Mekanisme dan Praktik Transaksi Valuta Asing di Bank Muamalat
49
US Dollar harus menggunakan underlying. Untuk kegiatan transaksi valuta asing di Bank Muamalat Indonesia masih belum terlalu banyak yang
menggunakan underlying transaksi ini, karena nasabah yang dominan melakukan transaksi valuta asing di Bank Muamalat Indonesia adalah nasabah
retail. Dan nasabah retail ini biasanya melakukan transaksi valuta asing di bawah USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar, yang tidak mensyaratkan
nasabah tersebut untuk menggunakan underlying. Seiring berkembangnya transaksi valuta asing ini, maka peran Bank Indonesia
sangat diperlukan untuk mendorong pendalaman pasar valuta asing melalui pengaturan yang komprehensif, khususnya terkait dengan transaksi valuta asing
terhadap Rupiah yang dilakukan antara Bank dengan pihak asing dan juga untuk meminimalisir transaksi pembelian valuta asing terhadap rupiah untuk tujuan
spekulatif. Mengingat hal tersebut maka Bank Indonesia menetapkan ketentuan melalui Peraturan Bank Indonesia No. 1028PBI2008. Dalam PBI No.
1028PBI2008 Pasal 2 ayat 2 menyatakan bahwa pembelian valuta asing terhadap Rupiah oleh Nasabah atau Pihak Asing kepada Bank di atas USD
100,000.00 seratus ribu US Dollar atau ekuivalen per bulan per Nasabah atau per Pihak Asing hanya dapat dilakukan dengan underlying.
Bank Indonesia juga mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia SEBI No. 1042DPD perihal Pembelian Valuta Asing terhadap Rupiah kepada Bank. Surat
Edaran ini selanjutnya mengalami perubahan pada Tahun 2013 melalui penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia SEBI No. 1533DPM bahwa Bank Indonesia
50
menetapkan aturan tentang kedudukan underlying dalam transaksi valuta asing oleh Bank Umum, termasuk Bank Umum berbasis syariah. Dan pada Tahun 2014
Bank Indonesia mengeluarkan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1617PBI2014 perihal transaksi valuta asing terhadap rupiah antara Bank
dengan Pihak Asing. Ketentuan tersebut juga menyatakan bahwa pada setiap transaksi valuta asing terhadap Rupiah oleh Pihak Asing kepada Bank melalui
transaksi spot di atas USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar per bulan per Pihak Asing harus menggunakan underlying transaksi.
Dengan adanya ketentuan yang telah diterapkan oleh Bank Indonesia tersebut, maka Bank Muamalat Indonesia juga menggunakan underlying pada setiap
transaksi valuta asing di atas USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar atau ekuivalen per bulan per Nasabah atau per Pihak Asing. Ketentuan ini sudah
berlangsung sejak November Tahun 2014 lalu di Bank Muamalat Indonesia. Adapun ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan oleh setiap Nasabah
atau Pihak Asing yang akan melakukan transaksi valuta asing adalah sebagai berikut:
1. Pembelian valuta asing terhadap rupiah oleh Nasabah atau Pihak Asing kepada Bank tanpa underlying hanya dapat dilakukan paling banyak
sebesar USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar atau ekuivalen per bulan per Nasabah atau per Pihak Asing.
2. Pembelian valuta asing terhadap rupiah oleh Nasabah atau Pihak Asing kepada Bank di atas USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar atau
51
ekuivalen per bulan per Nasabah atau per Pihak Asing hanya dapat dilakukan dengan underlying.
3. Pembelian valuta asing terhadap rupiah oleh Nasabah atau Pihak Asing kepada Bank sebagaimana dimaksud pada no. 2 hanya dapat dilakukan
paling banyak sebesar nominal underlying transaksinya. 4. Apabila Nasabah melakukan pembelian valuta asing terhadap rupiah
kepada Bank di atas USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar atau ekuivalen per bulan per Nasabah, maka nasabah tersebut wajib
melampirkan dokumen sebagai berikut: a. Dokumen underlying transaksi yang bisa dipertanggungjawabkan.
b. Fotocopy dokumen identitas Nasabah dan fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
c. Pernyataan tertulis bermaterai cukup yang ditandatangani oleh pihak yang berwenang dari Nasabah mengenai kebenaran dokumen
underlying sebagaimana dimaksud pada huruf a dan bahwa dokumen underlying hanya digunakan untuk pembelian valuta asing terhadap
rupiah paling banyak sebesar nominal underlying dalam sistem perbankan.
