Kegiatan Kliring Transaksi BI RTGS Real Time Gross Settlement

Kantor Bank Indonesia Ambon Grafik 4.2.1.1 Perkembangan Perputaran Kliring Regional 2 8 .0 0 3 0 .0 0 3 2 .0 0 3 4 .0 0 3 6 .0 0 3 8 .0 0 4 0 .0 0 4 2 .0 0 4 4 .0 0 4 6 .0 0 450.00 550.00 650.00 750.00 850.00 950.00 q3 q4 q1 q2 q3 q4 q1 q2 q3 2008 2009 2010 Nominal miliar rupiah Warkat Kliring ribuan m il ia r R p . sumber: Bank Indonesia Ambon

4.1.3. Inflow Uang Masuk

Jumlah inflow ke Bank Indonesia Ambon selama triwulan III 2010 tercatat sebesar Rp327,14 miliar atau meningkat 78,34 dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 183,44 miliar dan secara tahunan y.o.y mengalami peningkatan sebesar 534,18 atau sebesar Rp 51,58 miliar. Peningkatan data inflow ini terkait dengan meningkatnya aktivitas jumlah setoran baik berupa Uang Layak Edar ULE maupun Uang Tidak Layak Edar UTLE dari Perbankan

4.1.4. Outflow Uang Keluar

Sesuai dengan siklus yang terjadi, jumlah outflow dari Bank Indonesia Ambon selama triwulan III 2010 tercatat sebesar Rp 595,16 miliar meningkat sebesar 70,69 dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 348,67 miliar. Secara tahunan y.o.y meningkat 130,04 dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 258,72 miliar. Relatif meningkatnya outflow ini diprakirakan oleh meningkatnya aktifitas ekonomi seperti Ambon Jaz Festival, pelaksanaan event internasional Sail Banda dan hari raya keagamaan 2010.

4.1.5. PTTB Pemberian Tanda Tidak Berharga

Dari Jumlah uang masuk ke Bank Indonesia Ambon inflow pada triwulan III 2010 sebesar Rp327,14 miliar yang diklasifikasikan sebagai uang tidak layak edar dan diberi tanda tidak berharga sebesar Rp191,21 miliar. Sementara secara tahunan y.o.y kegiatan PTTB meningkat cukup signifikan dari Rp 10,51 miliar pada posisi yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 191,21 miliar pada triwulan laporan. Peningkatan ini merupakan kondisi yang wajar seiring dengan terjadinya peningkatan inflow pada triwulan laporan dikarenakan adanya peningkatan standard kualitas uang yang ditetapkan, dimana penilaian tingkat kelusuhan uang yang tadinya masuk kategori visual 4 dinilai lusuh dan diberi tanda tidak berharga kini meningkat menjadi visual 8. Hal ini dilakukan untuk mendukung prinsip clean money policy.

4.2. Pembayaran Non Tunai

4.2.1. Kegiatan Kliring

Pada triwulan laporan, pertukaran warkat kliring yang diikuti oleh 14 bank peserta termasuk Bank Indonesia, mencatat nominal sebesar Rp 934 miliar dengan jumlah warkat Kantor Bank Indonesia Ambon mencapai sebanyak 45 ribu lembar. Secara harian, jumlah nominal perputaran kliring mengalami peningkatan 12 yang tercatat sebesar Rp48 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp44 miliar dan secara tahunan y.o.y jumlah nominal rata-rata harian perputaran kliring meningkat 29,11 dibanding rata-rata harian kliring pada triwulan III 2009 yang tercatat sebesar Rp37 miliar. Peningkatan tersebut diikuti pula oleh peningkatan jumlah warkat kliring yang diproses. Rata-rata penolakan warkat cekbilyet giro kosong tercatat pada triwulan laporan mengalami penurunan masing-masing tercatat sebesar 0,72 pada triwulan III 2009 menjadi 0,31 pada triwulan II 2010 dan pada trwulan III 2010 tercatat hanya 0,19. Penurunan jumlah penolakan warkat kliring disebabkan peranan perbankan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk memahami penggunaan warkat dengan benar.

