Efisiensi Motor Induksi Tiga Phasa

32 BR BR BR I V Z  Ohm 3.13 2 BR 2 BR BR R Z X   Ohm 3.14 Untuk menentukan harga X 1 dan X 2 digunakan metode empiris berdasarkan IEEE standar 112. Hubungan X 1 dan X 2 terhadap Xbr dapat dilihat pada Tabel 2.1[4] Tabel 2.1 Distribusi empiris dari Xbr Disain Kelas Motor X 1 2 X A 0,5 Xbr 0,5 Xbr B 0,4 Xbr 0,6 Xbr C 0,3 Xbr 0,7 Xbr D 0,5 Xbr 0,5 Xbr Rotor Belitan 0,5 Xbr 0,5 Xbr di sini besar X BR harus disesuaikan dahulu dengan frekuensi rating f. BR BR X f f X BR  Ohm 3.15 2 1 X X X BR   Ohm 3.16

3.2 Efisiensi Motor Induksi Tiga Phasa

Pada motor induksi, tidak ada sumber listrik yang langsung terhubung ke rotor, sehingga daya yang melewati celah udara sama dengan daya yang Universitas Sumatera Utara 33 diinputkan ke rotor. Daya total yang dimasukkan pada kumparan stator P in dirumuskan dengan  cos 3 1 1 in I V P  Watt 3.17 dimana : V 1 = tegangan sumber Volt I 1 = arus masukanAmpere θ = perbedaan sudut phasa antara arus masukan dengan tegangan sumber. Gambar aliran daya pada motor induksi dapat dilihat pada Gambar 3.7 dibawah ini. Gambar 3.7. Diagram aliran daya motor induksi Daya listrik disuplai ke stator motor induksi diubah menjadi daya mekanik pada poros motor. Berbagai rugi – rugi yang timbul selama proses konversi energi listrik antara lain : 1. Rugi – rugi tembaga stator P ts P ts = 3. I 1 2 . R 1 Watt 3.18 2. Rugi – rugi inti stator P i Universitas Sumatera Utara 34 P i = C R E 2 1 . 3 Watt 3.19 3. Daya pada celah udara P cu dapat dirumuskan dengan P cu = P in – P ts – P i Watt 3.20 4. Rugi – rugi tembaga rotor P tr P tr = 3. I 2 2 . R 2 Watt 3.21 5. Rugi – rugi gesek dan angin Jika dilihat pada rangkaian rotor, satu – satunya elemen pada rangkaian ekivalen yang mengkonsumsi daya pada celah udara adalah resistor R 2 s. Oleh karena itu daya pada celah udara dapat juga ditulis dengan : P cu = 3. I 2 2 . S R 2 Watt 3.22 Apabila rugi – rugi tembaga dan rugi – rugi inti dikurangi dengan daya input motor, maka akan diperoleh besarnya daya listrik yang diubah menjadi daya mekanik. Besarnya daya mekanik yang dibangkitkan motor adalah : P mek = P cu – P tr Watt 3.23 P mek = 3. I 2 2 . S R 2 - 3. I 2 2 . R 2 P mek = 3. I 2 2 . R 2 . s s  1 P mek = P tr x s s  1 Watt 3.24 Dari Persamaan 3.22 dan 3.24 dapat dinyatakan hubungan rugi – rugi tembaga dengan daya pada celah udara : P tr = s. P cu Watt 3.25 Universitas Sumatera Utara 35 Karena daya mekanik yang dibangkitkan pada motor merupakan selisih dari daya pada celah udara dikurangi dengan rugi – rugi tembaga rotor, maka daya mekanik dapat juga ditulis dengan : P mek = P cu x 1 – s Watt 3.26 Daya output akan diperoleh apabila daya yang dikonversikan dalam bentuk daya mekanik dikurangi dengan rugi – rugi gesek dan angin, sehingga daya keluarannya : P out = P mek – P ag – P b Watt 3.27 Secara umum, perbandingan komponen daya pada motor induksi dapat dijabarkan dalam bentuk slip yaitu : P cu : P tr : P mek = 1 : s : 1 – s. Efisiensi dari suatu motor induksi didefenisikan sebagai ukuran keefektifan motor induksi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang dinyatakan sebagai perbandingan rasio daya output keluaran dengan daya input masukan, atau dapat juga dirumuskan dengan : Loss out out in loss in in out 100 100 P P P x P P P x P P       100  3.28 Ploss = Pin – Pi + Ptr + Pts + Pa g + Pb 3.29 P in = 3 . V 1 . I 1 . Cos 1 3.30

3.3 Motor Induksi Dengan Tahanan Rotor Tidak Seimbang dan Satu Fasa Rotor Terbuka