29
2.3 INFLASI TAHUNAN
Secara t ahunan, inf lasi gabungan yang t erjadi pada kot a M at aram dan Bima pada t riw ulan II-2009 menunjukkan kecenderungan penurunan indeks harga dibanding
dengan t riw ulan sebelumnya. Pada t riw ulan laporan laju inf lasi t ahunan t ercat at sebesar 4,66 yoy lebih rendah dibanding dengan t riw ulan sebelumnya yang
mencapai 11,89 yoy. Namun, inf lasi t ahunan NTB masih berada diat as laju inf lasi nasional yang t ercat at sebesar 3,65 yoy t et api memiliki kecenderungan pergerakan
arah yang sama. Berdasarkan kelompok barang dan jasa, kenaikan harga hampir dialami oleh
semua kelompok kecuali kelompok t ransport asi, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami def lasi sebesar -5,76 yoy. M enurunnya laju inf lasi t ahunan pada
kelompok t ersebut dikarenakan t ingginya laju inf lasi yang t erjadi pada t riw ulan II-2008 t erkait dengan kebijakan pemerint ah yang menaikkan harga BBM di M ei 2008,
sement ara pada akhir t ahun 2008 dan diaw al t ahun 2009 harga BBM mengalami penurunan sehingga laju inf lasi t ahunan pun mengalami koreksi.
Tekanan inf lasi paling t inggi secara berurut an t erjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan t embakau 8,51 dan perumahan, air, list rik, gas dan
bahan bakar 8,44 . Sedangkan laju inf lasi t erendah dialami oleh kelompok kesehat an 3,12 . Sement ara kelompok barang dan jasa lainnya mengalami kenaikan
pada kisaran 3,1-5,8 . Berdasarkan sumbangannya, kelompok perumahan, air, list rik, gas dan bahan
bakar memberikan kont ribusi inf lasi yang t ert inggi yait u sebesar 2,04 kemudian diikut i oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan t embakau 1,70 sert a
kelompok bahan makanan 1,44 . Sedangkan kont ribusi kelompok barang dan jasa lainnya yang t urut memicu inf lasi berada pada kisaran 0-0,32 . Sement ara kelompok
yang memberikan sumbangankont ribusi negat if at au menahan laju inf lasi berasal dari kelompok t ransport asi , komunikasi dan jasa keuangan yait u sebesar -1,01 .
2006 2007
2008 Des
Des Des
Ja n Feb
M ar Apr
M ei Jun
4,16 8,77
13,29 11,78
11,18 11,89
10,70 8,07
4,66
1 Bahan M akanan
5,80 15,64
17,47 15,60
15,58 18,97
15,14 8,41
5,67
2 M akanan jadi, M inuman
5,52 7,64
13,98 12,26
12,00 12,10
11,47 11,43
8,51
3 Perumahan, air
1,07 9,50
16,09 16,08
14,32 13,81
13,50 11,90
8,44
4 Sandang
5,02 4,22
7,97 6,66
9,57 8,91
7,39 7,00
5,83
5 Kesehat an
2,24 3,36
9,09 8,62
8,00 7,34
5,81 3,86
3,12
6 Pendidikan, rekreasi
10,42 5,09
7,03 6,02
6,22 6,33
6,12 5,57
3,89
7 Transport asi, komunikasi
3,18 -0,65
7,59 3,99
1,93 1,92
2,73 0,57
-5,76
Total
No Kelom pok
2009
Tabel 2.1 Inf lasi Tahunan Nusa Tenggara Barat
30
Graf ik 2.9 Inf lasi Tahunan Nusa Tenggara Barat
Graf ik 2.10 Sumbangan Inf lasi Tahunan Nusa Tenggara Barat
Sumber: BPS Sumber: BPS
-10,00 -5,00
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11
12 1
2 3
4 5
6 2008
2009
Bahan M akanan M akanan jadi, M inuman
Perumahan, air Sandang
Kesehatan Pendidikan, rekreasi
Transportasi, komunikasi
-2,00 -1,00
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12 1
2 3
4 5
6 2008
2009
Bahan Makanan Makanan jadi, Minuman
Perumahan, air Sandang
Kesehatan Pendidikan, rekreasi
Transportasi, komunikasi
31
Boks 3
Quick Survey: Peluang Ef isiensi Jalur Dist ribusi di Nusa Tenggara Barat
Kondisi Umum
Jalur t ransport asi yang efisien merupakan salah sat u syarat t erjaganya kest abilan laju inflasi di daerah. Kondisi geografis Nusa Tenggara Barat yang t erdiri dari dua pulau yakni Pulau
Lombok dan Pulau Sumbaw a perlu didukung jaringan t ransport asi yang mampu menghubungkan sent ra-sent ra produksi dengan sent ra- sent ra pemasaran secara efisien dan
t epat w akt u. Salah sat u jalur t ransport asi yang menjadi andalan dist ri busi komodit as adalah jalur
penyeberangan laut . Saat ini, unt uk arus keluar masuk komodit as ant ara Jaw a Timur, Bali, Lombok dan Sumbaw a memanfaat kan jalur penyeberangan Ket apang-Gilimanuk Jat im-Bali,
Padang Bai-Lembar Bali-Lombok, dan Kayangan -Pot ot ano Lombok-Sumbaw a. Untuk mengurangi biaya dan w akt u dist ribusi barang, Bank Indonesia mencoba menjajaki peluang
pembukaan jalur t ransport asi laut yang menghubungkan langsung Pulau Jaw a dengan Pulau Lombok Ket apang-Lembar.
