asa tapi terkesan dingin dalam keluarga. Brita memilki satu orang adik lagi yang berjenis kelamin laki-laki bernama Reh. Perwatakan Reh dalam novel ini tidak begitu menonjol karena Reh baru saja lahir. Sedangkan dokter Suma merupakan tokoh yang ramah dan sopan kepada pasien-pasiennya, Kris adalah paman Asa yang memilki watak suka bercanda kepada orang namun sangat sayang kepada Asa, bahkan dia mengganggap Asa sebagai anaknya sendiri. Sedangkan Ulie adalah tante Asa yang merupakan istri dari Kris memiliki watak yang bijak, dia dapat memberikan semangat kepada ibu Asa dan juga keluarga untuk terus tetap berjuang menyembuhkan Asa. Alur dalam novel ini adalah alur maju. Peristiwa yang dialami oleh keluarga Asa dapat dijadikan sebagai pelajaran atau pengetahuan bagi kehidupan yang akan datang untuk mengenal gejala atau penyembuhan penyakit lupus seperti yang diderita oleh Asa. Latar dalam novel tersebut terletak di Solo dan Surabaya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 19 bahwa tema dalam novel tersebut adalah perjuangan, semangat dan doa adalah hal yang membuat kita terus bertahan untuk menjalani kehidupan. Kedua, analisis sosiologi sastra. Dengan menggabungkan dua disiplin ilmu yang berbeda, sosiologi dan sastra, secara harfiah harus di topang oleh dua teori yang berbeda, yaitu teori-teori sosiologi dan teori-teori sastra. Masalah yang perlu dipertimbangkan adalah dominasinya dalam analisis sehingga tujuan yang dimaksudkan dapat tercapai secara maksimal. Sosiologi dan sastra memiliki objek yang sama yaitu manusia dalam masyarakat. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Menurut Damono 1984: 3-4 mengungkapkan bahwa pendekatan sosiologi ini pengertiannya mencakup berbagai pendekatan, masing-masing didasarkan pada sikap dan pandangan teoritis tertentu, namun semua pendekatan ini menunjukkan satu ciri kesamaan, yaitu mempunyai perhatian terhadap sastra sebagai institusi sosial yang diciptakan oleh sastrawan sebagai anggota masyarakat. Dalam sosiologi sastra yang mendominasi jelas teori-teori yang berkaitan dengan sastra, sedangkan teori-teori yang berkaitan dengan sosiologi berfungsi sebagai komplementer. Kesusastraan Indonesia saat ini tidak sedikit yang membicarakan masalah proses sosial, karena proses sosial merupakan segala bentuk proses yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, baik itu proses komunikasi sosial, kontak sosial maupun kerja sama. Sastra tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena sastra menceritakan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Masalah-maslah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat merupakan proses dalam berlangsungnya kehidupan masyarakat sosial. Bentuk-bentuk proses sosial yang akan diungkapkan dalam novel Asa, Malaikat Mungilku ini mengacu pada unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel tersebut. Teori UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 20 sosiologi menurut Nyoman Kutha Ratna 2003 :18 bahwa teori sosiologi yang dapat menopang analisis sosiologis adalah teori-teori yang dapat menjelaskan hakikat fakta-fakta sosial, karya sastra sebagai sistem komunikasi, khususnya dalam kaitannya dengan aspek- aspek ekstrinsik, seperti: kelompok sosial, kelas sosial, interaksi sosial, kontak sosial dan sebagainya. Selain sosiologi sastra penulis juga akan membicarakan tentang proses sosial, karena dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang proses sosial yang terdapat dalam novel Asa, Malaikat Mungilku karya Astuti J. Syahban. Berbicara tentang proses sosial berarti membicarakan proses-proses yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Menurut Basrowi 2005 : 136 proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat, di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Beberapa masalah sosiologi sastra menurut Umar Junus dan Wellek dan Warren dalam Harahap, 2006: 33 ada tiga hal yaitu: 1 pengarang atau pencipta karya sastra dengan latar belakang kehidupannya dihubungkan dengan karya sastra yang dihasilkannya, 2 karya sastra sebagai cermin masyarakat tempat karya sastra tersebut dihasilkan, jadi sebagai dokumen sosiobudaya, dan 3 pembaca karya sastra, bagaimana pengaruh sebuah karya sastra terhadap masyarakat pembacanya.

2.3 Tinjauan Pustaka