Jika Ya, berapa nilainya?

Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15 46 Rincian 1: Komoditas yang diteliti: Lingkari salah satu kode jenis komoditas yang diteliti yang diproduksi perusahaan usaha sesuai dengan yang ditentukan dalam Daftar VPDP15-DSP.PRODUSEN. BLOK III: BAHAN BAKU Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang asal pengadaan bahan baku berdasarkan fungsi perusahaanusaha dalam lembaga usaha perdaganganproduksi, dan wilayah pengadaan bahan baku. Rincian 1: Pengadaan bahan bakubibit utama selama tahun 2014: Isikan besarnya persentase asal pengadaan bahan bakubibit selama tahun 2014 pada kolom 3 menurut fungsi lembaga usaha pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j. Jika ada rincian yang kosong isikan 0 nol pada kotak yang tersedia atau biarkan kosong. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Kolom 4 hanya diisi apabila kolom 3 terisi, dimana isian di kolom 4 berkisar antara 0 sampai 100 persen. Pengisian kolom 4 merupakan persentase pembelian bahan baku yang berasal dari luar provinsi bersangkutan. Pengadaan bahan baku khusus untuk perusahaanusaha industri, sedangkan untuk petani pembelian bibit. Penjelasan:  Bahan baku utama adalah material atau bahan dasar yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk setelah melewati suatu proses tertentu.  Produsen lain adalah apabila produsen yang menjadi responden mendapat bahan baku yang merupakan hasil produksi perusahaan lain. Contoh: Industri penggilingan padi mendapatkan gabah kering giling dari perusahaan penggilingan padi lainnya.  Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh produsen itu sendiri tanpa melalui pihak lain. Contoh: Rumah pemotongan ayam mengimpor ayam ras dari Australia. Pertanyaan pada Blok III sampai dengan Blok VII berkaitan dengan jenis komoditas yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15 47  Produksi sendiri adalah bahan baku yang digunakan merupakan hasil produksi sendiri. Contoh: Industri penggilingan padi menggunakan gabah kering giling dari hasil sawah yang dikelola perusahaanusaha.  Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang. Peternak adalah adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang melakukan usaha peternakan. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273Kpts Ot.16042007.  Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir, Pedagang pengepul dan Pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar VPDP15-PEDAGANG Blok II Rincian 3 dan Blok III Rincian 1. Rincian 2: Wilayah pengadaan bahan bakubibit utama selama tahun 2014: Isikan nama kabupatenkotanegara pemasok, serta besarnya persentase pengadaan bahan bakubibit utama. Jika ada 10 sepuluh wilayah pengadaan bahan baku produksi, maka tulisan ’lainnya terlampir’ dicoret kemudian tuliskan nama kabupatenkota negara,serta persentase pengadaan bahan baku. Bila wilayah pengadaan bahan baku bibit lebih dari 10 sepuluh, maka lampirkan wilayah pengadaan bahan bakuselebihnya beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen termasuk yang ada di lampiran, jika ada. Kode kabupatenkotanegara diisi oleh editor pengolahan. Catatan: Jika perusahaan melakukan impor sendiri bahan baku Rincian 1a isi, maka pengadaan pembelian bahan baku dari luar negeri Rincian 2 nama negara juga harus ada. BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang tujuan penjualan barang produksi berdasarkan fungsi perusahaanusaha dalam lembaga usaha perdagangan produksi, serta wilayah penjualan barang produksi. Rincian 1: Penjualan barang produksi selama tahun 2014: Isikan besarnya persentase pemasaranpenjualan barang produksi selama tahun 2014 menurut fungsi perusahaanusaha dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m.