Non Performing Loans NPLs Bank

Kantor Bank Indonesia Ambon Tabel 3.4.3.1 Non Performing Loans Perbankan Maluku Grafik 3.4.3.2 Perkembangan NPLs Berdasarkan Jenis Penggunaan Rp. juta

3.4.3. Non Performing Loans NPLs Bank

Kualitas kredit di perbankan Maluku sepanjang tahun 2010 menunjukkan sedikit penurunan, namun masih dalam batas toleransi NPLs yang ditetapkan yaitu 5. Pada triwulan laporan NPLs meningkat dari 2,68 pada triwulan III 2009 menjadi 2,69 pada triwulan II 2010 dan 3,04 pada triwulan laporan. Secara nominal, NPL’s perbankan Maluku mencapai Rp. 114,72miliar pada triwulan laporan, meningkat dibandingkan posisi Triwulan III tahun 2009 yang sebesar Rp. 80,20 miliar maupun posisi triwulan sebelumnya yang tercatat Rp. 98,23 miliar. Beberapa faktor yang diperkirakan menjadi penyebab penurunan kualitas kredit ini adalah adanya kenaikan biaya produksi pasca kenaikan TDL per 1 Juli 2010 sehingga mengganggu cashflow para pengusaha. Berdasarkan jenis penggunaannya, NPLs terbesar disumbangkan oleh Kredit Modal Kerja yang mencapai 70,71, kredit konsumsi mencapai 18,28 dari total NPLs pada triwulan laporan. Secara nominal, NPLs kredit jenis penggunaan Modal Kerja pada triwulan laporan tercatat mencapai Rp. 67,39 miliar atau sebesar 5,58 dari total kredit Modal Kerja yang mencapai Rp.1,21 triliun. Kantor Bank Indonesia Ambon Box : 3 MEMPERKUAT FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAN RAKYAT Di Jimbaran, Bali, pada pertengahan bulan September 2010 telah diadakan pertemuan The alliance of financial Inclusion AFI yang dibuka oleh presiden RI dan dihadiri oleh para pimpinan Bank Sentral sejumlah negara, pentingnya akses financial untuk mengurangi kemiskinan dijadikan isu utama dalam pertemuan ini. Dalam Sambutanya Presiden mengatakan penyediaan akses layanan finansial merupakan salah satu langkah untuk mengurangi angka kemiskinan. Salah satu pokok bahasan yang menjadi fokus perhatian pembahasan dalam forum ini adalah masih banyaknya penduduk dunia yang belum mendapatkan akses ke lembaga keuangan 2,5 milyar penduduk bumi dan sebagian besar tinggal di negera berkembang, termasuk masih cukup banyaknya sekitar 60 usaha mikro, kecil dan menengah UKM di Indonesia yang belum memperoleh layanan perbankan yang memadai. Padahal UKM selama ini telah memberikan konstribusi yang tidak kecil terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data empiris yang mendukung bahwa eksistensi UMKM menjadi sektor yang relatif tahan guncangan krisis karena kelebihan-kelebihan yang dimiliknya. Dari sisi pendanaan, salah satu program yang diluncurkan untuk mendekatkan masyarakat pada produk perbankan saat ini telah tersedia produk tabungKU yang diluncurkan oleh BI bersama 71 bank umum dan 1028 BPR. TabunganKU merupakan produk tabungan murah tanpa biaya administrasi dengan bunga sebesar 0,75. Setoran awal pembukaan rekening produk ini minimum Rp. 20 ribu dan Rp. 10 ribu di BPR Syariah. Program ini diluncurkan untuk menjawab tantangan masih banyaknya penabung masyarakat potensial yang belum menyimpan kelebihan dananya ke perbankan. Bahkan hasil Survei Penduduk antar Sensus SUPAS BPS 2005, sebanyak 58 dari jumlah total orang dewasa usia produktsi belum berinteraksi dengan bank tidak menabung di bank. Secara nasional program ini menargetkan dapat tercapai 1 juta rekening tabunganKU pada akhir tahun 2010, sementara itu hingga saat ini telah tercapai 616.413 rekening dengan nominal Rp. 524.516.432.073 atau rata-rata per rekening Rp. 954.194. Khusus untuk Wilker KBI Ambon hingga posisi September 2010 telah