36 dapat  menghitung  besar  torsi  dan  efisiensi  dari  motor  induksi  dengan  tahanan
rotor tidak seimbang dan satu fasa rotor terbuka, perlu dicari terlebih dahulu besar arus  urutan  positif  dan  arus  urutan  negatif  pada  rotor  dan  stator  motor  induksi
dengan  kedua  kondisi  tersebut.  Untuk  mengetahui  besar  arus  urutan  positif  dan negatif  pada  kondisi  ini,  perlu  diketahui  terlebih  dahulu  mengenai  komponen
simetris.
3.3.1 Komponen Simetris
Komponen  simetris  merupakan  salah  satu  metode  untuk  menangani rangkaian  fasa  majemuk  yang  tidak  seimbang.  Gangguan  tidak  simetris  pada
sistem  transmisi,  yang  dapat  terjadi  karena  hubungan  singkat,  impedansi  antar saluran,  impedansi  dari  satu  atau  dua  saluran  ke  tanah,  atau  penghantar  yang
terbuka, dapa juga dipelajari dengan metode komponen simetris ini. Komponen  simetris  yang  merupakan  karya  C.L  Fortescue  ini
membuktikan  bahwa  suatu  sistem  tidak  seimbang  yang  terdiri  dari  n  fasor  yang berhubungan  related  dapat  diuraikan  menjadi  n  buah  sistem  dengan  fasor
seimbang yang  dinamakan  komponen-komponen  simetris  symmetrical
components dari fasor aslinya. n buah fasor pada setiap himpunan komponennya adalah  sama  panjang,  dan  sudut  di  antara  fasor  yang  bersebelahan  dalam
himpunan  itu  sama  besarnya.  Meskipun  metoda  ini  berlaku  untuk  setiap  sistem fasa-majemuk tidak seimbang, kita akan membatasi pembahasan kita pada sistem
tiga-fasa  saja.  Menurut  teorema  Fortescue,  tiga  fasor  tidak  seimbang  dari  sistem tiga-fasa dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang.
Himpunan seimbang komponen itu adalah :
Universitas Sumatera Utara
37 1.  Komponen  urutan-positif  positive  sequence  components  yang  terdiri  dari
tiga  fasor  yang  sama  besarnya,  terpisah  satu  dengan  yang  lain  dalam  fasa sebesar120°, dan mempunyai urutan fasa yang sama seperti fasor aslinya.
2.  Komponen  urutan-negatif  yang  terdiri  dari  tiga  fasor  yang  sama  besarnya, terpisah  satu  dengan  yang  lain  dalam  fasa  sebesar  120°,  dan  mempunyai
urutan fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya. 3.  Komponen  urutan  nol  yang  terdiri  dari  tiga  fasor  yang  sama  besarnya  dan
dengan penggeseran fasa nol antara fasor yang satu dengan yang lain. Ketika  memecahkan  permasalahan  dengan  menggunakan  komponen
simetris,  ketiga  fasa  dari  sistem  dinyatakan  sebagai  a,  b,  dan  c  dengan  demikian sehingga urutan fasa tegangan dan arus dalam sistem adalah abc. Jadi, urutan fasa
komponen  urutan  positif  dari  fasor  tidak  seimbang  itu  adalah  abc,  sedangkan urutan  fasa  dari  komponen  urutan  negatif  adalah  acb.  Jika  fasor  aslinya  adalah
tegangan, maka tegangan tersebut dapat dinyatakan dengan V
a
, V
b
, dan V
c
. Ketiga himpunan  komponen  simetris  dinyatakan  dengan  subskrip  tambahan  1  untuk
komponen  urutan-positif,  2  untuk  komponen  urutan  negatif,  dan  0  untuk komponen urutan nol. Komponen urutan positif dari V
a
,V
b
dan V
c
adalah V
a1
, V
b1
, dan  V
c1
.  Demikian  pula,  komponen  urutan  negatif  adalah  V
a2
,  V
b2
,  dan  V
c2
, sedangkan komponen urutan nol adalah V
a0
, V
b0
, dan V
c0
. Gambar  3.8  menunjukkan  tiga  himpunan  komponen  simetris  seperti  itu.
