Pengaturan Kerja LAPORAN UMUM KERJA PRAKTEK DI PT MADUBARU

2. Karyawan pabrik, yaitu karyawan yang bekerja diperlukan oleh pabrik dan dalam lingkungan pabrik. 3. Karyawan luar pabrik, karyawan ini mempunyai masa kerja yang tidak tentu dan sewaktu-waktu dapat berhenti.

5.3 Pengaturan Kerja

5.3.1 Personalia Perusahaan Fungsi personalia perusahaan PT Madubaru memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan, dimana fungsi tersebut bertanggung jawab dalam mengadakan seleksi calon karyawan adalah perusahaan mendapatkan calon karyawan yang sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan. Dalam melakaukan seleksi ini, ada beberapa kualifikasi dasar yaitu : a. Keahlian, merupakan faktor utama dalam proses seleksi karyawan baru. b. Pengalaman, Karyawan yang telah berpengalaman akan sangat menguntungkan perusahaan, karena dapat menghemat waktu untuk pelatihan, biaya, dan mempercepat penyesuaian kerja. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, maka PT Madubaru memberikan jaminan sosial kepada karyawan yang terdiri atas : a. Tunjangan Hari Raya, diberikan pada hari raya Idul Fitri dan Natal. b. Tunjangan Kecelakaan Kerja, diberikan pada karyawan tetap dan tidak tetap c. Tunjangan Kesehatan, ditujukan bagi seluruh karyawan berupa pelayanan poliklinik, bagi karyawan tetap pelayanan ditujukan untuk 1 orang istri dan 3 orang anak. Bagi karyawan tidak tetap pelayanan hanya terbatas pada karyawan itu sendiri. d. Tunjangan Perkawinan e. Tunjangan Kematian f. Tunjangan Hari Tua, diberikan kepada karyawan yang telah mencapai masa kerja tertentu. Bagi karyawan yang berhenti atau mengundurkan diri dari perusahaan PT Madubaru akan diberikan pesangon yang sesuai dengan pekerjaan karyawan tersebut. 5.3.2 Tata Tertib Karyawan Tata tertib kerja karyawan terdapat pada pasal 64 tentang disiplin kerja. Jenis disiplin kerja tersebut meliputi : a. Kewajiban Pekerja b. Larangan Pekerja c. Sanksi Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan disiplin pekerja diatur dan ditetapkan sebagai berikut : A. Kewajiban Pekerja 1. Kewajiban, kewajiban seorang pekerja di PT Madubaru meliputi : a. Setiap pekerja wajib mentaati peraturan dan ketentuan-ketentuan, di Indonesia pada umumnya dan di perusahaan pada khususnya. b. Setiap pekerja wajib menjaga dan menyimpan rahasia jabatan dan rahasia perusahaan. c. Setiap pekerja wajib bersedia untuk dipindahkan dari suatu perusahaan ke perusahaan di dalam lingkungan perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia. d. Pada waktu pekerja meletakkan jabatan, wajib menyerahkan barang milik perusahaan yang ada padannya. e. Setiap pekerja wajib melakukan maupun tidak berbuat segala apa yang ada di dalam keadaan yang sama patut dilakukan tidak diperbuat oleh pekerja yang baik pasal 1603 di KUHP. 2. Kewajiban Khusus, kewajiban khusus seorang pekerja di PT Madubaru meliputi : a. Setiap pekerja wajib bersikap sopan santun terhadap siapa pun baik di dalam maupun di uar dinas dan selalu bersedia memberi pertolongan terhadap sesama pekerja dalam membina rasa setia kawan dan menjalin kerja sama dengan tertib demi keancaran jalannya perusahaan. b. Setiap pekerja wajib melaksanakan tugasnya dengan semua kemampuannya dan penuh tanggung jawab dengan memperhatikan setiap pedoman yang berlaku dalam intruksi atasan yang berwenang. c. Setiap pekerja wajib mentaati jam kerja dan hari kerja, pakaian pada jam kerja, kebersihan dan keselamatan kerja. d. Setiap pekerja wajib menjaga keselamatan kerja di dalam hal sifat pekerjaannya mengharuskan untuk itu satu dan lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. B. Larangan Pekerja Berdasarkan pada kewajiban pekerja yang harus dipenuhi maka setiap pekerja dilarang untuk : 1. Menyalahgunkan wewenang jabatannya untuk kepentingan pribadi dan keluargannya yang dasarnya hal tersebut ada hubungannya dengan pekerjaannya, jabatan dan tanggung jawab, yang pada hakekatnya merugikan perusahaan. 2. Menyediakan tenaga dalam waktu tugas dinas secara peroranganbekerjasama dengan orang lain secara langsung atau tidak langsung untuk kepentingan usaha atau jabatan lain, kecuali dengan izin tertulis dari pimpinan perusahaan yang berwenang. 3. Memberitahukan rahasia jabatan dan rahasia perusahaan kepada orang-orang yang tidak berhak. 4. Karena kelalaian dan kecerobohan melakukan pekerjaan sehingga mengakibatkan timbulnya kerugian bagi perusahaan. 