tercatat sebanyak 5.997 rekening dengan nominal sebesar Rp. 3,5 milyar. Guna mencapai target di Kantor Bank Indonesia Ambon atas, program ini juga mengarahkan target kepada mahasiswa dan pelajar sebagai bagian program edukasi untuk menumbuh kembangkan kebiasaan budaya menabung sejak usia dini untuk mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan. Dari sisi pembiayaan, salah satu produk yang didesain untuk mendekatkan masyarakat UMKM kepada dunia perbankan adalah skim Kredit Usaha Rakyat KUR . Skim ini didesain untuk membiayai usaha yang produktif KMK dan KI namun belum bankable dengan plafon kredit s.d Rp. 500 juta yang sebagian dijamin oleh perusahaan penjamin. Tujuan dari program ini adalah 1 untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM 2 untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi 3 untuk penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Meskin sumber dananya berasal dari perbankan, namun KUR dijamin oleh pemerintah sebesar 70 s.d 80 apabila dalam penyalurannya nasabah mengalami gagal bayar macet melalui perusahaan penjaminan. Memasuki tahun ketiga, total penyaluran KUR telah mencapai angka Rp. 27 trilliun dan untuk tahun ini pemerintah menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp. 13,1 trilliun, sementara hingga posisi September tercatat Rp. 8,1 trilliun. Khusus penyaluran KUR yang dilaksanakan oleh perbankan di Wilker KBI Ambon pada posisi yang sama tercatat sebesar Rp. 162,7 milyar dengan 12.213 debitur. Pemahaman yang masih kurang seragam terhadap Skim KUR, baik oleh para petugas bank di lapangan, masyarakat dan pihak lain yang terlibat, sehingga mengakibatkan munculnya persepsi yang kurang tepat misalnya: mengenai ketentuan agunan, persyaratan administrasi, sumber dana KUR dan suku bunga dll Dari sisi regulator, Bank Indonesia berkepentingan untuk terus berupaya mempengaruhi melalui regulasi yang diterbitkan dan mendorong dunia perbankan agar menjalankan dengan baik fungsinya sebagai lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito dan tabungan surplus spending unit dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit pembiayaan defisit spending unit . Sesuai dengan best practise, target intermediasi yang ideal bagi perbankan berkisar antara 78 s.d 100 . Meski tingkat intermediasi perbankan Maluku yang direpresentasikan dengan pencapaian LDR Loan to Deposit Ratio hingga triwulan laporan masih berada didalam kelompok dibawah target 78 , namun setiap tahun kinerja LDR perbankan Kantor Bank Indonesia Ambon senantiasa menunjukkan adanya peningkatan yang cukup menggembirakan mengikuti trend positif aktivitas perekonomian regional, kondisi ini terlihat dari kinerja LDR perbankan yang pada akhir tahun 2003 masih tercatat sebesar 20,52 , meningkat menjadi menjadi 49 pada akhir tahun 2008 dan meningkat menjadi sebesar 69,58 pada triwulan III 2010. Kantor Bank Indonesia Ambon halaman ini sengaja dikosongkan Kantor Bank Indonesia Ambon B AB IV S ISTEM P EMBAYARAN Sebagai perwujudan dari salah satu tugas pokok Bank Sentral yaitu mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Kantor Bank Indonesia KBI Ambon menyelenggarakan kegiatan Sistem Pembayaran SP baik SP tunai yang tercermin dari aktivitas inflow dan outflow melalui kas Bank Indonesia Ambon maupun SP non tunai yang tercermin dari aktivitas kliring dan Real Time Gross Settlement RTGS. Pada triwulan laporan, aktivitas SP Tunai mengalami Net outflow, sementara untuk SP Non Tunai, yang tercermin dari RTGS, pada triwulan laporan tercatat Net Incoming.

4.1. Pembayaran Tunai