Sejarah Negara Somalia dan Perompakan di Perairan Somalia

BAB III PEROMPAKAN DI PERAIRAN SOMALIA

A. Sejarah Negara Somalia dan Perompakan di Perairan Somalia

Republik Demokratik Somalia adalah sebuah negara yang terletak di sebelah timur Afrika, di Samudera Hindia dan Teluk Aden. Negara ini berbatasan dengan Djibouti, Ethiopia dan Kenya. Keseluruhan populasi Somalia diperkirakan sekitar 6.000.000 jiwa. Negara ini juga memiliki populasi pengungsi terbesar di seluruh dunia. Kelompok etnis di negara ini mencakup Somalia 98 dan Arab serta Asia 2. Bahasa yang banyak digunakan adalah bahasa Arab dan Somalia keduanya bahasa resmi, Inggris juga Italia. Islam Sunni adalah agama utama. Tingkat baca tulis diperkirakan sekitar 40. Pemerintah negara ini pada tahun 1990 berbentuk Republik. Berdasarkan konstitusi tahun 1979, Presiden dinominasikan oleh Komite Pusat Partai Sosialis Revolusioner Somalia Central Committee of the Somali Revolutionary Socialist Partay dan dipilih oleh Sidang Rakyat People’s Assembly untuk masa jabatan enam tahun. Sidang ini dinominasikan oleh partai dan dipilih oleh suara terbanyak untuk masa jabatan lima tahun, dan enam anggota yang ditunjuk oleh Presiden. Pengadilan terdiri dari Pengadilan Distrik, Pengadilan Regional, Mahkamah Banding dan Mahkamah Agung. Masyarakat Somalia terbagi menjadi klan dan sub-klan, sub-klan itu sendiri berada dibawah klan yang kemudian seterusnya berlanjut hingga menjadi satuan negara. Lima Klan tersebut ialah Darod, Hawiya, Isaak, Dir dan Digil Mirifleh. Namun, dalam perjalanannya keinginan untuk mempersatukan kependudukan Somalia itu menemui kegagalan yang berujung terhadap kekalahan militer dan konflik internal yang kemudian tumbuh. Pada Mei 1991, klan-klan di daerah utara yang sekarang disebut dengan Somali Land memproklamasikan kemerdekaannya. Walaupun tidak diakui oleh kebanyakan negara, entitas ini masih tetap ada dengan bantuan klan berkuasa yang sangat berpengaruh dan infrastruktur ekonomi bekas peninggalan program kerjasama militer dengan Inggris, Rusia dan Amerika Serikat. Somalia dahulunya berupa Protektorat Britania. Tidak lama kemudian setelah Somalia Britania merdeka, dia bergabung dengan Somalia Italia untuk membentuk Somalia pada 1960. Perdana menteri Somalia Britania, Ibrahim Egal, menjadi salah satu menteri di Republik Somalia. Ia menjadi Perdana Menteri pada 1967 tetapi digulingkan melalui kudeta pada 1969. Pada 1991, setelah ambruknya pemerintah Somalia, wilayah di bagian barat laut Somalia ini memproklamasikan kemerdekaan Republik Somalia, meskipun hampir tidak ada kalangan internasional yang mengakui kedaulatannya. Egal dilantik sebagai Presiden pada 1993, terpilih kembali pada 1998 dan tetap berkuasa hingga dirinya meninggal pada 03 Mei 2002. Wakil presiden Dahir Riyale Kahin menggantikan posisi Egal. Sejak meraih kemerdekaan, Somalia telah berupaya menguasai daerah Sanaag dan Sool. Upaya Somali Land untuk memproklamasikan kemerdekaannya menjadi sulit tanpa Sanag dan Sool karena wilayah Somali Land sekarang tidak memadai dari segi ekonomi. Somalia sendiri terbagi menjadi lima wilayah, yang masing-masing wilayah mempunyai pemerintahan sendiri dan berbeda dengan wilayah lainya. Pembagian wilayah tersebut, yaitu: 25 1 Pembagian wilayah Somalia Pada bagian tengah bendera Somalia terdapat gambar bintang putih yang memiliki lima segi. Bintang ini merupakan lambang bahwa sebenarnya wilayah Somalia mencakup lima wilayah, yang keseluruhannya disebut dengan Somalia Raya. Dua di antara wilayah tersebut yaitu Somali Land dan Punt Land terbentuk dan bersatu mulai dari tahun 1960 hingga 1991. Keduanya disebut dengan Republik Somalia. Namun sejak tahun 1991, keduanya terpecah dan memiliki pemerintahan