5. Menyebarkan berita-berita yang tidak benar dilingkungan perusahaan sehingga menimbulkan keresahan diantara sesama pekerja. 6. Melakukan usaha rentenir di dalam lingkungan perusahaan. C. Sanksi 1. Sebagai alat atau sarana untuk menegakkan disiplin kerja yang mengandung maksud pokok untuk membina dan mendidik, maka pekerja yang melakukan pelanggaran atau kesalahan akan dijatuhi hukumna jabatan, berupa : a. Teguran b. Surat peringatan I.II.III. c. Pemberhentian untuk sementara waktu Skorsing. d. Pemutusan hubungan kerja e. Diajukan ke pengadilan 2. Direksi atau pimpinan dalam melaksanakan tata tertib ini selalu akan berpegang pada pasal 1602 KUH Perdata yang berbunyi “ Si majikan pada umumnya diwajibkan melakukan atau tidak berbuat apa yang di dalam keadaan yang sama sepatutnya harus dilakukan atau di perbuat oleh seorang majikan yang baik” 3. Dalam hal pekerja melakukan mogok kerja dengan alasan di luar ketentuan normatif yang sudah diatur dalam ketetuan perundang-undangan maupun PKB akan dikenakan sanksi sesuai dengan bobot kesalahannya. 4. Pelaksanaan sanksi a. Teguran Teguran diberikan kepada pekerja yang melakukan tindakan atau perbuatan sebagai berikut :  Tidak masuk kerja 1 satu hari sebulan tanpa ijin.  Datang terlambat 2 dua hari dalam seminggu atau 4 empat hari dalam 1 satu bulan tanpa alasan yang wajar.  Mencacah kartu absensi orang lain atau memberikkan tanda kehadiran orang lain.  Meninggalkan tempat kerja pada jam kerja tanpa ijin atasan atau mengurangi efisiensi waktu kerja.  Tidak mematuhi dan atau tidak memperhatikan pengarahan atasannya tanpa alasan yang wajar.  Merokok di tempat yang dilarang.  Tidak mengindahkan kebersihan lingkungan.  Tidak menjaga dan memelihara peralatan atau perlengakapan milik perusahaan.  Mengabaikan petunjuk atau instruksi atasan dalam pelaksanaan kerjannya.  Menolak tugas lembur atau absen tanpa adanya alasan yang sah  Berada di tempat atau lokasi kerja diluar jam kerja tanpa ijin tasan atau pimpinan.  Menola untu bekerja sama menyelesaikan pekerjaan dengan pekerja sekerja ataupun dengan atasannya.  Tidak mengindahkan nilai sopan santun baik dengan pimpinan, sesama, keluarga pekerja maupun tamu perusahaan. Teguran diberikan oleh atasan langsung dengan cara memanggil, memberi penjelasan dan mencatat dalam buku catatan khusus serta diparaf oleh kedua belah pihak. Pekerja yang mendapatkan teguran apabila belum melakukan perbaikan atas perbuatannya, serta melakukan lagi perbuatan yang serupa, maka pekerja yang bersangkutan dapat diberi surat peringatan I. b. Surat Peringatan I  Surat peringatan I diberikan kepada pekerja yang telah mendapat teguran dan dalam tenggang waktu 6 enam bulan melakukan lagi perbuatan yang dapat dikenai teguran.  Surat peringatan I diberikan kepada pekerja apabila terbukti telah melakukan perbuatan yang melanggar asusila perbuatan asusila  Surat peringatan I dikeluarkan oleh pimpinan atas usul dari atasan langsung pekerja tersebut dengan memperhatikan pertimbangan divisi atau departemen atau Bagian SDM.  Pekerja yang mendapat surat peringatan I akan mendapat sanksi tidak mendapat kenaikan berkala 1 satu tahun dan nilai prestasinnya 0 nol  Surat peringatan I mengguggurkan prestasi yang dicapai dalam SMK. c. Surat Peringatan II Surat peringatan II diberikan kepada pekerja yang melakukan tindakan atau perbuatan sebagai berikut :  Tidak masuk kerja 3 tiga hari dalam 1 satu bulan tanpa ijin resmi.  Mengabaikan tugas pekerjaannya.  Menggunakan barang-barang milik perusahaan secara tidak sah.  Meminjam atau meminjamkan barang-barang atau perlengkapan milik perusahaan tanpa ijin.  Dengan sengaja atau karena kelalaiannya mengakibatkan dirinnya dan atau pekerja lain tidak dapat melakukan pekerjaan yang diberikan.  Dengan sengaja atau kelalaiannya mengakibatkan kerusakan barang atau aset perusahaan sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.  Telah diberikan surat peringatan I dan dalam masa berlakunnya surat peringatan I tersebut pekerja melakukan pelanggaran lagi. Surat peringatan II dikeluarkan oleh pimpinan atas usul dari atasan pekerja yang bersangkutan dengan memperhatikan pertimbangan Divisi atau Bagian SDM. Pekerja yang mendapatkan surat peringatan II akan mendapat sanksi tidak mendapatkan kenaikan gaji berkala selama 2 dua tahun dan nilai prestasinnya 0 nol. Surat peringatan II mengguggurkan nilai prestasi yang dicapai dalam SMK. d. Surat Peringatan III Surat peringatan III diberikan kepada pekerja yang melakukan tindakan atau perbuatan sebagai berikut :  Tidak masuk kerja selama 4 empat hari dalam 1 satu bulan tanpa ijin resmi.  