Analisis pekerjaan dan beban kerja karyawan bagian Risalah Sekretariat Jenderal DPR RI
ANALISIS PEKERJAAN DAN BEBAN KERJA KARYAWAN
BAGIAN RISALAH SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI
Oleh
DIAN SARI LANOVA
H24087044
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
(2)
ANALISIS PEKERJAAN DAN BEBAN KERJA KARYAWAN
BAGIAN RISALAH SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DIAN SARI LANOVA
H24087044
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
(3)
(4)
RINGKASAN
DIAN SARI LANOVA. H24087044. Analisis Pekerjaan dan Beban Kerja
Karyawan Bagian Risalah Sekretariat Jenderal DPR RI. Dibawah bimbingan
ANGGRAINI SUKMAWATI
Penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan baik (clean and good governance) yang diselenggarakan oleh setiap penyelenggara negara dan pemerintahan menuntut suatu sistem pertanggungjawaban (accountability) yang tepat, jelas, dan nyata dalam menjamin berlangsungnya tugas-tugas pemerintahan secara ekonomis, efisien, efektif, equity atau berkeadilan, dan excellent atau prima (5E). Serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang proaktif terhadap setiap perubahan. Sekretariat Jenderal DPR RI merupakan unsur penunjang DPR yang berkedudukan sebagai kesekretariat Lembaga Negara
Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan bagian risalah, (2) Menganalisis beban kerja karyawan bagian risalah, (3) Menganalisis efektivitas pekerjaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskripsi kualitatif, yaitu penelitian yang memiliki tujuan dengan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.
Metode yang digunakan adalah deskripsi kualitatif. Yaitu penelitian yang memiliki tujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini menggambarkan situasi atau kejadian dengan mencari kejelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi (Azwar, 2010). Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah berdasarkan non probability sampling. Teknik non probality sampling dilakukan secara purposive sampling
dan snowball sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel yang disesuaikan oleh tujuan atau maksud penelitian dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Snowball sampling dilakukan dengan mencari referensi responden kepada Snowball sampling dilakukan dengan mencari referensi responden kepada Sekretariat Jenderal DPR RI bagian Risalah, Arsip dan Dokumen (ARDOK). Pada penelitian ini, peneliti melibatkan Kepala Bagian Risalah, Kepala Sub Bagian Risalah, karyawan Transkriptor serta karyawan Sekretariat bagian Risalah.
Hasil penelitian analisis pekerjaan pada bagian risalah yaitu Deskripsi pekerjaan berisi uraian rangkuman jabatan, fungsi jabatan, deskripsi tugas, wewenang, peralatan dan dokumen kerja, hasil kerja, hubungan kerja, kondisi kerja, variansi masalah. Spesifikasi pekerjaan berisi uraian faktor kompetensi: pengetahuan, motivasi, ketrampilan, kemampuan, karakteriktik personal. Deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan pada karyawan bagian risalah sudah terinci secara mendetail.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis beban kerja, didapat hasil beban kerja per jam/tahun masing-masing menunjukkan variasi, beban kerja paling besar yaitu transkriptor. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa efisiensi dan efektifitas Kepala Bagian Risalah A (Sangat Baik), efesiensi dan efektifitas Kepala Sub Bagian A (Sangat Baik), efisiensi dan Efektifitas Transkriptor A (sangat Baik). Penentuan norma waktu yang ideal selayaknya memperhatikan
(5)
tingkat kesulitan tugas, jumlah volume kerja, jumlah dan kualifikasi pegawai yang ada, teknologi pendukung yang digunakan, dan ketersediaan (Standard Operating Procedures) SOP. Ketersediaan SOP sangatlah diperlukan untuk meningkatkan efiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas.
Bagian Risalah Sekretariat Jenderal DPR RI perlu diterapkan secara tepat untuk membantu terciptanya suatu visi, misi, tugas dan fungsi pokok yang efisiensi dan efektif yang baik. Sebagaimana ditetapkan dalam Permenpan Nomor 15 tahun 2008, bahwa visi reformasi birokrasi adalah: Terciptanya tata kelola kepemerintahan yang baik tahun 2025.
Kata kunci: analisis, deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, beban kerja, risalah.
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pandeglang pada tanggal 12 November 1984 sebagai anak pertama dari pasangan Bambang Gunarjo dan Nunung Suhartini. Penulis lulus Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Sukoharjo pada Tahun 1997, lulus pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 2 Sukoharjo pada Tahun 2000, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 8 Bogor pada Tahun 2003 dan lulus dari Institut Pertanian Bogor, Fakultas Kedokteran Hewan dengan jurusan Higiena Makanan pada Tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada Tahun 2008.