masing-masing. Sedangkan tiga wilayah lainnya bisa dinamakan dengan wilayah Somalia yang hilang. Karena hingga saat ini, wilayah tersebut masih terpisah dengan Somalia atau telah menjadi bagian dari negara tetangga. Lima wilayah tersebut adalah : a. Somalia Italia Wilayah ini dikenal dengan nama Somalia Italia karena ia adalah bekas jajahan Italia. Somalia Italia merupakan wilayah terluas dibanding wilayah lainnya. Wilayah ini meraih kemerdekaan dari Italia pada tanggal 25 Republik Demokratik Somalia http; www.elib.unikom.ac.id ., Diakses Pada 30 Mei 2012 1 Juli 1960, kota terpenting di wilayah ini adalah Mogadishu, ibu kota Somalia saat ini. Sejak meletusnya perang saudara di Somalia 1991, Somalia Italia terpecah-pecah lagi menjadi wilayah-wilayah kecil yang saling terpisah. Di antara wilayah yang terpecah ini adalah: • Negeri Punt Punt Land, terletak di sebelah Timur Laut Somalia. Luas wilayahnya sekitar 200.000 km2, atau 33 dari luas seluruh wilayah Somalia. Punt Land dihuni oleh sekitar 2,5 juta penduduk. Sejak Agustus 1998, Dewan Suku di wilayah ini mengumumkan pemerintahan mandiri secara sepihak. Sejak saat itu, terpilihlah Abdullahi Yusuf sebagai presiden di wilayah ini. • Wilayah Somalia Barat Daya Wilayah Somalia Barat Daya terbentuk pada April 2002 dengan nama Kiyan Janub Gharbiy Al-Shumal. Wilayah ini menjadikan kota Baidoa sebagai ibukotanya. Di bawah kepemerintahan Kolonel Hasan Muhammad Nur. • Wilayah Jalkaiu Wilayah ini terbentuk pada Oktober 2002 atas prakrasa dari kepala-kepala suku dan para pemuka agama. Wilayah ini terletak di sebelah timur laut Somalia. Nama wilayah ini diambil dari nama sebuah 74 daerah di Somalia yang bernama Jalkaiu. Mayoritas penduduknya berasal dari suku Hawiya dan Darod. Wilayah Jalkaiu ini membangun hubungan diplomasi dengan wilayah Punt Land. • Wilayah Kekuasaan Pemerintahan Transisi Selain tiga wilayah di atas, sisa dari wilayah Somalia Italia saat ini adalah wilayah dari pemerintahan transisi. Namun untuk saat ini. Pemerintahan transisi hanya menguasai sebagian saja dari wilayah ibukota, Mogadishu. b. Ard Al-Shumal Somali Land Ard Al-Shumal dikenal dengan Somali Land atau Somalia Inggris, karena wilayah ini pernah berada di bawah kekuasaan Inggris. Somali Land terletak di sebelah Barat Daya Somalia. Ia meraih kemerdekaan dari Inggris pada 26 Juni 1960. Luas wilayah Somali Land sekitar 137.600 km2 dengan jumlah penduduk 3,5 juta jiwa. Sebelah utaranya berbatasan dengan Djibouti, Ethiopia, dan Teluk Aden. Ibu kotanya Hergeisa. Somali Land memisahkan diri dari Republik Somalia sejak tahun 1991. Ketika presiden Somalia yang diktator bernama Siad Barre berhasil digulingkan pada 19 Januari 1991, Muhammad Ibrahim Egal mengumumkan kemerdekaan wilayah Somali Land pada 18 Mei 1991. Namun pemisahan diri secara sepihak ini tidak mendapat pengakuan internasional. Pada tahun 2001, Somali Land menyelenggarakan referendum yang menyebabkan terpisahnya Somali Land secara mutlak dengan Republik Somalia.Pada waktu yang sama, mereka membentuk wilayah dengan nama Republik Somali Land.Sebagai wilayah yang mengumumkan berpisah dan merdeka secara sepihak, Somali Land telah memiliki pemerintahan, parlemen, dan militer sendiri. Di antara kota penting di Somali Land adalah kota Barbarah. Di kota ini terdapat pelabuhan yang terletak di Teluk Aden. Ethiopia menggunakan pelabuhan ini sebagai jalur memasok barang impor. Keistimewaan Somali Land dibandingkan dengan wilayah lainnya adalah, wilayah ini relatif aman dibanding wilayah Somalia lainnya, khususnya dengan adanya upaya terus-menerus dalam menanggalkan senjata dari milisi-milisi militer. c. Wilayah Ogaden Wilayah ini juga dikenal dengan Somalia Barat. Wilayah ini telah digabung menjadi bagian dari Ethiopia