Motif memulai usaha Start-up motivation Karakteristik pribadi

atau Usaha besar baik langsung maupun tidak langsung dengan. Contoh usaha menengah adalah industri makanan dan minuman. b Kompleksitas Kompleksitas lingkungan yang lebih besar dapat menyebabkan ketidakpuasan pada pengusaha, karena adanya sumber-sumber tak terduga yang dapat menurunkan kepuasan. Ukuran yang digunakan dalam kompleksitas yaitu: apakah start-up dalam high-sektor teknologi, dan apakah pengusaha percaya bahwa ia mampu bersaing dengan semua perkembangan yang akan terjadi. c Keterlibatan Keterlibatan setiap wirausaha dalam menjalankan tugas kewirausahaan mungkin bervariasi di setiap start-up. Pengusaha yang dihadapkan dengan tekanan waktu yang cukup besar mungkin merasakan kepuasan yang rendah. Hal ini sejalan dengan efek negatif dari jam kerja terhadap kepuasan kerja.

2. Motif memulai usaha Start-up motivation

Motif memulai usaha sangat mempengaruhi tingkat kepuasan seseorang dalam berwirausaha. Individu yang memulai usahanya dengan dorongan yang negatif atau terpaksa biasanya mereka akan lebih tidak puas daripada individu yang memulai usaha dengan dorongan yang positif atau keinginan sendiri Longenecker et, al, 2001. Motivasi yang berbeda dalam memulai usaha mempunyai pengaruh yang penting dalam tingkat kepuasan individu dan perubahan motivasi memulai usaha dari motivasi ektrinsik menjadi motivasi intrinsik dapat memicu kepuasan yang lebih besar.

3. Karakteristik pribadi

Karakteristik merupakan ciri atau sifat yang berkemampuan untuk memperbaiki kualitas hidup, sedangkan karakteristik pribadi adalah ciri khas yang menunjukkan perbedaan seseorang tentang motivasi, inisiatif, kemampuan untuk tetap tegar menghadapi tugas-tugas hingga selesai atau memecahkan masalah atau dapat menyesuaikan perubahan yang terkait erat dengan lingkungan yang mempengaruhi kinerja individu. Karakteristik pribadi dapat dipengaruhi oleh faktor sosial-demografi seperti : a. Umur Grafik U terbentuk dari hubungan umur dengan kepuasan kerja karyawan maupun pada wirausaha sendiri Van den Heuvel dan Wooden dalam Suyatini, 2004. Adanya hubungan positif antara kepuasan kerja dengan lamanya orang bekerja. Semakin tinggi kepuasan kerja semakin lama juga dia bekerja disana karena adanya keuntungan menjadi senior, ekspetasi kerja yang rendah. b. Pasangan hidup Pasangan hidup berguna untuk mengurangi stres yang didapat dari pekerjaan dengan berbagi masalah dan juga dapat membantu keuangan dari wirausaha itu sendiri. Clark, Oswald, Warr dalam Carree dan Verheul, 2011 menemukan bahwa pekerja yang menikah memiliki kepuasan kerja yang tinggi, terutama kepuasan pada pendapatan. Penelitian dari Blanchflower dan Oswald dalam Carree dan Verheul, 2011 menunjukkan bahwa adanya efek positif antara pernikahan dengan kebahagiaan pekerja, baik itu pekerja yang digaji maupun wirausaha. Selain itu, mereka juga mendapatkan efek negatif terdapat pada pekerja tanpa pasangan hidup seperti pada janda, orang yang bercerai, dan individu yang telah berpisah. c. Risk tolerance Wirausaha biasanya memiliki toleransi resiko yang tinggi daripada karyawan yang bekerja. Risk tolerance dimana ketika ada masalah wirausaha lebih suka menganggapnya sebagai sebuah hal yang positif atau sebagai tantangan bagi dirinya dan ketika masalah dapat diselesaikan akan merasakan kepuasan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara risk tolerance dan mendapatkan kepuasan. d. Gender Beberapa peneltian menemukan bahwa wanita memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada yang dimiliki pria Van den Heuvel dan Wooden dalam Suyatini, 2004. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Carree dan Verheul 2011 ditemukan bahwa wanita merasa lebih puas dengan pendapatan mereka daripada pria, meskipun mereka memiliki pendapatan rata-rata yang lebih rendah. Hal ini didukung oleh penelitian dari Cooper dan Artz dalam Carree dan Verheul, 2011 yang menyatakan bahwa wirausaha wanita lebih puas dalam menjalankan bisnisnya daripada wirausaha pria yang memiliki kepercayaan diri berlebih dalam menjalankan bisnisnya dan biasanya memiliki ketergantungan kerja yang tinggi pada usahanya karena karakter maskulin yang memiliki jiwa kewirausahaan.

2.2. Wirausaha Wanita

Dalam dekade ini, jumlah wirausaha wanita sangat drastis seperti yang telah dicatat oleh Badan Pusat Statistik. Biasanya wanita memulai bisnisnya dari awal dan tidak banyak yang memulai bisnis hanya dari bisnis yang telah mereka lakukan sebelumnya, mereka membuka bisnis baru karena adanya ambisius akan perencanaan pertumbuhan usaha dan laba yang akan dijalankannya. Wanita cukup mudah dalam memulai wirausaha dari unit kecil yang mudah didirikan tanpa membutuhkan modal yang besar karena tidak memerlukan ruangan yang besar atau ruangan khusus seperti pabrik dan kesiapan organisasi dan manajemen dan wanita dapat melakukan bisnis yang tidak memerlukan pendidikan tinggi dan tenaga fisik yang besar Tulus, 2012. Wirausaha wanita secara nyata menghadapi persoalan yang umum bagi semua wirausaha Longenecker et al, 2001. Mereka mengalami kesulitan yang berhubungan dengan peran mereka yang baru, kurangnya akses untuk mendapatkan kredit merupakan permasalahan yang sering muncul bagi wanita yang memasuki suatu bisnis. Wanita sering mendapatkan diskriminasi sehingga menjadi hambatan untuk memulai bisnis Longenecker et al, 2001. Wanita sangat berpotensi untuk mengembangkan usaha karena wanita pengusaha lebih bertanggung jawab dan lebih dapat dipercaya dalam masalah pengelolaan keuangan usaha dan wanita cenderung lebih peka terhadap kebutuhan pasar sehingga membuka peluang usaha. Wanita pengusaha cenderung memperlakukan orang lain lebih secara bebas dan cenderung lebih berpandangan ke masa depan ketika membuat suatu keputusan. Dan wanita pengusaha