pemilik saham terbesar PT Madubaru, Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pertanian dan Keuangan kembali mengelola perusahaan tersebut yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk mengelola adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia. Berdasarkan atas kontrak manajemen yang ditandatangani pada tanggal 4 Maret 1984 oleh
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia yaitu Muhammad Yusuf dan Sri Sultan Hamengkubuwoo IX selaku pemegang saham terbesar. Kepemilikan saham
Pabrik Gula dan Spirtus Madukismo yaitu 26 dimiliki oleh Pemerintahan RI dan 74 milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Kontrak manajemen berlaku selama 10 tahun, sehingga PT Rajawali Nusantara Indonesia telah menandatangani kontrak sebanyak dua kali yang
berakhir pada tanggal 31 Maret 2004.
1.2 Tujuan, Visi dan Misi Perusahaan
1.2.1 Visi
Menjadikan PT Madubaru PGPS Madukismo perusahaan Agro Industri yang unggul di Indonesia dengan menjadikan Petani sebagai mitra sejati.
1.2.2 Misi
1. Menghasilkan Gula dan Ethanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat dan industri di Indonesia. 2.
Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan
pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.
3. Menembangkan produkbisnis baru yang mendukung bisnis inti.
4. Menempatkan karyawan dan
stake hoders
lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian
share holders values
.
1.3 Deskripsi Geografis Perusahaan
PT Madubaru Yogyakarta menempati lahan dengan luas area kurang lebih 30 hektar yang merupakan lokasi bekas pabrik gula Padokan, sekitar 5 km di selatan
kota Yogyakarta tepatnya di Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan dipilihnya lokasi tersebut
adalah : 1.
Lokasi berdekatan dengan pusat kota sehingga memudahkan dalam urusan transportasi serta mencari kebutuhan alat-alat yang dibutuhkan pabrik.
2. Daerah tersebut memiliki potensi besar untuk melakukan perluasan pabrik
apabila perlu karena tanah di sekitar pabrik belum padat bangunan. 3.
Di sekitar pabrik adalah daerah persawahan yang subur, sehingga sangat baik untuk tanaman tebu.
4. Tenaga ahli dan kasar mudah dicari dengan standar gaji yang terjangkau.
5. Daerah sekitar pabrik merupakan tanah pengawasan yang sangat
menguntungkan untuk penanaman tebu yang menjadi bahan baku utama gula.
6. Keperluan tenaga kerja mudah terpenuhi.
7. Berdekatan dengan sungai Winongo yang dipandang cukup memenuhi
kebutuhan air untuk menghasikan uap sebagai penggerak turbin dan keperluan lainnya.
8. Penduduk sekitar lokasi pabrik sudah berpengalaman menanam tebu.
BAB II SISTEM PRODUKSI
2.1 Karakteristik Sistem Produksi