KEUANGAN DAERAH Prospek Ekonom i Triw ulan II-2009

16 t ahun lalu yang hanya sebesar Rp 111,97 miliar. Kenaikan jumlah remit ansi yang masuk t ersebut salah sat unya t urut dipengaruhi t ren pelemahan nilai t ukar rupiah sepanjang t riw ulan ini dibanding t ahun lalu. Terkait dengan kebijakan pemerint ah yang melarang adanya keberangkat an TKI baru ke negara M alaysia yang merupakan negara t ujuan ut ama pengiriman TKI, sehubungan meningkat nya kasus- kasus kekerasan t erhadap TKI, diperkirakan akan menurunkan jumlah remitansi TKI yang masuk ke NTB. Nilai Tukar Pet ani NTP merupakan salah sat u indikat or yang dapat digunakan unt uk menilai kualit as pert umbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat mengingat sebagian besar t enaga kerja di Nusa Tenggara Barat diserap oleh sekt or pert anian. NTP t ersebut menunjukan daya t ukar t erm of t rade dari produk pert anian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun unt uk biaya produksi. Semakin t inggi NTP, secara relat if semakin kuat pula daya beli pet ani. M usim panen raya yang t erjadi di t riw ulan II 2009 t ernyat a belum mampu mengangkat daya beli pet ani di Nusa Tenggara Barat . Pada bulan M ei 2009, NTP t ercat at sebesar 96,76 sement ara pada M ei 2008 angka NTP sempat menyent uh level 100,71. Angka NTP di baw ah 100 mencerminkan harga yang dibayar pet ani unt uk konsumsi lebih t inggi dibandingkan harga yang dit erima pet ani dari hasil produksi komodit as pert anian. Perkembangan NTP yang t erus menunjukkan penurunan sejak Sept ember 2008 hendaknya menjadi perhat ian bersama dinasinst ansi t erkait sekaligus berupaya unt uk meningkat kan kesejaht eraan pet ani di Nusa Tenggara Barat.

1.5 KEUANGAN DAERAH

Sepanjang t riw ulan II-2009, perkembangan realisasi anggaran belanja pemerint ah daerah di Nusa Tenggara Barat baru mencapai kisaran 30,2 , dari t arget sepanjang t ahun 2009 sebesar Rp 1,24 t riliun. Tidak merat anya pola penyerapan anggaran umumnya dit unjukan pada pos belanja daerah langsung Graf ik 1.31 Perkembangan NTP di NTB Sumber: BPS 92,00 93,00 94,00 95,00 96,00 97,00 98,00 99,00 100,00 101 ,00 102,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 2008 2009 Nilai Tukar Pet ani 17 yakni belanja modal yang realisasinya baru mencapai 8,3 . Kondisi yang belum opt imal ini perlu menjadi perhatian khusus, agar dapat mempercepat dan memperbaiki t ingkat realisasi anggaran mengingat komponen belanja modal yang merupakan salah sat u penggerak akt ivit as perekonomian daerah. Sement ara realisasi unt uk pos belanja langsung yakni belanja pegaw ai berjalan lancar set iap bulannya. Peningkat an penempat an dana pemerint ah di perbankan pada t riw ulan II- 2009 mencapai sebesar 14,17 dibanding t riw ulan sebelumnya. Hal t ersebut mengindikasikan laju penerimaan daerah yang bersumber dari dana perimbangan pusat dan lancarnya penerimaan Pendapat an Asli Daerah PAD di t riw ulan ini yang t elah t erealisasi masing-masing 46,67 dan 43,3. Namun dana t ersebut diperkirakan akan t urun drast is pada akhir t ahun ini mengikut i pola-pola t ahun sebelumnya unt uk mengejar t arget realisasi. Sement ara dari t ingkat alokasi anggaran dana belanja daerah pada t riw ulan ini, anggaran belanja operasi mendapat kan porsi sebesar 75 , sedangkan alokasi