PENUTUP Implementasi Kesesuaian Peraturan Underlying Dalam Transaksi Valas Pada Bank Syariah (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia)

9 disebutkan bahwa kewajiban memiliki Underlying Transaksi untuk pembelian valuta asing terhadap Rupiah oleh Pihak Asing kepada Bank melalui Transaksi Spot di atas USD 100,000.00 seratus ribu US Dollar per bulan per Pihak Asing. 3. Kedudukan Underlying Dalam Transaksi Syariah Secara umum, agar suatu transaksi dapat dikatakan halal atau sesuai syariah, maka transaksi tersebut harus terbebas dari unsur-unsur maisir, gharar dan riba. 3 Maisir atau perjudian adalah suatu transaksi yang dilakukan kedua belah pihak untuk pemilikan suatu benda atau jasa yang menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain dengan cara mengaitkan transaksi tersebut dengan suatu tindakan atau kejadian tertentu. Prinsipnya adalah zero sum game atau ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Gharar adalah sesuatu yang tidak diketahui apakah terjadi atau tidak terjadi. Sedangkan riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli atau tukar menukar maupun pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip Islam. Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua. Masing-masing adalah riba utang-piutang dan riba jual beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyyah. Adapun kelompok kedua yaitu riba jual beli yang terbagi menjadi riba fadhl dan riba nasi’ah. Riba qardh adalah suatu manfaat atau tingkat kelebihan atas pokok 3 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik Jakarta : Gema Insani Press, 2001, h. 197. 10 pinjaman yang disyaratkan terhadap yang berhutang. Riba jahiliyyah adalah utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan. Riba fadhl adalah pertukaran antara barang ribawi sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda. Riba nasi’ah adalah penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. 4 Salah satu upaya untuk menghindari terpenuhinya unsur yang diharamkan dalam hukum Islam tersebut, maka setiap transaksi yang dilakukan harus memiliki underlying. 5 Pentingnya keberadaan underlying dimaksudkan agar transaksi tersebut terbebas dari unsur spekulasi yang diharamkan agama Islam.

B. Valuta Asing

1. Pengertian Valuta Asing Valuta Asing adalah mata uang yang bukan alat pembayaran yang sah disebuah negara, tetapi merupakan alat pembayaran yang sah pada negara dimana mata uang tersebut berasal. 6 Dalam Islam transaksi valas disebut juga dengan as-sharf. Arti harfiah dari sharf adalah penambahan, penukaran, penghindaran, pemalingan, atau transaksi jual beli. Sedangkan menurut istilah 4 Ibid,. h. 37-41. 5 Kementrian Keuangan RI, Pengembangan Produk Syariah di Pasar Modal Sekuritas Syariah Efek Beragun Aset Syariah Jakarta, 2010. 6 Eti Rohaety, Ratih Tresnati, Kamus Istilah Ekonomi Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005, h.124.