Latar Belakang dan Masalah

8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran dari kehidupan sosial masyarakat. Karya sastra yang baik menpunyai sifat yang memuat kebenaran-kebenaran hakiki yang selalu ada Sumardjo dan Saini K.M, 1991:9. Suatu kecenderungan dalam perkembangan karya sastra Indonesia adalah nilai budaya daerah, bahasa daerah, maupun bahasa asing dalam karya sastra. Ilmu sastra menunjukkan keistimewaan, mungkin juga keanehan yang tidak dapat kita lihat pada banyak cabang ilmu pengeyahuan lain, yaitu bahwa objek utama penelitiannya tidak tentu, malahan tidak karuan. Banyak usaha yang dilakukan sejauh ini untuk mengetahui sastra secara hakiki, hal ini terlihat dari usaha dalam memberi batasan dengan pendekatan yang berbeda-beda. Tetapi batasan apapun yang diberikan ilmuwan ternyata diserang, ditentang dan diasingkan karena terbukti tidak kesampaian karena hanya menekankan satu atu beberapa aspek saja, dan ternyata hanya berlaku untuk sastra tertentu. Damono 2002 : 1 menyatakan bahwa karya sastra diciptakan sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah masyarakat, dia terikat oleh stasus sosial tertentu. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Bagaimanapun juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau masyarakat. Sebuah karya sastra diciptakan pengarang berdasarkan pengalaman yang dialaminya sendiri, tetapi ada juga yang dialami oleh orang di dalam kehidupan sehari-hari yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9 kemudian dituangkanya ke dalam sebuah karya sastra. Pada dasarnya, karya sastra mengungkapkan persoalan kehidupan manusia. Dalam hal ini, seorang pengarang sangat membutuhkan pengetahuan tentang sosiologi untuk memecahkan masalah yang ada di dalam karyanya. Sastra dan sosiologi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan karena memiliki objek yang sama yaitu masyarakat. Albrecht dalam Ratna, 2003: 82 mengatakan bahwa karya sastra cara komunikasi antarperson. Aparatus interaksi sosial, yang keberadaannya harus dinilai melalui sistem antar hubungan peranan. Variasi memainkan peranan yang penting dan khas dalam hal sastra lisan, yang biasanya tidak diselamatkan dalam bentuk tulisan. Barangkali sastra bukanlah komunikasi yang biasa, dan mempunyai banyak segi yang aneh dan luar biasa kalau di bandingkan dengan tindak komunikasi lain. Tetapi pemahaman gejala ini yang sesuai dan tepat tidak mungkin tanpa memperhatikan aspek komunikatifnya. Salah satu karya sastra yang paling terkenal adalah novel. Novel merupakan hasil cipta seorang pengarang akan pengalaman kehidupannya dan juga bentuk-bentuk kehidupan masyarakat. Berbagai aspek kehidupan masyarakat yang mengungkapkan berbagai perasaan di dalamnya misalnya latar belakang kehidupan masyarakat menjadi dasar dalam penciptaan sebuah karya sastra. Pengarang dapat menimbulkan respon emosi yang dapat berasal dari diri pengarang sendiri tetapi bisa juga dari pembaca berupa kekecewaan, kemarahan, dan sebagainya yang merupakan penilaian pembaca terhadap cerita yang disuguhkan oleh pengarang. Sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakatnya,sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala-gejala alam. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.Perbedaanya, apabila sosiolog melukiskan kehidupan manusia dan masyarakat melalui analisis ilmiah dan objektif, sastrawan mengungkapkannya melalui emosi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 10 secara subjektif dan evaluatif.sastra juga memanfaatkan pikiran, intelektualitas, tetapi tetap didominasi oleh emosionalitas. Sampai saat ini, penelitian sosiologi lebih banyak memberikan perhatian pada sastra nasional, sastra modern, khususnya mengenai novel. Dikaitkan dengan masyarakat sebagai latar belakang proses kreatif, masalah yang menarik adalah kenyataan bahwa masyarakat berada dalam kondisi yang berubah dinamis. Sosiologi sastra adalah penelitian terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan keterlibatan struktur sosialnya. Dengan demikian, penelitian sosiologi sastra, baik dalam bentuk penelitian ilmiah maupun aplikasi praktis, dilakukan dengan cara