2015 177 ped Pedoman pencacah

(1)

(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Buku 2 ini merupakan buku pedoman yang disusun dalam rangka Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015 (VPDP15). Buku ini memuat pedoman bagi para Petugas Pencacah dan Pengawas/Pemeriksa dalam pelaksanaan survei tersebut.

Disamping memuat petunjuk teknis atau prosedur standar operasional yang berkaitan dengan tata cara pencacahan, buku ini dimaksudkan pula agar para petugas memiliki keseragaman pemahaman tentang konsep dan definisi yang berlaku serta keseragaman pemahaman dalam pengisian kuesioner.

Saya mengharapkan agar semua pihak yang terkait dalam survei ini khususnya para petugas lapangan membaca dan menggunakan buku pedoman ini secara sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang maksimal sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan.

Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran Badan Pusar Statistik Republik Indonesia (BPS-RI) di Pusat dan Daerah serta para petugas lapangan atas kontribusinya dalam pelaksanaan survei ini. Selamat Bekerja.

Jakarta, April 2015 Kepala Badan Pusat Statistik

Republik Indonesia,

Dr. Suryamin, M.Sc. NIP. 19560805 197903 1 001


(4)

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Umum ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 2

1.3. Tujuan ... 2

1.4. Cakupan Komoditas ... 2

1.5. Cakupan Wilayah ... 3

1.6. Jadwal Pelaksanaan... 3

1.7. Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman) ... 4

1.8. Arus Dokumen ... 4

BAB II ORGANISASI LAPANGAN ... 5

2.1. Organisasi Lapangan... 5

2.2. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei ... 5

2.3. Petugas Pengawas/Pemeriksa (PMS)... 7

2.4. Petugas Pencacah (PCS) ... 7

BAB III METODOLOGI ... 9

3.1. Ruang Lingkup ... 9

3.2. Kerangka Sampel ... 11

3.3. Jumlah Sampel ... 14

3.4. Alokasi Sampel Per Komoditas Menurut Kabupaten/Kota ... 16

3.5. Metode Pemilihan Sampel ... 16

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 17

3.7. Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG dan VPDP15-DSP.PRODUSEN ... 19

3.8. Penentuan Nomor Urut Perusahaan Perdagangan ... 20


(6)

4.1. Teknik Berwawancara ... 21

4.2. Etika Berwawancara ... 22

BAB V PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR ... 25

5.1. Petunjuk Pengisian Daftar ... 25

5.2. Konsep dan Definisi Umum ... 26

5.3. Pengisian Daftar VPDP-15.PEDAGANG ... 32

5.4. Pengisian Daftar VPDP-15.PRODUSEN ... 45

BAB VI PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VPDP-15 (ATURAN VALIDASI) ... 55

6.1. Pemeriksaan Secara Umum ... 55

6.2. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-15.PEDAGANG ... 55

6.3. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-15.PRODUSEN ... 61


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Contoh VPDP15-DSP.PEDAGANG ... 67

Lampiran 2. Alokasi Sampel Menurut Kabupaten, Komoditas, dan Status Responden ... 68

Lampiran 3. Alokasi Sampel Menurut Provinsi, Komoditas, dan Status Responden ... 73

Lampiran 4. Kuesioner VPDP15.PEDAGANG ... 75

Lampiran 5. Kuesioner VPDP15.PRODUSEN ... 79


(8)

(9)

BABI PENDAHULUAN

1.1 Umum

Pola distribusi perdagangan menggambarkan rantai distribusi suatu barang mulai dari produsen hingga konsumen. Rantai ini mempunyai peran penting dalam perekonomian masyarakat, karena selain merupakan penghubung antara produsen dengan konsumen juga dapat memberikan nilai tambah pada pelakunya. Rantai distribusi yang baik mampu menggerakkan suatu barang dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendah-rendahnya dan mampu memberikan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat saat ini diduga masih bermasalah. Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa kepuasan yang belum merata antara produsen, lembaga-lembaga usaha perdagangan (dalam tata niaga) dan konsumen juga menjadi masalah dalam distribusi barang.

Untuk mengetahui dimana letak permasalahannya dipandang perlu untuk dilakukan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas. Pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengadakan Survei Pola Distribusi (Survei Poldis) Perdagangan Beberapa Komoditas. Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena hasilnya dapat digunakan sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran pola distribusi perdagangan dalam negeri dan dapat dibangun sistem pola distribusi perdagangan yang lebih baik. Selain itu, dapat diperoleh margin perdagangan dan pengangkutan dari komoditas yang diteliti.

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015 dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi, beberapa kota SBH (68 kabupaten/kota) dan kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Secara keseluruhan survei ini mencakup 152 kabupaten/kota terdiri dari 34 ibukota provinsi dan 118 kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Komoditas yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 6 jenis, yaitu: jagung, bawang merah, beras premium, beras medium, cabai merah, dan daging ayam ras.

Hasil Survei Poldis Perdagangan 2015 di 34 provinsi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data tentang pola distribusi perdagangan untuk komoditas terpilih dan sekaligus dapat digunakan sebagai masukan untuk penyempurnaan Survei Pola Distribusi Perdagangan pada masa yang akan datang.


(10)

Buku Pedoman Pencacah dalam kegiatan Survei Poldis Perdagangan 2015 merupakan pedoman bagi petugas pencacah untuk melakukan pencacahan perusahaan/usaha dengan benar sehingga menghasilkan data statistik yang berkualitas.

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2015 adalah: a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. c. Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.

d. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

1.3 Tujuan

Survei Poldis Perdagangan 2015 di 34 provinsi mempunyai tujuan, yaitu: a. Mendapatkan Pola Penjualan Produksi.

b. Mendapatkan Pola Distribusi Perdagangan. c. Mendapatkan Peta Wilayah Penjualan Produksi. d. Mendapatkan Peta Wilayah Distribusi Perdagangan.

e. Memperoleh data tentang margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.

1.4 Cakupan Komoditas

Penentuan komoditas dalam survei ini adalah komoditas strategis, yaitu komoditas yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Komoditas yang dalam Survei Biaya Hidup paling banyak dikonsumsi masyarakat. b. Komoditas yang dalam pembentukan inflasi cukup berperan.

c. Komoditas yang dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) mempunyai kontribusi cukup besar.

d. Komoditas yang memiliki dampak cukup besar terhadap kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan 4 kriteria di atas, maka dipilih 5 komoditas dengan jenis/kualitas komoditas seperti pada tabel berikut:


(11)

Tabel 1.1. Jenis Komoditas Terpilih

Komoditas Jenis Komoditas

(1) (2)

1. Jagung

2. Bawang Merah

3. Beras 1. Beras Premium 2. Beras Medium 4. Cabai Merah

5. Daging Ayam Ras

1.5 Cakupan Wilayah

Cakupan wilayah survei meliputi 118 kabupaten/kota di 34 provinsi dengan jumlah sampel sebanyak 3.500 perusahaan/usaha perdagangan dan produsen. Untuk selengkapnya mengenai alokasi sampel menurut wilayah dapat dilihat pada lampiran 3.

1.6 Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2015 adalah: Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Minggu I Mei 2015 Pengiriman dokumen dari BPS RI ke Provinsi Minggu III Mei 2015

Pelaksanaan Lapangan Minggu I – Minggu IV Juni 2015 Pemeriksaan oleh Daerah Minggu II Juni – Minggu I Juli 2015 Revisit oleh Daerah Minggu I Juli – Minggu II Juli 2015 Pengiriman dokumen dari Provinsi ke BPS RI Minggu II Juni – II Juli 2015

Pengolahan di BPS RI Minggu I – IV Juli 2015 Persiapan Penyusunan Laporan Minggu I – IV Agustus2015 Penyusunan Laporan Minggu I – II September 2015 Penggandaan Laporan Minggu III – IV September 2015


(12)

1.7 Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman)

a. Jenis daftar dan kuesioner yang digunakan untuk pencacahan meliputi:

No Jenis Daftar/Kuesioner Kegunaan

(1) (2) (3)

1. VPDP15-DSP.PEDAGANG VPDP15-DSP.PRODUSEN (Daftar Sampel Perusahaan)

Petunjuk bagi petugas untuk mengetahui nama dan alamat perusahaan/usaha perdagangan dan produsen yang akan dicacah

2. VPDP-15.PEDAGANG Kuesioner untuk mencacah perusahaan/usaha perdagangan

3. VPDP-15.PRODUSEN Kuesioner untuk mencacah perusahaan/usaha industri pengolahan

b. Buku Pedoman yang digunakan meliputi:

No Buku Pedoman Kegunaan

(1) (2) (3)

1. Buku 1 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota 2. Buku 2 Pedoman Pencacah

3. Buku 3 Pedoman Pengolahan

1.8 Arus Dokumen

BPS-RI BPS Provinsi BPS Kab/Kota Pencacah/Pemeriksa

-VPDP15-DSP -VPDP-15. PEDAGANG -VPDP-15. PRODUSEN

-Buku 1

-Buku 2

-Buku 3

-VPDP15-DSP

-VPDP-15.

PEDAGANG

-VPDP-15.

PRODUSEN

-Buku 1

-Buku 2

-VPDP15-DSP

-VPDP-15.

PEDAGANG

-VPDP-15.

PRODUSEN

-Buku 1

-Buku 2

-VPDP15-DSP

-VPDP-15.

PEDAGANG

-VPDP-15.