anggaran unt uk belanja modal relat if kecil di baw ah 11,4 sedangkan sisanya dialokasikan unt uk anggaran lainnya. M enyikapi hal t ersebut , alokasi anggaran unt uk belanja modal perlu mendapat porsi yang lebih besar karena belanja modal memiliki mult iplier ef f ect yang lebih besar t erhadap perekonomian Nusa Tenggara Barat . Tabel 1.4 APBD Provinsi NTB Graf ik 1.32 Saldo Keuangan Pemerint ah Daerah di NTB pada Perbankan NTB Rp miliar Sumber: BI 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 123456789 1 1 1 1 2123456789 1 1 1 1 2 123456789 1 1 1 1 2123456 2006 2007 2008 2009 Giro Pemerintah-Kiri Deposito Pemerintah-Kanan APBD Provinsi NTB Jut a Rupiah Rencana Realisasi Tw II-09 Pendapatan daerah 1,244,400.76 562,580.68 1 Pendapat an Asli Daerah 468,210.25 202,541.69 1 Pajak Daerah 349,902.08 164,471.97 2 Retribusi Daerah 51,925.53 5,027.23 3 23,834.00 20,696.40 4 Lain-lain 42,548.64 12,346.08 2 Dana Perimbangan 771,690.51 360,038.99 1 Bagi hasil pajak dan bukan pajak 115,054.55 22,213.15 2 Dana alokasi umum 608,611.96 323,418.65 3 Dana alokasi khusus 48,024.00 14,407.20 4 Dana penyesuaian - - 3 Lain-lain pendapatan 4,500.00 - 1 4,500.00 - 2 - - Belanja daerah 1,246,327.51 376,617.05 1 Belanja Operasi 934,938.95 300,045.79 1 Belanja Pegaw ai 482,805.20 181,320.93 2 Belanja Barang 192,483.97 50,111.59 3 Belanja Subsidi 6,403.20 2,561.28 4 Belanja Hibah 35,994.86 12,223.65 5 Belanja Bant uan Sosial 86,825.53 33,687.56 6 Belanja Bantuan Keuangan 130,426.18 20,140.78 2 Belanja M odal 141,750.19 21,214.99 1 Belanja Tanah 476.50 348.60 2 Belanja Peralat an dan M esin 19,007.48 1,925.86 3 Belanja Bangunan dan Gedung 21,541.08 3,764.47 4 Belanja Jalan,Irigasi, dan Jaringan 100,105.06 15,141.94 5 Belanja Aset Tet ap Lainnya 620.08 34.12 3 Belanja Tak Terduga 5,500.00 - 4 Transf er 164,138.37 55,356.27 Pembiayaan 1,926.76 61,006.85 1 Penerimaan daerah 68,536.76 61,006.85 2 sisa lebih perhit ungan angg t h lalu 68,536.76 61,006.85 2 Pengeluaran daerah 66,610.00 - Sumber: Biro Keuangan APBD 2009 Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Dana Darurat Dana Lainnya Uraian 18 Boks 1 St udi Aw al t erhadap Dampak Krisis Global pada Ekonomi Nusa Tenggara Barat Kondisi Umum Krisis pasar keuangan di Amerika Serikat sejak Agust us 2007 hingga kini t elah berkembang menjadi resesi ekonomi global. First round effect dari krisis t ersebut pada awalnya menyebabkan liquidit y squeeze di sejumlah pasar keuangan di Eropa dan Asia. Dan pada gilirannya, kini krisis t ersebut t elah menjelma menjadi resesi ekonomi global yang berimbas pada pert umbuhan ekonomi negara-negara berkembang t erut ama dari si si kegiat an ekspor. Dari sisi kegiat an ekspor impor, penurunan permint aan global t erhadap komodit as met al yang dipicu krisis ekonomi dunia t urut menekan kinerja ekspor Nusa Tenggara Barat pada paruh w akt u kedua t ahun 2008. Kegiat an ekspor Nusa Tenggara Barat, yang sebagian besar merupakan ekspor komodit as konsent rat t embaga dengan pangsa mencapai kisaran 99, sangat dirugikan oleh t ren penurunan harga komodit as t embaga di pasar komodit as int ernasional. Paket kebijakan st imulus fiskal yang diambil sejuml ah negara unt uk meredam laju krisis ekonomi, di ant aranya berupa pendanaan proyek pembangunan infrast rukt ur, t elah