Valuta Asing LANDASAN TEORI

13 Keterangan: 1. Bank di USA menukarkan dollar kepada Bank di Indonesia. 2. Bank di Indonesia menyerahkan rupiah pada Bank di USA. Contoh transaksi spot adalah sebagai berikut: 1. Bila kontrak ditutup pada tanggal 18 Desember 1991 maka penyerahan dana dilakukan pada tanggal 20 Desember 1991. Bila dua hari setelah tanggal kontrak jatuh pada hari libur, maka tanggal penyerahan diundurkan sampai hari pertama kerja setelah hari libur tersebut. Misalnya kontrak tanggal 7 Maret 1991 Kamis, tanggal penyerahan adalah 11 Maret 1991 Selasa, karena tanggal 9 Maret 1991 adalah hari sabtu dimana pasar valuta tidak beroperasi, dan tanggal 10 Maret 1991 merupakan hari minggu. 12 b. Transaksi forward Transaksi forward merupakan transaksi valas dengan tanggal yang disetujui lebih dari spot date dua hari kerja. Jatuh waktu forward di pasar umumnya sampai dengan satu tahun, meskipun ada beberapa bank memberikan jangka waktu yang lebih panjang. Transaksi forward menimbulkan risiko nilai tukar dan risiko suku bunga, karena forward exchange rate ditentukan oleh tingkat suku 12 Nadya, Amla Eva, “Peluang dan Tantangan Pengembangan Produk Valas di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h. 26. 14 bunga dari dua mata uang dan nilai spot masing-masing mata uang. Contoh transaksi forward adalah sebagai berikut: Suatu perusahaan USA membutuhkan dana guna membayar pengapalan suatu produk Jepang yang akan jatuh tempo pada tiga bulan mendatang kepada supplier di Jepang dengan membayar sebesar JPY 100 juta. Untuk memastikan harga pengapalan barang dalam US Dollar, bank setuju membeli JPY 100 juta dengan forward rate tiga bulan sebesar JPY 100 USD. Harga barang yang dikapalkan tersebut menjadi sebesar USD 1 juta. Tiga bulan mendatang perusahaan akan membayar sebesar USD 1 juta dan menerima dari bank sebesar JPY 100 juta untuk dibayar kepada supplier. 13 c. Transaksi swap Transaksi swap berbeda dengan transaksi spot atau forward. Dalam mekanisme swap, terjadi dua transaksi sekaligus dalam waktu yang bersamaan yaitu menjual dan membeli atau membeli dan menjual suatu mata uang yang sama. Sementara pada spot dan forward, transaksi terjadi hanya sekali saja yaitu membeli dan 13 Risk Management Center Indonesia, Program Pelatihan Sertifikasi Manajemen Risiko Level-1, Jakarta: Risk Management Center Indonesia, 2005. 15 menjual. Penggunaan transaksi swap sebenarnya dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian yang disebabkan oleh perubahan kurs suatu mata uang. Swap dapat dilakukan antara nasabah dengan banknya dan antara bank dengan Bank Indonesia disebut reswap. Pemberian fasilitas reswap tersebut dilakukan atas dasar swap point yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Transaksi swap antara bank dengan BI: a. Swap likuiditas, yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif BI untuk dana yang berasal dari pinjaman luar negeri. Posisi likuiditas ini untuk setiap bank maksimum 20 dari modal bank tersebut. b. Swap investasi, yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif bank berdasarkan swap bank dengan nasabah yang dananya berasal dari pinjaman luar negeri untuk keperluan investasi di Indonesia. 14 Transaksi swap merupakan suatu kombinasi antara transaksi spot dengan transaksi forward. Transaksi swap memiliki risiko suku bunga. Contoh transaksi swap adalah sebagai berikut: 14 Diyya, artikel diakses pada tanggal 06 Maret 2015 dari https:diyya.wordpress.com . 16 Bank A membeli US Dollar dan menjual JPY untuk 90 hari kedepan dengan harga 99.50 yen per US Dollar. Atau alternatifnya membeli dollar dengan spot rate dengan rate JPY 100,00USD. Bila bank A membeli USD 10 juta dan menjual JPY 1,000 juta untuk penyerahan spot date dan memegang posisi mata uang selama 90 hari, maka bank meminjam sebesar JPY 1,000 juta dan meminjamkan USD 10 juta untuk 90 hari. Apabila suku bunga USD sebesar 3 dan untuk yen sebesar 1, maka arus kasnya sebagai berikut: JPY 2,500,000 bayar 1,000,000,000 x .01 x 90360 USD 75,000 terima 10,000,000 x .03 x 90360 Setelah 90 hari, maka posisi bank menjadi: Long USD 10,075,000 dan Short JPY 1,002,500,000 Dengan membagi posisi yen dengan posisi USD, maka exchange rate yang efektif adalah sebesar JPY 99.50USD. 15 d. Transaksi option Transaksi option adalah kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka 15 Risk Management Center Indonesia, Program Pelatihan Sertifikasi Manajemen Risiko Level-1, Jakarta: Risk Management Center Indonesia, 2005. 