PRODUSEN

-Buku 2

-VPDP-15. PEDAGANG -VPDP-15. PRODUSEN -VPDP15-DSP -VPDP-15. PEDAGANG -VPDP-15. PRODUSEN -VPDP15-DSP -VPDP-15. PEDAGANG -VPDP-15. PRODUSEN -VPDP15-DSP


(13)

BAB II

ORGANISASI LAPANGAN

2.1 Organisasi Lapangan

Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan serta seluruh kegiatan Survei Poldis Perdagangan 2015 dibentuk organisasi lapangan mulai dari tingkat pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang organisasi ini dapat dilihat pada bagan organisasi berikut:

Gambar 2.1. Organisasi Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015

3

2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei

Tugas dan tanggung jawab organisasi lapangan Survei Poldis Perdagangan 2015 dari tingkat pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan sebagai berikut:

BPS-RI

BPS PROVINSI

PENGAWAS

PENCACAH BPS KAB/KOTA

A

BPS KAB/KOTA

A

BPS KAB/KOTA

A


(14)

Tabel 2.1.Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015

No. Petugas Tugas dan Tanggung Jawab

(1) (2) (3)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

BPS-RI

Tim VPDP15

BPS Provinsi

BPS Kabupaten/ Kota

Pengawas/Pemeriksa

Pencacah

 Mengoordinasikan seluruh kegiatan baik di pusat maupun di daerah

 Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis Perdagangan 2015 tingkat Nasional

 Menyiapkan materi yang berkenaan dengan Survei Poldis Perdagangan 2015

 Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota

 Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis Perdagangan 2015 tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota

 Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Kabupaten/Kota  Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis

Perdagangan 2015 tingkat Kabupaten/Kota

 Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Kabupaten/Kota/ Provinsi

 Bertanggung jawab terhadap hasil pencacahan Survei Poldis Perdagangan 2015

 Bertanggung jawab melakukan pencacahan Survei Poldis Perdagangan 2015


(15)

2.3 Petugas Pengawas/Pemeriksa (PMS)

a. Memahami isi buku pedoman PCS dan PMS Survei Poldis Perdagangan 2015.

b. Bersama dengan PCS mencermati daftar sampel perusahaan terpilih serta jenis dokumen yang digunakan dan wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan. c. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola/administrator di pusat perkantoran,

pusat perbelanjaan, jika responden berada di pusat perkantoran/pusat perbelanjaan. d. Melakukan pengawasan lapangan secara rutin dan melaporkan kepada BPS

Kabupaten/Kota/Provinsi apabila ada permasalahan yang perlu segera diselesaikan. e. Mengikuti pertemuan petugas yang dikoordinir oleh BPS Kabupaten/Kota/Provinsi,

kemudian membuat laporan tentang berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan dan cara mengatasinya ke BPS Kabupaten/Kota/Provinsi.

f. Mengisi laporan kemajuan pelaksanaan pencacahan secara berkala kepada BPS Kabupaten/Kota/Provinsi.

g. Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pelaksanaan pencacahan dengan cermat dan teliti serta menyerahkan hasilnya kepada BPS Kabupaten/Kota/Provinsi.

h. Mengisi kode KBLI pada Blok II rincian 1 VPDP-15.PEDAGANG berdasarkan uraian kegiatan utama perusahaan/usaha.

i. Menepati jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2015.

2.4 Petugas Pencacah (PCS)

a. Memahami isi buku pedoman PCS Survei Poldis Perdagangan 2015.

b. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan VPDP15-DSP. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah.

c. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola atau administrator di pusat gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, atau aparat desa/lurah, RW dan RT sebelum melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.

d. Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha yang ada dalam VPDP15-DSP yang terdapat pada wilayah kerjanya .

e. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai temuan/masalah di lapangan dan cara mengatasinya.


(16)

g. Melaporkan hasil pengecekan lapangan ke pengawas/pemeriksa atas keberadaan perusahaan yang tercatat dalam VPDP15-DSP, namun tidak ditemui di lapangan, atau perusahaan/usaha yang ditemui di lapangan, namun tidak memperdagangkan salah satu dari 6 jenis komoditas yang dicakup.


(17)

BAB III METODOLOGI

3.1. Ruang Lingkup

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015 dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi, beberapa kota SBH (68 kabupaten/kota) dan kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Secara keseluruhan survei ini mencakup 152 kabupaten/kota terdiri dari 34 ibukota provinsi dan 118 kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Komoditas yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 6 jenis, yaitu: jagung, bawang merah, beras premium, beras medium, cabai merah, dan daging ayam ras.

Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan perdagangan dan non perdagangan. Perusahaan perdagangan terdiri dari perusahaan perdagangan menengah, besar, dan kecil, baik sebagai distributor, subdistributor, agen, sub-agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, eksportir, importir, maupun pengecer. Untuk perusahaan non perdagangan terdiri dari perusahaan/usaha pertanian, industri pengolahan dan peternakan. Produsen jagung, bawang merah, dan cabai merah didekati melalui petani komoditas terpilih. Sementara itu, untuk komoditas beras, produsen didekati melalui industri penggilingan padi. Sedangkan, untuk komoditas daging ayam ras, produsen didekati melalui kegiatan rumah potong dan pengepakan daging unggas, serta pedagang ayam ras yang melakukan pembelian ayam hidup lalu dipotong dan dilakukan proses pembersihan bulu dan dijual kembali ke pedagang daging ayam ras lainnya.

Usaha yang dicakup dalam survei ini mengalami penyesuaian kode KBLI, karena terjadi perubahan kode KBLI 2005 ke KBLI 2009. Secara lengkap, perusahaan yang dicakup berdasarkan pengelompokkan KBLI-nya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Cakupan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditas 2015 Menurut KBLI 2009

No Jenis Komoditas KBLI 2009

KBLI

2005 Uraian KBLI 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Jagung 01111 01112 Pertanian Tanaman Jagung

46201 51211 Perdagangan Besar Padi dan Palawija 53211

54211


(18)

No Jenis Komoditas KBLI 2009

KBLI

2005 Uraian KBLI 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

47111 52111

Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket

47112 52112

Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan di Supermarket/Minimarket (Tradisional) 2 Bawang Merah 01134 15321 Pertanian Tanaman Hortikultura Sayuran Umbi

46319 51220 Perdagangan Besar Bahan Makanan dan Minuman 53220 HasilPertanian Lainnya

54220

47213 52213 Perdagangan Eceran Sayuran

47111 52111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket

47112 52112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan di Supermarket/Minimarket (Tradisional)

3 Beras Premium 10631 15311 Industri Penggilingan Padi dan Penyosohan Beras 46311 51220 Perdagangan Besar Beras

53220 54220

47241 52221 Perdagangan Eceran Beras

47111 52111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yangUtamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket

47112 52112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yangUtamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan diSupermarket/Minimarket (Tradisional)

4 Beras Medium 10631 15311 Industri Penggilingan Padi dan Penyosohan Beras 46311 51220 PerdaganganBesar Makanan, Minuman dan

53220 Tembakau 54220

47241 52221 Perdagangan Eceran Beras

47111 52111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yangUtamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket

47112 52112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yangUtamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan di Supermarket/Minimarket(Tradisional)

5 Cabai Merah 01283 01122 Perkebunan Cabe

46319 51220 Perdagangan Besar Bahan Makanan dan Minuman 53220 Hasil Pertanian Lainnya

54220


(19)

No Jenis Komoditas KBLI 2009

KBLI

2005 Uraian KBLI 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

47111 52111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket

47112 52112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan di Supermarket/Minimarket (Tradisional) 6 Daging Ayam Ras 10120 15111 Kegiatan rumah potong dan pengepakan daging

unggas

46322 51220 Perdagangan Besar Daging Ayam dan Daging Ayam 53220 Olahan

54220

47214 52214 Perdagangan Eceran Hasil Peternakan

47111 52111 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di Supermarket/Minimarket

47112 52112 Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan di Supermarket/Minimarket (Tradisional)

3.2. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang dibentuk ada dua, yaitu kerangka sampel pedagang dan kerangka sampel produsen. Untuk produsen jagung, bawang merah, cabai merah dipilih secara purposive dengan kriteria petani yang memiliki luas panen terluas di wilayah tersebut dan untuk daging ayam dipilih secara purposive dengan kegiatan rumah potong dan pengepakan daging unggas, serta pedagang ayam ras pedaging yang memotong dan menjual daging ayam ras terbanyak di wilayah tersebut biasanya dapat dijumpai pada pasar tradisional yang besar. Untuk produsen beras, kerangka sampel berasal dari direktori industri penggilingan padi (PIPA 2012) berskala besar dan sedang. Sedangkan pembentukan kerangka sampel pedagang komoditas selain daging ayam ras berasal dari berbagai macam sumber, yaitu dari:

1) SE06-UMB kategori G, yaitu perusahaan perdagangan menengah dan besar hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel. Tahapan penggunaan data SE06-UMB adalah: 1) Menentukan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha sebagai distributor, sub

distributor, agen, sub-agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, eksportir, importir, dan pengecer dilakukan pendekatan berdasarkan hasil SE06-UMB kategori G, yang bersumber dari kuesioner SE06-UMB Distribusi Blok II.2 Rincian 6 (menurut asal barang) dan Rincian 8 (menurut penjualan barang).


(20)

Sedangkan untuk perusahaan SE06-UMB yang nonresponse, tidak dapat dilakukan penentuan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha.

