pendekatan Struktural dalam Novel Asa, Malaikat Mungilku Asa

27

BAB IV PROSES SOSIAL DALAM NOVEL ASA, MALAIKAT MUNGILKU

KARYA ASTUTI J. SYAHBAN

4.1 pendekatan Struktural dalam Novel Asa, Malaikat Mungilku

4. 1. 1 Penokohan

Penokohan atau karakteristik adalah gambaran atau karakter tokoh yang diciptakan pengarang untuk mendukung cerita. Penggambaran watak untuk penciptaan dalam suatu karya sastra sangat tergantung pada cara pengarang menggambarkan tokoh tersebut. Penokohan itu adalah perwatakan yaitu mengenai sifat, tabiat atau perangai tokoh yang terdapat dalam cerita. Watak digambarkan dengan berbagai cara dan diterangkan satu persatu, baik keadaan jasmani maupun rohani tokoh. Sesuai dengan mekanisme interaksi dalam struktur komunikatif, maka perkembangan kejadian-kejadian dalam karya sastra didasarkan atas perkembangan peranan tokoh-tokoh, baik peranan sosial maupun kekeluargaan Ratna, 2003 : 170. Penokohan memiliki kaitan dari masyarakat di mana tokoh berada. Berdasarkan di atas penokohan dapat dilihat melalui keadaan jasmani dan rohani yaitu tokoh, dialog, dan latar. Dalam kaitannya dengan penokohan, latar dianggap sebagai kerangka kerja moral bagi pengarang dalam menangani tokoh dan penokohan. Dengan demikian pengarang harus menciptakan penokohan yang selaras dengan latar agar dapat diterima dengan wajar. Dilihat dari urutan tokoh dalam cerita, dikenal adanya tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau protagonist adalah tokoh yang memegang peran penting atau mendominasi dalam sebuah cerita. Sedangkan tokoh pembantu tokoh yang mendukung peranan dari tokoh utama. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 28 Di bawah ini akan dideskripsikan penokohan dari tokoh-tokoh yang ada dalam novel Asa, Malaikat Mungilku karya Astuti J. Syahban sebagai berikut:

