Umum Peralatan Yang Digunakan Percobaan Berbeban 1. Rangkaian Percobaan

48

BAB IV PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN TAHANAN ROTOR TIDAK

SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA

4.1 Umum

Sebelum melakukan pengujian motor induksi dengan satu phasa terbuka dan tahanan rotor yang tidak seimbang, dibutuhkan beberapa parameter dari motor induksi yang diperoleh dari percobaan beban nol, percobaan rotor tertahan block rotor, dan percobaan tahanan DC. Pada percobaan beban nol dimana tidak ada beban yang terhubung pada poros rotor sehingga putaran rotor dikatakan maksimum. Percobaan rotor tertahan block rotor harus dilakukan jauh dibawah keadaan nominal, karena dengan tegangan stator yang kecil sudah menghasilkan arus yang besar pada rotor. Pada percobaan rotor tertahan, putaran rotor dikatakan dalam keadan minimum r n = 0. Untuk percobaan tahanan DC dimana pada percobaan ini akan mengukur besarnya tahanan DC pada kumparan motor.

4.2 Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1. Motor induksi tiga fasa Tipe : rotor belitan Spesifikasi motor :  AEG Typ C AM 112MU 4RI  ∆Y 220380 V 10,7 6,2 A  2,2 Kw, cosφ 0,67 Universitas Sumatera Utara 49  1410 rpm, 50 Hz  Isolasi B 2. Amper meter 3. Volt Meter 4. Tahanan Geser 5. Watt Meter 3φ 6. Sumber tegangan AC dan DC

4.3 Percobaan Untuk Mendapatkan Parameter – Parameter Motor Induksi Tiga Fasa

Untuk dapat menentukan parameter motor induksi tiga fasa jenis rotor belitan, maka dapat dilakukan dengan percobaan berikut ini :

4.3.1 Percobaan Tahanan DC A. Percobaan Tahanan DC Pada Belitan Stator

1. Rangkaian Percobaan

Gambar 4.1 Rangkaian percobaan tahanan DC pada stator Universitas Sumatera Utara 50

2. Prosedur Percobaan

1. Hubungan belitan stator dibuat hubungan Y. yang akan diukur adalah dua dari ketiga belitan stator. 2. Rangkaian belitan stator dihubungkan dengan suplai tegangan DC 3. Tegangan DC suplai dinaikkan sampai pada nilai tertentu. 4. Ketika tegangan menunjukkan pada besaran 15,4 Volt, penunjukan alat ukur voltmeter dan amperemeter dicatat 5. Jika telah selesai rangkaian dilepas.

3. Data Hasil Percobaan

R dc = Ω Tabel 4.1 Data hasil percobaan tahanan dc pada belitan stator Phasa V volt I Ampere U – V 12,89 4,2

4. Analisis Data

Untuk data di atas di peroleh : R dc = V I = 12,89 4,2 = 3,07 Ω Karena hubungan pada stator adalah Y, maka R dc adalah R dc = 3,07 2 Universitas Sumatera Utara 51 = 1,535 R ac = 1,2 x 1,535 = 1,842 Maka tahanan stator adalah R s = 1,842

B. Percobaan Tahanan DC pada Belitan Rotor 1. Rangkaian Percobaan

Gambar 4.2 Gambar percobaan tahanan DC pada rotor

2. Prosedur Percobaan

1. Hubungan belitan rotor dibuat hubungan Y, yang akan diukur adalah dua dari ketiga belitan rotor. 2. Rangkaian belitan rotor dihubungkan dengan suplai tegangan DC 3. Naikkan Tegangan DC suplai secara perlahan, sampai pada nilai tertentu. 4. Ketika tegangan menunjukkan pada besaran 3,5 Volt, penunjukan alat ukur voltmeter dan amperemeter dicatat 5. Jika telah selesai Rangkaian dilepas. Universitas Sumatera Utara 52

3. Data Hasil Percobaan Tabel 4.2

Data hasil percobaan tahanan DC pada belitan rotor Phasa V volt I Ampere K – M 2,38 3,4

4. Analisis Data

Dari data di atas di peroleh : R dc = V I Ω = 2,38 3,4 = 0.7 Ω Karena hubungan pada rotor adalah Y , maka Rdc adalah R dc = 0.7 2 = 0.35 Ω R ac = 1,2 x 0,35 = 0,42 Ω Maka tahanan rotor adalah R r = 0.42 Ω Universitas Sumatera Utara 53

4.3.2 Percobaan Rotor Tertahan Block Rotor 1. Rangkaian Percobaan

Dari data yang didapat pada pengukuran motor dalam keadaan rotor tertahan atau hubung singkat maka dihitung X s dan X r . Rangkaian pengukuran ketika terhubung singkat ditunjukkan pada Gambar 4.3 di bawah ini Gambar 4.3 Gambar rangkaian percobaan rotor tertahan

2. Prosedur Percobaan

Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh data hubung singkat adalah : 1. Motor induksi dikopel dengan mesin arus searah 2. Semua switch dalam keadaan terbuka, pengatur tegangan dalam kondisi minimum. 3. Switch S 1 ditutup, PTAC 1 dinaikkan sehingga motor induksi mulai berputar perlahan. 4. Switch S 3 kemudian ditutup, PTDC 2 dinaikkan sampai penunjukan amperemeter A 3 mencapai harga arus penguat nominal mesin arus searah Universitas Sumatera Utara 54 5. Switch S 2 ditutup dan PTDC 1 dinaikkan sehingga mesin arus searah memblok putaran motor induksi dan putaran berhenti. Kemudian penunjukan alat ukur A 1 , W dan T dicatat 6. Pengukuran diulang beberapa kali untuk mendapatkan nilai yang paling baik.

