Pertanggungjawaban Pelaku Perompakan Menurut Hukum

BAB IV TINJAUAN YURIDIS PEROMPAKAN KAPAL LAUT DI

PERAIRAN SOMALIA

A. Pertanggungjawaban Pelaku Perompakan Menurut Hukum

Internasional Masalah pertanggungjawaban erat kaitannya dengan kesalahan. Kesalahan dapat diartikan sebagai keadaan phsikis yang tertentu pada orang yang melakukan perbuatan tindak pidana dan adanya hubungan antara kesalahan tersebut dengan perbuatan yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga orang tersebut dapat di cela karena melakukan perbuatan pidana. Pertanggungjawaban pidana menjurus kepada pemidanaan pelaku, jika telah melakukan suatu tindak pidana dan memenuhi unsur-unsur yang telah ditentukan oleh Undang-Undang. Dilihat dari terjadinya perbuatan yang terlarang atau melanggar ketentuan Undang-Undang, seseorang akan diminta pertanggungjawaban apabila perbuatan tersebut telah terbukti melanggar Undang- Undang. Dilihat dari kemampuan untuk dapat diminta pertanggungjawaban maka hanya individu atau orang-orang yang mampu bertanggungjawab yang dapat diminta pertanggungjawabannya. 50 50 Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum. Kencana Prenada Media Group ; Jakarta, 2008, hal 257 Individu sebagai subjek hukum internasional tidak hanya dapat, mengajukan tuntutan ke pengadilan, melainkan juga sebagai pihak yang dapat dituntut atas dasar telah melakukan perbuatan melanggar Hukum Internasional. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Chairul Anwar sebagai berikut. “Tetapi walaupun umumnya negaralah yang dipandang sebagai pengemban hak dan kewajiban dalam hukum internasional, kadang- kadang individupun dapat dipandang sebagai subjek hukum internasional dalam berbagai hal. Perompak-perompak telah lama dikenal malakukan kejahatan terhadap hukum internasional dan dapat dihukum oleh negara manapun” 51 Perompakan yang dilakukan oleh perompak Somalia yang sudah tergolong sebagai transnational crimes, dapat dikaji dengan menggunakan teori Cesare Beccaria yaitu “Deterence Theori” yaitu kejahatan yang dilakukan atas kehendak bebas freewill individu sebelum melakukan kejahatan telah melalui pertimbangan dan pilihan, oleh karena itu pelaku pantas dimintakan pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan hukumanefek jera dapat berdampak langsung terhadap pelaku special deterrence maupun calon pelaku lainnya general deterrence. 52 Sebelum melakukan tindakan perompakan para pelaku perompakan telah terbentuk dalam beberapa klan-klan yang menguasai kota-kota di Somalia dengan mengunakan senjata serta kapal untuk melancarkan aksi perompakan. 51 Chairul Anwar, Hukum Internasional, Pengantar Hukum Bangsa-Bangsa, Djamban, Jakarta, 1989, hal 29 52 Keterkaitan Hukum Pidana Internasional dalam Penegakan Hukum Transnasional Crime, http:masroed.wordpress.com20100601keterkaitan-hukum-pidana-internasional-dalam- penegakan-hukum-transnasional-crime , Diakses Pada 25 Juni 2012 Melalui pertimbangan yang dilakukan, mereka melaksanakan aksi perompakan terhadap kapal-kapal asing yang melintas di perairan Somalia. Hal ini dikarenakan buruknya kondisi perekonomian dan tidak adanya pemerintahan yang efekif di negara Somalia, sehingga ini dijadikan alasan pembenar bagi para perompak Somalia untuk melakukan aksi pembajakan, dan dengan jaminan kehidupan mereka akan terjamin dari uang tebusan yang diperoleh dari para pemilik kapal yang mereka bajak. Melalui aksi pembajakan kapal yang dilakukan perompak di perairan Somalia, pemilik kapal yang berasal dari negara lain telah mengalami kerugian karena harus mengeluarkan uang tebusan agar kapal beserta para awaknya agar dapat di bebaskan dari tangan pembajak. Melalui aksi pembajakan ini juga para perompak Somalia telah meciptakan gangguan keamanan dalam dunia pelyaran dan menganggu keamanan internasional. Berdasarkan tindakan pembajakan yang telah dilakukan para perompak Somalia di sekitar perairan negaranya, maka pelaku pantas untuk dimintakan pertanggungjawaban atas aksi yang telah mereka lakukan dengan membajak kapal-kapal asing yang melintas di sekitar wilayah perairan negaranya. Karena pembajakan sudah diatur di dalam pasal 100-107 United Nation Convention on The Law of The Sea UNCLOS 1982.

B. Yurisdiksi Pengadilan Yang Berwenang untuk Mengadili Perompak