17 waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, kerena mengandung unsur maisir spekulasi. 16 Option juga merupakan suatu kontrak yang memberikan hak kepada pembeli untuk melaksanakan kontrak pada harga yang disepakati. Artinya transaksi akan dilaksanakan apabila tingkat rate harga memberi keuntungan bagi pembeli. Penjual memiliki risiko yang tak terbatas dan sebagai kompensasi akan menerima premi. Kontrak option memiliki risiko baru dan di atas risiko yang melekat pada instrumen yang mendasarinya. Option dapat dibuat berdasarkan instrumen “cash” atau instrumen derivative lainnya dan option atas kontrak option. 17 Dalam pasar valuta asing transaksi option valuta asing dapat diartikan sebagai satu instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual satu mata uang tertentu dalam jumlah tertentu pada satu waktu tertentu di masa yang akan datang dan atau sebelumnya dengan kurs yang sudah ditentukan sebelumnya biasanya sudah ditentukan saat transaksi dilakukan. 16 Lathif Azharuddin, Fiqh Muammalat, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005, h. 118. 17 Risk Management Center Indonesia, Program Pelatihan Sertifikasi Manajemen Risiko Level-1, Jakarta: Risk Management Center Indonesia, 2005. 18 Option memberi pemegang hak bukan kewajiban untuk membeli atau menjual sesuatu. Berbeda dengan jenis transaksi jual beli yang sudah dikenal selama ini yang mengikat masing-masing pihak dengan satu kewajiban untuk membayar atau memberikan satu barang tertentu yang diperjualbelikan maka option memberi pemegang hak bukan kewajiban untuk menjual atau membeli satu barang yang diperjanjikan. Pemegang option tidak bisa dipaksa untuk membeli atau menjual satu barang yang diperjanjikan. Hak untuk membeli atau menjual satu barang tersebut hanya bisa dilaksanakan pada satu waktu tertentu di masa yang akan datang atau sebelumnya. Hal ini tergantung dari jenis option yang dipegang ada option yang mengatur bahwa hak untuk membeli atau menjual satu barang bisa dilaksanakan pada satu waktu tertentu di masa yang akan datang tidak dapat dilaksanakan sebelum waktu yang ditentukan tersebut, ada pula jenis option yang hak untuk membeli atau menjualnya dapat dilaksanakan sebelumnya. Apabila pemegang option melaksanakan haknya untuk membeli atau menjual satu barang tertentu maka harga barang dibeli atau dijual tersebut sudah ditentukan sebelumnya biasanya ditentukan pada saat transaksi option dilakukan tidak peduli berapa harga pasar barang tersebut saat pelaksanaan hak. 19 Jadi harga yang dipakai saat pelaksaan hak sudah ditentukan sebelumnya dan bukan harga pasar barang tersebut saat itu. Contoh transaksi option adalah sebagai berikut: 1. Bank “A” mengeluarkan option yang memberikan pemegang- nya hak untuk membeli USDIDR sebesar USD 1.000.000,- dengan kurs 10.000,- pada satu tahun yang akan datang. Dengan memegang option yang dikeluarkan oleh Bank “A” tersebut maka satu tahun yang akan datang orang yang memegang option tersebut berhak bukan keharusan membeli USD 1.000.000,- ke Bank “A” dengan harga atau kurs 10.000,- tidak perduli harga atau kurs USDIDR yang berlaku di pasar saat itu. 2. Bank “B” mengeluarkan option yang memberikan pemegangnya hak untuk menjual USDIDR sebesar USD 1.000.000,- dengan kurs 10.000,- pada satu tahun yang akan datang. Dengan memegang option yang dikeluarkan oleh Bank “B” tersebut maka satu tahun yang akan datang orang yang memegang option tersebut berhak bukan keharusan menjual USD 1.000.000,- ke Bank “B” dengan harga atau kurs 10.000,- tidak peduli harga atau kurs USDIDR yang berlaku di pasar saat itu. 18 18 Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004, h. 186-187. 20 2.2 Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing Dalam Islam Jenis transaksi valuta asing yang diperbolehkan dalam Islam hanya dua macam, yaitu transaksi spot dan forward agreement. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut: a. Transaksi Spot Transaksi spot adalah transaksi pembelian dan penjualan valuta asing valas untuk penyerahan pada saat itu over the counter atau paling lambat penyelesaiannya dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi internasional. 