makanan anak-anaknya yang belum makan malam, tetapi tetap fokus dengan wawancara kembali.
b. Rangkuman Hasil Wawancara
Ibu Syahrie adalah seorang wanita berusia 45 tahun, memiliki bentuk tubuh yang beratnya 58 kg. Subjek berambut hitam pendek tepat di atas bahu
walaupun subjek menggunakan jilbab jika keluar rumah, subjek berkulit kuning langsat, berwajah lembut, cantik, dan murah senyum. Subjek menjadi single
mother setelah bercerai dengan sang suami dan keempat anaknya ditanggungnya seorang diri. Subjek dan peneliti telah lama kenal dan berhubungan dekat karena
subjek adalah ibu dari teman peneliti sehingga peneliti tidak canggung untuk menanyakan setiap informasi yang dibutuhkan. Selama peneliti menjalani proses
penelitian dan wawancara, subjek tidak pernah enggan berbagi cerita tentang apa saja. Beliau selalu mau diwawancarai walaupun waktu yang dimiliki setelah
pulang dari kerja hingga menjelang malam. Secara gamblang subjek menceritakan semua pengalaman termasuk cerita awal mula usahanya di bangun dari nol serta
suka dan duka yang dialami. Setelah mengalami perceraian dengan sang suami pada tahun 2001, suami
subjek pergi dari rumah dan meninggalkan subjek bersama empat orang anaknya di rumah yang berada di Jakarta, tepatnya di Ciputat. Kebutuhan hidup sehari-hari
subjek dan anak-anaknya dibiayai oleh salah satu kakak kandung subjek. Setelah satu tahun hidup dengan subsidi dari kakaknya, subjek merasa tidak enak hati
karena merasa merepotkan kakaknya sehingga subjek mengalami kebingunan dan saat itu yang jalan pintas yang ada di pikirannya adalah bunuh diri agar
kehidupannya tidak ditanggung kakaknya lagi. Namun, karena kehendak Allah berbeda sehingga pintu hati dan pikiran subjek terbuka menjadi positif, subjek
mengurungkan niatnya. Mulai saat itu subjek berpikir untuk berjualan karena pekerjaannya dahulu sebagai seorang sekretaris tidak ingin dilakukannnya lagi
karena jika ia menjadi sekretaris ia tidak dapat menjaga anak-anaknya yang masih kecil, subjek memilih berjualan nasi ayam panggang yang dimulainya dari nol.
Subjek merintis usahanya di di garasi rumahnya hingga usahanya berkembang hingga subjek dapat menjual ayam panggang sebanyak 200 potong per-hari nya.
Sejak saat itu pekerjaan tersebut yang dilakukannya setiap hari hingga 3,5 tahun. Namun, subjek mendapat ujian dengan guna-guna orang lain, berbagai
hambatan menimpa usahanya. Walaupun subjek telah menggunakan berbagai cara untuk memecahkan masalahnya, namun tidak dapat diselesaikannya. Musibah
yang dihadapinya membuatnya kebingungan karena beberapa kali kerugian harus tanggungnya, sedangkan subjek tidak tahu harus memulai usaha baru apa lagi
yang dapat ia jalankan adalah usaha di bidang kuliner. Hingga akhirnya pada tahun 2004 akhir subjek memutuskan pindah ke Medan, di Medan subjek hidup
bersama adik sepupunya walaupun tidak satu rumah tetapi satu perkomplekan yang sama. Usahanya di bidang kuliner di jalaninya kembali dengan membuka
cathering untuk rumah tangga di komplek yang ia tinggali. Tetapi, adik sepupu subjek yang pada saat itu sudah memiliki usaha cathering, yaitu Hakimy
Cathering mengajak subjek untuk bekerja dengannya agar nantinya memiliki peluang lebih mengembangkan usahanya.
Pada tahun 2006 subjek bekerja di Hakimy Cathering, subjek masih menjadi seorang pekerja yang di gaji oleh adik sepupunya tersebut, namun karena
subjek memiliki modal untuk ikut membuka usaha bersama adiknya maka subjek memiliki usaha dari Hakimy Cathering yang hingga saat ini dijalankan oleh
subjek dan adik sepupunya. Pada saat ini usaha cathering yang dijalankan CV.Hakimy Cathering berada di Fakultas Psikologi USU, Rumah Sakit Haji
Medan, dan di PT. Pelindo dan menerima pesanan caterhing dan subjek mengembangkan juga usahanya dengan menjual kue apabila ada pesanan seperti
kue risol, kue pastel, ataupun kue kroket yang dijual siap makan ataupun belum. Awalnya subjek menjalankan usaha Hakimy Cathering yang berada di
Fakultas Psikologi USU, namun subjek karena usaha yang tidak berkembang subjek pindah ke usaha yang berada di Rumah Sakit Haji Medan. Walaupun
hanya menjual minuman, keuntungannya cukup besar dan cepat mengganti modal awal subjek, namun subjek hanya menjalani usaha ini selama satu tahun hingga
akhirnya subjek dan adiknya dapat membuka usaha di PT.Pelindo yang berada di Tanjung Mulia, Medan hingga saat ini usaha yang fokus dijalankan subjek
walaupun tidak mengesampingkan pesanan cathering atau kue di CV.Hakimy Cathering.
