Fase Tanggap Darurat. Kegiatan selama fase tanggap darurat terbagi menjadi:

Pusat penanggulangan krisis kesehatan Kementerian Kesehatan - Penyusunan Dokumen Penganggaran - Penyusunan Dokumen Keuangan - Penyusunan Dokumen Evaluasi - Penyusunan Laporan Barang Milik Negara BMN 4 Koordinasi dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam penanggulangan krisis kesehatan, seperti : - Kajian Manajemen Kebencanaan - Executive Meeting Forum Fasilitas Kesehatan Aman Bencana - Experts support to monitor and evaluate safe health facilities policy research - Rapat Koordinasi Klaster Kesehatan - Rapat Koordinasi Sub Klaster Kesehatan - Rapat Koordinasi Kajian Kebutuhan Pemberdayaan Masyarakat - Pertemuan Koordinasi 9 PPK Regional dan 2 Sub-Regional dengan Anggota PPK RegionalSub-Regional - Rapat Internalisasi Organisasi di 9 PPK Regional dan 2 PPK Sub-Regional - Pengadaan Alat Pengolah Data PPPKK Sub-Regional Sumatera Barat - Pengadaan Perlengkapan Alat Dokumentasi - Pengadaan Alat Pengolah Data PPPKK - Rapat-Rapat TeknisWorkshop - Pendampingan Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan - Pengembangan MOU Bidang Penanggulangan Krisis Kesehatan - Penataan Gudang di 9 PPK Regional dan 2 Sub-Regional - Upaya Peningkatan Kinerja dan Kompetensi Pegawai - Pengadaan Perlengkapan Penanggulangan Bencana - Penyelenggaraan Operasional Perkantoran - Pengadaan CCTV di 9 PPPKK RegionalSub-Regional - Pengadaan Rak Penyimpanan Barang di Gudang PPPKK 5 Pelaksanaan administrasi pusat.

b. Fase Tanggap Darurat. Kegiatan selama fase tanggap darurat terbagi menjadi:

