30
2.3 Studi Semantik
2.3.1 Pengertian Semantik
Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, dari bahasa Yunani sema nomina ‘tanda’: atau dari verba samaino ‘menandai’,
‘berarti’. Istilah tersebut digunakan para pakar bahasa untuk menyebut bagian ilmu bahasa yang mempelajari makna. Djajasudarma, 2008:1
Menurut Sutedi 2004:111, semantik imiron 意味論 merupakan salah satu cabang linguistik gengogaku 言 語 学 yang mengkaji tentang makna.
Semantik memegang peranan penting dalam berkomunikasi, karena bahasa yang digunakan dalam komunikasi tiada lain untuk menyampaikan suatu makna.
Objek kajian semantik antara lain makna kata go no imi, relasi makna antar satu kata dengan kata lainnya go no imi kankei , makna frase ku no imi dan
makna kalimat bun no imi.
2.3.2 Jenis-jenis Makna Dalam Semantik
Ada banyak jenis atau tipe makna menurut beberapa ahli linguistik, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal dalam bahasa Jepang disebut jishoteki imi 辞書的意味 atau goiteki imi 語彙的意味. Pengertian makna leksikal lexical meaning, semantic
Universitas Sumatera Utara
31 meaning, external meaning adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang
benda, peristiwa, dan lain-lain; makna leksikal ini memiliki unsur-unsur bahasa secara tersendiri, lepas dari konteks Djajasudarma, 1999:13. Ada juga yang
mengatakan bahwa makna leksikal adalah makna kamus. Misalnya kata hon 本 dan gakusei 学生 memiliki makna leksikal ‘buku’ dan ‘pelajar’.
Makna gramatikal dalam bahasa Jepang disebut juga dengan bunpouteki imi 文法的意味. Menurut Djajasudarma 1999:13 makna gramatikal bhs. Inggris –
grammatical meaning, functional meaning, structural meaning, internal meaning adalah makna yang menyangkut ubungan intra bahasa, atau makna yang muncul
sebagai akibat berfungsinya sebuah kata dalam kalimat. Menurut Sutedi 2004:115, dalam bahasa Jepang partikel atau joshi 助
詞
dan kopula atau jodoushi 助 動詞
tidak memiliki makna leksikal, tetapi memiliki makna gramatikal, sebab baru jelas maknanya jika digunakan dalam kalimat.
Misalkan partikal atau joshi [ to] secara leksikal tidak jelas artinya, namun pada
saat digunakan dalam kalimat sebagai berikut: 私
生 話
Watashi wa Sensei to hanashimasu. Saya berbicara dengan guru.
Verba dan adjektiva memiliki dua jenis makna tersebut, misalnya pada kata atsui 暑い dan aruku 歩, bagian gokan : [atsu] dan [aru] bermakna leksikal
Universitas Sumatera Utara
32 ‘panas’ dan ‘berjalan’, sedangkan gobi-nya yaitu [い i] dan [
ku] sebagai makna gramatikalnya.
2. Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Dalam bahasa Jepang, makna denotatif adalah meijiteki imi 明示的意味 atau gaien 外縁. Makna denonatif adalah makna unsur bahasa yang sangat dekat
hubungannya dengan dunia luar bahasa objek atau gagasan, dan dapat dijelaskan oleh analisis komponen Kridalaksana, 2008:149.
Sedangkan makna konotatif dalam bahasa Jepang adalah anjiteki imi 暗示 的 意 味 tau naihou 内 包 . Makna konotatif yaitu makna yang ditimbulkan
perasaan atau pikiran pembicara dan lawan bicara. Perbedaan makna denotatif dan konotatif dapat kita lihat dari contoh berikut ini:
- Ureshii う
い dan tanoshii 楽 い
Makna denotatif dari kedua kata tersebut sama, karena memiliki referen yang sama yaitu ‘senang’, tetapi nilai rasa berbeda. Kata ureshii merujuk pada rasa
gembira yang biasanya disertai rasa terharu, tanoshii lebih kepada rasa senang yang ada prosesnya.
- Chichi 父 dan oyaji
親父
Universitas Sumatera Utara
33 Makna denotatif kedua kata tersebut sama yaitu ‘ayah’, tetapi nilai rasa
berbeda. Kata chichi digunakan lebih formal dan halus, oyaji terkesan lebih akrab dan dekat.
3. Makna Dasar dan Makna Perluasan