Sistem usaha yang dijalankan subjek saat ini adalah bagi dua bersama adik sepupunya tersebut, maka pembagian hasil atau laba berdasarkan modal awal
yang dikeluarkan oleh subjek dan adik sepupunya. Usaha yang dijalankan di PT.Pelindo tidak seperti usaha yang biasa dijalankan yang mendapatkan
pendapatan dari pelanggan, tetapi konsumen di PT.Pelindo adalah semua
karyawan di PT.Pelindo yang jumlahnya telah ditentukan sehingga pendapatan dan keuntungan juga dapat ditentukan setiap bulannya.
Subjek mendapatkan laba dari pendapatannya sesuai dengan modal awal yang dikeluarkannya dalam satu bulan karena pendapatan juga digunakan untuk
menggaji semua pegawainya membantu di Pelindo maupun di dapur, CV.Hakimy Cathering memiliki sebuah rumah yang digunakan untuk memasak dan
menyimpan peralatan-peralatan untuk cathering di Jalan Serdang, Medan yang
biasanya disebut dapur yang pernah didatangi subjek ketika diajak peneliti.
CV.Hakimy Cathering juga memiliki seorang supir pembawa makanan untuk setiap pesanan cathering serta pesanan untuk usaha-usaha yang dijalankan di
Fakultas Psikologi USU dan PT.Pelindo sehingga pegawai yang ada di CV.Hakimy Cathering yang harus digaji oleh subjek dan adik sepupunya
sebanyak 13 orang, pendapatan juga digunakan untuk mengganti modal pada awal bulan dan kemudian sisanya menjadi keuntungan yang dibagi dua untuk subjek
dan adik sepupunya. Sistem usaha di PT.Pelindo bersifat selang-seling karena ada 2 vendor
yang membuka usaha di PT.Pelindo sehingga masa kerja satu bulan dan libur satu bulan menjalankan usaha di PT.Pelindo. Maka, masa kerja subjek di PT.Pelindo
yang sudah berjalan selama 10 bulan baru dijalankan selama 5 bulan. Oleh karena itu, modal awal yang dikeluarkan subjek untuk membuka usaha di PT.Pelindo
tersebut belum terganti karena baru 5 kali mendapatkan keuntungan dari usahanya tersebut, namun subjek memperkirakan modal awal terganti setelah 10 bulan
bekerja yang berarti modal awal terganti dalam waktu 1,5 tahun.
Subjek adalah orang yang selalu mensyukuri kehidupannya, termasuk mensyukuri pendapatan yang dimilikinya walaupun keuntungannya dari
PT.Pelindo tidak sepenuhnya dapat mencukupi kebutuhan selama satu bulan sehingga subjek tidak puas dengan pendapatannya. Tetapi subjek juga memiliki
pendapatan dari usaha kuenya dan subjek juga bisa mendapatkan pendapatan lebih dari CV.Hakimy Cathering apabila ada pesanan cathering untuk acara-acara dan
subjek memiliki modal awal untuk membagi 2 pesanan tersebut dengan adik sepupunya. Subjek selalu merasa kebutuhan hidupnya dan anak-anaknya
tercukupi dan ia merasa senang menjalani usahanya saat ini yang bergerak di bidang kuliner karena menjadi wirausaha di bidang kuliner adalah keinginannya
dan subjek memiliki keahlian dalam bidang kuliner. Subjek memiliki keahlian memasak, meracik resep untuk masakan-masakan walaupun yang memasak
adalah pegawainya. Subjek yang mengatur sendiri tatanan masakan yang disajikan dan subjek menyukai pekerjaan ini.
Dalam menjalani usahanya, subjek yang mengatur dan mengontrol setiap hal yang harus dilakukan. Walaupun usaha yang di PT.Pelindo adalah usaha
bersama dengan adik sepupunya tetapi subjek yang mengatur dan mengontrol karena adik sepupunya fokus ke usaha yang berada di Fakultas Psikologi USU
dan Rumah Sakit Haji Medan. Subjek juga mengatur setiap pesanan cathering yang diambilnya dan mengontrol kerja pegawainya di dapur. Tetapi subjek tidak
dapat mengatur waktu kerjanya sendiri karena waktu kerja di PT.Pelindo yang telah di tentukan perusahaan sehingga subjek harus menyediakan sarapan dan
makan siang untuk karyawan PT.Pelindo dan harus mengontrol masakan untuk
besok di dapur pada sore hari dan subjek baru akan berada di rumah setelah maghrib.
Namun subjek tetap menikmati pekerjaannya karena adanya dukungan- dukungan dari orang di sekitarnya, anak-anaknya yang menyayanginya dan
menjadi penyemangat, adik sepupunya yang selalu menjadi teman kerjanya, termasuk pegawai-pegawainya, kakak-kakaknya dan juga lelaki yang dekat
dengannya. Oleh karena itu, waktu luang yang dimilikinya selalu dimanfaatkannya bersama orang-orang disayanginya tersebut. Hari minggu yang
merupakan hari libur kerja di PT.Pelindo, jika subjek tidak mengambil pesanan cathering untuk dijalankannya, maka subjek akan memanfatkan waktu libur
tersebut untuk berkumpul bersama anak-anaknya di rumah ataupun mengajak anak-anaknya pergi jalan-jalan.
Pada bulan libur kerja di PT.Pelindo, jika subjek tidak memiliki pesanan untuk untuk kue ataupun cathering, subjek akan memiliki waktu luang pergi
bersama adik sepupunya, atau kakak-kakaknya dan temannya termasuk lelaki yang sedang dekat dengannya. Dan subjek akan memiliki banyak waktu untuk
beristirahat karena tidak harus bangun pagi untuk bersiap-siap menjalankan pekerjaannya di PT.Pelindo, dan subjek merasa waktu luang yang dimilikinya
cukup.
c. Kepuasan Berwirausaha