3. Data Hasil Percobaan Rotor Tertahan

=2 π 50=314 Tabel 4.3 Data hasil percobaan block rotor Vbr Volt BR I Ampere BR P Watt F 1 Hz Fb r Hz 98 6,2 575 50 50

4. Analisis Data

Dari data di atas diperoleh : Z br = V Br √3I br = 98 √3 x 6 .2 = 9.125 Ω θ Br = Cos -1 P Br √3 x V Br x I Br = Cos -1 573 1052.4 = 57 o X br = F 1 F Br x [ Sin θ Br x Z br ] = 50 50 x [ Sin 57 o x 9.125 ] Universitas Sumatera Utara 55 = 7.6528 Ω X s = 0,5 x X br = 3.8264 Ω ; L s = X 1 ω 1 = 0,01218 H X r = 0,5 x X br = 3.8264 Ω ; L r = X 2 ω 1 = 0,01218 H

4.3.3 Percobaan Beban Nol 1. Rangkaian percobaan

Gambar 4.4 Rangkaian percobaan beban nol

2. Prosedur Percobaan

Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah : 1. Semua switch terbuka, pengatur tegangan pada posisi minimum. 2. Switch S 1 kemudian ditutup, PTAC 1 dinaikkan perlahan sampai tegangan 350 Volt. 3. Ketika tegangan 350 Volt, dicatat besar pembacaan alat ukur amperemeter masing masing phasa dan wattmeter. 4. Setelah dicatat, rangkaian dilepas. Universitas Sumatera Utara 56 P T A C 1 3 P h a s a M I V 1 A 1 T M esin DC S 2 PT DC 1 A 3 S 1 A4 A5 A 6 A 2 R K L R S T n

3. Data Hasil Percobaan

=2 π 50=314 Tabel 4.4 Data hasil percobaan beban nol V Volt P watt I Ampere 350 300 3,33

4. Analisis Data

Dari dara di atas diperoleh : 1 nl 1 m X 3 I V X   Ω = 350 3.33 √3 - 3.8264 = 56.85 Ω L m = X m ω 1 = 0,181 H

4.4 Percobaan Berbeban 1. Rangkaian Percobaan

Gambar 4.5 Rangkaian percobaan pembebanan motor induksi Universitas Sumatera Utara 57

2. Prosedur Percobaan

Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah : 1. Rangkai rangkaian percobaan seperti gambar di atas. 2. Tahanan luar dibuat dalam hubungan Y. 3. Hubungkan tahanan luar ke terminal rotor. 4. Tutup saklar S1 yang menghubungkan PTAC1 dengan terminal stator motor. 5. Tutup switch S 2 . 6. Tahanan luar buat pada harga 2 Ohm. 7. PTDC1 dinaikkan tegangannya sampai pada nilai tertentu. 8. Naikan tegangan PTAC1 sampai pada tegangan 300 Volt. 9. Tahanan R dibuat maksimum sesuai data yang ditentukan dan tutup S 2, lalu catat penunjukan A 4 , A 5, A 6, W , dan T serta n. 10. Turunkan tahanan R secara bertahap sesuai data yang di tentukan, dan pertahankan agar tegangan di V 1 konstan. Catat penunjukan A 4 , A 5, A 6, W , dan T serta n percobaan selesai.

3. Data Hasil Percobaan

V in = 250 Volt ; f = 50 Hz V s = √ = 144,34 Volt Tabel 4.5 Data Hasil Pengujian Motor Induksi Keadaan Berbeban Beban RA RB RC N r Slip P in Kw Torsi Nm I a A I b A I c A 20 2 2 2 1250 0,16 0,39 2 2,6 2,63 2,65 40 2 2 2 1200 0,2 0,41 2.25 3 3,04 3 60 2 2 2 1150 0,23 0,48 2,6 3,57 3,6 3,5 Universitas Sumatera Utara 58

4. Analisis Data - Beban 20

P out = T x = 2 x 314 x 0,16 = 100,48 Watt η = P out P in x 100 η = 100,48 390 x 100 = 25,76 - Beban 40 P out = T x = 2,25 x 314 x 0,2 = 141,3 Watt η = P out P in x 100 η = 141,3 410 x 100 = 34,46 - Beban 60 P out = T x = 2,6 x 314 x 0,23 = 187,77 Watt Universitas Sumatera Utara 59 η = P out P in x 100 η = 187,77 480 x 100 = 39,11

4.5 Percobaan Berbeban Dengan Tahanan Rotor Tidak Seimbang dan Satu Phasa Rotor Terbuka