3.7. Teknik dan Prosedur Analisa Data
Menurut Poerwandari 2007 proses analisa data meliputi: a. Organisasi data
Pengolahan dan analisis sesungguhnya dimulai dengan mengorganisasikan data. Dengan data kualitatif yang sangat beragam dan banyak, menjadi kewajiban
peneliti untuk mengorganisasikan datanya dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisa
yang dilakukan, serta menyimpan data. Hal-hal yang penting untuk diorganisasikan diantaranya adalah data mentah catatan lapangan, kaset hasil
rekaman, data yang sudah diproses sebagian transkrip wawancara, catatan refleksi peneliti, data yang sudah dibubuhi kode-kode dan dokumentasi yang
kronologis mengenai pengumpulan pengumpulan data dan analisis. b. Koding dan analisa
Sebelum analisis dilakukan langkah penting yang pertama harus dilakukan adalah membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding
dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistematisasikan data secara lengkap dan medetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang
topik yang dipelajari. Dengan demikian pada gilirannya peneliti akan dapat menemukan makna dari data yang dikumpulkannya.
Peneliti berhak bertanggung jawab memilih cara melakukan koding yang dianggapnya paling efektif bagi data yang dikumpulkannya. Langkah awal koding
dapat dilakukan dengan menyusun transkrip verbatim kata demi kata atau catatan lapangan sehingga ada kolom kosong yang cukup besar di sebelah kanan
dan kiri transkrip untuk tempat kode-kode atau catatan tertentu. Kemudian peneliti melakukan penomoran pada baris-baris transkrip secara urut dan
kontinyu. Terakhir peneliti memberikan memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu Poerwandari, 2007.
c. Pengujian terhadap dugaan.
Dugaan adalah kesimpulan sementara. Begitu tema-tema dan pola-pola muncul dari data, kita mengembangkan dugaan-duagaan yang adalah juga
kesimpulan-kesimpulan sementara. Dugaan yang berkembang tersebut harus dipertajam serta diuji ketepatannya. Saat tema-tema dan pola-pola muncul dari
data, peneliti mencoba untuk terus menajamkan tema dan pola yang ditemukan untuk meyakini temuannya. Peneliti juga perlu mencari data yang memberikan
gambaran atau fenomena berbeda dari pola-pola yang muncul tersebut Poerwandari, 2007.
d. Strategi analisa
Proses analisis dapat melibatkan konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau kata-kata partisipan sendiri maupun konsep yang dkembangkan atau dipilih
oleh peneliti untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis Poerwandari, 2007. Penggu
naan analisis tematik memungkinkan peneliti menemukan „pola‟ yang pihak lain tidak bisa melihatnya secara jelas. Pola atau tema tersebut tampil seolah
secara acak dalam tumpukan informasi yang tersedia. Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat
menghasilkan daftar tema, model tema, atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu atau hal-hal di antara gabungan dari yang
telah disebutkan. Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan fenomena dan secara maksimal memungkinkan interpretasi fenomena Poerwandari, 2007.
e. Tahapan interpretasi. Kemudian peneliti melakukan interpretasi data. Interpretasi mengacu pada
upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam Kvale, dalam Poerwandari 2007. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang
diteliti dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut. Peneliti beranjak melampaui apa yang secara langsung dikatakan partisipan untuk mengembangkan
struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak segera tertampilkan dalam teks data mentah atau transkripsi wawancara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan diuraikan hasil analisa wawancara dalam bentuk narasi. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami kepuasan berwirausaha
pada single mother maka maka data akan dijabarkan, dianalisa, dan diinterpretasi per-subjek. Interpretasi akan dijabarkan dengan menggunakan aspek-aspek yang
terdapat dalam landasan teori. Kutipan dalam setiap bagian analisa akan diberi kode-kode tertentu karena
satu kutipan dapat saja diinterpretasikan beberapa kali. Contoh kode yang digunakan adalah: S.1W.3,ba1b.390-395h10, maksud kode ini adalah kutipan
pada subjek satu, koding pada aspek kedua, poin satu dan temuan kesatu, wawancara ketiga, baris 390 sampai 395, verbatim halaman 10.
Gambaran Umum Subjek Penelitian Tabel 2. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek Syahrie
Ernawati Siti Maryam
Usia 45 tahun
37 tahun 43 tahun
Sebab menjadi single mother
Cerai hidup Cerai meninggal
Cerai hidup
Jenis wirausaha Cathering
Kedai kelontong dan Doorsmeer
Salon Lama berwirausaha
8 tahun 3,5 tahun
7 tahun Jumlah tanggungan
4 orang 4 orang
4 orang
43