Halaman 54
dalam penerapan MBS dan berbagi pengalaman praktek yang baik yang sudah dilakukan di daerah lainnya.
e. Pihak sekolah juga diberikan pemahaman tentang pentingnya peranan Komite Sekolah dan masyarakat secara luas dalam mengoptimalkan
penerapan MBS ini. Selain itu diberikan juga pendampingan kepada sekolah mitra untuk terampil dalam mengajak dan mendorong keterlibatan komite
sekolah dan masyarakat dalam ikut menyelesaikan permasalahan pendidikan.
f. Peningkatan kapasitas
Dinas Pendidikan
dan sekolah
dalam mengembangkan suatu mekanisme dan prosedur di mana pemangku
kepentingan di masyarakat dapat menyampaikan aspirasi dan pendapat mereka secara efektif dan efisien. Peran masyarakat penting untuk
membangun tata kelola yang partisipatif dan responsif sesuai dengan prinsip MBS.
2. Sisi penerima layanan:
d. Pemberdayaan atau penguatan fungsi dan peran pemangku kepentingan di tingkat kabupaten dan kecamatan.
e. Pemberdayaan fungsi dan peran Komite Sekolah sebagai rekan kerja Kepala Sekolah dan Guru.
f. Mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam perencanaan dan monitoring pelayanan publik melalui mekanisme Survei Pengaduan secara tertulis dan
sistematis.
Untuk bisa melakukan pendekatan di kedua sisi tersebut, strategi utama yang harus dibangun adalah hubungan dan komunikasi di antara para pemangku kepentingan.
Pengembangan komunitas Manajemen Berbasis Sekolah dapat berjalan apabila ada komunikasi dan rasa saling percaya. Peningkatan kapasitas dari penyedia dan
pengguna layanan telah dilakukan lewat beberapa kegiatan inovatif, yaitu:
1. Kebijakan Kolektif dan Pembentukan Fasilitator Daerah Fasda.
Halaman 55
Gambar 1. Komite sekolah berdikusi dengan sekolah tentang kondisi pelayanan
pendidikan di sekolah
Strategi awal yang diperlukan adalah mendorong pemerintah Kabupaten Bener Meriah untuk membuat kebijakan yang diperlukan agar ada komitmen bersama
antara Dinas Pendidikan, DPRD, dan Bappeda untuk implementasi program. Dukungan tersebut diwujudkan dengan kesediaan Pemerintah Daerah untuk
mendukung penyediaan anggaran cost sharing selama implementasi program. Dukungan yang baik dari pemerintah daerah merupakan modal awal yang baik
untuk memperbaiki pelayanan publik di sektor pendidikan ini.
Kebijakan pendukung lainnya adalah penunjukkan fasilitator daerah Fasda untuk terlibat dalam pendampingan terhadap sekolah dan masyarakat. Untuk itu Dinas
Pendidikan telah menetapkan sebanyak 15 Fasda dari unsur kepala sekolah dan pengawas sekolah yang dilatih sebagai instruktur tingkat kabupaten. Penetapan ini
dilakukan secara bertahap, pada tahun pertama 5 Fasda dari unsur kepala sekolah, sedangkan pada tahun kedua ditambah 10 fasilitator dari unsur
pengawas sekolah.
Program ini juga melibatkan madrasah yang ada di Kabupaten Bener Meriah, sehingga telah dilakukan juga kegiatan bersama antara Dinas Pendidikan dan
Kemenag untuk menyusun rencana kerja secara bersama dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Penyusunan rencana kerja ini diperlukan agar semua
pihak mengetahui secara tahapan-tahapan implementasi program dan peran mereka masing-masing.
2. Peningkatan Kapasitas Masyarakat.
Ketika partisipasi
dan keterlibatan
diperlukan dari para pengguna layanan, maka hal utama yang diperlukan adalah
meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan mereka agar memahami
peran dan fungsinya dalam memberikan
Halaman 56
kontribusi perbaikan di sektor pendidikan.
Untuk itu telah dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk berikut ini:
a. Pembentukan Forum Peduli Pendidikan