Menyebarkan berita-berita yang tidak benar didalam lingkungan perusahaan sehingga menimbulkan keresahan diantara sesama pekerja  Menentang penugasan yang disampaikan secara wajar tanpa alasan yang sah meskipun telah diberikan penjelasan secara lisan oleh atasan.  Melalaikan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya sehingga menimbulkan kecelakaan bagi dirinnya ataupun orang lain serta kerugian bagi perusahaan.  Meminum minuman keras dalam lingkungan perusahaan.  Merokok di tempat yang dilarang karena berbahaya.  Membawa gambar teknik atau dokumen yang menjadi perusahaan keluar dari lingkungan perusahaan tanpa ijin dari atasan.  Memindahkan atau menyimpan milik perusahaan disuatu tempat yang tidak semestinya tanpa alasan yang jelas atau tanpa seijin atasan sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan.  Melakukan usaha rentenir didalam lingkungan perusahaan  Telah diberikan surat peringatan I atau surat peringatan II dan dalam masa berlakunnya surat peringatan tersebut melakukan pelanggaran lagi.  Menolak untuk menaati perintah atau penugasan yang layak dan pimpinan sesuai peraturan perusahaan.  Apabila secara hukum terbukti terlibat memperdagangkan atau mengkonsumsi narkotik atau obat terlarang narkoba dn sejenisnya. Surat peringatan ini dikeluarkan oleh pimpinan atas usul dan atasan pekerja yang bersangkutan dengan memperhatikan pertimbangan Divisi atau Departemen atau bagian SDM. Pekerja yang menerima surat peringatan III dapat sekaligus diskorsing. Pekerja yang menerima surat peringatan III akan mendapat sanksi tidak mendapat kenaikan skala gaji pokok selama 2 dua tahun dan atau dapat diturunkan golongannya 1 satu tingkat dengan segala konsekuensinnya dan nilai prestasinnya 0 nol. e. Pemberhentian untuk Sementara Waktu  Pemberhentiaan untuk sementara waktu skorsing diberikan terhadap pekerja yang terlibat dalam suatu pelanggaran berat secara yuridis formal belum dapat dibuktikan atau yang mendapat surat peringatan III.  Dalam masa skorsing kepada pekerja diberikan gaji atau upah sebesar 75.  Pemberian skorsing harus diberikan secara tertulis dan disampaikan kepada pekerja yang bersangkutan.  Pemberian upah secara skorsing berjalan selam 6 enam bulan tetapi belum ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetapi mengenai pelanggaran berat tersebut perusahaan tidak diwajibkan membayar upah.  Penempatan kembali pekerja tidak selalu dalam pangkat.  Apabila pengadilan menyatakan bahwa pekerja yang bersangkutan bersalah maka hak-hak yang tertunda selama skorsing akan dibayrakan kembali. f. Pemutus Hubungan Kerja PHK  Hukuman jabatan terberat adalah Pemutus Hubungan Keja, karena tindakan kejahatan, melanggar hukum dan atau merugikan perusahaan dengan atau tanpa peringatan dan dilaksanakan sesuai prosedur atau perundang-undangan yang berlaku.  Melakukan tindakan kejahatan misalnya mencuri, menggelapkan, menipu, memperdagangkan barang terlarang baik di lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan. 5.3.3 Sistem Penggajian 1. Secara bulanan, kepada karyawan, pimpinan, dan pelaksana. Sistem pengupahan karyawan pimmpinan diatur tersendiri oleh Direksi. Sistem pengupahan karyawan pelaksana mengacu pada surat keputusan bersama Mentan dan Menaker yang tiap tahun diperbarui. Untuk karyawan tetap atau dinas ditentukan berdasarkan golongan I-VII. 2. Secara mingguan, kepada karyawan setiap 2 minggu sekali dengan mengacu pada upah minimum provinsi yang berlaku. 3. Secara harian, diberikan oleh perusahaan setiap hari pada karyawan harian lepas atau borong dengan mengacu pada upah minimum provinsi yang berlaku. 5.3.4 Pengaturan Jam Kerja Pengaturan jam kerja pada perusahaan juga mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk karyawan yang menduduki manajerial kerja hanya 6 hari kerja dalam seminggu. Pada waktu musim giling jam kerja karyawan berbeda-beda. Perbedaan tersebut terletak pada masing- masing bagian : a. Bagian Administrasi tidak langsung berhubungan dengan proses produksi  Senin – Kamis : Jam 06:30 – 15:00 WIB  Jum’at – Sabtu : Jam 06:30 – 11:30 WIB b. Bagian pabrik langsung berhubungan dengan produksi  Shift : Jam 06:00 – 14:00 WIB  Shift II : Jam 14:00 – 22:00 WIB  Shift III : Jam 22:00 – 06:00 WIB BAB VI PEMASARAN

6.1 Sistem Pemasaran