Tabel 2. Matrix Penentuan Fungsi Kelembagaan*) dalam Perusahaan/Usaha Perdagangan UMB

No.

Asal barang

Penjualan Luar

negeri Produsen

Pedagang lainnya

Pemerintah /swasta

Rumah tangga/ perorangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Melalui Importir 1 1 1 9

2 Impor Sendiri 8 8 8 9

3 Produsen (Jagung, Bawang Merah, dan Cabai Merah)

7 6 6 6 9

Produsen non pertanian 7 1 1 1 9 4 Distributor/penyalur/ag

en 7 2 4 4 9

5 Supermarket/swalayan 7 4 9 9 9

6 Pedagang lainnya 7 4 9 9 9

*) Kode fungsi kelembagaan: 1. Distributor 2. Subdistributor 3. Agen

4. Sub-agen

5. Pedagang Grosir

6. Pedagang Pengepul 7. Eksportir

8. Importir 9. Pengecer

2) Direktori perusahaan perdagangan dari asosiasi untuk perusahaan perdagangan. 3) Direktori perusahaan ekspor dan impor.

4) Perusahaan perdagangan kecil hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel yaitu SE06-UMK kategori G dengan nilai omset >500 juta rupiah.

5) Sumber Lain : berasal dari internet.

Pada survei ini pencacahan perusahaan menggunakan pendekatan fungsi kelembagaan perusahaan dan komoditas yang diperdagangkan. Fungsi kelembagaan yang bersumber dari SE06-UMB merupakan proxy, sedangkan perusahaan dari sumber lain berdasarkan pengakuan responden.


(21)

Gambar 1. Pembentukan Kerangka Sampel Pedagang

Gambar 2. Pembentukan Kerangka Sampel Produsen Beras

Tidak

Ya

Komoditas beras

Drop out perusahaan Perusahaan

Unique*)?

Kerangka Sampel Produsen Direktori Industri Penggilingan Padi

Tidak SE06-UMB.G

Drop out perusahaan Perusahaan

unique*)?

Perusahaan Perdagangan dari Asosiasi

Direktori Perusahaan Ekspor Impor

Sumber lainnya SE06-UMK,

omset > 500 jt 6 Komoditas terpilih

Kerangka Sampel Pedagang Proxy fungsi

kelembagaan perusahaan

Gabung

*) Unique = tidak ganda


(22)

3.3. Jumlah Sampel

Banyaknya sampel perusahaan/usaha/pengusaha perdagangan menengah dan besar serta produsen secara keseluruhan sebanyak 3.500 perusahaan. Rincian banyaknya sampel untuk setiap provinsi adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Kabupaten/Kota Studi dan Banyaknya Sampel per Provinsi

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah

Sampel

(1) (2) (3) (4)

1 (11) Aceh (1104) Aceh Tenggara, (1109) Pidie, (1171) Banda

Aceh 65

2 (12) Sumatera Utara (1205) Tapanuli Utara, (1209) Simalungun, (1210) Dairi, (1211) Karo, (1273) Pematang Siantar, (1275) Medan, (1276) Binjai

150 3 (13) Sumatera Barat (1303) Solok, (1308) Lima Puluh Koto, (1312)

Pasaman Barat, (1371)Kota Padang 78

4 (14) Riau (1403) Indragiri Hilir, (1406) Kampar, (1471)

Pekanbaru 65

5 (15) Jambi (1501) Kerinci, (1505) Muaro Jambi, (1571) Jambi 58 6 (16) Sumatera Selatan (1607) Banyuasin, (1609) OKU Timur, (1610) Ogan

Ilir, (1671) Palembang 78

7 (17) Bengkulu (1702) Rejang Lebong, (1707) Lebong, (1771) Kota

Bengkulu 70

8 (18) Lampung (1804) Lampung Timur, (1805) Lampung Tengah,

(1871) Kota Bandar Lampung 78

9 (19) Bangka Belitung (1901) Bangka, (1971) Kota Pangkal Pinang 61 10 (21) Kepulauan Riau (2102) Bintan, (2172) Kota Tanjung Pinang 55 11 (31) DKI Jakarta (3171) Jakarta Selatan, (3172) Jakarta Timur,

(3173) Jakarta Pusat, (3174) Jakarta Barat, (3175) Jakarta Utara

250 12 (32) Jawa Barat (3201) Bogor, (3202) Sukabumi, (3203) Cianjur,

(3204) Bandung, (3205) Garut, (3206) Tasikmalaya, (3207) Ciamis, (3209) Cirebon, (3210) Majalengka, (3217) Kab. Bandung Barat , (3271) Kota Bogor,

(3273)Kota Bandung, (3275) Kota Bekasi, (3276) Kota Depok, (3277) Kota Cimahi, (3278) Kota Tasikmalaya

350

13 (33) Jawa Tengah (3301) Cilacap, (3302) Banyumas, (3308) Magelang, (3309) Boyolali, (3315) Grobogan, (3316) Blora, (3321) Demak, (3322) Semarang, (3323) Temanggung, (3329) Brebes, (3373) Kota Salatiga, (3374) Kota Semarang

300


(23)

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Sampel

(1) (2) (3) (4)

Yogyakarta

15 (35) Jawa Timur (3505) Blitar, (3506) Kediri, (3507) Malang, (3509) Jember, (3510) Banyuwangi, (3513) Probolinggo, (3518) Nganjuk, (3520) Magetan, (3522)

Bojonegoro, (3523) Tuban, (3528) Pamekasan, (3529) Sumenep, (3572) Kota Blitar, (3573) Kota Malang, (3578) Kota Surabaya, (3579) Kota Batu

350

16 (36) Banten (3602) Lebak, (3603) Tangerang, (3604) Serang,

(3673) Kota Serang, (3674) Kota Tangerang Selatan 122 17 (51) Bali (5102) Tabanan, (5106) Bangli, (5107) Karang

Asem, (5171) Kota Denpasar 94

18 (52) Nusa Tenggara Barat

(5202) Lombok Tengah, (5203) Lombok Timur,

(5206) Bima, (5271) Kota Mataram 67

19 (53) Nusa Tenggara Timur

(5303) Kupang, (5304) Timor Tengah Selatan,

(5371) Kota Kupang 64

20 (61) Kalimantan Barat (6102) Bengkayang, (6107) Sintang, (6112) Kubu

Raya, (6171) Kota Pontianak 78

21 (62) Kalimantan Tengah

(6201) Kotawaringin Barat, (6202) Kotawaringin

Timur, (6271) Kota Palangkaraya 64

22 (63) Kalimantan Selatan

(6301) Tanah Laut, (6303) Banjar, (6306) Hulu Sungai Selatan, (6371) Kota Banjarmasin

70 23 (64) Kalimantan

Timur

(6403) Kutai Kartanegara, (6404) Kutai Timur,

(6471) Kota Balikpapan, (6472) Kota Samarinda 64

24 (65) Kalimantan Utara

(6502) Bulungan, (6571) Kota Tarakan

55 25 (71) Sulawesi Utara (7101) Bolaang Mongondow, (7102) Minahasa,

(7171) Kota Manado 67

26 (72) Sulawesi Tengah (7202) Banggai, (7210) Sigi, (7271) Kota Palu 67 27 (73) Sulawesi Selatan (7304) Jeneponto, (7306) Gowa, (7308) Maros,

(7316) Enrekang, (7371) Kota Makassar, (7373) Kota Palopo

150 28 (74) Sulawesi

Tenggara

(7402) Muna, (7403) Konawe, (7471) Kendari

64 29 (75) Gorontalo (7502) Gorontalo, (7571) Gorontalo 61 30 (76) Sulawesi Barat (7601) Majene, (7602) Polewali Mandar, (7604)

Mamuju 64

31 (81) Maluku (8103) Maluku Tengah, (8108) Maluku Barat Daya,

(8171) Kota Ambon 64

32 (82) Maluku Utara (8206) Halmahera Timur, (8271) Ternate, (8272)

Tidore Kepulauan 64

33 (91) Papua Barat (9104) Teluk Bintuni, (9105) Manokwari, (9171)


(24)

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Sampel

(1) (2) (3) (4)

34 (94) Papua (9401) Merauke, (9403) Jayapura, (9471) Jayapura 67

Jumlah 3.500

*) yang dicetak bergaris bawah dan miring adalah ibukota provinsi

3.4. Alokasi Sampel Per Komoditas Menurut Kabupaten/Kota

Jumlah produsen dan perusahaan perdagangan berkategori pedagang besar dan eceran dapat ditentukan dari hasil pembentukan kerangka sampel. Yang termasuk dalam kategori pedagang besar adalah fungsi kelembagaan perdagangan sebagai distributor, subdistributor, agen, sub-agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, eksportir dan importir. Sedangkan kategori pengecer adalah sisanya. Alokasi sampel dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi dari fungsi kelembagaan dan jenis komoditas dalam satu provinsi. Sehingga secara umum semua komoditas bisa terwakili untuk semua fungsi kelembagaan.

Penentuan suatu perusahaan dicacah untuk komoditas tertentu, sudah dapat ditentukan pada awal penentuan sampel terpilih, baik untuk pedagang besar dan eceran yang menjual komoditas spesifik maupun yang memperdagangkan bermacam-macam komoditas yang akan dicacah. Oleh karena itu, untuk menjaga agar sampel komoditas di pengecer tersebar secara proporsional, maka perlu dilakukan alokasi sampel untuk menentukan berapa jumlah perusahaan yang harus dicacah untuk suatu komoditas. Tahapan pengalokasian sampel menurut komoditas untuk pengecer adalah sebagai berikut:

 Dari kerangka sampel dialokasikan sampel perusahaan yang memperdagangkan komoditas tertentu.