Setelah berhasil mendapatkan gelar Ahli Madya kemudian bekerja di DPR RI bagian Pengamanan Dalam (PAMDAL) terhitung mulai 1 Agustus 2007- sampai sekarang.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penelitian ini merupakan salah satu kewajiban akademik yang harus dipenuhi dan penyusunan skripsi ini merupakan suatu persyaratan bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada Sekretariat Jenderal DPR RI
dengan judul “Analisis Pekerjaan dan Beban Kerja Karyawan Bagian Risalah
Sekretariat Jenderal DPR RI”.
Penulis menyadari bahwa isi dari penelitian ini masih jauh dari sempurna, namun semoga adanya penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya, terutama pihak-pihak yang terkait.
Bogor, Oktober 2014 Penulis
(8)
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi di dalam pelaksanaannya dibantu oleh pihak-pihak yang terkait, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Dr. Mukhamad Najib, STP. MM sebagai Ketua Departemen Manajemen.
2. Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan ilmunya kepada penulis.
3. Bapak Iwan (Kabag) dan Ibu Erna (kasubag) bagian Risalah terima kasih atas bimbingan, saran serta arahan kepada penulis.
4. Komandan Sukimin dan Komandan Misranto yang telah memberikan semangat dalam penyusunan laporan skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan semangat dalam penyusunan laporan skripsi.
6. Armiko yudo padmanto (suami), Fiorenza Rafa Tabina (putri) serta keluarga Cibubur, Keluarga Bogor yang telah memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.
7. Seluruh karyawan PAMDAL DPR RI, atas kerjasama, bantuan, dan dorongan semangatnya.
8. Terima kasih untuk sahabat-sahabat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen angkatan V, Aprilia Nurhadiah, Muharani, Ratih, terutama kepada teman-teman satu bimbingan atas kebersamaannya dalam duka maupun suka, Semoga hasil penelitian yang penulis susun dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan laporan ini.
(9)
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP. ... v
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMAKASIH... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah... 2
1.3Tujuan Penelitian... 3
1.4Manfaat Penelitian... 3
1.5Ruang Lingkup ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Sumber Daya Manusia ... 5
2.2Analisis Pekerjaan ... 5
2.3Deskripsi Pekerjaan ... 7
2.4Spesifikasi Pekerjaan ... 7
2.5Analisis Beban Kerja... 8
2.6Penelitian Terdahulu ... 9
III.METODE PENELITIAN 3.1Kerangka Pemikiran ... 11
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13
3.3Jenis dan Sumber Data ... 13
3.4Metode Pengambilan Sampel ... 14
3.5Metode Pengumpulan Data ... 14
3.6Metode Pengolahan Data dan Analisi Data ... 15
3.6.1 Analisis Pekerjaan ... 15
3.6.2 Analisis Beban Kerja... 17
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 19
4.1.1Sejarah Perusahaan... 19
4.1.2Visi, Misi dan Tujuan organisasi ... 21
4.2 Struktur Organisasi ... 21
4.3 Bagian Risalah ... 24
4.4.1 Kedudukan Bagian Risalah ... 24
4.4.2 Sumber Daya Manusia ... 25 viii
(10)
4.4.3 Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Risalah ... 36
4.4Prosedur Kerja Pengelolaan Risalah ... 27
4.5Analisis Pekerjaan ... 30
4.6Analisis Beban Kerja... 39
4.7Perhitungan Jumlah Karyawam ... 48
4.8Implementasi Manajerial ... 51
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 53
Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
LAMPIRAN ... 57
(11)
DAFTAR TABEL
No. Tek s Halaman
1. Jumlah karyawan bagian risalah. ... 24
2. Analisis pekerjaan kepala bagian risalah ... 30
3. Analisis pekerjaan kepala sub bagian risalah ... 33
4. Analisis pekerjaan transkriptor ... 36
5. Beban kerja kepala bagian risalah ... 41
6. Beban kerja kepala sub bagian distribusi ... 44
7. Beban kerja kepala sub bagian transkrip ... 45
8. Beban kerja transkriptor sub transkrip ... 46
9. Beban kerja transkriptor sub distribusi ... 47
10.Perhitungan jumlah perhitungan kebutuhan karyawan ... 48
(12)
DAFTAR GAMBAR
No. teks Halaman
1. Alur kerangka pemikiran analisis pekerjaan ... 11 2. Struktur organisasi bagian risalah... 23 3. Bagan alur kerja pengelolaan risalah rapat ... 26
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
No. teks Halaman
1. Struktur organisasi sekretariat jenderal DPR RI ... 57
(14)
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan baik (clean and good governance) yang diselenggarakan oleh setiap penyelenggara negara dan pemerintahan menuntut suatu sistem pertanggungjawaban (accountability) yang tepat, jelas, dan nyata dalam menjamin berlangsungnya tugas-tugas pemerintahan secara ekonomis, efisien, efektif, equity atau berkeadilan, dan excellent atau prima (5E).Serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang proaktif terhadap setiap perubahan.
