Isu-isu Strategis RENSTRA DINAS PARIWISATA 2012 2017 25072015031710

lingkungan hidup, maka program dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS. Sampai saat ini kajian dampak lingkungan terhadap pengembangan sektor pariwisata belum sepenuhnya dilakukan karena pelaku sector pariwisata di DIY pada umumnya masih merupakan industri kecil yang dampak pencemarannya juga relatif kecil. Namun demikian untuk industri yang skalanya cukup besar seperti sector akomodasi perhotelan dan usaha restauran telah dilakukan kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS agar pembangunan kepariwisataan berbasis kepedulian terhadap lingkungan dan berkelanjutran.

3.5. Isu-isu Strategis

Pengembangan Destinasi Pariwisata:  Masih rendahnya Length Of Stay.  Distribusi wisatawan yang belum merata waktu kunjungan dan obyek kunjungan di kabupatenkota.  Ketergantungan terhadap destinasihub lain Bali dan Jakarta yang masih cukup tinggi.  Masih rendahnya peran serta masyarakat Sadar Wisata dan internalisasi Sapta Pesona.  Kualitas Pelayanan Wisata yang belum standar.  Keterbatasan investasi dibidang pariwisata dalam pengembangan Daya Tarik Wisata DTW baru yang berskala besar.  Daya dukung destinasi terbatas, pada saat “Peak Season”.  Daya Saing destinasi provinsi lain tumbuh dengan cepat Pengembangan Pemasaran Pariwisata:  Kurang terintegrasi dan sinerginya pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta.  Pemasaran dan promosi pariwisata yang belum efektif dan efisien.  Terbatasnya basis data dan belum optimalnya Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata.  Belum terbentuknya Badan Pengembangan Promosi Daerah Istimewa Pengembangan Kelembagaan dan SDM Pariwisata:  Kurangnya SDM Pariwisata Profesional yang sudah tersertifikasi  Koordinasisinergi antar kelembagaan kepariwisataan maupun lintas sektor yang belum efektif.  Belum optimalnya peran serta asosiasi kelembagaan pariwisata dalam mendukung pengembangan kepariwisataan daerah.  Belum optimalnya kualitas pelayanan masyarakat di desa wisata terhadap wisatawan Pengembangan Industrikemitraan Pariwisata:  Kurangnya kemitraan antar usaha pariwisata, sehingga tidak tercipta rantai nilai Value Chain produk wisata yang dihasilkan  Belum terstandardisasinya kualitas berbagai produk kepariwisataan yang dihasilkan.  Iklim persaingan usaha kepariwisataan yang cenderung mengarah kepada persaingan tidak sehat.  Rendahnya kesadara kalangan industri pariwisata terhadap pengembangan daya tarik wisata dan tanggungjawab sosial korporasi CSR BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Perencanaan strategis merupakan proses sistimatis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, pengorganisasian usaha-usaha untuk melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis. Perencanaan stratejik merupakan kebutuhan nyata untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi dalam lingkungan yang senantiasa berubah sangat cepat seperti dewasa ini. Perencanaan stratejik merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang disusun organisasi untuk diimplementasikan seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Rencana stategis mencakup Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, cara pencapaian tujuan yang meliputi Kebijakan dan Program.

4.1. VISI DAN MISI