pada tahun 1954. Pihak Ethiopia menamakan wilayah ini dengan nama wilayah kelima atau wilayah Ogaden. Wilayah ini mayoritas dihuni oleh suku Arab Muslim yang memiliki dasar dari Somalia. d. Wilayah Somalia Barat Daya Wilayah ini dikenal dengan nama Northern Frontier District NFD atau Wilayah Perbatasan Utara. Wilayah Somalia ini hingga kini masih menjadi bagian dari wilayah Kenya. Ibu kotanya bernama Gharisa. Wilayah NFD ini telah digabungkan menjadi bagian dari Kenya sejak tahun 1963, setelah penandatanganan perjanjian Oresya. Sebelum Kenya merdeka dari penjajah Inggris, seluruh partai di wilayah NFD ini sepakat melakukan referendum untuk menentukan sikap mereka, apakah bergabung dengan Kenya atau kembali bergabung dengan Somalia. Hasilnya, rakyat NFD lebih memilih bergabung dengan Somalia, namun Inggris menghapus hasil referendum ini, sehingga sampai saat ini NFD masih menjadi bagian dari wilayah Kenya. e. Wilayah Afar dan Isa Djibouti Daerah ini dikenal dengan Somalia Perancis. Sejak kemerdekaannya dari Perancis pada tahun 1977, wilayah ini lebih dikenal dengan nama Djibouti. Afar dan Isa adalah dua suku utama di wilayah ini. Secara sejarah, bahasa, dan system masyarakat, Djibouti ini merupakan bagian dari Somalia. Namun secara geografis telah terpisah. Setelah wilayah ini merdeka, Djibouti langsung menjadi anggota Liga Arab, PBB, dan organisasi internasional lainnya. 1 Sejarah perompak di Somalia Somalia dahulu bernama Republik Demokratik Somali, adalah sebuah negara di pesisir Afrika Timur yang eksis secara de jure. Somalia tidak memiliki otoritas pemerintah pusat yang diakui. Otoritas secara de facto berada di tangan pemerintah yang tidak diakui, yaitu Somaliland bekas wilayah Britania Raya yang terletak di bagian barat laut Somalia, Puntland wilayah bagian Timur laut Somalia, dan beberapa panglima perang warlord yang saling bermusuhan, di mana ketiga-tiganya memimpin pemerintahan oposisi. Pada tahun 1991, satelah runtuhnya pemerintahan Mohammed Siad Barre, Somalia terus dilanda konflik. Dan akibatnya Somalia tidak memiliki pemerintahan yang fungsional. Somalia kerap disebut sebagai negara gagal karena kekerasan konflik, kekacauan dan kemiskinan yang terjadi. Tidak berfungsinya pemerintahan di Somalia mengakibatkan kerusuhan dan konflik internal yang berkepanjangan. Akibatnya beberapa klan militan yang terdapat di Somalia membentuk wilayahnya masing- masing dan mengklaim kemerdekaan negaranya sendiri. Klan-klan militan tersebut diantaranya adalah Darod, Hawiye, Digil-Mirifie, dan Dir. 26 Kemarau yang berkepenjangan menyebabkan masyarakat dilanda kelaparan. Keadaan ini semakin memperburuk ekonomi Somalia sejak runtuhnya pemerintahan Mohammed Siad Barre. Akibatnya timbul niat jahat di masyarakat untuk melakukan tindakan kriminal untuk memenuhi kehidupannya. Sedangkan sebahagian masyarakat lain memilih untuk menjadi seorang nelayan. Tetapi setelah runtuhnya pemerintahan Muhammed Siad Barre dan ketidakstabilan keamanan yang terjadi di Somalia, dimanfaatkan beberapa negara untuk melakukan tindakan yang melangar hukum internasional. Banyak kapal-kapal asing dari negara-negara maju dan Asia yang melakukan pembuangan limbah nuklir baracun dan penangkapan ikan secara illegal di perairan laut Somalia. 