5. Begitupun dengan Pihak Asing, apabila Pihak Asing melakukan pembelian valuta asing terhadap rupiah kepada Bank di atas USD
100,000.00 seratus ribu US Dollar atau ekuivalen per bulan per Pihak Asing, maka Pihak Asing wajib melampirkan dokumen sebagai berikut:
52
a. Dokumen underlying transaksi yang bisa dipertanggung jawabkan, baik yang bersifat final maupun yang berupa perkiraan.
b. Dokumen pendukung berupa pernyataan tertulis yang authenticated dari Pihak Asing yang berisi informasi mengenai:
1. Keaslian dan kebenaran dokumen Underlying Transaksi sebagaimana dimaksud pada huruf a.
2. Penggunaan dokumen Underlying Transaksi untuk pembelian valuta asing terhadap Rupiah paling banyak sebesar nominal
Underlying Transaksi dalam sistem perbankan di Indonesia. 3. Jumlah kebutuhan, tujuan penggunaan, dan tanggal penggunaan
valuta asing, dalam hal dokumen Underlying Transaksi sebagaimana dimaksud pada huruf a berupa perkiraan.
6. Dalam hal Pihak Asing melakukan pembelian valuta asing terhadap Rupiah kepada Bank melalui Transaksi Spot paling banyak sebesar USD
100,000.00 seratus ribu US Dollar atau ekuivalen per bulan per Pihak Asing, Bank wajib memastikan Pihak Asing untuk menyampaikan
dokumen pendukung berupa pernyataan tertulis yang authenticated yang menyatakan bahwa pembelian valuta asing terhadap Rupiah tidak lebih
dari USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar atau ekuivalen per bulan per Pihak Asing atau ekuivalennya dalam sistem perbankan di Indonesia.
Hal tersebut harus diperhatikan dan dipenuhi oleh setiap Nasabah atau Pihak Asing yang akan melakukan transaksi valuta asing. Apabila hal tersebut
53
dilanggar, maka akan ada sanksi yang akan diberikan oleh Bank Muamalat Indonesia. Sanksi tersebut berupa teguran atau sanksi denda yang berlaku yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tabel Komparasi underlying antara Bank Muamalat Indonesia dengan PBI
1028PBI2008 dan PBI 1617PBI2014 adalah sebagai berikut: No.
Item PBI 2008 2014
Bank Muamalat Indonesia 1.
Dokumen: a. Underlying
b. Fotocopy NPWP c. Materai
√ √
√ √
√ √
2. Ketentuan Nilai
Minimun ≤ USD 100,000.00
√ √
3. Ketentuan Nilai
Maksimum USD 100,000.00
√ √
4. Persyaratan:
a. Surat Pernyataan b. Jumlah
√ √
√ √
54
Kebutuhan c. Tujuan
Kebutuhan d. Tanggal
Penggunaan Perkiraan
√
√ √
√
Dengan adanya ketentuan yang diterapkan oleh Bank Indonesia pada PBI No. 1028PBI2008 dan PBI No. 1617PBI2014 mengenai underlying dalam
transaksi valuta asing yang mengharuskan Nasabah atau Pihak Asing untuk menggunakan underlying untuk transaksi di atas USD 100,000.00 seratus ribu
US Dollar atau ekuivalen per bulan per Nasabah atau per Pihak Asing, Bank Muamalat Indonesia menghadapi kendala dalam mensosialisasikan ketentuan
tersebut ke cabang-cabang seluruh Indonesia termasuk cabang yang ada di luar negeri yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun, hal tersebut dapat diatasi
dengan melakukan training untuk mengenalkan ketentuan terkait dengan underlying transaksi secara berkala.
