Aktifitas Minat Gaya Hidup

perilaku merokok yang sudah menjadi suatu hal yang wajar bahkan untuk kategori anak-anak. Hal ini diperkuat oleh Leventhal dan Cleary 1980 dalam Minarsih 2012 bahwa salah satu tahap perilaku seorang perokok adalah tahap preparation yaiutu gambaran opini tentang kesenangan merokok,tahap initiation adalah tahap ketika seseorang benar-benar beraktifitas untuk merokok untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, gaya hidup dalam bentuk opini, minat dan aktivitas menjadi salah satu bagian yang penting dalam perilaku merokok seseorang. Menurut asumsi peneliti dengan mayoritas gaya hidup responden memiliki kategori baik yang meliputi aktivitas, opini dan minat dalam merokok maka akan memberikan dampak yang besar bagi responden untuk melakukan perilaku merokok sehingga jika gaya hidup ini terus bertahan maka akan membuat perilaku merokok responden akan tetap bertahan.

5.1.1. Aktifitas

Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 54,8 responden yang menghindari asap rokok dimanapun berada, sebanyak 51,6 responden tidak menutup hidung ketika mencium asap rokok, sebanyak 54,8 responden tidak selalu merokok di lingkungan kampus, sebanyak 67,7 responden tidak ikut mensukseskan program anti tembakau atau anti rokok, 58,1 responden tidak akan menyebarkan informasi untuk tidak merokok sehingga sebanyak 18 orang 58,1 responden memiliki kategori gaya hidup dengan unsur aktifitas yang baik tetapi masih terdapat sebanyak 13 orang 41,9 responden yang memiliki unsur aktifitas yang tidak baik. Menurut pendapat Amstrong dalam Nugraheni 2003, gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti aktifitas untuk mendapatkan atau mempergunakan barang- barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Imarina 2008 yang menunjukkan bahwa gaya hidup perilaku merokok akan berkurang jika terdapat hambatan terhadap aktifitas merokok seperti tidak adanya orang lain yang merokok dan perasaan tidak nyaman jika merokok di ruangan ber- AC. Menurut penulis dalam melakukan penelitian ini, gaya hidup dalam bentuk aktifitas akan memberikan sumbangsih yang besar terhadap perilaku merokok sehingga dengan masih terdapatnya 13 orang 41,9 responden yang memiliki unsur aktifitas yang tidak baik akan membuat gaya hidup dan perilaku merokok responden akan tetap terjadi yang akan memberikan banyak masalah untuk kesehatan mereka.

5.1.2. Minat

Minat adalah kesukaan terhadap suatu kegiatan melebihi kegiatan lainnya dan mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika orang tersebut bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu itu bermanfaat, maka ia akan berminat dan hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 54,8 responden tidak sangat menyukai rokok, sebanyak 80,6 responden akan merasa puas jika merokok, sebanyak 64,5 responden merasa merokok dapat menghilangkan gangguan pemikiran, ketegangan dan stres, sebanyak 58,1 responden tidak merasa merokok menambah daya tarik tersendiri pada dirinya, sebanyak 61,3 responden tidak merasa merokok membuat semakin mempunyai harga diri sehingga dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki kategori unsur minat dari gaya hidup yang baik sebanyak 17 orang 54,8 dan mahasiswi yang kategori unsur minat dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 14 orang 45,2. Kasali 2000 dalam Alam 2006 mengemukakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Gaya hidup menggambarkan minat apa yang menjadi kebutuhan dalam hidup seseorang Kotler, 2002. Menurut pendapat Amstrong dalam Nugraheni 2003, konsep diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Menurut Levential dan Clearly dalam Kemala2007 bahwa minat seseorang untuk merokok yang menyebabkan terjadinya perilaku merokok pada tipe prepatory dalam perilaku merokok. Hal yang tidak jauh berbeda dinyatakan Budi 2008, gaya hidup terhadap rokok semakin meningkat yang dapat dilihat dari minat masyarakat dalam melakukan pembelian rokok semakin tinggi walaupun harga rokok terus meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Alamsyah 2007 yang menunjukkan bahwa minat responden terhadap rokok merupakan faktor pendorong untuk melakukan perilaku merokok.. Menurut pendapat penulis dalam melakukan penelitian ini bahwa gaya hidup responden yang terbentuk dalam unsur minat termasuk kategori tidak baik sebanyak 14 orang 45,2 merupakan salah satu unsur yang memberikan peran penting dalam perilaku merokok responden sehingga diperlukannya usaha agar membuat gaya hidup merokok menjadi tidak popular dengan cara memberikan intervensi terhadap minat responden dalam melakukan perilaku merokok

5.1.3. Opini