Fasor  arus  akan  dinyatakan  dengan  subskrip  seperti  untuk  tegangan  tersebut. Karena setiap fasor tidak seimbang, yang asli adalah jumlah komponen, fasor asli
yang dinyatakan dalam suku-suku komponennya adalah : V
a
= V
a1
+ V
a2
+ V
a2
3.31
Universitas Sumatera Utara
38 V
b
= V
b1
+ V
b2
+ V
b0
3.32 V
c
=  V
c1
+ V
c2
+ V
c0
3.33 Sintesis  himpunan  tiga  fasor  tidak  seimbang  dari  ketiga  himpunan
komponen simetris dalam Gambar 3.8. diperlihatkan pada Gambar 3.9.
Gambar 3.8 Tiga himpunan fasor seimbang yang merupakan komponen simetris
dari tiga fasor tidak-seimbang
Gambar 3.9 Penjumlahan secara grafis komponen-komponen pada Gambar 3.8
untuk mendapatkan tiga fasor tidak seimbang
Karena adanya pergeseran fasa pada komponen simetris tegangan dan arus dalam  sistem  tiga-fasa,  akan  sangat  memudahkan  bila  kita  mempunyai  metoda
penulisan cepat untuk menunjukkan perputaran fasor dengan 120°. Hasil-kali dua buah  bilangan  kompleks  adalah  hasil-kali  besarannya  dan  jumlah  sudut  fasanya.
Jika  bilangan  kompleks  yang  menyatakan  fasor  dikalikan  dengan  bilangan
Universitas Sumatera Utara
39 kompleks yang besarnya satu dan sudutnya  , bilangan kompleks yang dihasilkan
adalah fasor yang sama besar dengan fasor aslinya tetapi fasanya tergeser dengan sudut  .memutar fasor yang dikenakannya melalui sudut  .
Kita sudah kenal dengan operator j, yang menyebabkan perputaran sebesar 90°,  dan  operator  -1,  yang  menyebabkan  perputaran  sebesar  180°.  Penggunaan
operator j sebanyak dua kali berturut-turut akan menyebabkan perputaran melalui 90°  +  90°,yang  membawa  kita  pada  kesimpulan  bahwa  j  x  j  menyebabkan
perputaran  sebesar180°,  dan  karena  itu  kita  ingat  kembali  bahwa  j
2
adalah  sama dengan  -1.  Pangkat  -  pangkat  yang  lain  dari  operator  j  dapat  diperoleh  dengan
analisis  yang  serupa.  Huruf  a  biasanya  digunakan  untuk  menunjukkan  operator yang menyebabkan perputaran sebesar 120° dalam arah yang berlawanan dengan
arah  jarum  jam.  Operator  semacam  ini  adalah  bilangan  kompleks  yang  besarnya satu dan sudutnya 120° dan didefinisikan sebagai :
a = 1 ∠
120° =
−
0.5 + 0.866
Jika operator a dikenakan pada fasor dua kali berturut-turut, maka fasor itu akan diputar dengan sudut sebesar 240°. Untuk pengenaan tiga kali berturut-turut
fasor akan diputar dengan 360°. Jadi, = 1
∠
240° =
−
0.5
−
0.866
= 1 ∠
360° =  1
∠
0° = 1
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 3.10
Diagram fasor berbagai pangkat dari operator a Telah kita lihat pada Gambar 3.9 sintesis tiga fasor tidak simetris dari tiga
himpunan  fasor  simetris.  Sintesis  itu  telah  dilakukan  sesuai  dengan  Persamaan 3.31  sampai  dengan  3.33.  Sekarang  marilah  kita  periksa  persamaan  tersebut
untuk menentukan bagaimana menguraikan ketiga fasor tidak simetris itu menjadi komponen  simetrisnya.  Mula-mula,  kita  perhatikan  bahwa  banyaknya  kuantitas