Di sisi lain, sejak beroperasiny a jembat an yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau M adura, frekuensi penyeberangan laut ant ara Tanjung Perak-M adura mengalami penurunan.
Hal t ersebut mendukung peluang pembukaan jalur t ambahan Ket apang-Lembar Jat im-Lombok dengan memanfaat kan ket ersediaan armada kapal roro yang sebelumnya melayani jalur
Tanjung Perak-M adura.
Hasil Survei
Berdasarkan survei t erhadap 15 responden pelaku usaha sub sekt or t ransport asi laut , mayorit as responden 65 menyat akan dukungannya t erhadap rencana pembukaan jalur
penyeberangan langsung Ket apang-Lembar. Dengan adanya pembukaan jalur t ersebut , para respondent t ersebut berharap dapat mengurangi biaya operasional dengan margin keunt ungan
yang t erjaga. Sement ara sisanya menyat akan t idak set uju dengan alasan, pembukaan jal ur t ersebut berpot ensi mengurangi margin keunt ungan.
Jenis Komoditas
Pada umumnya jenis komodit as yang dikirim ke luar Nusa Tenggara Barat adalah hasil bumi dari sekt or pert anian sepert i beras, t embakau, jagung, kedelai dan bumbu -bumbuan,
sert a hasil bumi dari sekt or pert ambangan berupa bat u apung. Komodit as t ersebut dikirim dengan t ujuan akhir Jaw a Timur.
Sedangkan komodit as yang dikirim masuk ke Nusa Tenggara Barat umumnya berupa sembako minyak goreng, indomie, gula, makanan ringan, konveksi, besi, semen dan barang-
barang rumah t angga, yang berasal dari Jakart a dan Surabaya.
32
Biaya Transportasi dan W aktu Tempuh
Komponen biaya t ransport asi t erbesar bersumber dari biaya t iket penyeberangan laut , yang mencapai 56 unt uk jalur Jaw a Timur-Lombok, dan 61 unt uk jalur Jaw a Timur-
Sumbaw a. Komponen t erbesar kedua yakni biaya solar dengan pangsa 36 unt uk jalur Jaw a Tim ur-Lombok, dan 32 unt uk jalur Jaw a Timur-Sumbawa.
Wakt u yang dibut uhkan unt uk menempuh jal ur dist ribusi dengan rut e Sumbawa - Lom bok - Bali – Jaw a Timur bervariasi ant ara 48 jam 2 hari 2 malam sampai dengan 84 jam 4
hari. Sedangkan w akt u t empuh Lombok - Bali – Jaw a Timur berkisar ant ara 24 jam sampai dengan 30 jam.
M enurut hasil survei, pada umumnya para responden mengeluhkan kondisi jalan yang rusak sehingga menambah w akt u t empuh dan mempert inggi risiko kerusakan kendaraan. Selain
it u, adanya pungut an t idak resmi menambah beban operasional yang harus dit anggung perusahaan ekspedisi .
Kesimpulan
Dengan mempert imbangkan ket ersediaan armada kapal roro di wilayah Jawa Timur, peluang unt uk membuka jalur penyeberangan laut langsung Ket apang-Lembar Jaw a Timur-
Lombok t anpa melalui Bali dapat dit indaklanjut i oleh dinas inst ansi t erkait . Dengan asumsi biaya t arif penyeberangan langsung t ersebut di baw ah Rp2.030.000 maka biaya dist ribusi
barang dapat dit ekan dan w akt u t empuh dapat dipersingkat yang pada gilirannya dapat mengurangi t ekanan inflasi dari sisi penaw aran.