Setelah diterapkan ketentuan tersebut Bank Muamalat Indonesia juga tidak mengalami pengaruh yang signifikan pada transaksi valuta asing jika
dibandingkan dengan sebelum diterapkan ketentuan tersebut. Hal itu disebabkan karena transaksi yang dilakukan adalah transaksi riil berdasarkan kebutuhan dari
55
nasabah. Nasabah yang lebih dominan dalam melakukan transaksi valuta asing di Bank Muamalat Indonesia adalah nasabah retail, dimana nasabah tersebut
melakukan transaksi valuta asing di bawah USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar. Itulah sebabnya mengapa ketentuan underlying ini tidak mengalami
pengaruh yang signifikan pada transaksi valuta asing jika dibandingkan dengan sebelum diterapkan ketentuan tersebut di Bank Muamalat Indonesia. Dan
ketentuan underlying yang mensyaratkan bahwa dalam setiap transaksi diatas USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar harus menggunakan underlying ini baru
diberlakukan per November Tahun 2014 di Bank Muamalat Indonesia, hal ini terjadi karena Bank Muamalat Indonesia baru mendapatkan re-announce dari
Bank Indonesia dan Bank Indonesia juga baru benar-benar mewajibkan kembali ketentuan tersebut.
Jenis kegiatan transaksi yang menggunakan underlying ada bermacam- macam. Berikut adalah jenis underlying transaksi tersebut, yaitu:
1. Kegiatan ekspor-impor barang 2. Pembayaran jasa, seperti:
a Biaya sekolah di luar negeri b Biaya berobat ke luar negeri
c Biaya perjalanan ke luar negeri untuk keperluan haji dan wisata lainnya
d Pembayaran atas jasa konsultan luar negeri
56
e Pembayaran yang terkait dengan pengguanaan tenaga kerja asing di Indonesia
3. Pembayaran utang dalam valuta asing 4. Pembelian atas pembelian aset di luar negeri
5. Kegiatan usaha pedagang valuta asing non bank yang memiliki izin dari Bank Indonesia yang masih berlaku
6. Kegiatan usaha travel agent Dari jenis-jenis underlying transaksi yang telah disebutkan, transaksi
underlying yang paling banyak digunakan dalam transaksi valas di Bank Muamalat Indonesia adalah transaksi untuk ekspor-impor barang dan jasa,
transaksi tersebut kurang lebih memberikan kontribusi 70 dari transaksi valas.
Dalam kegiatan ekspor-impor barang dan jasa ini biasanya dilakukan ke beberapa negara, akan tetapi kalau transaksi tersebut menggunakan mata uang
USD itu bukan untuk dan dari negara yang mendapatkan embargo dari ofac, ofac office of foreign assets control merupakan lembaga yang berada di
bawah Departement Keuangan Amerika Serikat AS dan berhak mengembargo perdagangan atas negara yang terdaftar bahkan kerja sama
dengannya. Negara-negara yang termasuk negara ofac diantaranya adalah korea utara, iran, sudan dan masih banyak yang lainnya. Jadi, negara yang
termasuk dalam negara yang mendapatkan embargo dari ofac tidak dapat bertransaksi dengan menggunakan USD karena negara tersebut sudah menjadi
57
black list-nya USA. Kegiatan ekspor-impor barang dan jasa ini juga biasanya dilakukan untuk transaksi pembayaran ekspor dan impor mesin, minyak dan
gas, non minyak dan gas, jasa konsultan dan masih banyak yang lainnya. Dalam kegiatan transaksi valuta asing yang dilakukan oleh Bank
Muamalat Indonesia di atas USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar harus menggunakan underlying sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila
nasabah yang melakukan transaksi valuta asing di atas USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar dan tidak menggunakan underlying maka nasabah
tersebut dikenakan denda sebesar 10 juta rupiah sampai dengan 10 milyar rupiah sesuai dengan kesalahan yang dilanggar.