Sekretariat Jenderal DPR RI merupakan unsur penunjang DPR yang berkedudukan sebagai sekretariat Lembaga Negara, yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kepada pimpinan DPR RI yang mempunyai visi dan misi memberikan bantuan optimal kepada DPR RI sesuai dengan tuntutan dan perkembangan lingkungan strategis dengan pembagiankerja harus dilakukan sesuai secara optimal untuk meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerja pelaksanaan fungsi DPR RI.
Dalam memberikan bantuan yang optimal kepada DPR RI diperlukan keefektifandan keunggulan organisasi yang sangat tergantung pada kualitas SDM yang ada. Kualitas SDM dalam suatu organisasi yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan kinerja organisasi. Hal ini akan dapat tercipta dalam suatu lingkungan kerja yang kondusif. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan dalam manajemen SDM khususnya dalam fungsi perencanaan yaitu analisis pekerjaan.Dengan menganalisis suatu pekerjaan, akan diketahui tugas-tugas apa yang akan dilakukan dalam pekerjaan itu, apa kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh SDM yang akan menduduki posisi itu.Analisis pekerjaan dibutuhkan agar semua pekerjaan dalam suatu organisasi didistribusikan secara efektif.
Analisis beban kerja menjadi hal penting untuk diketahui karena merupakan yang mendasar untuk identifikasi seberapa baik seorang karyawan melakukan pekerjaan. Jumlah karyawan yang tepat akan membantu untuk lebih meningkatkan efektifitasnya. Beban kerja yang dibebankan karyawan dapat
(15)
dikategorikan kedalam tiga kondisi, yaitu beban kerja yang sesuai standar, beban kerja yang terlalu tinggi dan beban kerja yang terlalu rendah. Beban kerja tergantung dari deskripsi pekerjaan dan analisis pekerjaan.
Bagian risalah merupakan bagian dari struktur Organisasi Sekretariat Jenderal DPR RI untuk mendukung pelaksanakan risalah rapat sebagaimana yang diatur dalam Pasal Peraturan Sekretaris Jenderal DPR RI Nomor
01/PER-SEKJEN/2011. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa “Bagian Risalah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan risalah sementara atau resmi rapat-rapat DPR RI”. Adapun tugas pokok dan fungsi Bagian Risalah ditentukan pada Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor: 514/SEKJEN/2006 tentang Rumusan dan Rincian Tugas Jabatan Non Struktural Organisasi Sekretariat Jenderal DPR RI. Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Sekretariat Jenderal Alat Kelengkapan Dewan (AKD) menugaskan beberapa karyawan bagian risalah. Jumlah karyawan bagian risalah 46 orang, dipimpin 1 orang Kepala Bagian, 2 orang Kepala Sub Bagian, 6 orang staf administrasi, 37 orang staf transkriptor. Jumlah AKD yaitu15, setiap AKD ada 2 orang transkriptor. Setiap AKD untuk rapat tidak menentu dan lama rapat tergantung dari pembahasan rapat.
Adanya rapat tidak menentu dan penambahan beban kerja di luar jam kerja. Setiap karyawan harus menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Dengan demikian, perhitungan beban kerja karyawan perlu dilakukan untuk menganalisis adanya kemungkinan kelebihan atau kekurangan beban kerja, serta untuk mengetahui jumlah karyawan yang efektif pada 3 jabatan yaitu Kepala Bagian risalah, Kepala Sub Bagian risalah, dan transkriptor.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pekerjaan dan analisis beban kerja karyawan bagian risalah Sekretariat Jenderal DPR RI. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mencapai efektifitas tenaga kerja.
1.2.Perumusan Masalah
Adanya perbaikan pembagian pekerjaan yang jelas serta beberapa indikator yang dilakukan untuk pengukuran sistematik serta mengidentifikasi beberapa perbaikan yang harus dilakukan, khususnya terhadap pengukuran indikator kinerja
(16)
yang ada. Serta banyaknya tugas dan beban kerja pada bagian risalah. Berdasarkan penjelasan tersebut, masalah yang diteliti dapat dirumuskan yaitu: 1. Bagaimana uraian deskripsi pekerjaan dan spesifikasi bagian risalah yang ada
pada saat ini?
2. Berapakah jumlah beban kerja bagian risalah?
3. Bagaimana implikasi manajerial yang perlu dilakukan agar tercapai efektivitas kerja?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan bagian risalah. 2. Menganalisis beban kerja karyawan bagian risalah.