27 26 Profil Negara Somalia, http;www.indonesia-addis.org.et., Diakses Pada 31 Mei 2012 Mereka datang dengan menggunakan kapal-kapal yang memiliki teknologi terbaru untuk masuk kedalam perairan laut Somalia tanpa izin. 27 “Pembajakan Kapal Somalia, Momok Industry Maritime Dunia”, oleh. Ims Sanjaya Dosen Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin, http:maeylianacoolz.blogspot.com , Diakses Pada 31 Mei 2012 Masyarakat Somalia nelayan Somalia merasa terganggu dengan masuknya kapal-kapal asing tersebut ke negaranya karena mengurangi hasil tangkapan mereka yang hanya mempergunakan alat-alat tradisional untuk menangkap ikan. Tindakan kapal-kapal tersebut telah merugikan nelayan Somalia yang saat itu sangat kekurangan. Masyarakat yang berada atau tinggal di pinggir pantai berfikir bahwa merekalah yang harus melindungi sendiri laut negaranya. Nelayan-nelayan Somalia yang merasa terganggu dengan kehadiran kapal-kapal asing penangkap ikan tersebut membentuk perkumpulan yang disebut dengan penjaga pantai. Penjaga pantai ini terdiri dari nelayan-nelayan yang berada di daerah persisir Somalia. Penjaga pantai bertugas untuk mengawai serta mengusir kapal-kapal asing yang menangkap ikan di perairan laut Somalia keluar dari negara mereka. Pada awalnya penjaga pantai menjaga perairan laut Somalia hanya dengan menggunakan kapal nelayan biasa tanpa menggunakan senjata, dan hanya memberikan teguran kepada kapal-kapal asing tersebut, tetapi tanggapan yang mereka terima dari kapal-kapal asing penangkap ikan tersebut sangat tidak manusiawi, yaitu menabrakkan kapal-kapal besi mereka ke kapal penjaga pantai yang hanya terbuat dari kayu. Tindakaan-tindakan yang dilakukan kapal-kapal asing penangkap ikan tersebut menyebabkan kapal-kapal para penjaga pantai tenggelam dan matinya penjaga pantai. Setelah kejadian tersebut para penjaga pantai kembali mulai melengkapi diri mereka dengan senjata api yang bertujuan untuk menakut-nakuti kapal- kapal asing penangkap ikan agar segera keluar dari perairan laut Somalia. Dengan senjata api yang telah miliki, mereka mulai menakut nakuti kapal-kapal asing penangkap ikan yang masuk ke perairan laut Somalia dengan menembakkan senjata mereka kearah atas agar kapal-kapal tersebut menjadi takut untuk datang kembali ke laut teritorial mereka. Namun kedaan yang seperti ini tidak bertahan lama, karena kapal-kapal asing penangkap ikan datang kembali untuk melakukan penangkapan ikan secara illegal. Tetapi kali ini kapal-kapal tersebut tidak datang sendiri ke laut Somalia akan tetapi mendapat pengawalan dari angkatan laut bersenjata negara asal mereka. Keadaan ini menyebabkan para penjaga pantai tidak dapat lagi menakut nakuti kapal-kapal tersebut dengan hanya menembakkan senjata mereka. Oleh karena itu para penjaga pantai mulai menembaki kapal-kapal asing yang memasuki perairan laut Somalia, tetapi dalam melakukan aksi pengusiran tersebut para penjaga pantai mendapat perlawan dari angkatan laut bersenjata yang mengawal kapal asing tersebut dengan menembaki para penjaga pantai dengan meriam-meriam berukuran besar yang berada diatas kapal perang. Karena keadaan yang semakin memburuk para penjaga pantai mulai melengkapi diri mereka tidak hanya dengan senjata api saja tetapi juga dengan senjata senjata berat lain seperti pelontar granat, serta senjata api yang lebih canggih lagi dengan jangkauan yang lebih jauh, dengan harapan dapat membalas serangan kapal-kapal perang yang melindungi kapal penangkap ikan asing. Sejalan dengan semakin memburuknya kondisi perekonomian dan tidak adanya lapangan pekerjaan bagi rakyat Somalia, terutama kaum muda, para penjaga pantai ini mulai berfikir untuk mendapatkan uang dengan mudah yaitu dengan melakukan tindakan perompakan terhadap kapal-kapal laut yang melintas di sekitar perairan laut negaranya. Sasaran perompakan adalah kapal- kapal yang melintas di perairan laut Somalia yang akan menuju ke terusan Suez. Dengan menggunakan perahu mesin, gerombolan nelayan tersebut tidak takut menghadang kapal-kapal berbadan raksasa. Terkadang mereka mendapat “tangkapan sampingan” mulai dari senjata mesin dan tank T-72 buatan Rusia yang diangkut kapal kargo Ukraina MV Faina, hingga minyak mentah seharga