yang diketahui dapat dikurangi dengan menyatakan masing-masing komponen V
b
dan V
c
sebagai hasil kali fungsi operator a dan komponen V
a
. Dengan berpedoman pada Gambar 3.8, maka didapat:
= =
= =
= =
3.34 Dengan mengulangi Persamaan 3.31 dan memasukkan Persamaan 3.34
ke dalam Persamaan 3.32 dan 3.33 dihasilkan :
+ +
3.35
+ +
3.36
+ +
3.37
Atau dalam bentuk matrix :
Universitas Sumatera Utara
41 =
1 1
1 1
1
Untuk mempermudah kita misalkan : A =
1 1
1 1
1
3.38
=
1 1
1 1
1
3.39 dan dengan memprakalikan kedua sisi Persamaan 3.38 dengan Persamaan 3.39
diperoleh:
=
1 1
1 1
1
3.40
yang  menunjukkan  pada  kita  bagaimana  menguraikan  tiga  fasor  tidak  simetris menjadi komponen simetrisnya. Hubungan ini demikian pentingnya sehingga kita
dapat  menulis  masing-masing  persamaan  itu  dalam  bentuk  yang  biasa.  Dari Persamaan 3.40, kita peroleh:
=
+ +                                                3.41
=
+  a +
3.42
=
+ + a                                         3.43
Jika  diperlukan,  komponen  V
b0
,  V
b1
,  V
b2
,  V
c0
,  V
c1
,  dan  V
c2
,  dapat  diperoleh  dari Persamaan 3.34.
Persamaan  3.41  menunjukkan  bahwa  tidak  akan  ada  komponen  urutan- nol  jika  jumlah  fasor  tidak  seimbang  itu  sama  dengan  nol.  Karena  jumlah  fasor
Universitas Sumatera Utara
42 tegangan  antar  saluran  pada  sistem  tiga-fasa  selalu  nol,  maka  komponen  urutan-
nol tidak pernah terdapat dalam tegangan saluran itu, tanpa memandang besarnya ketidak  seimbangannya.  Jumlah  ketiga  fasor  tegangan  saluran  ke  netral  tidak
selalu  harus  sama  dengan  nol,  dan  tegangan  ke  netral  dapat  mengandung komponen urutan-nol.
Persamaan  yang  terdahulu  sebenarnya  dapat  pula  ditulis  untuk  setiap himpunan fasor yang berhubungan, dan kita dapat pula menuliskannya untuk arus
sebagai ganti tegangan. Persamaan tersebut dapat diselesaikan baik secara analitis maupun  secara  grafis.  Karena  beberapa  persamaan  yang  terdahulu  sangat
mendasar, marilah kita tuliskan ringkasannya untuk arus-arus: I
a
= I
a1
+ I
a2
+ I
a0
3.44 I
b
= I
b1
+ I
b2
+ I
b0
3.45 I
c
=  I
c1
+ I
c2
+ I
c0
3.46
=        +     +
3.47
=        +      +
3.48
=
+ + a                                                        3.49
Dalam sistem tiga-fasa, jumlah arus saluran sama dengan arus I
n
dalam jalur kembali lewat netral. Jadi,
+  +  =                                                                 3.50 Dengan membandingkan Persamaan 3.47 dan 3.50 kita peroleh:
= 3 3.51
Jika tidak ada jalur yang melalui netral dari sistem tiga-fasa, In, adalah nol, dan  arus  saluran  tidak  mengandung  komponen  urutan-nol.  Suatu  beban  dengan
Universitas Sumatera Utara
43 hubungan
△ tidak menyediakan jalur ke netral, dan karena itu arus saluran yang mengalir  ke  beban  yang  dihubungkan
△  tidak  dapat  mengandung  komponen urutan-nol.
3.3.2 Efisiensi Motor Induksi Dalam Keadaan Rotor Tidak Seimbang dan Satu Fasa Rotor Terbuka