19 b. Transaksi Forward Agreement Transaksi forward agreement merupakan transaksi yang pada dasarnya sama dengan transaksi forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Pada dasarnya hukum transaksi forward ini dihaharamkan dalam Islam, akan tetapi pada transaksi forward agreement ini terdapat pengecualian khusus yaitu dengan dibolehkannya transaksi ini 19 Lathif Azharuddin, Fiqh Muammalat Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005, h.116-117. 21 dengan syarat ada kebutuhan yang memang benar-benar tidak dapat dihindari lil hajah. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI membolehkan transaksi spot, karena transaksi tersebut dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi internasional. Sedangkan untuk transaksi forward agreement dibolehkan karena untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari lil hajah. Ketentuan ini terdapat dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 28DSN-MUIIII2002. 2.3. Mekanisme Valuta Asing Dalam Transaksi Syariah Dalam pelaksanaan transaksi valuta asing haruslah memperhatikan beberapa batasan sebagai berikut: a. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai spot, artinya masing-masing pihak harus menerima atau menyerahkan masing- masing mata uang pada saat yang bersamaan. b. Motif pertukaran bukan untuk spekulasi. c. Harus dihindari jual beli bersyarat. Misalnya A setuju membeli barang dari B hari ini dengan syarat B harus membelinya kembali pada tanggal tertentu di masa mendatang. d. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan. 22 e. Kadar dan ukurannya harus sama, misalnya pertukaran emas dengan emas atau perak dengan perak maka kadar dan ukurannya harus sama dan harus dilakukan secara tunai. f. Jika transaksi dengan mata uang sejenis, maka nilainya harus sama dan tunai. g. Jika transaksi pertukaran mata uang berbeda jenis, maka dilakukan dengan kurs yang berlaku pada saat itu dan harus dilakukan secara tunai. 20 Adapun Skema transaksi jual beli valuta asing dalan Islam atau as-sharf adalah sebagai berikut : 21 Keterangan: 1. Akad Sharf: penjual dan pembeli harus melakukan akad atau ijab kabul yang disepakati oleh keduabelah pihak yang sesuai dengan aturan-aturan yang telah ada dan sesuai syariah. 20 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014, h. 264. 21 Ascarya, Akad Produk Bank Syariah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 109. 2a. Valut a Sharf Pem beli M usyt ari Penjual Ba’i Akad sharf 2b. Nilai t ukar 23 2. a.Valuta: valuta ini merupakan objek jual beli, yaitu uang sebagai komoditas yang dijadikan transaksi. b. Nilai tukar: adanya harga, yaitu nilai kurs masing-masing valuta asing terhadap valuta lainnya. 3. Para Pelaku Pasar Valuta Asing Dalam pasar valas tersebut terdapat beberapa pelaku pasar yang bertransaksi dengan beragam kepentingan. Adapun siapa saja yang melakukan transaksi jual-beli valuta asing di pasar atau peserta pasar bisa dibedakan sebagai berikut: 22 1. Perusahaan Perusahaan melakukan ekspor atau impor barang dan jasa dengan negara lain membutuhkan transaksi jual beli valas untuk memenuhi antisipasi kewajiban yang dimilikinya. 2. Masyarakat perorangan Masyarakat atau perorangan dapat melakukan transaksi valas untuk spekulasi dan memenuhi kebutuhannya. 3. Bank Umum Bank Umum melakukan transaksi jual-beli valas untuk berbagai keperluan antara lain melayani nasabah perusahaan yang ingin bertransaksi jual-beli valas, berusaha memperoleh keuntungan dari 22 Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004, h.4-5. 24 perubahan harga valas di pasar akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya, memenuhi kewajiban valas yang dimilikinya. 4. Broker Broker adalah orang atau perusahaan yang tugasnya adalah menjadi perantara terjadinya transaksi valas. Mereka biasanya berusaha membantu pembeli mencari penjual dan sebaliknya. 5. Pemerintah Pemerintah melakukan transaksi valas untuk berbagai tujuan antara lain membayar cicilan utang luar negeri, penerimaan utang luar negeri baru yang harus ditukar ke valuta sendiri dll. 6. Bank Sentral Di banyak negara Bank Sentral tidak berada di bawah kendali pemerintah, dia merupakan lembaga independen yang bertugas menstabilkan perekonomian. Salah satu instrument dalam penstabilan perekonomian adalah dengan transaksi valuta asing. 