Kantor Bank Indonesia Ambon
Grafik 3.4.2.1 Perkembangan Kredit Berdasarkan Plafon Kredit Rp.
Miliar
Grafik 3.4.2.2 Pergerakan Suku Bunga Kredit Perbankan di
Maluku
Kondisi serupa juga terjadi pada Kredit jenis Modal Kerja yang tercatat tumbuh sebesar 43,79 y.o.y, sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 50,91 y.o.y. Proporsi jenis kredit ini terhadap penyaluran kredit secara keseluruhan mencapai 31,98. Beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi capaian
tersebut adalah faktor persiapan para pengusaha terhadap kenaikan permintaan yang terjadi pada periode menjelang dan selama Hari Raya. Faktor bulan puasa dan libur Hari Raya, dimana
terjadi pengurangan jam kerja maupun hari kerja mendorong kebutuhan pengusaha terhadap ketersediaan bahan baku dan bahan penolong usahanya berkurang sehingga pertumbuhan
kredit modal kerja melambat. Pada triwulan laporan kredit jenis penggunaan konsumsi tercatat mencapai Rp. 2,28
triliun, tumbuh sebesar 16,69 y.o.y sehingga menyumbang pangsa sebesar 60,49 terhadap keseluruhan penyaluran kredit pada triwulan laporan.
3.4.2. Penyaluran Kredit UMKMKredit Menurut Skala Usaha
Berdasarkan skala usaha dan besarnya plafond kredit, penyaluran Kredit
Non UMKM plafon Rp. 5 miliar mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu
sebesar 335,67 y.o.y atau meningkat sebesar Rp. 319,31 miliar. Meskipun secara
pangsa Kredit Non UMKM masih relatif kecil, yaitu sebesar 10,98, namun peningkatan
ini mengindikasikan semakin kondusifnya dunia usaha Maluku serta meningkatnya
skala usaha para pengusaha Maluku. Di samping itu persepsi kalangan perbankan terhadap dunia usaha Maluku semakin positif.
Secara nominal, Kredit Mikro plafond Rp. 50 juta mencatat realisasi tertinggi yaitu sebesar Rp. 1,33 triliun dan menyumbang pangsa
sebesar 35,32. Sementara realisasi Kredit Kecil plafon Rp. 50 – Rp. 500 juta tercatat mencapai
Rp. 1,29 miliar dan menyumbang pangsa terbesar kedua yaitu sebesar 34,22. Secara total, kredit
Mikro dan Kecil menyumbang 69,54 dari total penyaluran kredit perbankan Maluku. Struktur
kredit yang berada pada skala usaha kecil dan
Kantor Bank Indonesia Ambon
Grafik 3.4.2.3 Perkembangan KUR
mikro mempunyai keuntungan baik bagi perbankan maupun perekonomian daerah secara makro. Dengan semakin banyaknya sektor ekonomi kecil dan produktif maka simpul ekonomi
baru akan terbentuk sehingga pada gilirannya dapat memperluas aksesjangkauan perbankan. Pertumbuhan kredit yang cukup positif tersebut terutama didorong oleh semakin
kompetitifnya suku bunga kredit yang ditawarkan perbankan. Pada triwulan laporan suku bunga rata-rata berada pada kisaran 14 – 16 per tahun, mendekati suku bunga ideal sesuai
permintaan nasabah yaitu dalam kisaran 12 - 14 per tahun. Pada triwulan laporan suku bunga rata-rata kredit modal kerja tercatat sebagai suku bunga kredit tertinggi yaitu sebesar
13,81, turun dari kisaran 16,00 pada triwulan sebelumnya. Suku bunga rata-rata kredit investasi sedikit turun dari posisi 15,50 pada triwulan II 2010 menjadi 15,32. Sementara
suku bunga rata-rata kredit konsumsi masih stabil pada kisaran angka 14. Sampai dengan triwulan laporan, realisasi
KUR tercatat mencapai Rp. 169,44 miliar yang disalurkan kepada 12.910 orang debitur. Secara
nominal, KUR tumbuh sebesar 63,00 y.o.y atau meningkat senilai Rp. 65,49 miliar. Pertumbuhan
tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan y.o.y pada triwulan II 2010 yang tercatat
sebesar 50,48. Secara triwulanan q.t.q total KUR meningkat sebesar 15,08, sedikit lebih lambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II
2010 yang tercatat 19,24. Beberapa faktor pendukung pencapaian realisasi tersebut adalah pertambahan jumlah bank penyalur KUR, meningkatnya jumlah UMKM yang mendapatkan
pembinaan oleh SKPD terkait sehingga jumlah calon debitur yang memenuhi persyaratan administrasi meningkat serta program edukasi yang dilakukan perbankan dan juga pemerintah
kabupaten. Performa positif perbankan Maluku dalam menyalurkan kredit tersebut tercermin dalam
angka Loan to Deposit Ratio LDR yang pada triwulan III 2010 tercatat mencapai 69,58, lebih tinggi daripada triwulan II tahun 2010 yang tercatat 67,25. Peningkatan kinerja perbankan
daerah diperkirakan akan semakin tinggi seiring dengan dikeluarkannya peraturan Bank Indonesia mengenai ketentuan batas minimal dan maksimal LDR yang berada dalam kisaran 78
– 102 . Upaya ini adalah untuk mendorong perbankan daerah lebih efektif dan optimal dalam menjalankan peran sebagai lembaga intermediasi.
Kantor Bank Indonesia Ambon
Tabel 3.4.3.1 Non Performing Loans Perbankan Maluku
Grafik 3.4.3.2 Perkembangan NPLs Berdasarkan Jenis
Penggunaan Rp. juta
3.4.3. Non Performing Loans NPLs Bank