a. Asa

Asa adalah tokoh utama dalam novel ini. Dia adalah seorang gadis kecil yang ramah dan mudah bergaul kepada setiap orang dan selalu ceria, selain itu Asa adalah gadis yang kuat dan tegar karena dia mengidap penyakit lupus. Asa merupakan siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Ketika berada di Jakarta dia memang anak yang cepat akrab dengan orang lain, baru beberapa jam tiba di pondok adik iparku, ternyata Asa punya sahabat baru. Aku sempat memperhatikan perkenalan mereka. ”Hai Sapa namamu? Asa tersenyum sambil mengulurkan tangan sambil mengajak bersalaman sebelum memperkenalkan dirinya. ”Asa.” ”Aku Tika. Main yuk” Hal. 46 Karena Asa dikenal sebagai anak yang ramah dia sampai dijuluki sebagai anak yang mempunyai banyak ibu. Semua teman-teman mamanya dia panggil dengan sebutan ibu, sangat sedikit yang dia panggil tante. Dia satu-satunya anak yang terkadang memanggilku dengan panggilan kesayangannya, ”Mommy”. Meski dia hanya punya satu mama, dia punya banyak ibu. Semua teman mamanya dia panggil ibu, hanya beberapa yang dia panggil tante yakni mereka yang belum menikah.Hal 91. Meskipun Asa terserang penyakit yang parah kemauan Asa untuk tetap bersekolah sangat kuat, bahkan dokter sudah menganjurkannya agar banyak beristirahat. Karena kemauan Asa yang sangat kuat akhirnya ibu dan ayahnya pun mengizinkan Asa untuk sekolah. Pagi itu aku sudah mengingatkan Asa untuk tidak masuk sekolah, dia bergeming sampai papa berbicara keras padanya. ” Papa gak mau antar Asa ke sekolah kalau kamu nekat mau sekolah, ”Nggak apa-apa, Pa. Asa janji Cuma duduk aja nanti di sekolah, nggak akan main. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29 ”Mama, Asa pengen sekolah, janji kalau nanti Asa pusing. Asa langsung telepon mama biar mama jemput.” Pukul sebelas siang, telepon di rumah berdering. Aku berlari untuk segera mengangkat gagang pesawat telepon itu. ”Assalamualaikum, Ma. Asa gak enak badan jemput sekarang ya. Kayaknya sakitnya mau datang lagi. Hal. 126-127 Asa yang menderita penyakit lupus sangat ikhlas, pasrah dan sabar menerima keadaanya, begitu juga dengan keluarganya. Meskipun sedih tetapi mereka tidak akan menunjukkan kesedihan itu di depan Asa ”Sudahlah, Pa, Ma, serahkan semua kepada Allah.” Mendengar kata-kata Asa, aku tak mampu membendung air mataku. Papa pun langsung mengelus kepala putrinya itu. Ya, semenjak mendapat penjelasan panjan dari dokter jantung, banyak perasaan berkecamuk dan seperti menghantui saja. Artinya adalah anak itu tidak boleh kecapaian barang sedikit pun. Hal, 177. Asa juga suka menuliskan kejadian atau peristiwa yang dialaminya ke dalam catatan harian. Begitu juga perasaannya, dia selalu menuliskan semuanya di buku catatannya. Aku merasakan kadang sedih kadang gembira, aku jadi ingin putus asa. Aku senang kalau ada berita baik, kalau berita baik dari penyakitku ini akan tambah senang, tapi aku kurang yakin kalau penyakitku ini bisa sembuh. Semoga aja ini cepat berakhir Aku gak bisa begini terus, aku kan harus mewujudkan impian mama dan cita-citaku yang ingin menghapal Al-Quran dan sekolah di UGM, aku pengen jadi dokter biar bisa ngobati pasien. Semoga saja penyakit ini bisa cepat sembuh. Ya Allah aku ingin sembuh.. Amin.... Hal. 284 Ketika ibunya mempunyai rencana untuk memindahkan Asa dari sekolah lamanya ke sekolah baru dia pun menulis keluh kesahnya ke buku hariannya. Suatu saat ibunya membaca buku harian milik Asa sehingga ibunya merasa kasihan karena jika hal itu terjadi maka Asa harus menyesuaikan diri kembali dengan lingkungan baru. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 30 Aku hanya tidak ingin pisah dari teman-temanku, tapim ku harus pindah sekolah mungkin ini cobaan dari Allah. Tapi walaupun apa nama sakitku... entah itu berbahaya atau tidak aku menerima dengan ikhlas bila Allah memberi cobaan ini. Aku ingin pisah dengan teman- temanku yang berada di SD-AL ISLAM, walaupun itu aku harus pindah sekolah yang berada di dekat rumah. Ya Allah maapkan dosaku dan dosa kedua orang tuaku, bukalah lebar-lebar pintu surgamu. Amin...Hal. 285 Aku tidak tahu mau sekolah dimana tapi mamaku sudah mendaftarkan ku di SD Tegalrejo. Tapi disana sudah kebanyakan murid, mama dan Papa bingung akupun ikut bingung. Tapi mama berkata kepada Papa: Asa hanya pindah kelas saja 4a-4d kan lantai 2 bukan lantai tiga. Mamaku juga hari ini datang ke SD AL-ISLAM dan bilang sama guruku, semoga saja aku tidak jadi pindah, kalauhanya pindah kelas saja nggak apa-apa. Kan masih bisa ketemu sama teman-teman. Aku belum tahu sih tapi kalau aku gak bisa juga ya di SD Semanggi. Ya Allah semoga aku tidak jadi pindah, Amin

b. Astuti ibu