Perilaku Merokok Hubungan Gaya Hidup Dengan Perilaku Merokok

Ayuningtyas 2011 yang menunjukkan paparan iklan rokok memberikan opini pandangan tertentu terhadap perokok sehingga perilaku merokok menjadi populer, hal ini menunjukkan bahwa opini dapat menjadi suatu pertimbangan seseorang dalam mengambil keputusan dalam hidupnya termasuk juga opini tentang rokok yang dapat memberikan pertimbangan dalam melakukan perilaku merokok. Menurut penulis dalam melakukan penelitian ini bahwa unsur opini menjadi salah satu komponen yang penting bagi seseorang dalam menentukan keputusan gaya hidup yang akan diambilnya sehingga mayoritas unsur opini dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 19 orang 61,3 akan memberikan pengaruh yang besar terhadap gaya hidup yang akan diambil nantinya.

5.2. Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah perilaku yang menghisap sebuah gulungan tembakau yang terbalut daun nipah atau kertas Poerwadarminta dalam Minarsih 2012 kedalam tubuh dan dihembuskan kembali keluar tubuh yang bertemparatur 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok Istiqomah dalam Minarsih, 2012, dimana perilaku ini menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan Sanderson dalam Minarsih, 2004. Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh kemudian menghembuskan kembali keluar Armstrong, 2000. Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya Levy, 2004. Berdasarkan hasil jawaban responden untuk pertanyaan perilaku merokok dapat dilihat bahwa 61,3 responden sudah merokok lebih dari 1 tahun, 100 responden mulai merokok pada umur lebih dari 10 tahun, 45,2 responden mengahabiskan rokok rata-rata 11-20 batang setiap hari, 38,7 responden merokok dengan selang waktu 31-60 menit mulai dari bangun pagi, 80,6 responden mengkonsumsi rokok putih berfilter. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mahasiswi yang perilaku merokoknya paling banyak berada pada kategori perokok berat sebanyak 18 orang 58,1 dan yang perokok ringan sebanyak 13 orang 41,9. Saat ini merokok merupakan kebiasaan yang umum dilakukan oleh semua orang termasuk perempuan. Perokok biasanya berasal dari berbagai kalangan dan umur, hal ini disebabakan karena rokok dapat dengan mudah diperoleh dimana saja, sedangkan definisi rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut daun nipah atau kertas Poerwadaminta, 2005.

5.3. Hubungan Gaya Hidup Dengan Perilaku Merokok

Kurt Lewin Komasari, 2000 bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor- faktor dari dalam diri, juga disebabkan oleh faktor lingkungan. Salah satu faktor luar yang mempengaruhi individu adalah gaya hidup. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 18 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang baik terdapat 15 orang 48,4 perokok berat dan 3 orang 9,7 perokok ringan, dari 13 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang tidak baik terdapat 3 orang 9,7 perokok berat dan 10 orang 32,3 perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0 ,001, berarti pα 0,05, hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur aktivitas dari gaya hidup dengan perilaku merokok. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 17 mahasiswi yang memiliki minat dari gaya hidup baik terdapat 14 orang 45,2 perokok berat dan 3 orang 9,7 perokok ringan, dari 14 mahasiswi yang memiliki minat dari gaya hidup tidak baik terdapat 4 orang 12,9 perokok berat dan 10 orang 32,3 perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,004 , berarti pα 0,05, hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur minat dari gaya hidup dengan perilaku merokok. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 12 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup baik terdapat 11 orang 35,5 perokok berat dan 1 orang 3,2 perokok ringan, dari 19 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup tidak baik terdapat 7 orang 29,0 perokok berat dan 12 orang 32,3 perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,003, berarti p α 0,05, hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur opini dari gaya hidup dengan perilaku merokok. Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas, dapat dilihat bahwa semua unsur Aktivitas, Minat, Opini dari gaya hidup memiliki hubungan terhadap perilaku merokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan Chasanah 2010 dalam penelitiannya hubungan antara gaya hidup sehat dengan perilaku merokok pada karyawan di Yogyakarta menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara gaya hidup sehat dengan perilaku merokok. Hasil hubungan ini ditunjukkan dengan hasil r = - 0,487 dengan p = 0,000 p ≤ 0.01. Maksudnya, semakin tinggi gaya hidup sehat maka semakin rendah perilaku merokok. Sebaliknya, semakin rendah gaya hidup sehat maka semakin tinggi perilaku merokok. Bagi sebagian orang, dengan merokok “katanya” sanggup mendatangkan efek relaksasi dan sugesti penambah percaya diri dalam kejiwaan seseorang. Salah satu pemicu persentase pecandu rokok di Indonesia terus bertambah adalah gaya hidup Nasir, 2009.

5.4. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok