32
2.  Kantor  cabang  dari  Bank  yang  berkedudukan  di  luar  negeri  dapat melakukan Kegiatan Usaha dalam valuta asing sepanjang telah memenuhi
persyaratan Modal Inti sebagaimana dimaksud pada butir 1.b yang berasal dari  dana  usaha  yang  telah  dialokasikan  sebagai  Capital  Equivalency
Maintained Assets CEMA sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai KPMM.
3.  Unit  Usaha  Syariah  UUS  dapat  mengajukan  permohonan  untuk melakukan  Kegiatan  Usaha  dalam  valuta  asing  sepanjang  Bank  Umum
Konvensional BUK yang menjadi induknya telah mendapat persetujuan untuk melakukan Kegiatan Usaha dalam valuta asing.
4.  Transaksi Valuta Asing Pada Bank Syariah Sebagai
lembaga  keuangan  yang  memfasilitasi  perdagangan internasional, perbankan syariah pun tidak dapat menghindarkan diri dari
keterlibatannya  pada  pasar  valuta  asing.  Perbankan  syariah  harus menyusun pedoman kerja operasional bagi dirinya agar mempunyai akses
yang  luas  ke  pasar  valuta  asing  tanpa  harus  terlibat  pada  mekanisme perdagangan  yang  bertentangan  dengan  prinsip-prinsip  syariah.
31
Hukum transaksi  yang  diakukan  oleh  sebagian  bank  syariah  dalam  muammalah
jual  beli  valuta  asing  tidak  dapat  dilepaskan  dari  ketentuan  syariah mengenai  sharf.  Bentuk  transaksi  penukaran  valuta  asing  yang  biasa
31
Muhammad  Syafi’I  Antonio,  Bank  Syariah:  Dari  Teori  ke Praktik  Jakarta  :  Gema Insani Press, 2001, h. 196.
33
dilakukan  bank  syariah  dapat  dikategorikan  sebagai  naqdan  spot meskipun  penyerahan  dan  penerimaan  tersebut  tidak  terjadi  pada  waktu
transaksi  diputuskan  dealing,  melainkan  penyelesaiannya  settlement- nya  baru  tuntas  dalam  48  jam  dua  hari  kerja.  Fenomena  transaksi  ini
sudah  biasa  dikenal  dalam  dunia  perdagangan  internasional  dan  tetap disebut transaksi  valas  spot antar bank. Bahkan  jika kebetulan  bertepatan
dengan libur akhir pekan, serah terima itu baru dapat terlaksana setelah 96 jam kerja.
Dengan demikian, hukum transaksi money exchange dalam bentuknya yang sederhana sepanjang dilakukan secara tunai spot dan jual beli putus
one  shot  deal  serta  bukan  untuk  tujuan  spekulatif  pada  prinsipnya diperbolehkan menurut syariah Islam berdasarkan akad sharf.
D. Review Studi Terdahulu
1.  Penelitian  dilakukan  oleh  Siti  Aisyah  2013  Skripsi  Fakultas  Syariah  dan Hukum  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  yang  berjudul  “Transaksi  Valuta
Asing  As-Sharf  Dalam  Perspektif  Fikih  Muammalat  Kontemporer  Menurut Wahbah  Al-Zuhaili  Dan  Al-Sayyid  Sabiq”.  Penelitian  ini  membahas
mengenai alasan diperbolehkannya transaksi valuta asing sharf,  yaitu karena kebutuhan dimana kebutuhan ini dari skala makro yaitu untuk tujuan ekspor-
impor,  bayar  utang  luar  negeri,  bayar  jasa  dari  luar  negeri.  Dan  analisa
34
pandangan ulama kontemporer seperti Wahbah al-Zuhaili dan al-Sayyid Sabiq mengenai transaksi valuta asing As-sharf.
2.  Penelitian  dilakukan  oleh  Novia  Liza  2010  Skripsi  Fakultas  Syariah  dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Analisis Penggunaan
Barang Milik Negara Sebagai Underlying Asset Sukuk Negara”. Penelitian ini membahas  tentang  Pemerintah  menggunakan  Barang  Milik  Negara  sebagai
underlying asset SBSN adalah untuk memberikan kenyamanan bagi investor. Dalam  hal  penggunaan  BMN  sebagai  underlying  asset  Sukuk  Negara  atau
sebagai Aset SBSN maka BMN tersebut harus memenuhi syarat-syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 04  PMK.08 2009.
3.  Penenelitian dilakukan oleh Amla Eva Nadia 2009 Skripsi Fakultas Syariah dan  Hukum  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  yang  berjudul  “Peluang  dan
Tantangan  Pengembangan  Produk  Valas  di  PT.  Bank  Muamalat  Indonesia, Tbk”.  Penelitian  ini  membahas  tentang  Peluang  transaksi  valas  di  Bank
Muamalat  adalah  karena  adanya  permintaan  dari  nasabah.  Sedangkan tantangan yang dihadapi Bank Muamalat adalah ketika terjadi fluktuasi valas
yang cukup tinggi, maka kita mengambil “posisi lebar”, yaitu harga kurs yang ditetapkan  untuk  nasabah  menjadi  mahal.  Disini  juga  dibahas  tentang
operasionalisasi jual beli valas di Bank Muamalat dan jenis produk valas yang berpeluang untuk dikembangkan di Bank Muamalat.
4.  Penelitian dilakukan oleh Syamsul Rizal 2005 Skripsi  Fakultas Syariah dan Hukum  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  yang  berjudul  “Valuta  Asing
Menurut  Hukum  Ekonomi  Islam”.  Penelitian  ini  membahas  tentang pandangan  hukum  ekonomi  konvensional  terhadap  valas,  pandangan  hukum
35
ekonomi  Islam  terhadap  praktik  atau  oprasionalisasi  valas  dalam perekonomian  antar  negara,  dan  pandangan  hukum  ekonomi  Islam  terhadap
valas. Namun  dalam  penelitian  ini  penulis  membuat  sangat  berbeda  dengan
keempat  penelitian  di  atas,  disini  penulis  membahas  tentang  bagaimana praktik  underlying  pada  transaksi  valuta  asing  di  Bank  Muamalat  Indonesia.
36
BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT
INDONESIA
A.Metode Penelitian
1.  Pendekatan Penelitian Pendekatan  penelitian  yang  digunakan  penulis  adalah  pendekatan
kualitatif,  yaitu salah satu  jenis pendekatan penelitian dimana data-data yang dikumpulkan bersifat deskriptif berupa data-data tertulis dari orang-orang dan
pelaku yang dapat diamati.
32
Penelitian kualitatif juga dapat diartikan sebagai penelitian  yang  menghasilkan  data  deskriptif  mengenai  kata-kata  lisan
maupun  tertulis,  dan  tingkah  laku  yang  dapat  diamati  orang-orang  yang diteliti.
33
2.  Data Penelitian a.  Data  primer,  yaitu  data  yang  diperoleh  melalui  pengamatan  dan
wawancara yang dilakukan penulis di Bank Muamalat Indonesia. b.  Data sekunder,  yaitu data yang diperoleh dari  dari lembaga atau institusi
tertentu.  Dalam  penelitian  ini,  penulis  mendapatkan  data  dari  skripsi  dan
32
Lexy  J.  Moleong,  Metodologi  Penelitian  Kualitatif  Bandung  :  PT.  Remaja Rosdakarya, 2000, h.3.
33
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011, h.166.
36