US100 juta yang di bawa sebuah kapal tanker Arab Saudi, Serius Star. Para perompak yang berkedukan di Somalia menyulap jalur pelayaran yang ramai di lepas pantai negaranya yang sedang berkonflik menjadi sejumlah perairan yang paling berbahaya di bumi dan membuat dunia rugi miliaran dolar setiap tahunnya. Selama bertahun-tahun semenjak runtuhnya pemerintahan Muhammed Siad Barre, di Somalia perompakan bukanlah hal yang besar. Pekerjaan ini merupakan salah satu cara bagi anak muda laki-laki Somalia yang putus asa yang kebetulan memiliki senjata agar dapat bertahan hidup di negara miskin tersebut. Karena besarnya uang yang dihasilkan dari pembajakan kapal, para penjaga pantai telah lupa untuk apa dahulunya mereka di bentuk, yang dahulunya hanya bertugas untuk mengusir kapal-kapal asing yang masuk perairan negaranya, menjadi perompak yang paling ditakuti dan membuat perairan laut negaranya menjadi salah salah satu perairan yang paling berbahaya di dunia. Perompak Somalia dapat dibagi menjagi tiga bagian, yaitu : 28 a. Perompak dari kelompok nelayan Kelompak perompak ini merupakan para mantan nelayan yang dahulunya merupakan penjaga pantai. Perompak ini di anggap sebagai tulang punggung aksi perompakan, karena merekalah yang lebih mengetahui tentang Teluk Aden. b. Perompak mantan milisi dari perang saudara Somalia Mereka adalah eksekutor perompak sekaligus yang maju dan meyerang kapal-kapal yang melewati periaran Somalia. c. Perompak ahli IT Para ahli IT ini bertugas untuk mengoperasikan peralatan canggih sekaligus yang berkomunikasi lewat satelit, untuk memantau kapal-kapal yang tertangkap oleh radar perompak. Faktor Penyebab Timbulnya Pembajakan dan Perompakan di Somalia. a. Situasi ekonomi di Somalia Situasi ekonomi di Somalia sangat memprihatinkan. Kemiskinan merupakan salah satu sumber motivasi kejahatan di negara ini. Tingkat pendapatan perkapita sangat rendah berkisar sekitar 600 US pertahun 28 Perompak Somalia dan Sejarahny, http:rasapas.wordpress.com20110413perompak-somalia-dan-sejarahnya Diakses Pada 07 Juni 2012 atau kurang dari dua dolar perhari. Tingkat pengangguran mencapai 66 di perkotaan dan 41 di pedesaan menjadi potensi besar untuk melakukan tindakan pembajakan. Kondisi perekonomian menjadi pemicu utama bagi tindakan kejahatan yang terjadi di Somalia. Sebagian masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir dan bekerja sebagai nelayan memperoleh kehidupannya dari hasil penangkapan ikan, sehingga dalam rangka mempertahankan kehidupannya, berbagai cara akan ditempuh tanpa memandang apakah cara yang ditempuh tersebut melanggar hukum atau tidak. Kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia yang membawa berbagai jenis muatan berlayar melalui kawasan ini, menjadi motivasi bagi masyarakat sekitar untuk melakukan tindakan-tindakan kriminal yaitu dengan membajak kapal-kapal laut yang melewati daerah tersebut. Hasil dari pembajakan laut ini kemudian dijadikan sebagai sumber utama pendapatan, khususnya masyarakat pesisir dan umumnya masyarakat Somalia. Uang dari hasil tebusan kapal-kapal yang dibajak bisa mencapai ratusan juta US. b. Lemahnya kontrol pemerintah terhadap permasalahan di dalam negeri Somalia Pemerintahan yang tidak dapat mengontrol permasalahan dan perkembangan yang terjadi di dalam negerinya, akan menimbulkan peluang bagi sekelompok orang untuk melakukan tindakan sepihak yang menguntungkan dirinya. Hal ini dialami oleh Somalia yang sejak tahun 1991 tidak memiliki otoritas pemerintahan pusat yang efektif sehingga pemerintah tidak dapat melakukan kontrol terhadap permasalahan- permasalahan yang terjadi di dalam negerinya secara efektif. c. Rendahnya kemampuan para penegak hukum di Somalia Minimnya kemampuan para penegak hukum di