30 dengan  P
adalah  daya  input  perphasa.  Sehingga  besar  E
1
dapat  dinyatakan dengan
jX R
θ I
V E
1 1
o 1
1
 
 
Volt                          3.5 n
r0
adalah kecepatan rotor  pada saat beban nol. Daya yang didissipasikan oleh R
c
dinyatakan dengan :
1 2
c
R I
P P
 
Watt                                                      3.6
1
R  didapat pada saat percobaan dengan tegangan DC. Harga R
c
dapat ditentukan dengan
2 1
c
P E
R 
Ohm                                                               3.7 Dalam keadaan yang sebenarnya R
1
lebih kecil jika dibandingkan dengan X
m
dan juga R
c
jauh lebih besar dari X
m
, sehingga impedansi yang didapat dari percobaan beban nol dianggap jX
1
dan jX
m
yang diserikan.
nl
Z =
3
1 nl
I V
1 m
X X
j 
Ohm                               3.8
Sehingga didapat
1 1
3 X
I V
X
nl m
 
ohm                                                3.9
3.1.3 Percobaan Rotor Tertahan
Pada pengukuran ini rotor dipaksa tidak berputar
r
n  = 0, sehingga s = 1 dan kumparan stator dihubungkan dengan tegangan seimbang. Karena slip  s = 1,
maka  pada  Gambar  3.2,  harga
2 2
R s
R  .  Karena
m c
2 2
jX R
jX R
 
maka
Universitas Sumatera Utara
31 arus yang melewati
m c
jX R
dapat diabaikan. Sehingga rangkaian ekivalen motor induksi  dalam  keadaan  rotor  tertahan  atau  hubung  singkat  seperti  ditunjukkan
pada Gambar 3.6
jX
1
+jX’
2
R
1
+ R’
2
V
1
I
1
Gambar 3.6 Rangkaian ekivalen pada saat rotor tertahan s = 1
Impedansi  perphasa  pada  saat  rotor  tertahan
BR
Z dapat  dirumuskan
sebagai berikut:
BR BR
2 1
2 1
BR
jX R
X X
j R
R Z
 
 
 
Ohm                3.10 Pengukuran  ini  dilakukan  pada  arus  mendekati  arus  rating  motor.  Data  hasil
pengukuran ini meliputi : arus input I
1
=
BR
I , tegangan input V
1
=
BR
V  dan daya input perphasa
BR
P  = P
in
. Karena adanya distribusi arus yang tidak merata pada batang  rotor  akibat  efek  kulit,  harga
2
R   menjadi  tergantung  frekuensi.  Maka umumnya  dalam  praktek,  pengukuran  rotor  tertahan  dilakukan  dengan
mengurangi  frekuensi  eksitasi  menjadi
BR
f untuk  mendapatkan  harga
2
R   yang sesuai dengan frekuensi rotor pada saat slip rating. Dari data-data tersebut, harga
BR
R dan
BR
X dapat dihitung :
2 1
BR BR
I P
R 
Ohm                                                  3.11
2 1
R R
R
BR
 
Ohm                                              3.12
Universitas Sumatera Utara
32
BR BR
BR
I V
Z 
Ohm                                                   3.13
2 BR
2 BR
BR
R Z
X 
Ohm                                     3.14
Untuk menentukan harga X
1
dan X
2
digunakan metode empiris berdasarkan IEEE  standar  112.  Hubungan  X
1
dan  X
2
terhadap  Xbr  dapat  dilihat  pada  Tabel 2.1[4]
Tabel 2.1 Distribusi empiris dari Xbr
Disain Kelas Motor X
1
2
X A
0,5 Xbr 0,5 Xbr
B 0,4 Xbr
0,6 Xbr C
0,3 Xbr 0,7 Xbr
D 0,5 Xbr
0,5 Xbr Rotor Belitan
0,5 Xbr 0,5 Xbr
di sini besar X
BR
harus disesuaikan dahulu dengan frekuensi rating f.
BR BR
X f
f X
BR
Ohm                                        3.15
2 1
X X
X
BR
 
Ohm                                           3.16
3.2 Efisiensi Motor Induksi Tiga Phasa
Pada motor induksi, tidak ada sumber listrik  yang langsung terhubung ke rotor,  sehingga  daya  yang  melewati  celah  udara  sama  dengan  daya  yang
Universitas Sumatera Utara