direspon dengan kenaikan harga komodit as met al di pasar dunia pada aw al 2009. Hal ini diperkirakan akan mendorong kinerja ekspor Nusa Tenggara Barat di tahun 2009. Keterkaitan antar Sektor Unt uk melihat seberapa besar dampak dari krisis keuangan t erhadap kinerja perekonomian daerah NTB yang mencakup PDRB Konsumsi, Invest asi, Government Expendit ure, Ekspor, dan Impor, dan Inflasi maka dilakukan st udi empiris dengan hubungan ant ar variabel yang dapat dilihat dalam diagram dibaw ah ini : Diagram 1 19 Dari grafik diat as dapat dilihat bahw a permint aan aggregat merupakan int i dari st udi empiris. Transmisi keuangan global t erhadap perekonomian Nusa Tenggara Barat akan disalurkan melalui t rade channel unt uk kemudian bergerak ke blok-blok lain dalam perekonomian sepert i blok harga. St udi empiris dilakukan dengan pendekat an persamaan simult an at as lima persamaan parsial yang t elah diident ifikasi sebelumnya sebagai berikut : Hasil Studi Empiris Pada bagian ini akan dibahas mengenai st abilit as dan mult iplier impact dari perubahan sebuah variabel eksogen t erhadap variabel -variabel endogen dalam persamaan simul tan. Variabel eksogen yang digunakan dalam skenario dalam model adalah perubahan out put mit ra dagang Jepang, perubahan nilai t ukar, dan perubahan harga t embaga. Hasil uji st abilit as dan mult iplier impact variabel -variabel t ersebut adalah sebagai berikut : Ouput M itra Dagang PDB Jepang Apabila out put Jepang mengalami perlambat an sebesar 6.2 1 mempengaruhi perekonomian Nusa Tenggara Barat karena menurunkan kinerja ekspor hingga mencapai - 22,21. Dapat dilihat dari t abel M ult iplier Impact , adanya perubahan out put berpengaruh negat if t erhadap variabel -variabel endogen. 1 Penet apan perlam bat an ekonom i Jepang sebesar 6.2 diam bil berdasarkan proyeksi PDB Jepang t ahun 2009 yang dilakukan oleh IM F dalam W orld Econom ic Out look. Tabel 1. M ult iplier Impact PDB Jepang 2008 No Variabel Endogen Q1 Q2 Q3 Q4 2008 1 Konsumsi -0.21 -0.32 -0.26 -0.27 -0.27 2 Invest asi -1.55 -2.33 -1.92 -1.96 -1.94 3 Ekspor -16.28 -25.54 -23.72 -23.31 -22.21 4 Im por -1.92 -2.88 -2.38 -2.42 -2.40 5 Inflasi -16.21 -15.74 -16.98 -18.56 -16.87 20 Nilai Tukar Dengan adanya depresiasi nilai tukar menjadi sebesar Rp 10.500 2 akan direspon dengan peningkat an dan penurunan dari variabel -variabel endogen. Adapun variabel yang mengalami penurunan adalah variabel impor dan invest asi. Sedangkan variabel yang mengalami peningkat an adalah variabel ekspor, konsumsi, dan inflasi di Nusa Tenggara Barat . Pengaruh depresiasi t erbesar dirasakan oleh variabel Impor yang mengalami penurunan sebesar 2,72. 2 Penet apan scenario depresiasi nil ai t ukar US Rupiah sebesar Rp 10.500 diam bil berdasarkan asum si m akro t ahun 2009 yang dit et apkan oleh Depart em en Keuangan Republik Indonesia Tabel 2. M ult iplier Impact Nilai Tukar 2008 No Variabel Endogen Q1 Q2 Q3 Q4 2008 1 Konsumsi 0.0351 0.0340 0.0233 0.0290 0.0303 2 Invest asi -1.41 -1.05 -1.39 -1.34 -1.30 3 Ekspor 1.47 1.15 1.38 1.37 1.35 4 Impor -3.05 -2.85 -2.27 -2.70 -2.72 5 Inf lasi 2.66 1.66 1.49 2.00 1.95 Grafik 1. Single Shock M ult iplier PDB Jepang 1200000 1400000 1600000 1800000 2000000 2200000 2400000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 CONS Scena ri