negara ini, baik yang bertugas di darat maupun di laut, merupakan peluang yang besar bagi para pelaku pembajakan untuk lebih leluasa melakukan tindakan kriminal. Selain itu aksi-aksi pembajakan tersebut bukan hanya dilatarbelakangi oleh tidak adanya pengawasan dari aparat di wilayah ini, akan tetapi juga karena tidak adanya penegakan hukum law enforcement yang dilakukan secara profesional terhadap para pelaku aksi pembajakan di laut tersebut. d. Kondisi ini disebabkan oleh latar belakang individunya seperti, latar belakang pendidikan, moral, komitmen, dan lain-lain sehingga kelemahan tersebut dapat berdampak pada pendekatan yang dilakukan oleh penegak hukum dalam hal tindakan pencegahan, pengawasan maupun penindakan terhadap aksi-aksi pembajakan di laut kadangkala tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini juga berakibat pada kurangnya koordinasi antar penegak hukum terkait dan dapat menyebabkan lambatnya tindakan pencegahan dan penangkapan, lamanya waktu yang diperlukan sejak laporan diterima sampai dengan tindakan. e. Kondisi Geografis negara Somalia Kondisi geografis wilayah perairan Somalia menjadi salah satu faktor pemicu meningkatnya aksi-aksi pembajakan di wilayah ini. Para pembajak sebelum melakukan aksinya telah mempertimbangkan dan memperhitungkan sarana, sasaran serta tempat persembunyian yang ideal terlebih dahulu. Dengan kemampuan kapal yang terbatas yang digunakan, mendorong para pelaku kejahatan akan memilih jalur perdagangan yang sempit dan ramai, bukan di perairan lepasterbuka. Teluk Aden merupakan wilayah yang sangat strategis untuk dijadikan sebagai tempat pembajakan, karena wilayah ini dinilai sangat ramai dilewati oleh kapal-kapal komersial asing yang membawa barang- barangkargo. 2 Perkembangan perompakan di Somalia Perompakan sudah menjadi pemandangan biasa di Teluk Aden, yang terhampar antara Yaman di pantai selatan Semenanjung Arab dan Somalia di Teluk Afrika. Mereka menyerang dan mengepung kapal-kapal kargo, kapal pengangkut minyak, bahkan kapal pesiar yang berlayar di perairan antara Benua Asia dan Eropa. Kawanan-kawanan perompak ini hanya menggunakan kapal motor yang biasanya hanya membawa senjata yang tidak lebih modern dari pada senjata otomatis. Saat ini semua klan di pinggir laut Somalia kini menggantungkan hidupnya dari hasil pembajakan. Perempuan Somalia bertugas memasak roti untuk para pembajak, laki-laki dan anak-anak menjaga orang-orang yang disandera, yang lain bertugas sebagai penjual senjata, montir-montir kapal, akuntan dan pembuat kapal-kapal sekoci. Sedangkan yang lainnya bekerja sebagai pedagang pemasok air minum, bahan bahar serta rokok yang dibutuhkan perompak untuk berlayar mencari kapal-kapal untuk di bajak. 29 Perkembangan perompak saat ini lebih maju dibandingkan sebelumnya. Untuk serangan tidak terencana, seperti membajak kapal penumpang atau kargo, mereka mengandalkan system GPS gobal position system,dan ponsel,serta membuka situs industri pengapalan di internet untuk mengetahui kapal serta jalur lintasannya. Aneka infrastruktur canggih yang menunjang pembajakan di bangun di kota Eyl, Somalia, yaitu kota yang di kenal sebagai “kota pusat pembajakan dunia”. 30 Sedangkan untuk serangan terencana mereka meretas hacking database berbagai industri pengapalan untuk mengetahui nilai kapal, barang muatannya dan jumlah kru yang ada diatas kapal. Setelah mendapatkan informasi kapal yang akan dibajak, mereka melakukan operasi pencarian kapal tersebut dengan Dari kota inilah informasi dikirimkan kepada perompak yang bertugas dalam eksekusi di lapangan. 