Renstra Dinas Pariwisata DIY yang merupakan perwujudan dari generalisasi Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah RIPPARDA DIY tahun 2012-
2015 maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY tahun 2012- 2017 dapat disimpulkan bahwa Rencana Strategis Kab.Kota sebagian besar sudah
mencerminkan sinergitasketerpaduan dan keselarasan dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan berbasis kawasan di wilayah DIY. Hanya saja bahwa
ada hal-hal sebagian kewenangan dan urusan baik di tingkat DIY maupun di kabupatenKota yang berbeda fokus skala prioritasnya akan tetapi semua tidak
bertolak belakang dan berorientasi untuk mewujudkan visi besar kepariwisataan DIY yaitu menjadikan Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia
Tenggara. Contoh implementasi sinergitas DIY dengan KabupatenKota tercermin dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi menuju keberhasilan setiap
programkegiatan jangka pendekmenengahpanjang sehingga terwujudnya harmonisasi pencapaian hasil akhir yaitu terwujudnya visi besar pada tahun 2025.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS
Kebijakan pengembangan kawasan strategis DIY didasarkan pada Perda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Provinsi DIY Tahun 2009 – 2029. Pada Pasal 7 Perda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi
DIY Tahun 2009 – 2029 ditetapkan kawasan strategis DIY, diantaranya Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi. Kawasan strategis Pertumbuhan Ekonomi yang
terkait dengan pengembangan Kawasan peruntukan Pariwisata ditetapkan dalam RTRW DIY No. 2 Tahun 2010 Pasal 64 – 66
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah, kebijakan, rencana, dan program. Hasil KLHS
menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, danatau program pembangunan dalam suatu wilayah. Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis
terhadap dokumen hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan kegiatan pelayanan SKPD provinsi dan kabupatenkota yang
berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup. Jika ada program dan kegiatan pelayanan SKPD provinsi dan kabupatenkota yang berimplikasi negatif terhadap
lingkungan hidup, maka program dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS.
Sampai saat ini kajian dampak lingkungan terhadap pengembangan sektor pariwisata belum sepenuhnya dilakukan karena pelaku sector pariwisata di DIY pada
umumnya masih merupakan industri kecil yang dampak pencemarannya juga relatif kecil. Namun demikian untuk industri yang skalanya cukup besar seperti sector
akomodasi perhotelan dan usaha restauran telah dilakukan kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS agar pembangunan kepariwisataan berbasis kepedulian
terhadap lingkungan dan berkelanjutran.
3.5. Isu-isu Strategis