o 1 C ONS Baselin e CONS 600000 700000 800000 900000 1000000 1100000 1200000 1300000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 INV Scenario 1 INV Basel ine INV 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 X Scena ri o 1 X Ba se line X 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 M Scenario 1 M Baseli ne M 21 Harga Tembaga Penurunan harga t embaga int ernasional sebesar USD 1,9 lb 3 sangat mempengaruhi ekspor di Nusa Tenggara Barat . Dengan adanya penurunan harga t embaga, maka ekspor di Nusa Tenggara Barat meningkat menjadi 27,6. Sedangkan unt uk variabel-variabel endogen lain, dengan adanya peningkat an harga t embaga relat if t idak berdampak t erhadap variabel - variabel t ersebut . 3 Penet apan scenario kenaikan Harga Tem baga sebesar USD 1.9 lb diam bil berdasarkan proyeksi harga t em baga t ahun 2009 yang dilakukan oleh JP M organ Chase. Grafik 2. Single Shock M ult iplier Nilai Tukar 1200000 1400000 1600000 1800000 2000000 2200000 2400000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 CONS Sc enari o 1 CONS B as eline CONS 600000 700000 800000 900000 1000000 1100000 1200000 1300000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 INV S cenario 1 INV Bas el ine INV 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 X Sc enari o 1 X B as eline X 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 M S cenario 1 M Bas el ine M Tabel 3. M ult iplier Impact Harga Tembaga 2008 No Variabel Endogen Q1 Q2 Q3 Q4 2008 1 Konsumsi 0.32 0.33 0.31 0.27 0.31 2 Invest asi 2.40 2.46 2.32 2.04 2.30 3 Ekspor 26.4 28.6 30.1 25.5 27.6 4 Impor 2.98 3.06 2.88 2.54 2.87 5 Inflasi 24.5 16.2 20.1 18.9 19.9 22 Kesimpulan Dampak krisis keuangan global t erhadap perekonomian Nusa Tenggara Barat berpot ensi menekan pert umbuhan ekonomi dari sisi kegiat an perdagangan int ernasional. Hal t ersebut sesuai dengan uji empiris yang menyat akan: 1. Penurunan out put mit ra dagang ut ama yakni Jepang menyebabkan penurunan kinerja ekspor Nusa Tenggara Barat . 2. Dari sisi blok harga, walaupun laju inflasi lebih dipengaruhi ekspekt asi pelaku ekonomi yang bersifat backw ard looking, depresiasi nilai t ukar akan me nyebabkan kenaikan laju inflasi yang pada gilirannya menekan angka pert umbuhan riil ekonomi Nusa Tenggara Barat . Grafik 3. Single Shock M ult iplier Harga Tembaga 1200000 1400000 1600000 1800000 2000000 2200000 2400000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 CONS Sc enari o 1 CONS B as eline CONS 600000 700000 800000 900000 1000000 1100000 1200000 1300000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 INV S cenario 1 INV Bas el ine INV 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 X Sc enari o 1 X B as eline X 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 M S cenario 1 M Bas el ine M 23 Boks 2 Quick Survey: Dampak Krisis Global t erhadap Sekt or UM KM di Nusa Tenggara Barat Pendahuluan Secara nasional, dampak krisis global diperkirakan t urut mempengaruhi kinerja usaha di sekt or UM KM . Unt uk mengkonfirmasi hipot esa t ersebut , Bank Indonesia secara nasional melakukan quick survey kepada para pelaku usaha di sekt or UM KM . Unt uk w ilayah Nusa Tenggara Barat , survei dilakukan t erhadap 15 responden yang mew akili sekt or pert anian, perdagangan, hot el dan rest oran