 Kemudian dialokasikan menurut distribusi fungsi kelembagaan dalam satu provinsi.

3.5. Metode Pemilihan Sampel

Metode pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan komoditas utama yang diperdagangkan berdasarkan 6 jenis komoditas terpilih. Untuk perusahaan yang bersumber dari SE06-UMB, seluruhnya diambil sebagai perusahaan sampel, sedangkan sisanya dipilih secara sistematik pada setiap komoditas. Jika jumlah perusahaan/usaha dalam kerangka sampel tidak mencukupi, maka seluruh perusahaan/usaha akan dicacah. Sedangkan sampel industri penggilingan padi dipilih dari kerangka sampel industri penggilingan padi secara


(25)

3.6. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk perusahaan-perusahaan yang relatif besar, pengumpulan data mungkin lebih dari satu kali kunjungan.

 Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari pedagang ke produsen maka pengawas harus mencari perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditas dan fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.

 Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari produsen ke pedagang maka pengawas harus mencari perusahaan/usaha yang memproduksi komoditas yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.

 Jika pada saat pencacahan, komoditas yang diperdagangkan bukan merupakan komoditas yang tercantum pada Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG, maka pengawas a. Jika perusahaan/usaha merupakan pedagang besar, harus mencari

perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditas dengan fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sampel pengganti secara purposive, b. Jika Perusahaan/usaha merupakan pengecer, pengawas harus memeriksa terlebih

dahulu keterwakilan komoditas dalam satu provinsi, bila sudah ada wakilnya maka cukup diganti komoditas sesuai dengan yang dijual oleh pedagang (harus termasuk dalam 6 komoditas). Jika belum ada keterwakilan komoditas dengan kualitas/merk/jenis seperti yang tercantum pada Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG dalam satu provinsi maka harus mencari perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditas dengan fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.

 Jika pada saat pencacahan, komoditas yang diproduksi bukan merupakan komoditas seperti yang tercantum pada Daftar VPDP15-DSP.PRODUSEN, maka pengawas harus mencari perusahaan/usaha yang memproduksi komoditas yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.

 Nomor urut perusahaan untuk sampel pengganti dimulai dari 8000 untuk setiap kabupaten/kota.

 Untuk Perusahaan/usaha yang terpilih sampel secara purposive nomor urutnya dimulai dari 9000 untuk setiap kabupaten/kota.


(26)

ALUR PENCACAHAN PEDAGANG Ya VPDP15-DSPU.PEDAGANG KETEMU? PEDAGANG? PENGAWAS MENGGANTI SECARA PURPOSIVE CACAH KOMODITI PEDAGANG BESAR? CACAH CACAH PENGAWAS MENGGANTI SECARA PURPOSIVE PENGAWAS MENGECEK KETERWAKILAN KOMODITI

DALAM 1 PROVINSI

SUDAH TERWAKILI?

DICACAH SESUAI KOMODITI DARI YANG PEDAGANG JUAL

PENGAWAS MENGANTI SECARA

PURPOSIVE Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

ALUR PENCACAHAN PRODUSEN

VPDP15-DSPU.PRODUSEN Ya KETEMU? PRODUSEN? PENGAWAS MENGGANTI SECARA PURPOSIVE KOMODITI SESUAI? Tidak Ya Ya Tidak Tidak CACAH KOMODITAS PENGAWAS MENGECEK KETERWAKILAN KOMODITAS

DALAM 1 PROVINSI

PENGAWAS MENGECEK KETERWAKILAN KOMODITAS

DALAM 1 PROVINSI

KOMODITAS SESUAI?


(27)

3.7. Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG dan VPDP15-DSP.PRODUSEN

Daftar VPDP15-DSP adalah daftar yang memuat nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel untuk pedagang maupun produsen. Berdasarkan daftar ini, PCS mengunjungi dan melakukan pencacahan perusahaan/usaha yang menjadi beban tugasnya.

Keterangan rincian dan kolom Daftar DSP.PEDAGANG dan VPDP15-DSP.PRODUSEN adalah sebagai berikut:

1. Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama provinsi.

2. Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama kabupaten/kota.

3. Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama kecamatan 4. Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut.

5. Kolom (2) : Nomor Urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel dalam suatu kabupaten/kota. 6. Kolom (3) : Nama Lengkap Perusahaan/Usaha, yang tercantum pada kolom ini adalah

nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel.

7. Kolom (4) : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari perusahaan/usaha yang tercantum pada kolom (3).

8. Kolom (5) : Kegiatan Utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan utama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel.

9. Kolom (6) : KBLI - Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan KBLI dari kegiatan utama.

10.Kolom (7) : Jenis komoditas yang diperdagangkan/dihasilkan 11.Kolom (8) : Fungsi kelembagaan yang diidentifikasi dari frame

12.Kolom (9) : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan perusahaan/usaha, yaitu:

1 = Ditemukan, dan jenis komoditas yang diperdagangkan/diproduksi sesuai dengan daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP15-DSP.PRODUSEN

2 = Ditemukan, namun jenis komoditas yang diperdagangkan/diproduksi tidak sesuai dengan daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP15-PRODUSEN 3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang (Untuk VPDP15-DSP.PEDAGANG)

atau

Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen (Untuk VPDP15-DSP.PRODUSEN) 4 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri

5 = Tutup

6 = Tidak Ditemukan 7 = Ganda/double


(28)

3.8. Penentuan Nomor Urut Perusahaan Perdagangan

Nomor urut perusahaan dibangun per kabupaten berdasarkan tahapan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil penentuan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha dari SE06-UMB-G,

tentukan nomor urut perusahaan, dimulai dari fungsi kelembagaan perusahaan perdagangan sebagai distributor, setelah selesai memberi nomor urut seluruh perusahaan ”distributor”, kemudian dilanjutkan untuk subdistributor, agen, sub-agen, dan seterusnya sampai pengecer.

b. Untuk perusahaan yang bersumber dari selain SE06-UMB-G, nomor urut perusahaan merupakan kelanjutan dari nomor urut pengecer.

Contoh :

Dari hasil pembentukan frame perusahaan perdagangan, dalam suatu kabupaten ada 129 perusahaan dari SE06-UMB, dan 79 perusahaan dari sumber lainnya. Pemberian nomor urut perusahaan seperti di bawah ini:

Sumber Fungsi kelembagaan perusahan perdagangan

Banyak

perusahaan Nomor urut

SE06-UMB-G

1. Distributor 8 1  8

2. Subdistributor 13 9  21

3. Agen 20 22  41

4. Sub-agen 39 42  80

5. Pedagang Grosir 13 81  93 6. Pedagang Pengepul 10 94  103

7. Eksportir 1 104

8. Importir 4 105  108

9. Pengecer 21 109  129


(29)

BAB IV

TEKNIK DAN ETIKA BERWAWANCARA

4.1 Teknik Berwawancara

Di dalam wawancara diperlukan kesediaan responden untuk memberikan keterangan. Kesediaan responden tersebut dapat dikondisikan dan biasanya sangat bergantung kepada sikap pewawancara pertama kali bertemu. Sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran, dan keseluruhan penampilan pewawancara sangat mempengaruhi kelanjutan/kelancaran wawancara. Penampilan yang sopan dan ramah dengan sendirinya akan dapat mengurangi bahkan menghilangkan perasaan dan sikap penerimaan responden yang negatif, yang dapat merugikan pencacahan, seperti: rasa curiga, rasa takut, rasa enggan, atau malu.

Beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menciptakan hubungan baik dengan responden, antara lain:

a. Dalam membuat janji wawancara dengan calon responden, sebaiknya memperhatikan waktu senggang dari responden tersebut, dan berusaha jangan sampai mengganggunya dalam kesibukan sehari-hari.

b. Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh responden. Jika responden lebih mengerti bahasa daerah daripada bahasa Indonesia, maka gunakanlah bahasa daerah tersebut. Hal ini akan memperlancar jalannya wawancara.

c. Sebelum memulai wawancara jangan lupa memperkenalkan diri, menunjukkan kartu pengenal jika perlu, serta menyebutkan lembaga atau badan yang menugaskannya. Kemudian menguraikan maksud wawancara serta tujuan pencacahan yang dilakukan. Penting untuk disampaikan bahwa wawancara yang dilakukannya bukan suatu ujian atau test; tidak ada jawaban yang dibenarkan atau disalahkan dan informasikan kepada responden bahwa semua pertanyaan yang diajukan akan mudah dijawab karena berhubungan dengan pengalaman, kehidupan, pikiran dan perasaan responden sendiri. Sampaikanlah semuanya secara sederhana, tetapi cukup jelas.

d. Dalam “obrolan” awal yang merupakan “intro” untuk membangun suasana yang

kondusif ini jangan keluar dari konteks isi kuesioner. Arahkan perbincangan tersebut ke dalam isi kuesioner, namun demikian jangan menggunakan waktu terlalu lama.

e. Berilah perhatian terhadap hal-hal yang sedang dibicarakan oleh responden selama berlangsungnya wawancara. Pewawancara dapat berperan sebagai seorang yang ingin


(30)

tahu dan ingin belajar dari responden.

f. Bila pewawancara kurang memahami jawaban responden, maka dapat meminta responden tersebut untuk mengulangi jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Sampaikan bahwa hal yang dikatakan responden sangat menarik, sehingga perlu dicatat atau mencoba mengulangi simpulan jawabannya guna meyakinkan bahwa yang dikatakan responden tidak salah ditafsirkan.

g. Menjalankan tugasnya dengan penuh kepercayaan. Namun tidak dengan rasa percaya diri yang berlebihan, sehingga dirinya merasa lebih tinggi. Hal ini menimbulkan rasa antipati/rasa tidak suka dalam diri responden.

h. Di dalam mengajukan pertanyaan yang bersifat sensitif, misalnya menanyakan nilai pembelian dan penjualan, usahakan agar pertanyaannya tidak menyinggung perasaan responden. Sebelum mengajukan pertanyaan tentang ini, dapat didahului dengan kata “maaf….”

i. Gunakanlah waktu untuk wawancara dengan efektif, artinya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data yang sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya.

j. Ucapkanlah terima kasih, bila wawancara tersebut telah selesai.