4. Risiko Transaksi Valuta Asing Dalam setiap transaksi yang ada pasti memiliki risiko, begitupun dalam transaksi valuta asing. Risiko transaksi valuta asing foreign exchange risk adalah suatu konsekuensi sehubungan dengan pergerakan atau fluktuasi nilai tukar terhadap rugi laba bank. Meskipun aktivitas treasury syariah tidak terpengaruh risiko kurs secara langsung karena adanya syarat tidak boleh melakukan transaksi 25 yang bersifat spekulasi, tetapi bank syariah tidak akan dapat terlepas dari adanya posisi dalam valuta asing. 23 Menurut pengertian lain risiko nilai tukar foreign exchange risk adalah potensi kerugian karena pergerakan nilai tukar. Risiko ini melekat pada seluruh produk dan posisi yang dinilai dalam valuta yang berbeda dengan valuta laporan bank. 24 Risiko kurs ini akan meningkat bila jumlah posisi yang diambil besar, baik posisi long maupun posisi short, dan fluktuasi pasar tinggi. Oleh karena itu, bank syariah perlu menetapkan: 25 1. Exposure limit pembatasan eksposur risiko efek buruk pada laporan keuangan perusahaan yang mungkin timbul dari perubahan dalam nilai tukar. 2. Transaction limit pembatasan transaksi. 3. Currency limit pembatasan mata uang. 4. Turnover limit pembatasan volume transaksi. 5. Cut loss limit pembatasan kerugian. 6. Intraday limit. 7. Counterparty limit. 23 Karim Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 273-274. 24 Risk Management Center Indonesia, Program Pelatihan Sertifikasi Manajemen Risiko Level-1, Jakarta: Risk Management Center Indonesia, 2005. 25 Karim Adiwarman, “Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan”, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 274. 26 Posisi long long position adalah apabila total tagihan dan asset terhadap satu mata uang tertentu lebih besar dari total kewajiban pada mata uang tersebut. Adapun contoh dari posisi long long position adalah sebagai berikut: 1. PT. “Charisma” melakukan transaksi beli USDIDR untuk USD 1.000.000,- di kurs 8.000,-. Diasumsikan tidak ada transaksi lain yang dilakukan oleh PT. “Charisma”. Dengan dilakukannya transaksi di atas maka timbul tagihan PT. “Charisma” kepada lawwan transaksinya dalam mata uang USD sebesar USD 1.000.000,-. Dengan melakukan transaksi di atas berarti PT. “Charisma” sekarang mempunyai posisi. Karena PT. “Charisma” mempunyai tagihan dalam mata uang USD 1.000.000,- maka dapat dikatakan bahwa PT. “Charisma” mempunyai posisi long USD sebesar USD 1.000.000,-. 2. PT. “Titan Internasional” melakukan dua transaksi valuta asing yaitu: a. Transaksi beli USDIDR sebesar USD 1.500.000,- b. Transaksi jual USDIDR sebesar USD 750.000,- Dari kedua transaksi tersebut dapat dilihat bahwa dari transaksi pertama PT. “Titan Internasional” mempunyai tagihan kepada lawan transaksinya sebesar USD 1.500.000,- dan dari transaksi 27 kedua PT. “Titan Internasional” mempunyai kewajiban dalam mata uang USD sebesar USD 750.000,-. Secara total dari kedua transaksi yang dilakukan oleh PT. “Titan Internasional” maka PT. “Titan Internasional” mempunyai tagihan kepada lawan transaksinya sebesar: USD 1.500.000 – USD 750.000 = USD 750.000 Dari dua transaksi yang dilakukan maka PT. “Titan Internasional” mempunyai posisi valuta USD long sebesar USD 750.000,-. Sedangkan posisi short short position adalah apabila total tagihan dan asset terhadap satu mata uang tertentu lebih kecil dari total kewajiban pada mata uang tersebut. Adapun contoh posisi short short position adalah sebagai berikut: 1. PT. “Charisma” melakukan transaksi jual USDIDR untuk USD 1.000.000,- di kurs 8.000,-. Diasumsikan tidak ada transaksi lain yang dilakukan oleh PT. “Charisma”. Dengan dilakukannya transaksi di atas maka timbul kewajiban PT. “Charisma” kepada lawan transaksinya dalam mata uang USD sebesar USD 1.000.000,-. Dengan melakukan transaksi di atas berarti PT. “Charisma” sekarang mempunyai posisi. Karena PT. “Charisma” mempunyai kewajiban dalam mata uang USD 1.000.000,- 28 maka dapat dikatakan bahwa PT. “Charisma” mempunyai posisi short USD sebesar USD 1.000.000,-. 2. PT. “Titan Internasional” melakukan dua transaksi valuta asing yaitu: a. Transaksi jual USDIDR sebesar USD 2.000.000,- b. Transaksi beli USDIDR sebesar USD 1.500.000,- Dari kedua transaksi tersebut dapat dilihat bahwa dari transaksi pertama PT. “Titan Internasional” mempunyai kewajiban kepada lawan transaksinya sebesar USD 2.000.000,- dan dari transaksi kedua PT. “Titan Internasional” mempunyai tagihan dalam mata uang USD sebesar USD 1.500.000,-. Secara total dari dua transaksi yang dilakukan oleh PT. “Titan Internasional” maka PT. “Titan Internasional” mempunyai kewajiban kepada lawan transaksinya sebesar: USD 2.000.000 – USD 1.500.000 = USD 500.000 Dari dua transaksi yang dilakukan maka PT. “Titan Internasional” mempunyai posisi valuta USD short sebesar USD 750.000,-. 