Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh manusia sejak zaman dahulu. Selain untuk menyampaikan pesan, bahasa juga merupakan salah satu aspek terpenting bagi manusia karena bahasa mencerminkan identitas, kebudayaan, dan cara berpikir penutur. Melalui bahasa dapat terjadi percakapan antar manusia, kemudian manusia saling membentuk hubungan satu sama lain, sehingga pada akhirnya melahirkan sebuah masyarakat penutur bahasa. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang berfungsi sebagai piranti untuk menyokong kehidupan masyarakat yang diperoleh manusia bukan sebagai warisan yang diturunkan secara biologis, melainkan dengan cara dipelajari sebagai suatu kebudayaan. Bahasa sangat beragam karena keberadaan manusia itu sendiri yang majemuk dilihat dari faktor usia, jenis kelamin, status sosial, lingkungan sosial, dan sebagainya. Bahasa juga berubah dari waktu ke waktu karena masyarakatnya yang dinamis dan selalu berkembang setiap saat. Menurut Poerwadarmita 1985:5 bahasa adalah alat yang digunakan seseorang untuk melahirkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Ia berfungsi sebagai alat komunikasi anatara anggota masyarakat sebagai pemakai bahasa, sehingga saling menginformasikan gagasan dan perasaannya dari informasi tersebut. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun tulisan, orang tersebut dapat menangkap apa Universitas Sumatera Utara 8 yang dimaksud, tiada lain karena ia memahami makna imi 意味 yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Jadi, fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan dentatsu 伝 suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis Sutedi, 2004:2. Berdasarkan fungsinya, bahasa dapat dikaji baik secara internal maupun secara eksternal. Yang dimaksud kajian secara internal adalah pengkajian itu hanya dilakukan terhadap struktur intern bahasa itu saja, yaitu struktur fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantis. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan teori-teori atau prosedur yang telah menjadi disiplin linguistik. Sedangkan kajian eksternal adalah pengkajian yang dilakukan terhadap struktur di luar bahasa itu sendiri. Dalam kajian internal bahasa terdapat empat cabang linguistik yaitu : 1. Fonologi 音韻論景on-inron merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang lambang bunyi bahasa berdasarkan fungsinya 2. Morfologi 形態論景keitairon merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya 3. Sintaksis 統語論景tougoron merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang struktur dan unsur-unsur pembentuk kalimat 4. Semantik 意 味 論 景imiron merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang makna. Universitas Sumatera Utara 9 Kridalaksana 2008: 216 mengemukakan dua pengertian tentang semantik : 1 bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dan struktur makna kdalam suatu wicara; 2 sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya. Makna suatu kata mengalami perkembangan karena dipengaruhi oleh konteks atau situasi dalam kalimatnya. Dalam Kogo-Jiten dijelaskan pengertian semantik yaitu : 意味論 いう 語学 単語 形態素 意味 応 史的変遷 民族心理 諸方面 考察 言語学 分 読[哲]記 指示 関系 扱う記 論 理学 分 Imiron to iu no wa 1 [go-gaku] tango. Keitaiso no imi to no taiou wo rekishiteki hensen ya minzoku shinri nado no shohoumen kousatsusuru gengogaku no ippunya ; 2 [tetsu] kigou to sore ga shijisuru mono to no kankei wo toriatsukau kigoron rigaku no ippunya. Terjemahan : Imiron adalah 1[ilmu semantik]. Cabang linguistik yang mengkaji transisi sejarah dan psikologis dari suatu bangsa dengan pihak lain dengan makna morfem yang berbeda ; 2 [ penjelasan ] 普 Cabang linguistik yang kajiannya berhubungan dengan logika. Makna yang sama namun nuansa yang berbeda dalam kalimat berkaitan dengan relasi makna. Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainnya Chaer, 2007: 297. Universitas Sumatera Utara 10 Salah satu relasi makna yang dibahas dalam semantik adalah sinonim. Secara etimologi sinonim berasal dari kata Yunani kuno, yaitu onoma ‘nama’ dan syn ‘dengan’. Secara harafiah kata sinonim berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama Chaer, 1995: 82. Dua buah kata atau lebih yang mempunyai makna yang sama, dapat dikatakan sebagai kata yang bersinonim. Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satuan ujaran dengan satuan ujaran yang lainnya Chaer, 2007:267. Dalam bahasa Jepang sinonim disebut ruigigo 類義語. Dalam kamus Super Dai Jiten dijelaskan : 類義語 いう 言語体系 中 語形 異 い 意味 似 あ 以上 語 例え 旅館普普普 Ruigigo to iu no wa onaji ichi no gengo taikei no naka de gokei wa kotonatte ite mo imi no niru ka atta futatsu ijyou no go. Tatoeba hoteru to ryokan …. nado. Terjemahan : Universitas Sumatera Utara 11 Ruigigo adalah dua atau lebih kata-kata yang berbeda morfem atau pun bentuk namun memiliki arti yang mirip. Contohnya hoteru dan ryokan, dan lain-lain. Sehubungan dengan makna ruigigo, dalam Kogo-jiten juga dijabarkan sebagai berikut : 類義語 いう 意味 似 い 以上 単語 意味 使い方 微妙 い あ 般 い 明確 明 い 例え 母 母 普普普 Ruigigo to iu no wa imi ga onajika, mata wa yoku nite iru futatsu ijyo no tango. Imi ya tsukaikata ni bimyou nara ga iga atte, ippan ni wa sono chigai wo meikaku ni setsumeishi nikui. Tatoeba yuragu to yureru, haha to okaasan, ….. nado. Terjemahan : Ruigigo adalah kata dari dua atau lebih sinonim yang berarti sangat mirip, atau sama. Ada sedikit keraguan dalam arti dan penggunaan, sulit untuk menjelaskan bahwa pada umumnya berbeda. Sebagai contoh, yuragu dan yureru, haha dan okaasan, dan lain-lain. Sinonim dalam bahasa Jepang dapat ditemukan baik dalam kategori nomina 詞景meishi, adjektiva 形容詞景keiyooshi maupun verba 動詞景doushi, bahkan pada ungkapan dan partikel pun dapat terjadi. Oleh karena itu, hal ini menjadi salah satu penyebab sulitnya mempelajari bahasa Jepang. Misalnya dalam makna frasa Universitas Sumatera Utara 12 “ishikei + to omou” dan “jishokei + tsumori”. Secara umum, kedua frasa tersebut apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang mirip “bermaksud” . Contoh : 1. 明日映画見 行 う 思い Ashita eiga mini ikouto omoimasu. Besok bermaksud pergi menonton film. Kalimat ini mengandung pengertian berencana pergi menonton ke bioskop masih dalam pikiran saja, kemungkinan ada perubahan rencana. 2. 明日映画見 行 Ashita eiga mini iku tsumori desu. Besok bermaksud pergi menonton film. Kalimat ini mengandung pengertian memiliki rencana menonton film sudah membeli tiket, sudah ada tindakan. Frasa “ishikei + omou” dan “jishokei + tsumori” merupakan contoh Frasa yang bersinonim dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dibutuhkan ketelitian dalam penggunaannya agar dimengerti oleh lawan bicara yang sama-sama menggunakan bahasa Jepang. Sehubungan dengan uraian di atas, penulis akan menguraikannya pada skripsi yang berjudul “ANALISIS SEMANTIK FRASA ‘ISHIKEI + TO OMOU’ DAN ‘ JISHOKEI + TSUMORI” Universitas Sumatera Utara 13

1.2 Perumusan Masalah