Tabel Biaya Dist ribusi Komodit as
dalam Rp
N o Keterangan
Jawa-Lombok Jawa-Sumbawa
1 Tiket Penyeberangan Ket apang-Gilim anuk
210,000 210,000
Padang Bai-Lembar 1,460,000
1,460,000 Kayangan-Pot ot ano
628,000 sub t ot al
1,670,000 2,298,000
2 Solar Jalan Darat Bali
360,000 360,000
Jaw a dan Lom bok 720,000
720,000 Jaw a, Lom bok, Sum baw a
135,000 sub t ot al
1,080,000 1,215,000
3 Pungut an Tim bangan Jalan Ket apang-Surabaya
60,000 Ret ribusi t idak resm i Pot ot ano
22,000 Tim bangan Jalan Pot ot ano-Lem bar
60,000 sub t ot al
60,000 82,000
4 Uang M akan 225,000
225,000
Total 2,975,000
3,738,000
BAB 3 PERKEM BANGAN PERBANKAN DAERAH
Kinerja perbankan di Nusa Tenggara Barat sampai dengan t riw ulan II-2009 t erus menunjukkan peningkat an baik dari sisi aset , kredit maupun penghimpunan dana
pihak ket iga DPK, sedangkan kualit as kredit t erus menunjukkan perbaikan yang t ercermin dari laju penurunan NPL.
3.1 Int erm ediasi Perbankan Sepanjang t riw ulan II-2009 kegiat an int erm ediasi perbankan di Nusa
Tenggara Barat t erus m enunjukkan kinerja yang m em baik. Peningkat an kinerja
ini t ercermin dari penyaluran kredit kepada masyarakat dan penghimpunan DPK yang t umbuh meningkat. Hingga t riw ulan ini, pert umbuhan out st anding kredit yang
disalurkan kepada masyarakat mencapai Rp7,08 t riliun at au meningkat sebesar 21,80 yoy dibanding t riw ulan yang sama t ahun lal u yang t ercat at sebesar Rp5,82 t riliun,
namun melambat dibandingkan pert umbuhan pada t riw ulan sebelumnya yang mencapai angka sebesar 27,13.
Sedangkan dari sisi penghimpunan dana pihak ket iga DPK menunjukkan pert umbuhan sebesar 23,57 yoy at au mencap ai Rp7,13 t riliun, meningkat
dibandingkan periode yang sama t ahun lalu yang t ercat at sebesar 10,05 yoy. Peningkat an jumlah penghimpunan DPK yang masih sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan peningkat an penyaluran kredit pada t riw ulan ini, mampu mendorong peningkat an Loan t o Deposit Rat io LDR perbankan dari 96,08 pada t riw ulan I-2009
menjadi 99,37 pada t riw ulan laporan. Dari sisi kualit as kredit, peningkat an penyaluran kredit t ernyat a diiringi oleh membaiknya kualit as kredit yang t ercermin
dari menurunnya angka Non Perf orming Loans NPL dari sebesar 2,99 pada t riw ulan I 2009 menjadi sebesar 2,88 .
Sumber : KBI M ataram Tabel 3.1
Perkembangan Indikat or Perbankan di NTB
2007 Tw 1
Tw 2 Tw3
Tw4 Tw 1
Tw 2 Tw3
Tw 4 Tw 1
Tw2 1
Aset 6.939
7.291 7.539
7.575 7.919
8.398 8.875
9.177 9.704
10.271 Growth yoy
22,10 21,30
19,26 12,58
14,12 15,19
17,73 21,15
22,54 22,30
2 Kredit
4.214 4.664
4.984 5.050
5.221 5.816
6.204 6.346
6.638 7.083
Growth yoy 17,64
23,11 26,67
25,35 23,90
24,69 24,47
25,67 27,13
21,80 3
DPK 5.243
5.241 5.416
5.627 5.597
5.768 6.285
6.649 6.909
7.128 Growth yoy
24,70 15,09
18,97 10,76
6,75 10,05
16,05 18,16
23,44 23,57
4 LDR
80,38 88,98
92,03 89,74
93,29 100,82
98,71 95,45
96,08 99,37
5 NPL
2,92 4,15
4,08 3,33
3,82 3,41
3,27 2,81
2,99 2,88
Indikat or 2008
2009 miliar Rp
34
3.2. Perkem bangan Bank Um um