Sektor Pertanian Penawaran Daerah

Kantor Bank Indonesia Ambon Grafik 1.2.1.1. Produksi Ikan Tangkap Maluku kg Grafik 1.2.1.2. Produksi Rumput Laut Maluku Ton Kering Sumber data: Dinas Kelautan Perikanan Prov. Maluku Secara tahunan, laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor sektor konstruksibangunan yaitu sebesar 55,34 y.o.y dan sektor LGA sebesar 12,43 y.o.y. Sementara itu sektor pertanian sebagai salah sektor utama ekonomi Maluku tumbuh sebesar 6,89 y.o.y sehingga menyumbang pertumbuhan sebesar 2,16. Sektor lain yang memiliki pangsa pertumbuhan tinggi adalah sektor perdagangan, hotel restoran sebesar 1,62.

1.2.1. Sektor Pertanian

Pada triwulan III 2010 sektor pertanian tumbuh sebesar 6,89 y.o.y lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 3,81 y.o.y. Pertumbuhan pada sektor ini terutama disumbang oleh sub sektor perikanan perikanan tangkap maupun perikanan budidaya dan perkebunan sebagai sektor utama Provinsi Maluku. Tabel 1.2.1 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Sektoral Harga Konstan Tahunan y.o.y Kantor Bank Indonesia Ambon Grafik 1.2.1.3. Produksi Karet dan Kopra di PTPN XIV Amahai kg Produksi ikan tangkap Maluku menunjukkan adanya perlambatan. Secara tahunan y.o.y, pada triwulan laporan produksi ikan tangkap tumbuh 15,60 atau mencapai 11,99 ton. Pertumbuhan ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009 yang mencapai 238,98 y.o.y. Secara triwulanan q.t.q poduksi ikan tangkap terkontraksi sebesar 23,83 dibandingkan produksi triwulan II 2010. Beberapa faktor yang diperkirakan mendorong perlambatan produksi ikan tangkap adalah faktor migrasi ikan pelagis besar dan pelagis kecil yang saat ini sedang keluar dari wilayah perairan Maluku. Faktor lain adalah adanya kapal-kapal besar yang beroperasi di luar ZEE Provinsi Maluku sehingga hasil tangkapan tidak tercatat karena langsung dibawa ke pelabuhan besar di luar Maluku Makassar, Surabaya. Salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan daerah adalah rumput laut. Berdasarkan wilayahnya, budidaya rumput laut sangat potensial untuk dikembangkan di hampir seluruh kabupaten di Maluku. Saat ini beberapa daerah yang sudah melakukan pembudidayaan adalah Kab. Maluku Tenggara, Kab. Maluku Tenggara Barat, Kab. Seram Bagian Barat serta mulai dilakukan di Kab. Maluku Barat Daya. Faktor garis pantai yang panjang, kondisi perairan yang bersih dan relatif steril dari polutan merupakan salah satu faktor yang bisa dioptimalkan untuk budidaya komoditas ini. Secara ekonomi, komoditas ini juga bernilai tinggi karena variasi manfaat maupun produk yang bisa dihasilkan dari komoditas ini. Sampai dengan triwulan III 2010, dari data Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Maluku, produksi rumput laut kering Maluku mencapai 491.539 ton. Sementara itu, sub sektor perkebunan pada triwulan laporan menunjukkan kinerja yang sedikit melambat. Berdasarkan data dari PTPN XIV Amahai Maluku Tengah, produksi karet lump dan kopra pada triwulan laporan terkontraksi masing-masing sebesar 9,58 dan 6,35 y.o.y. Beberapa faktor yang menyebabkan perlambatan produksi adalah faktor cuaca pada pertengahan triwulan laporan yang selalu terjadi hujan serta adanya libur hari raya dan pengurangan waktu kerja di bulan suci ramadhan. Kantor Bank Indonesia Ambon Grafik 1.2.2.2. Kegiatan Bongkar Muat Barang di Bandara Pattimura Ambon Sumber: PT Angkasapura Ambon Grafik 1.2.2.1. Kegiatan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon Sumber: Pelindo IV Ambon Perkembangan sektor pertanian secara umum masih mengandalkan modal sendiri dan belum mendapatkan dukungan pembiayaan perbankan. Hal ini tercermin dari total kredit di sektor pertanian yang pada triwulan laporan hanya mencapai Rp. 55,52 miliar atau sebesar 1,47 dari total kredit perbankan yang mencapai Rp. 3,77 triliun. Dilihat dari sisi sub sektoralnya, sub sektor tanaman perkebunan mulai mendapatkan perhatian yang besar dari kalangan perbankan. Pada triwulan laporan kredit sub sektor tamanan perkebunan tumbuh 875,57 y.o.y. Beberapa hal yang diperkirakan mendorong pencapaian tersebut adalah meningkatnya permintaan akan produk perkebunan serta makin positifnya persepsi perbankan terhadap sub sektor ini. Secara umum beberapa usaha perkebunan juga telah dilakukan dan dikelola secara profesional sehingga persyaratan administratif yang acap kali menghambat aplikasi kredit debitur telah dapat diatasi.

1.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran PHR