Halaman 57 Forum ini bertujuan untuk mendiskusikan berbagai masalah yang dihadapi oleh
komite sekolah dalam memperbaiki kualitas pelayanan sekolah dan solusi yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal-hal yang didiskusikan
ini forum ini akan dibahas bersama dalam pertemuan rutin triwulan yang juga
melibatkan Forum Peduli Pendidikan di tingkat Kabupaten Bener Meriah FPPBM.
c. Peningkatan Kapasitas Sekolah.
Untuk peningkatan kapasitas sekolah sebagai penyedia layanan, dilakukan pelatihan dan pendampingan secara bertahap dan berkesinambungan. Semua
sekolah mitra diberikan pemahaman tentang MBS yang berorientasi pelayanan publik dengan upaya peningkatan partisipasi, akuntabilitas, transparansi, responsif
terhadap kebutuhan masyarakat.
Selain itu, difasilitasi juga pertemuan rutin lewat forum diskusi FGD yang melibatkan orangtua dan komite sekolah untuk mendorong komitmen semua pihak
yang ada di sekolah agar dapat menerapkan prinsip dan sistem MBS yang berorientasi pelayanan publik.
Penguatan sekolah juga dikuatkan melalui pendampingan dalam penyusunan perencanaan kerja, baik RKS dan RKAS yang partisipatif dan melibatkan komite
sekolah dan pemangku kepentingan lainnya yang terkait. Termasuk juga sekolah didorong untuk melakukan publikasi kode etik sekolah, identitas guru kelas,
perencanaan sekolah dan laporan keuangan sebagai bukti transparansi pihak sekolah.
3. Pembentukan Tim Pelayanan Publik
Sebagai bagian dari penguatan pelayanan publik maka di tingkat sekolah dibentuk Tim Pelayanan Publik TPP yang terdiri dari guru dan komite sekolah. Tim ini
yang akan proaktif terlibat dalam program pengembangan mekanisme pengaduan masyarakat. Termasuk membahas berbagai pengaduan masyarakat, baik yang
Halaman 58
disampaikan melalui mekanisme survei pengaduan maupun melalui kotak
pengaduan dan SMS pengaduan yang dipersiapkan sekolah.
.
Proses pelaksanaan program
Setelah forum diskusi dan forum kerja terbentuk, maka implementasi program akan fokus kepada pelaksanaan Survei Pengaduan yang merupakan elemen penting dari
keterlibatan masyarakat dalam perbaikan kualitas pendidikan. Unit pelayanan publik, termasuk sekolah, memerlukan suatu sistem dan prosedur yang
baik untuk mendapatkan masukan dari pengguna layanan. Masukan inilah yang akan menjadi dasar untuk penyedia layanan mengevaluasi dan memperbaiki kualitas
pelayanannya. Dan penerapan MBS berorientasi pelayanan publik juga menekankan prinsip keterlibatan, transparansi dan akuntabilitas. Karena itu berbagai tahapan
kegiatan dilakukan untuk melaksanakan survei pengaduan tersebut dan memperbaiki kualitas pelayanan sekolah di kabupaten Bener Meriah.
Secara sistematis proses pelaksanaan program survei pengaduan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan Sistem dan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat
Pelatihan berlangsung selama 2 hari dan diikuti oleh pihak pengguna layanan antara lain siswa, orangtua siswa, komite sekolah dan masyarakat. Juga ada beberapa
perwakilan dari sekolah yang ikut serta. Tujuan pelatihan ini adalah: a. Mengidentifikasi pengaduan masyarakat yang disampaikan kepada sekolah.
b. Menciptakan kesadaran penyedia layanan sekolah dan pengguna layanan masyarakat tentang kegunaan dan manfaat survei pengaduan.
c. Membangun komitmen masyarakat untuk ikut terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam rangka peningkatan pelayanan publik di sekolah.
Selain itu membahas tentang sistematika pelaksanaan survei pelanggan, pelatihan ini juga membekali peserta dengan materi tentang Standar Pelayanan Minimal
Halaman 59
Gambar 2.Survei pengaduan di salah satu sekolah mitra Kinerja
SPM. Karena salah satu prinsip tata kelola MBS berorientasi pelayanan publik adalah memuat capaian standar pelayanan publik, standar pelayanan minimal
SPM, dan standar nasional pendidikan sehingga penting bagi pengguna layanan untuk memahami hal tersebut.
2. Persiapan Survei Pengaduan di Sekolah.