mendeskripsikan, memahami, dan menjelaskan unsur-unsur karya sastra dalam kaitannya dengan perubahan- perubahan struktur sosial yang terjadi di sekitarnya. Kenyataan yang ada dalam sosiologi bukanlah kenyataan objektif, tetapi kenyataan yang sudah ditafsirkan, kenyataan sebagai konstruksi sosial. Alat utama dalam menafsirkan kenyataan adalah bahasa sebab bahasa merupakan milik bersama, di dalamnya terkandung persediaan pengetahuan sosial. Apalagi dalam sastra, kenyataan interpretatif subjektif sebagai kenyataan yang di ciptakan. Kesusasteraan Indonesia saat ini tidak sedikit yang membicarakan tentang proses sosial, karena proses sosial merupakan bagian dari kehidupan dalam bermasyarakat. Baik itu kerja sama, komunikasi, kontak sosial dan sebagainya. Objek kajian penelitian ini adalah novel Asa, Malaikat Mungilku karya Astuti J. Syahban yang diterbitkan pada 2009. banyak novel yang telah dicetak lalu diterbitkan karena minat pembaca yang begitu besar akan novel tersebut. Astuti J. Syahban lahir di Solo 12 Agustus 1971.Dalam novel Asa, Malaikat Mungilku, Astuti J. Syahban berhasil meenunjukkan kepada pembaca bahwa seorang anak perempuan yang masih kecil begitu mempunyai semangat yang kuat meskipun anak itu terkena penyakit yang mematikan, dia divonis oleh dokter terkena penyakit lupus. Penyakit tersebut dikatakan belum ada obat yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 11 dapat menyembuhkannya. Lupus diartikan dalam ilmu medis adalah srigala, dan penyakit lupus ini secara perlahan-lahan menghancurkan tubuh Asa. Tapi karena keluarga sangat menginginkan si anakAsa untuk sembuh maka mereka bertanya-tanya kepada siapa saja dan kepada dokter atau orang yang tahu tentang penyakit lupus. Pada akhirnya keluarga mereka mendapat informasi bahwa ada seorang dokter khusus untuk penyakit lupus yang berada di Yogyakarta dan mereka pun berangkat ke sana. Kemudian Dokter memberi obat berupa Prednison kepada Asa dengan dosis yang telah ditentukannya. Betapa mengerikannya penyakit ini hingga semua organ tubuh Asa nyaris diserang. Dia hanya bisa menaruh harap di atas kebesaran Tuhan untuk kesembuhannya. Namun takdir menunjukkan kekuasaanya bahwa Asa harus meninggal dunia di usianya yang masih tujuh tahun. Pembaca yang membaca novel tersebut akan merasakan bagaimana penderitaan si anak Asa memiliki penyakit seperti lupus tersebut. Apalagi diketahui bahwa penyakit itu belum ada obat yang dapat menyembuhkannya. Bukan pertama kali ditemukan novel yang bercerita tentang penyakit, tetapi dari zaman sebelum orde baru sudah dikisahkan bahwa ada jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Penyakit dalam novel Orang-Orang Buangan karya Subagio Sastrowardayo yang berkisah tentang penyakit Sampar di tahun 60-an yang belum dapat diobati. Apalagi jenis penyakit dalam novel Orang-Orang Buangan itu menular dan telah banyak merenggut nyawa masa itu. Penyakit tersebut di zaman sekarang dikenal dengan diare yang berakibat muntaber muntah berak. Berdasarkan uraian tersebut, jelas bahwa novel berkisah tentang pengalaman manusia yang ada di dalam kehidupannya. Novel merupakan cerminan masyarakat zamannya. Oleh karena itu, Penelitian ini menitikberatkan pada gambaran proses sosial yang terdapat dalam novel tersebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12 Oleh karena itu, kisah ini sangat menarik untuk diteliti dan dianalisis secara sosiologi sastra dengan memandang unsur intrinsik dan ekstrinsik, maupun nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam novel tersebut. Penelitian ini akan sangat menarik mengingat perjuangan dan semangat seorang anak kecil yang menderita penyakit mematikan untuk terus bertahan melanjutkan hidup dan proses sosial sosial yang terdapat dalam novel tersebut. Hal inilah yang membuat peneliti merasa yakin bahwa penelitian ini layak diangkat. 1.1.2 Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini maka pokok permasalahan yang akan dibicarakan adalah: 1 Bagaimanakah struktur yang membangun karya sastra yang terdapat dalam novel Asa, Malaikat Mungilku.? 2 Bagaimanakah bentuk proses sosial yang terdapat dalam novel Asa, Malaikat Mungilku.?

1.2 Batasan Masalah