3. Menganalisis efektivitas pekerjaan.
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki upaya meningkatkan pemahaman terhadap analisis pekerjaan terhadap deskripsi pekerjaan yang harus dilakukan oleh Setjen DPR RI bagian Risalah sebagai sebuah lembaga Negara. Serta diharapkan pula dapat mengetahui beban kerja untuk menentukan alokasi jumlah karyawan yang efektif. Sehingga membantu dalam meningkatkan kinerja menuju kondisi yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang dicapai.Dan pada akhirnya diharapkan dapat mendorong semangat berkinerja yang lebih baik. Sertamembawa manfaatyang berarti bagi dunia ilmu pengetahuan pada umumnya dan pihak-pihak yang terkait agar dapat memberikan informasiyang mereka butuhkan.
1.5.Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah melakukan analisis pekerjaan yang menghasilkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan, serta perhitungan beban kerja dan jumlah karyawan efektif. Analisis beban kerja yang dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa keadaan analisis pekerjaan dan analisis beban kerja yang dilakukan dalam penelitian ini khususnya pada karyawan bagian Risalah Sekretriat Jenderal DPR RI.
(17)
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia didalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan, dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan kerja, serta hubungan industrial (Marwansyah, 2003)
Manajemen sumber daya manusia seiring disebut juga dengan manajemen personalia. Manajemen personalia merupakan proses manajemen yang diterapkan terhadap personalia yang ada di organisasi. Menurut Flippo (1994) manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integritasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Sastrohadiwiryo (2002) menggunakan istilah manajemen tenaga kerja sebagai pengganti manajemen sumber daya manusia. Manajemen tenaga kerja merupakan pendayagunaan, pembinaan, pengaturan, pengurusan, pengembangan, unsur tenaga kerja, baik yang berstatus sebagai buruh, karyawan, maupun pegawai dengan segala kegiatannya dalam usaha pencapaian hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya, sesuai dengan harapan usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga maupun instansi.
2.2.Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan terdiri atas dua kata analisis dan pekerjaan. Analisis merupakan aktivitas berfikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen, atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya. Sedangkan pekerjaan adalah sekumpulan atau sekelompok tugas dan tanggungjawab yang akan, sedang, dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan mengnalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002).
(18)
Analisis pekerjaan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia.
Menurut Flippo (1994), “Analisis pekerjaan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggungjawab
suatu pekerjaan tertentu”. Flippo (1994) mengatakan bahwasannya ada dua
kegiatan utama dalam analisis pekerjaan, yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggungjawab suatu pekerjaan dan mempelajari lebih dalam.
Menurut Dessler (2004) analisis pekerjaan merupakan prosedur yang dilalui untuk menentukan tanggungjawab posisi-posisi yang harus dibuatkan stafnya dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk posisi tersebut. Analisis pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjan tersebut), dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Oleh sebab itu, menurut Dessler (2004) penyelia atau spesialis dalam sumber daya manusia biasanya mengumpulkan beberapa informasi berikut melalui analisis pekerjaan, (1) aktifitas pekerjaan, (2) perilaku manusia, (3) mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan, (4) standar prestasi, (5) konteks pekerjaan, dan (6) persyaratan manusia.
Hasil spesifikasi pekerjaan akan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut, (1) pengabsahan atas prosedur-prosedur pengangkatan, (2) pelatihan, (3) evaluasi pekerjaan, (4) penilaian prestasi, (5) pengembangan karir, (6) organisasi, (7) perkenalan, (8) penyuluhan, (9) hubungan perburuhan dan (10) penataan kembali pekerjaan. Teknik analisis pekerjaan ada enam langkah dalam analisis pekerjaan. Adapun keenam langkahtersebut adalah sebagai berikut: (1) Menentukan bagaimana untuk menggunakan informasi yang didapat. Mengetahui cara menggunakan data yang diperoleh akan memberikan gambaran bagaimana untuk mengumpulkan data tersebut. Apakah dengan menggunakan wawancaraatau kuisioner, (2) Meninjau informasi dasar yang relevan, seperti bagan organisasi, bagan proses dan deskripsi pekerjaan, (3) Memilih posisi yang dapat mewakili.Ada banyak pekerjaan yang serupa untuk dianalisis, sehinggaperlu mengambil sample pekerjaan tersebut untuk dianalisis, (4) Menganalisis pekerjaan.Mengumpulkan data aktifitas pekerjaan, perilaku karyawan yang dibutuhkan, kondisi pekerjaan, dan sifat serta kemampuan manusia yang
(19)
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan itu, (5) Memverifikasi informasi analisis pekerjaan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut dilakukan oleh atasan langsung. Hal ini akan membantu mengonfirmasikan bahwa informasi itu benar dan lengkap, (6) Membuat deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah daftar tertulis yang mendeskripsikan aktifitas dan tanggung jawab dari pekerjaan, juga kondisi pekerjaan serta bahaya dan keamanan dari suatu pekerjaan, Spesifikasi pekerjaan meringkas mutu, kualitas dan keterampilan dan latar belakang pribadi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
2.3.Deskripsi Pekerjaan
Sebuah deskripsi pekerjaan adalah pernyataan tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang tersebut melakukan dan bagaimana kondisi kerjanya (Dessler, 2004). Deskripsi atau uraian pekerjaan merupakan informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan dalam organisasi. Deskripsi atau uraian pekerja menjelas hal-hal sebagai berikut Identifikasi pekerjaan, menjawab pekerjaan apa yang harus dilakukan (Arep dan tanjung, 2003).