4.2 Etika Berwawancara

Beberapa prinsip dasar wawancara yang baik, yaitu:

a. Berikan kesan pertama dengan baik

Pada saat pertama kali mengunjungi responden, usahakanlah agar responden merasa bebas/tidak tertekan. Pewawancara dapat memulai dengan ucapan selamat pagi/siang/sore, lalu dilanjutkan dengan memperkenalkan diri, misalnya: Nama saya ………… Saya adalah petugas lapangan yang bertugas mengumpulkan keterangan mengenai ………. guna ………..

b. Usahakan selalu melakukan pendekatan positif

Jangan bersikap negatif dengan selalu meminta maaf atau jangan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

Apakah Anda terlalu sibuk?

Apakah Anda berkeberatan meluangkan sedikit waktu untuk wawancara? Apakah Anda sudi menjawab berbagai pertanyaan yang akan saya ajukan?


(31)

Pertanyaan-pertanyaan seperti contoh di atas akan mengundang sikap tidak baik dari responden.

Sebaiknya pewawancara bertanya seperti di bawah ini:

”Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bapak/Ibu”. Kemudian mulailah mewawancarai responden.

c. Tekankan kerahasiaan jawaban

Sebelum pewawancara mengajukan pertanyaan, tekankan sekali lagi akan kerahasiaan jawaban yang diberikan. Informasikan kepada responden bahwa BPS tidak akan mencantumkan nama dalam laporan hasil survei ini, dan petugas tidak akan menyebutkan nama responden lain atau pewawancara lain di hadapan responden.


(32)

(33)

BAB V

PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR

Bab ini menjelaskan tentang tata cara pengisian, konsep dan definisi umum, kuesioner VPDP-15.PRODUSEN dan VPDP-15.PEDAGANG. Secara umum kedua kuesioner ini mempunyai karakteristik yang sama, perbedaannya terletak hanya pada ciri-ciri spesifik dari masing-masing kegiatan usaha, seperti nilai produksi pada perusahaan/usaha pertanian dan industri pengolahan serta nilai penjualan pada perusahaan/usaha perdagangan.

Diharapkan dengan memahami pedoman ini petugas dapat melaksanakan kegiatan Survei Poldis 2015dengan mudah dan benar.

5.1 Petunjuk Pengisian Daftar

a. Semua isian di kuesioner harus menggunakan tulisan pensil warna hitam.

b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata harus menggunakan huruf kapital (balok) serta tidak boleh disingkat, kecuali satuan dan kata yang terlalu panjang boleh disingkat dengan singkatan yang umum digunakan. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).

Contoh penulisan Daftar VPDP-15.PRODUSEN:

Rincian Penulisan yang salah Penulisan yang benar Blok V Rincian 1.c:

Kendala utama proses produksi…

Bahan Baku BAHAN BAKU

c. Cara pengisian daftar:

1) Isikan keterangan/jawaban pada tempat yang disediakan.

2) Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan kode jawaban ke kotak yang tersedia.


(34)

Contoh pengisian Daftar VPDP-15.PEDAGANG

Rincian Pengisian yang salah Pengisian yang benar Blok II

Rincian 2: Komoditas yang diteliti

Beras Premium 1 Beras Medium 2 Cabai Merah 3 Bawang Merah 4 Jagung Pipilan 5 Daging Ayam Ras 6

Beras Premium 1 Beras Medium 2 Cabai Merah 3 Bawang Merah 4 Jagung Pipilan 5 Daging Ayam Ras 6 3) Jika kode yang dilingkari lebih dari satu, jumlahkan kode yang dilingkari dan

tuliskan pada kotak yang tersedia. Contoh:

BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN

(1) (2)

1. a. Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2014?

Ya 1 Tidak 2 ke rincian 2

b. Jika “Ya”, jenis kendala:

Kelangkaan barang 1 Modal 16

Fluktuasi Harga 2 Lainnya 32

Transportasi 4 (Tuliskan ………..)

Sarana dan prasarana 8

c. Kendala utama: ………..

4) Nilai pembelian, penjualan, hasil produksi dan biaya transportasi ditulis dalam satuan rupiah.

5.2 Konsep dan Definisi Umum

a. Perusahaan/Usaha adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba (Direktorat Bina Pasar dan Distribusi, Kementerian Perdagangan).

b. Produsen adalah suatu usaha yang memproduksi suatu komoditas untuk dijual.

c. Kegiatan Perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang

baru maupun bekas untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa merubah bentuk barang tersebut.

d. Perusahaan/usaha perdagangan adalah kegiatan ekonomi/lapangan usaha di

bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari

2 2

1

0 1

2 0


(35)

berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. (Buku KBLI 2009).

e. Perdagangan besar (wholesaler) adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) baik barang baru maupun barang bekas kepada pengecer, industri, komersial, institusi atau pengguna profesional, atau kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak sebagai agen atau broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik perorangan maupun perusahaan. (Buku KBLI 2009).

f. Perdagangan eceran adalah adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko,

departement store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya pedagang pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang jualnya, tetapi beberapa pedagang pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas dasar konsinyasi atau komisi. (Buku KBLI 2009).

g. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku

mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia, yang dirinci menurut kategori. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, badan hukum, formal atau informal. Kode KBLI yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS No.57 tahun 2009 tentang KBLI.

h. Kegiatan utama adalah kegiatan yang mempunyai nilai penjualan paling besar di antara beberapa jenis kegiatan dalam suatu perusahaan/usaha. Bila suatu perusahaan/usaha hanya melakukan satu jenis kegiatan maka jenis kegiatan tersebut merupakan jenis kegiatan utama dari perusahaan/usaha.

i. Komoditas utama adalah komoditas yang dijual oleh pedagang dan memberikan nilai penjualan terbesar dari berbagai jenis komoditas yang dijual.

Beras Premium

Beras Premium adalah beras berkualitas tinggi setara dengan mutu kelas II dan III dalam BSN-Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 6128:2008 dengan


(36)

kriteria: (1) derajat sosoh minimal 100-95%, (2) kadar air maksimum 14%, (3) butir kepala minimum 89-78%, (4) butir patah maksimum 10-20%, (5) butir menir maksimum 1-2%, (6) butir merah maksimum 1-2%, (7) butir kuning atau rusak maksimum 1-2%, (8) butir mengapur maksimum 1-2%, (9) benda asing maksimum 0,02%, (10) dan butir gabah maksimum 1%/100 gram beras (www.sulsel.litbang.deptan.go.id). Beras premium secara fisik bersih, tidak mengandung batu (foreign material), mengkilat (ster), serta tidak ada menir dengan warna putih dengan kadar air maksimal 14%. Beras premium ini biasa dikenal dengan sebutan beras poles (tokoberasbagus.wordpress.com/).

Bisa dikatakan juga bahwa beras premium adalah beras yang kualitasnya setara atau lebih tinggi disbanding dengan IR64 kualitas 1 (Pengelola Pasar Induk Cipinang – Jakarta).

Contoh: Beras Premium

Gambar 5.1. Beras Premium Sumber: 1.http://041972.blogspot.com/2013/03/rice.html

2.https://berasorganikasli.wordpress.com/2012/09/27/beras-organik-asli/beras-merah-premium/

3. http://fesimunjancoldstorage.blogspot.com/2011/05/beras.html

Beras Medium

Beras medium adalah beras dengan kualitas yang setara dengan beras Cadangan Beras Pemerintah (Permendag No. 4 Tahun 2012). Secara fisik, beras

1. 2.


(37)

ini kurang bersih (sedikit kusam dan ada sedikit kerikil), terkadang kurang kering, serta terdapat campuran menir. Beras medium ini lebih murah disbanding beras poles/premium (tokoberasbagus.wordpress.com).

Bisa dikatakan juga bahwa beras medium adalah beras yang kualitasnya setara dengan IR64 kualitas 2 dan diatas Raskin (Pengelola Pasar Induk Cipinang – Jakarta).

Contoh: Beras Medium

Gambar 5.2. Beras Medium Sumber: 1. https://berasberas.wordpress.com/medium/

2. http://sp.beritasatu.com/home/harga-beras-medium-di-bengkulu-rp12000kg/79770

Cabai Merah

Cabai merah (chili) adalah adalah buah dan tumbuhan anggota genus

Capsicum (id.wikipedia.org). cabai merah yang termasuk dalam survey ini adalah cabai merah keriting. Cabai merah keriting memiliki bentuk panjang dengan diameter yang kecil, ujungnya lancip cenderung runcing. Kulit buahnya

1 .


