Efisiensi Motor Induksi Dalam Keadaan Rotor Tidak Seimbang dan Satu Fasa Rotor Terbuka

43 hubungan △ tidak menyediakan jalur ke netral, dan karena itu arus saluran yang mengalir ke beban yang dihubungkan △ tidak dapat mengandung komponen urutan-nol.

3.3.2 Efisiensi Motor Induksi Dalam Keadaan Rotor Tidak Seimbang dan Satu Fasa Rotor Terbuka

Motor induksi tiga fasa dalam keadaan tahanan rotor tidak seimbang dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 3.11. Motor induksi dengan belitan rotor tidak seimbang Untuk persamaan arus pada motor induksi dengan keadaan tahanan rotor yang tidak seimbang dapat dilihat pada persamaan dibawah ini : = + + 3.52 = + + 3.53 = + a + 3.54 = + + a 3.55 Universitas Sumatera Utara 44 = - ; = - ; = - 3.56 Motor induksi tiga fasa dalam keadaan satu fasa rotor terbuka dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 3.12. Motor induksi dengan satu fasa rotor terbuka Untuk persamaan arus pada motor induksi dengan keadaan tahanan satu fasa rotor terbuka dapat dilihat pada persamaan dibawah ini : I a = 0 I b = -I c V b = V c = − = − √ 3.57 = = − 3.58 Dari nilai besaran dan untuk kedua keadaan diatas, maka kita dapat mendapatkan persamaan torsi untuk kedua keadaan diatas, perhatikan persamaan dibawah ini : − = − ; = + 3.59 Universitas Sumatera Utara 45 − = − ; = + 3.60 + = − + + = − + 1 1 1 21 1 11 L j R V L L j I s m       3.61 Komponen gaya gerak magnet yang mundur dari arus rotor yang berputar terhadap stator terdapat pada kecepatan ′. Adapun ′ adalah : ′= n – s = 1 – 2s Maka ini akan menginduksi gaya gerak listrik pada frekuensi f 1 ’= f 1 1-2s. Gaya gerak mundur dihasilkan oleh I 22 , yang akan menghasilkan torsi lawan. − = − ; = + 3.62 = − 1 − 2 ; = + 3.63 + = − 1 − 2 + 1 − 2 = − 1 − 2 1 1 1 22 1 12 2 1 2 1 L s j R I L s j I m        3.64 = + ; = + Dimana : = Arus forward rotor Amper = Arus backward rotor Amper = Arus forward stator Amper = Arus backward stator Amper = Tahanan rotor Ω = Tahanan stator Ω Universitas Sumatera Utara 46 = Tegangan fordward rotor Volt = Tegangan backward rotor Volt = V 11 = Tegangan sumber Volt = Induktansi mutual stator H = Induktansi mutual rotor H = Induktansi rotor H = Induktansi stator H = Induktansi magnetic H = Kecepatan sudut frekuensi dari arus phasa rads ; = 2 = Jumlah pasang kutub = Fluks lingkage rotor urutan positif Wb = Fluks lingkage rotor urutan negatif Wb = Slip T e = ; = Rads = 3.65 Dari pers 3.59, apabila rotor di hubung singkat maka tegangan di rotor = 0 , maka : = − 3.66 Dengan mengalikan ∗ conjugate ke Persamaan 3.66 di atas maka : ∗ = − ∗ 3.67 Maka dari Persamaan 3.65 adalah : Real = 3 ∗ Imaginer = 3 − ∗ 3.68 Universitas Sumatera Utara 47 Maka dari persamaan di atas diambil persamaan yang mempunyai hubungan dengan arus stator yaitu dari bilangan imaginer. Subsitusikan Persamaan 3.68 ke Persamaan 3.65, maka didapat : T e = 3 1 ∗ 3.69 Dengan menurunkan persamaan di atas maka didapat : T e = 3 1 [ + ∗ ] = 3 1 ∗ = 3 1 ∗ 3.70 Maka ekspresi torsi adalah : = 3 [ ∗ + ∗ ] = + 3.71 Dimana torsi adalah penjumlahan dari torsi maju dan torsi mundur . Untuk menggunakan komponen simetris urutan “1” dan untuk memakai komponen simetris urutan “2”. Dari Persamaan 3.52 sampai Persamaan 3.71 didapatkan besar nilai torsi pada keadaan rotor tidak seimbang dan satu fasa rotor terbuka. Maka dari Persamaan 3.71 bisa diperoleh besar P out untuk kedua keadaan diatas. P out = T e . Nm 3.72 Maka efisiensi : 100 x P P out out   = 100 . x P T out r e  Universitas Sumatera Utara 48

BAB IV PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN TAHANAN ROTOR TIDAK

SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA

4.1 Umum

Sebelum melakukan pengujian motor induksi dengan satu phasa terbuka dan tahanan rotor yang tidak seimbang, dibutuhkan beberapa parameter dari motor induksi yang diperoleh dari percobaan beban nol, percobaan rotor tertahan block rotor, dan percobaan tahanan DC. Pada percobaan beban nol dimana tidak ada beban yang terhubung pada poros rotor sehingga putaran rotor dikatakan maksimum. Percobaan rotor tertahan block rotor harus dilakukan jauh dibawah keadaan nominal, karena dengan tegangan stator yang kecil sudah menghasilkan arus yang besar pada rotor. Pada percobaan rotor tertahan, putaran rotor dikatakan dalam keadan minimum r n = 0. Untuk percobaan tahanan DC dimana pada percobaan ini akan mengukur besarnya tahanan DC pada kumparan motor.

4.2 Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1. Motor induksi tiga fasa Tipe : rotor belitan Spesifikasi motor :  AEG Typ C AM 112MU 4RI  ∆Y 220380 V 10,7 6,2 A  2,2 Kw, cosφ 0,67 Universitas Sumatera Utara