1. Hubungan tugas dan tanggungjawab. Jika melakukan tugas ini kepada siapa harus bertanggung jawab.
2. Standar wewenang dan pekerjaan. Apa wewenang suatu jabatan tertentu dan apakah wewenang tersebut dapat didelegasikan.
3. Hal-hal seperti alat, mesin dan bahan baku yang akan dipergunakan. Apakah menggunakan alat-alat yang sederhana atau alat-alat yang canggih.
4. Ringkasan pekerjaan, merupakan resume dari pekerjaan tersebut. 5. Penjelasan tentang jabatan dibawah dan atasnya.
2.4. Spesifikasi Pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan menggambarkan kualifikasi karyawan, seperti pengalaman, pengetahuan, keahlian, atau kemampuan yang disyaratkan untuk melaksanakan pekerjaan (Mangkuprawira, 2004). Spesifikasi pekerja memberikan uraian informasi mengenai hal-hal berikut (Hasibuan,2005):
(20)
1. Tingkat pendidikan pekerja 2. Jenis kelamin pekerja 3. Keadaan fisik pekerja
4. Pengetahuan dan kecakapan pekerja 5. Batas umur pekerja
6. Nikah atau belum 7. Minat pekerja
8. Emosi dan tempramen pekerja 9. Pengalaman pekerjaan
2.5.Analisis Beban Kerja
Beban kerja adalah besaran yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hal kaliantara volume kerja dan norma waktu. Norma waktu adalah waktu yang wajar dan nyata-nyata dipergunakan secara efektif dengan kondisi normal oleh seorang pemangku jabatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Jam kerja efektifadalah jam kerja yang harus dipergunakan untuk berproduksi atau menjalankan tugas (Depdagri, 2008).
Analisis beban kerja termasuk ke dalam salah satu metode ilmiah dalam penetapan jumlah karyawan. Analisis beban kerja (workload Analysis) adalah penentuan jumlah kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Analisis beban kerja hanya dapat diterapkan pada volume pekerjaan atau unit pekerjaan yang mempunyai standar fisik, seperti perpotong, per waktu, per meter, per kilo dan per liter (Hasibuan, 2005).
Analisis beban kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektifitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja. Volume kerja adalah sekumpulan tugas atau pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu 1 tahun. Efektivitas kerja adalah perbandingan antara bobot/beban kerja dengan jam kerja efektif dalam rangka penyelesaian tugas dan fungsi organisasi (Depdagri, 2008).
2.6. Hasil Penelitian Terdahulu
Gunawan (2014) dalam skripsi yang berjudul Analisa Pekerjaan dan Desain Pekerjaan pada PT CHANDRA ELC di Sidoarjo, mengemukakan bahwa
(21)
perusahaan sudah menerapkan dekripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan yang dibutuhkan. Penerapan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan PT Chandra Elc di Sidoarjo dapat dikatakan sudah baik, namun perlu di perjelas lagi di karenakan setiap pekerjaan yang ada di masing-masing jabatan memiliki perbedaan spesifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan. Sehingga setiap karyawan tidak bisa di pindah-pindahkan jabatannya ataupun ditempatkan secara acak. Penerima jabatan harus memiliki kualifikasi spesifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan yang sesuai dengan jabatan yang akan diterima.
Saraswati (2014) dalam skripsi yang berjudul Rancangan Aktivitas Rantai Pasok Komoditi Kentang (studi kasus: Kabupaten Karo), identifikasi tugas dan kewajiban pekerja terkait aktivitas rantai pasok komoditi sayuran dan dataran tinggi. Menyusun analisis pekerjaan yang efektif yang dapat diterapkan oleh para
stakeholder. Hasil menunjukan bahwa petani, pengumpul, dan eksportir sudah bekerja cukup baik. Namun demikian, masih harus diperbaiki. Desain pekerjaan yang perlu diperbaiki adalah (1) menambahkan mengenai hak dan kewajiban petani, pengumpul, dan eksportir. Hal ini diperlukan untuk membantu keberlangsungan rantai pasok, (2) peran pemerintah harus lebih ditingkatkan untuk mengurangi penyelenggarakan yang mungkin akan terjadi.