(38)

tidak mulus melainkan bergelombang atau keriting, serta kulit buahnya relatif tipis (alamtani.com).

Contoh: Cabai Merah Keriting

Gambar 5.3. Contoh Cabai Merah Sumber: 1. http://alamtani.com/jenis-cabe.html

2. http://alamtani.com/jenis-cabe.html

Bawang Merah

Bawang merah (Allium cepa L. var Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia (id.wikipedia.org). Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman ini mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga, umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis (belalangtue.wordpress.com).

Contoh: Bawang Merah

Gambar 5.4. Contoh Bawang Merah

Sumber: 1. http://saransehat.com/255/manfaat-dan-khasiat-bawang-merah-bagi-kesehatan-tubuh/

1.

2.


(39)

2. http://detikjogja.com/2015/03/harga-bawang-merah-di-jogja-melonjak/

Jagung Pipilan

Jagung pipilan adalah jagung yang biji jagungnya sudah terlepas dari tongkolnya.

Contoh:

Gambar 5.5. Contoh Jagung Pipilan

Sumber: http://jual-produk-pertanian.blogspot.com/2012/05/jual-jagung-pipilan.html

Daging Ayam Ras

Daging ayam ras atau ayam negeri adalah daging ayam yang bibitnya atau DOC (Day Old Chick) nya masih harus didatangkan dari luar negeri, baik dalam bentuk import induk/parent, maupun import super induk/grand parent

(ayamorganikindonesia.blogspot.com). Ayam jenis ini memiliki keunggulan pemeliharaan yang lebih cepat, yaitu antara 30 – 40 hari untuk mencapai bobot karkas 900 – 1000 gram.

Contoh:

Gambar 5.6. Contoh Daging Ayam Ras Sumber: 1. http://pixshark.com/ayam-potong.htm

2. http://duniaternak.com/


(40)

1. Kegiatan utama perusahaan/usaha: Kode KBLI

PERDAGANGAN BESAR JAGUNG PIPILAN

………. diisi oleh pemeriksa

5.3

Pengisian

Daftar VPDP-15.PEDAGANG

Pada Daftar VPDP-15.PEDAGANG di kanan atas terdapat lima kotak kode KBLI. Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG kolom 6. Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum turun ke lapangan.

BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan alamat perusahaan sebagai responden. Tidak semua rincian disalin dari Daftar VPDP15-DSP. PEDAGANG, sebagian dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.

Rincian1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG.

Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG atau dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.

Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.

Rincian 5 s.d. Rincian 7: disalin dari Daftar VPDP15-DSP.PEDAGANG, kolom (2) s.d. kolom (4).

Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai dengan kondisi di lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.

BLOK II: KETERANGAN UMUM

Blok ini untuk mencatat kegiatan perusahaan/usaha, jenis komoditas, dan informasi fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan.

Rincian 1: Kegiatan Utama Perusahaan/Usaha

Tuliskan secara lengkap dan jelas kegiatan utama yang dilakukan perusahaan/usaha pada saat pencacahan.


(41)

Rincian 2: Komoditas yang diteliti:

Lingkari salah satu kode jenis komoditas yang diteliti sesuai dengan yang ditentukan dalam VPDP15-DSP.

Contoh:

Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan

Lingkari salah satu kode fungsi perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan yang sesuai dengan komoditas yang diteliti.

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 11/M-DAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan atau Jasa, yang dimaksud dengan: Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas

namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.

Subdistributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari distributor atau distributor tunggal untuk melakukan pemasaran.

Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik barang dan atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya.

Subagen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari agen atau agen tunggal untuk melakukan pemasaran.

Pengisian Rincian 3 s.d. Blok VI, pertanyaannya berhubungan/terkait dengan komoditas yang diteliti pada rincian 2 di atas

Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk ditinggal terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat itu), makaRincian 2 harus sudah dilingkari dan diisi oleh pencacah.

Referensi waktu pada VPDP-15.PEDAGANG adalah setahun yang lalu


(42)

Prinsipal adalah perorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum diluar negeri atau didalam negeri yang menunjuk agen atau distributor untuk melakukan penjualan barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.  Perkulakan (Grosir), adalah perorangan atau badan usaha yang membeli dalam

partai besar berbagai macam barang dari berbagai pihak dan menjual dalam partai besar barang tersebut sampai kepada Subdistributor dan/atau Pedagang Eceran (Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.23/MPP/Kep/1/1998 Tentang Lembaga-Lembaga Usaha Perdagangan).

Pedagang pengumpul atau pedagang pengepul adalah badan atau orang pribadi

yang kegiatan usahanya (Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 224/Pmk.011/2012 Tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 1 ayat (3)):

a. mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan; dan

b. menjual hasil tersebut kepada badan usaha industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan.  Eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbentuk

badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan (ekspor) dalam wilayah hukum NKRI, baik sendiri maupun secara bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang ekonomi yang mendapat pengakuan sebagai eksportir terdaftar dari Menteri Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Buku Kebijakan Umum Bidang Ekspor, Departemen Perdagangan RI, 2008).

Eksportir terdaftar adalah perusahaan/perorangan yang telah mendapat

pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Importir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor atau

memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen. Importir yang dicakup pada penelitian ini adalah yang memiliki Angka Pengenal Importir Umum/API-U. (Buku Kebijakan Umum Bidang Impor, Departemen Perdagangan RI, 2008).


(43)

Pedagang eceran adalah perorangan atau badan usaha yang bertindak atas namanya sendiri dan/atau atas nama pihak lain yang menunjuknya untuk menjalankan kegiatan dengan cara membeli, menyimpan dan menjual barang dalam partai kecil secara langsung kepada konsumen akhir.

BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN

Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang distribusi asal pembelian dan penjualan barang dagangan berdasarkan fungsi perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan, serta wilayah pembelian dan pemasaran/penjualan. Disamping itu juga untuk memperoleh informasi mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan distribusi barang dagangan.

Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2014

Isikan besarnya persentase pembelian/asal barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2014 menurut fungsi perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k. Jika ada rincian yang kosong, pada kotak persentase dituliskan 0 (nol) atau dikosongkan. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k pada kolom (3) harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Kolom (4) hanya diisi apabila kolom (3) terisi, dimana isian di kolom (4) berkisar antara 0 sampai 100 persen. Pengisian kolom (4) merupakan persentase dari pembelian barang yang berasal dari luar provinsi yang bersangkutan.


(44)

Penjelasan:

Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh perusahaan/usaha itu sendiri tanpa melalui pihak lain.

Perorangan adalah suatu bentuk usaha pribadi, dimana seluruh kegiatan usaha serta resikonya merupakan tanggung jawab pribadi pula.

 Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir, Pedagang pengepul, dan Pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar VPDP15-PEDAGANG Blok II Rincian 3.

Rincian 2: Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2014

Isikan nama kabupaten/kota/negara wilayah pembelian barang dagangan, serta persentasenya. Jika lebih dari tujuh baris, maka tuliskan wilayah pembelian lainnya (kabupaten/kota/negara) beserta persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan, kemudian coret tulisan‘lainnya’ yang terdapat di rincian k dan nilai 100 yang terdapat pada kolom (4).Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan.

Contoh pengisian yang benar adalah sebagai berikut:

Isian nama kabupaten/kota/negara wilayah pembelian barang dagangan harus sesuai dengan nama resmi kabupaten/kota/negara. Isian tersebut tidak boleh diisi dengan nama pulau atau bila berasal dari luar negeri maka diisi secara jelas nama negara asal pembelian barang tersebut sehingga tidak boleh diisi dengan ‘LUAR NEGERI’.


(45)

Contoh pengisian yang salah adalah sebagai berikut:

Rincian 3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2014:

Isikan besarnya persentase penjualan barang dagangan menurut fungsi perusahaan/ usaha dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 3.a s.d Rincian 3.o. Jika ada rincian yang kosong beri tanda strip (-) dan pada kotak tuliskan 0 (nol). Jumlah dari Rincian 3.a s.d Rincian 3.o harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke kotak yang tersedia. Kolom (4) hanya diisi apabila kolom (3) terisi, dimana isian di kolom (4) berkisar antara 0 sampai 100 persen. Pengisian kolom (4) merupakan persentase dari penjualan barang ke luar provinsi yang bersangkutan.

Penjelasan:

Ekspor langsung adalah ekspor yang dilakukan oleh pedagang itu sendiri tanpa melalui pihak lain. Contoh: Perusahaan eksportir minyak goring di Kota Jakarta Timur mengekspor minyak goreng ke Malaysia dan Singapura.

Supermarket/swalayan dalam kegiatan ini meliputi supermarket/swalayan itu sendiri, hypermarket dan minimarket. Definisi dari ketiga jenis swalayan tersebut adalah sebagai berikut:

Hypermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan

barang-barang kebutuhan rumahtangga termasuk sembilan bahan pokok secara eceran langsung kepada konsumen akhir. Didalamnya terdiri dari pasar swalayan, toko serba ada yang menyatu dalam satu bangunan dan pengelolaannya dilakukan secara tunggal serta memiliki luaslantai usahanya lebih dari 4.000 m2 dan paling


(46)

besar (maksimal) 8.000 m2. Seperti: Hypermart, Carrefour, Giant, Lotte Mart, dan lain-lain.

Supermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan

barang-barang kebutuhan rumahtangga termasuk kebutuhan sembako secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantainya maksimal 4.000 m2. Seperti: Hero Supermarket, Tip Top, dan lain-lain.

Mini Swalayan/Mini Market adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantai usahanya paling besar 200 m2. Seperti: Alfa Mart, Indomaret, Super Indo, 7 Eleven, dan lain-lain.

Industri Pengolahan adalah kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan/atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan. Termasuk juga kegiatan jasa industri yang menerima upah maklon (Peraturan Kepala BPS RI No. 57 tahun 2009 tentang KBLI).  Definisi eksportir, distributor, sub distributor, agen, sub agen, pedagang

grosir, pedagang pengepul dan pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan Blok II Rincian 3.

Kegiatan Usaha Lainnya adalah kegiatan selain yang disebutkan di atas,seperti: rumah makan, restoran,hotel, rumah sakit, dll.

Pemerintah dan Lembaga Nirlaba

Pemerintah seperti panti asuhan pemerintah, rumah sakit pemerintah, instansi. Lembaga Nirlaba seperti yayasan (panti asuhan, panti jompo) dan rumah sakit non profit. Lembaga Nirlaba adalah lembaga non profit, jika contoh tersebut sudah memperhitungkan keuntungan maka masuk ke kegiatan usaha lainnya.

Rumah Tangga adalah konsumen akhir dan bukan merupakan kegiatan usaha.

Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2014:

Isikan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah penjualan barang dagangan. Jika ada sebelas wilayah penjualan maka tulisan ’lainnya (terlampir)’ dicoret kemudian tuliskan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah penjualan barang dagangan. Bila wilayah penjualan lebih dari sebelas maka


(47)

lanjutkan pengisian nama kabupaten/kota/negara beserta persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan. Jumlah dari Rincian 4.a. sampai dengan rincian 4.k. harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan.

BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN

Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pengadaandan pemasaran barang dagangan.

Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2014?

Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam pengadaan barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2014, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Rincian 2.

Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pengadaan barang dagangan bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang sesuai, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia.

Penjelasan:

Kendala kelangkaan barang seperti: barang dagangan sulit untuk diperoleh. Kendala fluktuasi harga seperti: harga barang dagangan mahal.

Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi belum atau kurang tersedia, belum ada jalan penghubung, bongkar muat di pelabuhan lama, dsb.

Kendala sarana dan prasarana seperti: perbankan, birokrasi perdagangan (perijinan), belum ada pasar, dsb.

Kendala modal seperti: kekurangan modal usaha,

Kendala lainnya seperti: mesin, pembayaran tidak lancar, faktor geografis (jalan curam, terjal, dsb).

Rincian 1.c: Kendala utama

Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah satu kode yang dilingkari pada Rincian1.b.


(48)

Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan selama tahun 2014?

Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam pemasaran barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember 2014, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung ke Blok V.

Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pemasaran barang dagangan bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia.

Penjelasan:

Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditas yang sama. Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang jalur/rantai distribusi barang sampai ke tujuan.

Kendala bencana alam seperti: gunung meletus, gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan lain sebagainya.

Penjelasan kendala transportasi, kendala sarana dan prasarana, serta kendala

lainnya lihat penjelasan pada Rincian 1.b.

Rincian 2.c: Kendala utama:

Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakansalah satu kode yang dilingkari pada Rincian 2.b.

BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN

Blok ini mencatat penjualan dan pembelian barang dagangan yang terjual selama tahun 2014 (Januari sampai dengan Desember 2014).

Rincian 1: Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2014

Rincian 1.a

Kolom (1): Stok Awal (sisa 2013)

Isian Rincian 1.a adalah stok awal barang yaitu sisa stok dari barang dagangan selama tahun 2013.


(49)

Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) sisa volume barang dagangan selama tahun 2013. Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada kolom (2) yaitu sisa barang dagangan selama tahun 2013. Satuan yang digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kg.

Kolom (4): Harga Satuan

Isikan pada kolom (4) harga satuan dari sisa stok barang selama tahun 2013. Kolom (5): Nilai (Rp)

Isikan pada kolom (5) nilai dari sisa stok barang selama tahun 2013.

Rincian 1.b

Kolom (1): Pembelian

Isian Rincian 1.b adalah pembelian dari barang dagangan selama tahun 2014. Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) volume barang yang dibeli selama tahun 2014. Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada kolom (2) yaitu yang dibeli selama tahun 2014. Satuan yang digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kilogram.

Kolom (4): Harga Satuan

Isikan pada kolom (4) harga satuan dari pembelian barang selama tahun 2014. Kolom (5): Nilai (Rp)

Isikan pada kolom (5) nilai dari pembelian barang selama tahun 2014.

Rincian 1.c

Kolom (1): Dikonsumsi sendiri termasuk yang berikan ke pihak lain:

Isian Rincian 1c. adalah barang dagangan yang digunakan sendiri oleh perusahaan/ usaha selama tahun 2014. Termasuk juga barang dagangan yang diberikan kepada karyawan atau pihak lain (hibah).

Kolom (2): Volume:


(50)

Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang dikonsumsi sendiri selama tahun 2014.

Rincian 1.d

Kolom (1): Rusak/hilang:

Isian Rincian 1d. adalah barang dagangan yang rusak/hilang selama tahun 2014. Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) volume barang yang rusak/hilang selama tahun 2014. Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang rusak/hilang selama tahun 2014.

Rincian 1.e:

Kolom (1): Penjualan:

Isian Rincian 1.e adalah penjualan barang dagangan selama tahun 2014. Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) volume barang yang terjual selama tahun 2014. Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang terjual selama tahun 2014. Kolom (4): Harga Satuan

Isikan pada kolom (4) harga satuan dari barang yang terjual selama tahun 2014. Kolom (5): Nilai (Rp)

Isikan pada kolom (5) nilai dari barang yang terjual selama tahun 2014.

Rincian 1.f:

Kolom (1): Stok Akhir (sisa 2014):

Isian Rincian 1.f adalah stok akhir atau sisa barang dagangan selama tahun 2014. Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) volume sisa barang selama tahun 2014. Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari sisa barang selama tahun 2014.

Untuk satuan masing-masing komoditas lihat lampiran 2 Tabel 1 Kolom (3). Kolom (4): Harga Satuan (Rp)


(51)

Kolom (5): Nilai (Rp)

Isikan pada kolom (5) nilai dari sisa barang selama tahun 2014.

Rincian 2: Berapa persen nilai penjualan pada Blok V Rincian 1e terhadap seluruh penjualan usaha perdagangan selama tahun 2014?

Isikan besarnya persentase nilai penjualan selama Januari sampai dengan Desember 2014 terhadap total penjualan perusahaan tersebut. Jika besarnya persentase merupakan bilangan desimal, maka dibulatkan sesuai kaidah yang berlaku dan dituliskan pada kotak yang tersedia. Persentase yang diisikan harus bernilai lebih dari 0 dan maksimal bernilai 100. Apabila perusahaan hanya menjual satu jenis komoditas pastikan bahwa isiannya sebesar 100 persen. Namun, apabila perusahaan tersebut menjual lebih dari satu jenis komoditas, maka pastikan isiannya lebih dari 0 persen.

Rincian 3.a : Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2014?

Biaya transportasi yang dicatat adalah biaya angkutan untuk membeli dan/atau menjual barang dagangan selama tahun 2014.

Rincian 3.b : Jika “Ya” berapa nilainya?

Bila rincian 3.a berkode 1, maka rincian 3.b harus diisi yaitu isikan besarnya biaya angkutan untuk membeli dan/atau menjual barang dagangan selama tahun 2014.

Catatan:

Biaya transportasi Pembelian Barang Dagangan

 Bila angkutan disediakan oleh pemasok, besarnya biaya angkut pembelian barang dagangan tidak perlu diperkirakan.

 Bila barang dagangan tersebut diantar/dikirim oleh pemasok dengan biaya yang dibebankan kepada perusahaan/usaha, besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 3.b.

 Bila pembelian barang dagangan diangkut sendiri dengan kendaraan milik perusahaan/usaha maka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam Blok V Rincian 3.b.  Bila pembelian barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain, besarnya biaya


(1)

Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15

78

1. a. Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2014?

Ya 1 Tidak 2 ke rincian 2

b. Jika "Ya", jenis kendala:

Kelangkaan barang 1 Modal 16

Fluktuasi Harga 2 Lainnya 32

Transportasi 4 (tuliskan…………..………..)

Sarana dan prasarana 8

c. Kendala utama ……… 2. a. Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan selama tahun 2014?

Ya 1 Tidak 2 ke Blok V

b. Jika "Ya", jenis kendala:

Persaingan pasar 1 Bencana alam 16

Rantai distribusi 2 Lainnya 32

Transportasi 4 (tuliskan…………..………..)

Sarana dan prasarana 8

c. Kendala utama ………

1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2014:

a. Stok Awal (sisa 2013) b. Pembelian c.

d. Hilang/rusak e. Penjualan f. Stok Akhir (sisa 2014) *)Satuan yang digunakan: kilogram, kwintal, ton

2. Berapa persen nilai penjulan pada Blok V Rincian 1e terhadap seluruh penjualan usaha perdagangan selama tahun 2014?

3. a. Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2014?