29 Ekonomi Lanun Somalia, http:www.beritasore.com20090211ekonomi-lanun- somalia Diakses Pada 8 Juni 2012 30 Perompak Somalia Semakin Hi-Tec, http:www.kabarsantai.info201107perompak- somalia-semakin-hi-tech.html Diakses Pada 8 Juni 2012 menggunakan kapal induk yang dilengkapi dengan radar yang dapat membaca peta laut. Apabila kapal tersebut tertangkap oleh radar maka mereka mengirimkan anggotanya untuk menyerang kapal tersebut. Para pembajak ini juga mempunyai seorang penerjemah yang memberikan informasi, walaupun tidak langsung ikut terlibat dalam pembajakan, tetapi membantu menguraikan dan memecahkan informasi vital dan rahasia kepada pembajak. Cara perompak menaiki kapal untuk melancarkan aksinya ialah dengan menggunakan kapal-kapal berukuran kecil yang berkecepatan tinggi speed boat untuk mengejar target kapal. Kapal perompak mengikuti kapal yang menjadi target perompakan melalui sisi kapal target. Setelah berada disamping kapal tersebut, para perompak kemudian melakukan serangan berupa penembakan kearah kapal dan langsung menaiki kapal dengan menggunakan peralatan seperti tali, besi penaut dan tangga. Sambil membawa senapan mesin mereka naik satu persatu. 31 Selanjutnya melakukan aksi di dalam kapal terlebih dahulu dengan menagkap para awak kapal dan menyita kapal beserta seluruh isinya. Para awak kapal yang tertangkap tersebut dijadikan sebagai sandera untuk mendapatkan uang tebusan dari pemilik kapal. Sebagian kapal dagang tidak disertai dengan pengamanan yang lengkap. Dan terkadang kapten kapal tidak melakukan upaya perlawanan jika terjadi baku tembak dengan para pembajak. 32 31 Kejahatan Laut Terbuka : Perompak Somalia Tidak jarang para pembajak menggunakan kapal yang dibajaknya untuk membajak kapal-kapal lain yang ukurannya lebih besar. http:jakarta45.wordpress.com20110411kejahatan-laut-terbuka-perompak-somalia Diakses pada 9 Juni 2012 32 Bajak laut Somalia http:yulism.wordpress.com20081119bajak-laut-somalia Diakses Pada 08 juni 2012 Kemajuan teknologi juga mempermudah perompak mendapatkan informasi. Sehari-hari mereka menghabiskan banyak waktu untuk browsing di internet untuk membuka situs angkatan laut untuk mengetahui strategi apa yang mereka gunakan untuk memberantas perompak. Dari sana para perompak terus memperbaharui taktik untuk melakukan aksi perompakan. Modus perompakan yang sering dilakukan perompak adalah cara ”lepas, bajak lagi”, maksudnya perompak akan berpura-pura untuk membebaskan kapal yang di sandera, setelah mereka menerima bayaran tebusan. 33 Pengiriman uang tebusan yang diberikan oleh pemilik kapal tidak lagi dikirim sendiri oleh pemilik kapal tetapi dikirim melalui huwala, yaitu sistem transfer uang yang berfungsi sebagai Western Union bertarif ringan atau dengan menggunakan helikopter yang akan menjatuhkan uang di tempat yang telah di tentukan oleh pembajak. Setelah kapal di lepas keperairan bebas, kelompok lain sudah siap untuk mengambil alih pembajakan lagi. 34 Akibat dari semakin meningkatnya aksi perompakan menyebabkan ongkos perjalanan kapal meningkat, tarif asuransi bagi pemilik kapal menjadi lebih tinggi, harga pajak meningkat karena jalur pelayaran menjadi lebih panjang, dan tariff 33 Inilah Modus Perompak Somalia http:tempo.coreadnews20110520078335570Inilah-Modus-Perompakan-di-Somalia Diakses Pada 9 Juni 2012 34 Bajak Laut Somalia bagian2-tamat http:isama54blogspot.com201104bajak-laut- somalia-bagian-2-tamat.html Diakses Pada 10 Juni 2012 rekening security privat yang harus dibayar untuk mendapat pengawalan dari kapal-kapal bersenjata. 35 Para perompak yang semakin menikmati hasil perompakan yang mereka lakukan, karena menghasilkan uang dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang singkat. Para perompak mulai meluaskan aksi mereka, tidak hanya di laut teritorial negara Somalia saja, namun sampai ke luar daerah teritorial negaranya

B. Beberapa kasus Perompakan di Somalia