Yulantami (2010) dalam skripsi analisis pekerjaan dan beban kerja karyawan PT. Ekanindya Karsa. Mengukapkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi karyawan divisi keuangan, divisi personalia dan umum, serta divisi pemasaran PT. Ekanindya Karsa belum rinci secara mendetail dan belum formal. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja didapatkan hasil beban kerja pertahun dengan jumlah karyawan yang efektif dan efisien berdasarkan analisis beban kerja dan perhitungan jumlah karyawan yng efektif tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu kondisi bisnis perusahaan, sistem manajemen produksi dan sistem manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan dianggap tetap.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi uraian pekerjaan dibagian risalah, (2) Menganalisis efektifitas pekerjaan, kondisi kerja serta faktor kompetensi-kompetensi yang harus suatu pekerjaan, (3) Menyusun perbaikan ulasan pekerja. Penelitian dilakukan dengan metode penggunaan waktu
(22)
penyelesaian rata-rata dan waktu produktif untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah dilakukannya analisis pekerjaan yang menghasilkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan karyawan yang selanjutnya digunakan untuk melakukan analisis beban.
(23)
III.METODE PENELITIAN
3.1.Kerangka Pemikiran
Setiap organisasi memiliki visi, misi, dan tujuan, semuanya akan tercapai dengan adanya sumberdaya manusia yang berkualitas dalam perusahaan. Sumberdaya manusia yang berkualitas sangat menentukan maju mundurnya suatu perusahaan dan memiliki daya saing yang tinggi. Sumberdaya manusia yang berkualitas akan tercapai dengan memberikan perhatian kepada karyawan dengan cara meningkatkan kepuasan kerja karyawan, karena karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya akan menampilkan pribadi dan kinerja yang baik, memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya dalam bekerja di organisasi.
Penelitian ini dilaksanakan di Sekretariat Jenderal DPR RI bagian risalah. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) merupakan salah satu lembaga Negara yang mempunyai tugas dan wewenang yang strategis dalam peningkatan dan pengembangan demokratisasi di Indonesia. Salah satu tolak ukur tingkat perkembangan demokrasi dapat dilihat sejauh mana DPR telah dapat menjalankan tugas dan wewenang. Masalah yang sering kali munculyaitu tumpang tindih tanggung jawab antara karyawan dan kurangnya tenaga karyawan bagian risalah. Maka peneliti ingin meneliti tentang analisis pekerjaan dan analisis beban pekerjaan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan dimana harapan peneliti bahwa dengan adanya penerapan analisis pekerjaan dan desain pekerjaan maka produktivitas kerja karyawan dapat ditingkatkan. Batasan dalam penelitian ini adalah analisis pekerjaan dan analisis beban kerja pada karyawan risalah.
Penelitian ini membahas tentang analisis pekerjaan dan beban kerja guna menghasilkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan, serta beban kerja. Analisis pekerjaan merupakan deskripsi mengenai bagaimana satu pekerjaan berbeda dari yang lainnya dalam hal kebutuhan, aktivitas, dan keterampilan yang diperlukan.Informasi yang didapat melalui analisa jabatan, yaitu menginformasikan tentang aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks
(24)
pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku manusia dan alat yang digunakan. Alur kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pemikiran analisis pekerjaan
Deskripsi pekerjaan merupakan uraian pekerjaan yang menggambarkan tugas-tugas, tanggung jawab, syarat-syarat kerja dan kegiatan pekerjaan utama. Informasi yang didapat dari deskripsi pekerjaan yaitu identifikasi pekerjaan atau jabatan, hubungan tugas dan tanggung jawab, standar wewenang pekerjaan, syarat kerja diuraikan dengan jelas, ringkasan pekerjaan atau jabatan, dengan menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-fungsi dan aktifitas utamanya, penjelasan jabatan dibawah dan diatasnya.
Spesifikasi pekerjaan adalah suatu penjelasan tertulis terhadap pengetahuan, keterampilan, kemampuan, perilaku, dan karakteristik lainnya untuk efektivitas kinerja terhadap pekerjaan yang dilakukan. Adapun informasi yang didapat dalam spesifikasi pekerjaan mencakup pada faktor Kompetensi: Pengetahuan, motivasi, ketrampilan, kemampuan, Karakteristik Personal.
Visi misi sekretariat DPR RI
Bagian Risalah Tugas dan Fungsi
Deskripsi Pekerjaan
- Identifikasi pekerjaan atau jabatan
- Hubungan tugas dan tanggung jawab
- Standar wewenang pekerjaan
- Syarat kerja harus jelas
- Ringkasan Pekerjaan atau jabatan
- Penjelasan jabatan dibawah dan
diatasnya
Spesifikasi Pekerjaan
Faktor Kompetensi
-Pengetahuan
-Motivasi
-Ketrampilan
-Kemampuan
-Karakteristik Personal
(25)
Beban kerja yang ditetapkan harus cukup atau sesuai dengan standar jam kerja optimal. Keadaan ideal adalah keadaan dimana beban kerja yang ditetapkan sesuaijumlah tenaga kerja yang tersedia.