Ya 1 Tidak 2

b. Jika "Ya", berapa nilainya? Rp. ________________________

1. Nama : ………

2. Jabatan : ………

3. Telepon : ………

4. Tanggal pengisian : ………

5. Tanda tangan : ………

1. Nama ………....……….. …………..………..……..……..

2. Tanggal

3. Tanda tangan ………....……….. …………..………..……..……..

Dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain

Uraian Volume Satuan Harga Satuan

(Rp)

Nilai (Rp) kolom (2) x kolom (4)

(1) (2) (3) (4) (5)

………..… ……..…… ………..… ………...…

……..…… ………..… ………...…

……..….…. s.d. ………….……

PENCACAH PEMERIKSA

………..….…. s.d. ………….……

(2) (3)

………..…

(1)

BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN

BLOK VII: KETERANGAN

CONTACT PERSON

BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN

(1) (2)

URAIAN

BLOK VI: CATATAN

BLOK VIII: KETERANGAN PETUGAS

……..…… ………..…

………..… ………..… ………..… ………...…

………..… ………..… ………...… ……..……


(2)

Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15

79

Lampiran 5

(disalin dari DSP)

1. Provinsi : ….……….………..….

2. Kabupaten/Kota*) : ….……….………..….

3. Kecamatan : ….……….………..….

4. Kelurahan/Desa*) : ….……….………..…. 5. Nomor Urut Perusahaan/Usaha : ….……….………..….

6. Nama lengkap Perusahaan/Usaha : ……….. 7. Alamat Perusahaan/Usaha : ……….. ……… Kode pos :

Nomor Telepon : (…...…) …..………….…… Ext: …...… Nomor Fax. : (…...…) …..……….………...…. E-mail: ………. Website: ………..

*) coret yang tidak sesuai

Tujuan Survei : a. Mendapatkan pola dan peta penjualan produksi. b. Mendapatkan pola dan peta distribusi perdagangan.

c. Memperoleh margin perdagangan dan pengangkutan mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.

Dasar Hukum : Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik

Kerahasiaan : Data yang diberikan responden dijamin kerahasiaannya berdasarkan Undang-undang (pasal 21 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)

Kewajiban : Responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-undang

(pasal 27 UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Sub Direktorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri

Jl. Dr Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710

Telepon: (021) 3810291-4, 3841195, 3842508 pes: 6130, 6131, 6132 & 6133 Fax: (021) 386 3815. Email : statpdn@bps.go.id atau BPS Provinsi/Kabupaten/Kota: ……… Telepon: ………

SURVEI POLA DISTRIBUSI

PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITAS

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT

(1) (2)

Kode KBLI

VPDP-15

PRODUSEN

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK


(3)

Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15

80

( Jenis komoditas harus ditentukan oleh petugas BPS )

1. Komoditas yang diteliti:

Beras Premium 1 Bawang Merah 4

Beras Medium 2 Jagung Pipilan 5

Cabai Merah 3 Daging Ayam Ras 6

Pertanyaan pada Blok III sampai dengan Blok VI berkaitan dengan jenis komoditas yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas

1. Pengadaan bahan baku/bibit utama selama tahun 2014:

No. Asal pengadaan bahan baku utama Persentase

(1)

a. Impor langsung ………a. % a. % b. Importir ………b. % b. % c. Produsen lain ………c. % c. % d. Distributor ……… d. % d. % e. Agen ……… e. % e. % f. Pedagang grosir ………f. % f. % g. Pedagang pengepul ………g. % g. % h. Produksi sendiri ………h. % h. % i. Pedagang eceran ………i. % i. % j. Petani/Peternak ………j. % j. %

1 0

0

%

2. Wilayah pengadaan bahan baku/bibit utama selama tahun 2014:

No Kabupaten/Kota/Negara Kode *) Persentase

(1) (2) (3) (4)

a. …………..………..……… %

b. …………..………..……… %

c. …………..………..……… %

d. …………..………..……… %

e. …………..………..……… %

f. …………..………..……… %

g. …………..………..……… %

k. Lainnya (diisi pada lampiran)

1 0 0 %

*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh Pemeriksa/Koordinator Lapangan

BLOK II: KETERANGAN KOMODITAS

(1) (2)

BLOK III: Bahan Baku

(3)

Persentase dari luar Provinsi

(2)

Jumlah

(4)


(4)

Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15

81

1. Penjualan barang produksi selama tahun 2014:

No. Tujuan penjualan barang produksi Persentase

(1) (2)

a. Ekspor langsung ………a. % a. % b. Eksportir ………b. % b. % c. Distributor ………c. % c. % d. Agen ………d. % d. % e. Pedagang grosir ………e. % e. % f. Pedagang pengepul ………f. % f. %

g. Department Store ………g. % g. %

h. Supermarket/swalayan ………h. % h. % i. Pedagang eceran ………i. % i. % j. Industri pengolahan ………j. % j. % k. Kegiatan usaha lainnya ………k. % k. % l. Pemerintah dan lembaga nirlaba ………l. % l. % m. Rumah tangga ………m. % m. %

1 0

0

%

2. Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2014:

No Kabupaten/Kota/Negara Kode *) Persentase

(1) (2) (3) (4)

a. …………..………..………

% b. …………..………..………

%

c. …………..………..……… %

d. …………..………..……… %

e. …………..………..……… %

f. …………..………..………

% g. …………..………..………

%

h. …………..………..……… %

i. …………..………..……… %

j. …………..………..……… %

k. Lainnya (diisi pada lampiran)

1 0 0 %

*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh Pemeriksa/Koordinator Lapangan

(3)

Jumlah

Persentase ke luar Provinsi

(4)

BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI


(5)

Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15

82

1. a. Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun 2014?

Ya 1 Tidak 2 ke Rincian 2

b. Jika "Ya", jenis kendala:

Kesulitan modal 1 Bencana alam 16

Tenaga kerja trampil 2 Transportasi 32

Birokrasi administrasi 4 Lainnya 64

Bahan baku/bibit 8 (tuliskan…………..………..) c. Kendala utama proses produksi ………..……… 2 a. Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi selama tahun 2014?

Ya 1 Tidak 2 ke Blok VI

b. Jika "Ya", jenis kendala:

Persaingan pasar 1 Bencana alam 16

Rantai distribusi 2 Lainnya 32

Transportasi 4 (tuliskan…………..………..)

Sarana dan prasarana produksi 8

c. Kendala utama penjualan ………...………

1. Produksi selama tahun 2014:

a. Stok Awal (sisa 2013) b. Produksi

c.

d. Hilang/rusak e. Penjualan

f. Stok Akhir (sisa 2014)

Satuan yang digunakan: Kilogram, Kwintal, Ton

1. Nama : ………

2. Jabatan : ………

3. Telepon : ………

4. Tanggal pengisian : ………

5. Tanda tangan : ………

1. Nama ………....……….. …………..………..……..……..

2. Tanggal

3. Tanda tangan ………....……….. …………..………..……..……..

……… ………

……… ……… ………..… ………...…

……… ……… ………..… ………...…

……… ……… ………..… ………...…

……… ………

Harga Satuan (Rp)

Nilai (Rp)

……… ……… ………..… ………...…

BLOK VII: CATATAN

..………..….... s.d. ….……….…… ………..….... s.d. ….……….…

BLOK VIII: KETERANGAN

CONTACT PERSON

URAIAN PENCACAH

(2)

PEMERIKSA

BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS

(3) (1)

BLOK VI: NERACA PRODUKSI

BLOK V: KENDALA PERUSAHAAN/USAHA

(1) (2)

Dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain

kolom (2) x kolom (4)

(1) (2) (3) (4) (5)


(6)

Buku 2: Pedoman Pencacah VPDP15

83

Lampiran 6

UNTUK PERUSAHAAN

BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN /

KOTA : ………

SURAT TANDA TERIMA

Sudah terima dari petugas SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITAS

2015 (VPDP15), 1 (satu) kuesioner VPDP15-PEDAGANG/VPDP15-PRODUSEN yang ditujukan kepada:

1. Nama Perusahaan

:

2. Alamat

:

Telepon :

Pesawat :

HP

:

3. Kegiatan Usaha

:

4. Perkiraan Waktu Selesai *) :

………. , ……… 201

5

Identitas Petugas VPDP15

Yang Menerima,

Nama :

……….

Nama : ……….

NIP

: ………..………..

Jabatan : ………..…..

*) Jika selesai sebelum waktu yang diperkirakan, mohon telepon ke :

BPS Kabupaten/Kota : ………..…….… , Telepon : ….………

atau No. HP Petugas VPDP15 :

………

UNTUK PETUGAS

BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN /

KOTA : ………

SURAT TANDA TERIMA

Sudah terima dari petugas SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITAS

2015 VPDP15), 1 (satu) kuesioner VPDP15-PEDAGANG/VPDP15-PRODUSEN yang ditujukan kepada:

1. Nama Perusahaan

:

2. Alamat

:

Telepon :

Pesawat :

HP

:

3. Kegiatan Usaha

:

4. Perkiraan Waktu Selesai *) :

………. , ……… 201

5

Identitas Petugas VPDP15

Yang Menerima,

Nama

: ……….

Nama : ……….

NIP

: ………..………..

Jabatan : ………..…..

*) Jika selesai sebelum waktu yang diperkirakan, mohon telepon ke :

BPS Kabupaten/Kota : ………..…….… , Telepon : ….………