4.2.2. Transaksi BI RTGS Real Time Gross Settlement

Dalam triwulan laporan, Real Time Gross Settlement RTGS net incoming tercatat sebesar Rp4,21 triliun atau mengalami peningkatan 16,72 dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,61 triliun. Incoming pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp4,95 triliun dan outgoing sebesar Rp740 miliar atau mengalami penurunan 19,02 dibanding triwulan sebelumnya. Secara tahunan, terjadi peningkatan incoming 189,48 dan penurunan outgoing 3,26. Perubahan nilai incoming maupun outgoing pada triwulan laporan dibanding triwulan sebelumnya, terkait dengan terealisasinya anggaran proyek pemerintah secara optimal, pelaksanaan Ambon Jaz Festival, event internasional Sail Banda 2010 yang banyak menggunakan anggaran dari pusat dan hari raya keagamaan. Grafik 4.2.1.2. Perkembangan Transaksi Non Tunai RTGS 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 q3 q4 q1 q2 q3 q4 q1 q2 q3 2009 2010 Net Incoming + Net Outgoing ‐ RTGS Incoming RTGS Outgoing m ily a r R p . Kantor Bank Indonesia Ambon B OKS 4 P ERKEMBANGAN R EALISASI S URAT P ERINTAH P ENCAIRAN D ANA SP2D P ROVINSI M ALUKU T AHUN 2010 Surat Perintah Pencairan Dana SP2D adalah produk surat berharga yang diterbitkan oleh Negara melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku Kuasa Bendaharawan Umum Negara. SP2D berfungsi sebagai giro untuk mencairkan dana APBN kepada rekananpihak ketigasatuan kerja satker dengan membebani pendebetan langsung kepada rekening Kas Negara. SP2D terdiri dari SP2D Gaji Induk, SP2D Non Gaji dan SP2D Rekening Khusus Reksus. SP2D Gaji Induk diterbitkan untuk membayar gaji bulanan PNS Pusat berdasarkan SPM Gaji Bulanan oleh Satker sebulan sekali, diterbitkan paling lambat 5 lima hari kerja sebelum tanggal pembayaran gaji dengan membebani rekening kas Negara dan dapat dicairkan setelah jatuh tempo sesuai tanggal SP2D tersebut. SP2D Non Gaji diterbitkan untuk membayar segala jenis belanja selain gaji bulanan antara lain : belanja barang, belanja modal dan belanja pegawai lainnya honor, lembur yang sumber dananya berasal dari Rupiah Murnir. SP2D ini dapat diterbitkan setiap hari tergantung dari ada tidaknya tagihan kepada Negara dalam wujud SPM yang diajukan oleh Satker, membebani rekening kas Negara dan dicairkan pada hari itu juga sesuai dengan tanggal penerbitan. SP2D Reksus diterbitkan untuk membayar belanja yang sumber dananya berasal dari Pinjaman Luar Negeri loan dengan membebani rekening Kas Negara pada Bank Indonesia dan dicairkan pada hari itu juga sesuai dengan tanggal penerbitan. Beberapa program yang dibiayai meliputi peningkatan kualitas pendidikan, penyediaan air bersih, pemberdayaan masyarakat pedesaan, pembangunan infrastruktur untuk kawasan terpencil, pemberdayaan masyarakat pluralis di wilayah pemukiman serta penanggulangan kemiskinan. Sampai dengan triwulan laporan dana yang terserap mencapai 33,39 , sementara sisanya sebesar 67 akan direalisasikan pada sisa tahun anggaran berjalan. Sesuaia dengan pola historisnya, pencairan SP2D cenderung akan mengalami peningkatan menjelang akhir tahun anggaran, kondisi ini selain kurang baik dari sisi pemanfaatannya bagi penerima dana juga dinilai rawan terjadi kesalahan baik karena human error kesalahan pengetikan nama dan no. rekening penerima dana maupun kendala tehnis lainnya yang disebabkan oleh penumpukan pengajuan pencairan SP2D dalam waktu yang relative singkat dan mendesak. Ke depan, kondisi ini perlu diperbaiki dan dicarikan solusi yang tepat agar dana yang telah dialokasikan dapat terserap secara optimal baik dari sisi kuantitas maupun kualitas untuk perbaikan dan peningkatan kesejahteran masyarakat. Kantor Bank Indonesia Ambon Kantor Bank Indonesia Ambon B AB V P ERKEMBANGAN K EUANGAN D AERAH

5.1. Realisasi APBN di Provinsi Maluku