26 Mengingat bank syariah tidak diperkenankan berspekulasi, maka transaksi seperti forward, marjin trading, option dan swap tidak boleh 26 Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004, h.65-67. 29 dijalankan. Yang diperkenankan adalah untuk kebutuhan berjaga-jaga simpanan dan transaksi yang dilaksanakan harus tunai atau spot. Termasuk tunai di sini adalah pembayaran dengan cek, pemindahbukuan, transfer dan sarana pembayaran tunai lainnya. 27

C. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah Bank Islam atau bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha investasi, jual beli atau lainnya berdasarkan prinsip Syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai Syariah yang bersifat makro maupun mikro. Nilai-nilai makro yang dimaksud adalah keadilan, maslahah, sistem zakat, bebas dari bunga riba, bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian maysir, bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan gharar, bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah bathil, dan penggunaan uang sebagai alat tukar. Sedangkan nilai-nilai mikro yang harus dimiliki oleh pelaku perbankan syariah adalah sifat-sifat mulia yang 27 Karim Adiwarman, “Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan”, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 274. 30 dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, fathanah. 28 Menurut PBI Nomor 21 Tahun 2008 Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 2. Pengertian Bank Devisa Bank Devisa adalah Bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter Of Credit LC dan transaksi luar negeri lainnya. 29 Persyaratan untuk menjadi Bank Devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia setelah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan. 30 Menurut PBI Nomor 6152004 Bank Devisa adalah Bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. Sedangkan menurut PBI Nomor 1610PBI2014 Bank Devisa adalah Bank yang memperoleh persetujuan dari otoritas yang berwenang untuk dapat 28 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Praktek di Beberapa Negara, Jakarta : Bank Indonesia, 2006, h. 29. 29 Triwahyuniati Nani,“Pelaksanaan Analisis Pemberian Kredit di PT. Bank HAGA Cabang Semarang”, Tesis S2 Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro Semarang, 2008,h.26. 30 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 30. 31 melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing, termasuk kantor cabang bank asing di Indonesia, namun tidak termasuk kantor cabang luar negeri dari Bank yang berkantor pusat di Indonesia. 3. Karakteristik Bank Devisa Karakteristik Bank Devisa menurut Surat Edaran No. 1527DPNP Tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Bank yang mengajukan permohonan untuk melakukan Kegiatan Usaha dalam valuta asing wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Tingkat kesehatan Bank dengan peringkat komposit 1 satu atau 2 dua selama 18 delapan belas bulan terakhir. b. Memiliki modal inti paling sedikit Rp. 1.000.000.000.000,00 satu triliun rupiah; dan c. Memenuhi rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM sesuai Profil Risiko untuk penilaian KPMM terakhir sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai KPMM dengan persyaratan sebagai berikut: 1 Dalam hal KPMM sesuai Profil Risiko kurang dari 10 maka KPMM ditetapkan paling kurang 10. 2 KPMM untuk Bank Umum Syariah BUS ditetapkan paling kurang 10 sepanjang belum terdapat ketentuan yang mengatur mengenai KPMM sesuai profil risiko bagi Bank Umum Syariah. 32 2. Kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri dapat melakukan Kegiatan Usaha dalam valuta asing sepanjang telah memenuhi persyaratan Modal Inti sebagaimana dimaksud pada butir 1.b yang berasal dari dana usaha yang telah dialokasikan sebagai Capital Equivalency Maintained Assets CEMA sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai KPMM. 3. Unit Usaha Syariah UUS dapat mengajukan permohonan untuk melakukan Kegiatan Usaha dalam valuta asing sepanjang Bank Umum