PHR, indust ri pengolahan, dan t ransport asi. Hasil Survei Lebih dari separuh responden 54 menyat akan dampak yang dit imbulkan oleh krisis global lebih ringan bila dibandingkan krisis monet er di tahun 1997. M ayorit as responden 87 menyat akan t elah menget ahui adanya krisis global dari media massa. Pada umumnya responden 61 menyat akan krisis t elah berlangsung sejak 7-12 bulan yang lalu at au sejak pert engahan tahun 2008. Dan sebanyak 62 responden memperkirakan krisis global saat ini akan t erus berlanjut lebih dari 1 sat u t ahun . 24 Dampak Krisis Sebanyak 67 responden merasakan pengaruh dampak krisis global t erhadap kegiat an usaha. Dari responden yang merasakan dampak krisis global, sebanyak 60 menyat akan dampak krisis global berada pada kat egori ringan dan sedang. Dari sisi omset usaha, penurunan yang disebabkan krisis ekonomi global hanya dialami beberapa sub sekt or ekonomi. Pada umumnya responden menyat akan penurunan omzet disebabkan oleh fakt or di luar krisis ekonomi global. Unt uk sekt or pert anian, dampak krisis t erhadap penurunan omzet hanya dirasakan oleh sub sekt or perikanan budidaya mut iara yang berorient asi ekspor. Sement ara unt uk sub sekt or t anaman bahan makanan, t erjadinya penurunan omzet disebabkan oleh penurunan produkt ivit as dan gangguan hama. Khusus unt uk sekt or indust ri pengolahan, responden menyat akan omset usaha t idak t erpengaruh oleh adanya krisis ekonomi global. Krisis ekonomi global just ru berimbas posit if bagi beberapa responden di sekt or PHR, t erut ama respo nden yang bergerak di indust ri perhot elan. Krisis yang t erjadi membuat w isat aw an asing dan domest ik melirik dest inasi w isat a yang lebih mudah dijangkau t ermasuk Pulau Lombok. Selain it u, kegiat an M ICE yang diselenggarakan inst ansi pemerint ah just ru mendorong kenaikan omset usaha. Namun demikian, beberapa responden yang bergerak di sub sekt or perdagangan mengalami penurunan omzet akibat adanya kenaikan harga dan kecenderungan masyarakat yang menunda pembelian barang kebut uhan non primer. Pada sekt or pengangkut an dampak krisis t idak dirasakan oleh semua responden. Beberapa responden menyat akan kenaikan omzet hingga 50 yang bersumber dari peningkat an arus t ransport asi komodit as t anaman pangan seiring berlangsungnya kegiat an panen raya di April -M ei 2009. Berbeda halnya dengan sekt or pengangkut an pupuk t ujuan 25 Sulaw esi dan Kalimant an yang mengalami penurunan omzet . Penurunan t ersebut dipicu lesunya bisnis perkebunan yang dit andai dengan t urunnya harga komodit as perkebunan di pasar int ernasional. Dari sisi ket enagakerjaan, sebagian besar responden menyat akan dampak krisis ekonomi global t erhadap penurunan jumlah t enaga kerja relat if minimal. Beberapa responden yang penurunan jumlah t enaga kerja menyat akan hal t ersebut disebabkan pengunduran diri dan berakhirnya masa kont rak kerja karyaw an. Berdasarkan hasil quick survey t ersebut , dapat disimpul kan bahw a krisis ekonomi global hanya berdampak t erhadap sekt or UM KM di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berorient asi ekspor dan menggunakan bahan baku impor. BAB 2 PERKEM BANGAN INFLASI NUSA TENGGARA BARAT

2.1 KONDISI UM UM Sam pai dengan Juni 2009, inf lasi Nusa Tenggara Barat t ercat at sebesar