1 Koordinasi dan Pelaksanaan Tanggap Darurat dan Pemulihan dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan. Pemantauan bencana dilakukan selama 1 tahun penuh 365 hari selama 24 jam yang terbagi dalam 2 shift sehari. Di hari kerja, shift pertama berada di jam kerja 07.30-16.00 WIB dan dan shift kedua di luar jam kerja 16.00-07.30 WIB. Di hari libur Sabtu, Minggu dan libur nasional, juga berlaku 2 shift, sama Pusat penanggulangan krisis kesehatan Kementerian Kesehatan halnya dengan hari kerja. Kejadian bencana dilaporkan dan diperbaharui setiap hari sampai masa tanggap darurat dinyatakan berakhir. Menurut data Pusat penanggulangan krisis kesehatan, selama Januari sampai dengan Desember 2015 terjadi kasus krisis kesehatan sebanyak 938 kali dan mengakibatkan korban meninggal sebanyak 893 orang, luka berat rawat inap sebanyak 2.876 orang, luka ringan rawat jalan sebanyak 508.565 orang, hilang sebanyak 169 orang dan pengungsi sebanyak 256.739 orang. Data jumlah dan jenis kejadian bencana berdasarkan hasil pemantauan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.3. Tabel Frekuensi Bencana berdasarkan Jenis Bencana Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2015 No Jenis Krisis Kesehatan Ja n Fe b M a r A p r M e i Ju n Ju l A g u s Se p O kt N o v D e s Total Bencana Alam 1 Banjir 30 51 28 34 6 9 2 2 9 3 12 19 205 2 Letusan Gunung Api 1 2 2 2 1 1 1 1 11 3 Gempa Bumi 1 1 1 1 4 2 7 3 20 4 Gempa Bumi dan Tsunami 5 Tanah Longsor 10 13 17 23 7 3 3 5 1 5 14 13 114 6 Banjir Bandang 6 7 7 8 1 2 3 4 4 9 51 7 Kekeringan 1 3 4 8 Angin Puting Beliung 7 22 14 15 2 1 7 5 3 15 9 100 9 Gelombang PasangBadai 10 Banjir dan Tanah Longsor 1 1 2 2 6 TOTAL 55 94 66 82 19 17 12 22 22 12 55 55 511 Bencana Non Alam 1 Kebakaran 3 10 11 15 7 5 7 5 3 2 4 72 2 Kebakaran Hutan dan Lahan 5 1 9 42 18 7 2 84 3 Kecelakaan Transportasi 4 10 5 3 9 11 12 12 7 3 3 5 84 4 Kecelakaan Industri 1 1 5 Kejadian Luar Biasa KLB - Penyakit 1 8 23 4 4 1 3 1 45 6 Kejadian Luar Biasa KLB - Keracunan 4 4 3 3 16 5 6 12 3 5 1 4 66 7 Gagal Teknologi 1 1 6 2 1 3 2 2 18 8 Wabah Penyakit Epidemi - Pandemi TOTAL 13 25 38 24 55 27 34 75 36 18 11 14 370 Bencana Sosial 1 Konflik Sosial atau Kerusuhan Sosial 2 6 3 8 11 3 6 7 2 3 5 56 2 Aksi Teror dan Sabotase 1 1 TOTAL 2 6 3 8 11 3 6 8 2 3 5 57 GRAND TOTAL 70 125 107 114 85 47 52 105 58 32 69 74 938 Pusat penanggulangan krisis kesehatan Kementerian Kesehatan Kejadian bencana alam merupakan kejadian paling dominan 54,5 dengan didominasi oleh kejadian banjir diikuti oleh kejadian bencana non alam 39,4 dan bencana sosial 6,1. Kejadian bencana terbanyak sepanjang tahun 2015 terjadi pada bulan Februari yang didominasi oleh kejadian banjir. Hal yang sama terjadi juga di bulan Maret dan April, dimana frekuensi bencana tinggi dan didominasi juga oleh kejadian banjir. Frekuensi bencana juga tinggi di bulan Agustus, namun didominasi oleh kejadian kebakaran hutan dan lahan. Hal ini sejalan dengan pola cuaca di Indonesia. Pusat penanggulangan krisis kesehatan Kementerian Kesehatan 63 56 29 27 25 52 5 13 3 1 35 87 68 13 180 12 12 23 12 29 22 3 12 14 56 3 12 6 13 6 19 5 16 5 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 FREKUENSI KEJADIAN BENCANA DI TIAP PROVINSI SEPANJANG TAHUN 2015 Gambar 3.3. Frekuensi Kejadian Bencana di tiap provinsi selama Tahun 2015 Kejadian bencana selama tahun 2015 paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Timur 180 kejadian diikuti oleh Provinsi Jawa Barat 87 kejadian dan Provinsi Jawa Tengah 68 kejadian. Pusat penanggulangan krisis kesehatan Kementerian Kesehatan 100 200 300 400 500 600 700 800 70 125 107 114 85 47 52 105 58 32 69 74 58 86 61 38 67 160 74 86 20 50 57 136 105 168 95 99 751 394 238 201 155 251 143 276 14 9 2 3 41 11 22 13 20 1 33 JUMLAH KORBAN MENINGGAL, LUKA BERAT DAN HILANG AKIBAT BENCANA SEPANJANG TAHUN 2015 FREKUENSI BENCANA MENINGGAL LUKA BERAT HILANG Gambar 3.4. Jumlah korban meninggal, luka berat dan hilang akibat bencana per-bulan selama tahun 2015 Dari gambar di atas, terlihat bahwa kuantitas korban meninggal, luka berat maupun hilang tidak selalu berbanding lurus dengan frekuensi kejadian bencana. Kuantitas korban jiwa jumlahnya tinggi di bulan Mei dan Juni. Di bulan-bulan tersebut, korban luka berat tinggi jumlahnya diakibatkan karena KLB Keracunan Makanan. Pusat penanggulangan krisis kesehatan Kementerian Kesehatan 50000 100000 150000 200000 250000 17.905 63.891 13.258 15.880 12.965 19.629 24.281 53 4.931 163 21.276 62.507 5.514 16.564 12.337 278 2.488 15.304 73.953 227.027 117.518 35.290 1.521 771 JUMLAH KORBAN LUKA RINGAN DAN PENGUNGSI AKIBAT BENCANA SEPANJANG TAHUN 2015 PENGUNGSI LUKA RINGAN Gambar 3.5. Jumlah korban luka ringan dan pengungsi akibat bencana per-bulan selama Tahun 2015 Dari gambar di atas, terlihat bahwa kuantitas korban luka ringan maupun pengungsi tidak selalu berbanding lurus dengan frekuensi kejadian bencana. Kuantitas korban jiwa jumlahnya tinggi di bulan Juli, Agustus dan September. Di bulan-bulan tersebut, korban luka ringan tinggi jumlahnya diakibatkan karena bencana Kabut Asap Kebakaran Hutan dan Lahan. Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan 2 Pelaksanaan Administrasi Pusat Dukungan tenaga, logistik maupun dana operasional diberikan untuk membantu mengatasi krisis kesehatan. Dukungan tenaga dilakukan pada saat tanggap darurat bencana maupun pasca bencana. Dukungan tenaga pada saat tanggap darurat bencana untuk melakukan kegiatan Rapid Health Assessment RHA yaitu sebesar Rp 752.439.700,- atau 70,3 dari pagu. Sedangkan pasca bencana untuk mendukung kegiatan penilaian kerusakan, kerugian dan kebutuhan pasca bencana yaitu sebesar Rp 135.018.800,- atau 64,5 dari pagu. Bantuan operasional dapat berupa handling cost, bahan habis pakai, serta klaim perawatan pasien korban bencana. Pada tahun 2015 bantuan operasional, pembayaran klaim serta pengadaaan obat dan bahan habis pakai yang diberikan kepada daerah yang mengalami kejadian krisis kesehatan adalah sebesar Rp 202.681.746,- atau 19,8 dari pagu .

4. Keberhasilan