Pusat penanggulangan krisis kesehatan Kementerian Kesehatan
dan koordinasi dalam penanggulangan bencana; serta peta respon. Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu mengidentifikasi bahaya hazard yang
ada di wilayahnya, mengidentifikasi kerentanan dan kapasitas menghadapi bahaya, untuk kemudian dibuat analisa risiko bencana yang dituangkan dalam
bentuk peta respon.
b. Pencapaian Target Indikator Kinerja Kedua
Terdapat beberapa kegiatan yang berkaitan langsung dengan pencapaian target indikator kinerja kedua. Kegiatan tersebut adalah :
1 TOT Peningkatan Kapasitas Petugas dalam Manajemen Penanggulangan Krisis Kesehatan
Manajemen penanggulangan krisis kesehatan adalah pengelolaan penggunaan sumber daya yang ada untuk menghadapi ancaman krisis kesehatan dengan
melakukan perencanaan, penyiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di setiap tahap penanggulangan krisis yaitu pra, saat, dan pasca-krisis. Peserta
kegiatan TOT
Peningkatan Kapasitas
Petugas dalam
manajemen Penanggulangan Krisis Kesehatan adalah tenaga kesehatan yang menjadi
penanggung jawab program penanggulangan krisis kesehatan di tujuh Dinas Kesehatan Provinsi rawan bencana target indikator kinerja di tahun 2015
Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Maluku Utara dan Papua. Realisasi anggaran kegiatan ini adalah sebesar
97,06. Tenaga kesehatan yang telah dilatih, diharapkan dapat memfasilitasi
Peningkatan Kapasitas Petugas dalam Manajemen Penanggulangan Krisis Kesehatan yang pesertanya adalah tenaga kesehatan di dinas kesehatan
kabupatenkota di wilayahnya. 2 TOT Peningkatan Kapasitas Petugas dalam Pendampingan Penyusunan Rencana
Kontinjensi Bidang Kesehatan Dalam manajemen penanggulangan krisis kesehatan dikenal tiga tahapan
penanggulangan krisis, yaitu tahapan pra, saat dan pasca-krisis. Pada tahapan pra krisis, kegiatan-kegiatan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
menempati porsi terbesar yang salah satu kegiatannya adalah penyusunan perencanaan kontinjensi yang merupakan bentuk respon aktif dari peringatan
dini yang dikeluarkan instansi berwewenang terkait potensi bencana yang ada di suatu wilayah tertentu.
Pusat penanggulangan krisis kesehatan Kementerian Kesehatan
Apabila bencana terjadi, rencana kontinjensi dapat difungsikan menjadi rencana operasi darurat setelah sebelumnya didahului proses pengkajian cepat
rapid assessment. Sebagaimana perencanaan pada umumnya, perencanaan kontinjensi harus terus dievaluasi dan diperbaharui secara berkesinambungan
dengan mengacu pada situasi dan kondisi serta potensi kerawanan yang berkembang di suatu wilayah bencana.
Peserta kegiatan TOT Peningkatan Kapasitas Petugas dalam dalam Pendampingan Penyusunan Rencana Kontinjensi Bidang Kesehatan adalah
tenaga kesehatan yang menjadi penanggung jawab program penanggulangan krisis kesehatan di tujuh Dinas Kesehatan Provinsi rawan bencana target
indikator kinerja di tahun 2015 Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Maluku Utara dan Papua. Realisasi anggaran
kegiatan ini adalah sebesar 83,8. Tenaga
kesehatan yang
telah dilatih,
diharapkan dapat
memfasilitasimendampingi tenaga
kesehatan di
dinas kesehatan
kabupatenkota di wilayahnya dalam menyusun rencana kontinjensi bidang kesehatan.
3 Peningkatan Kapasitas
Petugas KabupatenKota
dalam Manajemen
Penanggulangan Krisis Kesehatan dan Pendampingan Penyusunan Rencana Kontijensi Kesehatan KabupatenKota
Setelah mengikuti TOT Peningkatan Kapasitas Petugas dalam Manajemen Penanggulangan Krisis Kesehatan dan TOT Peningkatan Kapasitas Petugas
dalam Pendampingan Penyusunan Rencana Kontinjensi Bidang Kesehatan, tenaga kesehatan di dinas kesehatan provinsi target indikator kinerja di tahun
2015 yang menjadi peserta dua TOT tersebut selanjutnya memfasilitasi penyelenggaraan Peningkatan Kapasitas Petugas KabupatenKota dalam
Manajemen Penanggulangan Krisis Kesehatan dan Pendampingan Penyusunan Rencana Kontijensi Kesehatan KabupatenKota yang pesertanya adalah tenaga
kesehatan dari dinas kesehatan kabupatenkota di wilayahnya masing-masing. Penyelenggaraan dua kegiatan ini menggunakan dana dekonsentrasi.
Dari tujuh dinas kesehatan provinsi target indikator kinerja di tahun 2015, hanya satu yang tidak menjalankan kegiatan yang dibiayai dana dekonsentrasi
ini yaitu Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara. Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dana dekonsentrasi di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara
terkendala karena tenaga kesehatan di daerah juga terbebani merealisasikan
Pusat penanggulangan krisis kesehatan Kementerian Kesehatan
kegiatan yang dibiayai APBD. Realisasi anggaran dana dekonsentrasi untuk penyelenggaraan dua kegiatan ini di enam provinsi adalah sebesar 75,13.
2. Peningkatan Peran dan Fungsi PPK Regional dan Sub-Regional