3.2.Lokasi dan Waktu
Kegiatan Penelitian dilaksanakan di Sekretariat Jenderal DPR RI bagian Risalah yang berlokasi di Komplek Perkantoran MPR/DPR/DPD RIJalan Gatot Subroto Jakarta Pusat. Kegiatan penelitian dilaksanakan bulan Maret-Mei 2014.
3.3.Jenis sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskripsi kualitatif, yaitu penelitian yang memiliki tujuan dengan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian dengan mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi (Azwar, 2010). Sumber data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Menurut Purhantara (2010) data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Seperti data hasil wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat publik, yang terdiri atas struktur organisasi, dokumen, laporan-laporan serta buku yang berkenaan dengan penelitian ini. Seperti struktur organisasi dan sejarah organisasi.
Observasi berguna untuk mengamati segala kegiatan yang diteliti lebih dalam lagi dengan langsung turun ke subyek. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik triangulasi sumber menurut Purhantara (2010) memiliki pengertian cara menguji data dan informasi dengan cara mencari data dan informasi kepada subjek lain. Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh melalui sumber pertama, dan telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis.
(26)
3.4.Metode Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sample yang digunakan adalahnon probability sampling. Teknik non probalitysampling dilakukan secaraPurposivesampling dan snowball sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel yang disesuaikan oleh tujuan atau maksud penelitian dengan mempertimbangkan kriteria tertentu.
Snowball sampling dilakukan dengan mencari referensi responden kepada Sekretariat Jenderal DPR RI bagian Risalah, Arsip dan Dokumen (ARDOK). Pada penelitian ini, peneliti melibatkan Kepala Bagian Risalah, Kepala Sub Bagian Risalah, karyawan Transkriptor serta karyawan Sekretariat bagian Risalah.
3.5.Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa cara untuk mengumpulkan data primer mengenai analisis pekerjaan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Pengamatan langsung (observasi)
Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data untuk menggali data berupa hal-hal yang tampak seperti peralatan dan perlengkapan kerja yang digunakan serta kondisi kerja yang dibutuhkan. Observasi dalam dalam pengumpulan data analisis juga dimaksudkan untuk:
a. Melengkapi hasil wawancara.
b. Menambah informasi yang tidak mungkin dilakukan dengan kuesioner atau wawancara.
c. Pengecekan terhadap hasil pengumpulan data yang lain. 2. Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak struktur, dimana pewawancara tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis akan tetapi menggunakan garis-garis besar permasalahan sebagai pedoman wawancara.
Data sekunder diperoleh dari studi literatur dari buku-buku, jurnal, dan informasi lain yang berasal dari internet.
(27)
3.6.Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1.Analisis pekerjaan
Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari dua yaitu (1) pemeriksaan data yang diperoleh (2) memasukan data terdiri dari lima tahap yaitu, (1)
Editing,(2) Classifying, (3) Verifying, (4) Analyzing, (5) Concluding(Moleong, 2006).
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu pemeriksaan terhadap data yang telah diperoleh pada lembar pengamatan work sampling yang telah dilakukan. Pemeriksaan ditinjau dari segi kelengkapan atau jika ada kesalahan maupun ketidak konsistenan data pengamatan.
Langkah kedua yaitu memasukan data mengenai deskripsi dan spesifikasi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan meliputi aktivitas pekerjaan, perilaku manusia, mesin perangkat peralatan, standar prestasi, konteks pekerjaan dan persyaratan manusia. Sedangkan spesifikasi pekerjaan meringkas kualitas, ketrampilan dan latar belakang pribadi yang dibutuhkan.
Analisis data dalam penelitian merupakan proses mengolah, menyusun, dan menganalisis data atau informasi yang ditemui dilapangan agar mudah dipahami sesuai fakta yang ada. Analisis data deskriptif kualitatif yang bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang ada di lapangan yaitu hasil penelitian dengan dipilah-pilah secara sistematis menurut katagori dengan memakai bahas yang mudah dipahami. Analisa data penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
a. Editing
Tahap pertama dilakukan dengan cara memisahkan, memilih, dan mengambil data-data yang penting dan benar-benar dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang baik. Dalam proses ini, penelitimencermati bahan-bahan yang telah dikumpulkan dengan membuang hal-hal yang tidak berhubungan dengan penelitian.
b. Classifying
Reduksi data yang ada dapat dilakukan dengan cara menyusun dan mengklarifikasi data yang diperoleh ke dalam pola tertentu atau permasalahan tertentu untuk mempermudah pembahasannya. Dalam
(28)
proses ini, peneliti memisahkan data yang telah di edit sesuai dengan pembagian-pembagian yang dibutuhkan dalam pemaparan data.
c. Verifying
Setelah data-data terkumpul maka dilakukan pengecekan ulang terhadap data tersebut untuk menjamin validitas data. Dalam proses ini, peneliti melakukan cara yaitu dengan menemui subjek peneliti kembali apakah hasil wawancara tersebut sudah benar dengan apa yang diinformasikannya atau tidak.
d. Analyzing
Selanjutnya peneliti menganalisa data-data tersebut dengan cara membandingkan atau menambahkan dengan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, baik data yang diperoleh dari wawancara, observasi atau kuisioner. Analisa ini bertujuan agar data mentah yang telah diperoleh tersebut bisa lebih mudah untuk dipahami.
e. Concluding
Yaitu mengambil kesimpulan dari data-data yang telah diolah untuk mendapatkan suatu jawaban. Peneliti pada tahap ini membuat kesimpulan untuk menjawab permasalahan dalam perumusan masalah, yang kemudian menghasilkan gambaran secara ringkas, jelas, dan mudah dipahami tentang formulasi bentuk usulan analisis.
3.6.2.Analisis beban kerja
Analisis pekerjaan penelitian ini dilakukan dengan mengamati dan pelaksanaan deskripsi pekerjaan dan jumlah beban kerja berdasarkan waktu rata-rata karyawan menyelesaikan pekerjaannya. Perhitungan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan asumsi bahwa faktor-faktor yang mempengaruhinya dianggap tetap (ceteris paribus).
Ada beberapa aspek dalam analisis beban kerja, yaitu norma waktu (variabel tetap), volume kerja (variabel tidak tetap) dan jam kerja efektif. Jam kerja efektif harus diisi dengan konkret (benda) atau abstrak (jasa). Perhitungan yang dilakukan pada analisis beban kerja adalah sebagai berikut (Depdagri, 2008): a. Menghitung hari kerja efektif (Y), yaitu jumlah hari dalam kalender
(29)
Y = X1 – (X2 + X3 + X4 + X5)...(1) Keterangan:
Y = Hari kerja efektif pertahun
X1 = Jumlah hari dalam setahun (menurut Kalender) X2 = Jumlah hari satu dan minggu
X3 = Jumlah hari libur X4 = Jumlah hari cuti
X5 = lain-lain (sakit,izin, dan sebagainya)
b. Menghitung jam kerja efektif (JKE), dimana JKE adalah jumlah jam kerja normal dikurangi dengan waktu istirahat dan waktu yang hilang karena tidak bekerja atau toleransi seperti buang air, melepas lelah, dan sebagainya. Toleransi rata-rata sekitar 25% dari jumlah jam kerja formal. (Depdagri, 2008)
JKE = 80% x (JKE – 1) ...(2) Keterangan :
JKE = Jam Kerja karyawan dalam sehari I = waktu istirahat dalam sehari
c. Menghitung jam kerja produktif dalam setahun (JP), yaitu hasil kali antara jumlah hari kerja efektif dan jam kerja efektif.
JP = Y x JKE ...(3) d. Beban kerja karyawan pertahun (BK), yaitu hasil antarafrekuensi
pekerjaan pertahun dan waktu rata-rata penyelesaian setiap pekerjaan BK = FP x t
Keterangan:
FP = Frekuensi pekerjaan per tahun
t = waktu rata-rata penyelesaian setiap pekerjaan.
e. Perhitungan untuk menghitung jumlah karyawan efektif, yaitu beban kerja dalam setahun dibagi dengan jam kerja produktif dalam stahun.
Jumlah Karyawan Efektif =
x 1 orang ...(4)
Keterangan:
(30)
JP = Jam kerja produktif setahun. f. Perhitungan jumlah kebutuhan karyawan
karyawan =
...(5)
Perhitungan +/- = Selisih antara jumlah kebutuhan karyawan dengan jumlah karyawan yang adaEJ/EU = Jumlah Pemangku Jabatan Jam Efektif PertahunBeban Kerja Jabatan ...(6) PJ/PU = Prestasi Kerja dengan Pedoman
Keterangan
a. EJ di atas 1,00 = A (Sangat Baik) b. EJ diantara 0,90-1,00 = B (Baik)
c. EJ diantara 0,70-0.89 = C (Cukup) d. EJ diantara 0,50-0,69 = D (Sedang) e. EJ dibawah 0,50 = E (Kurang)
(31)
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Organisasi 4.1.1.Sejarah
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah salah satu lembaga tinggi Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum. DPR mempunyai fungsi; legislasi, anggaran, dan pengawasan yang dijalankan dalam kerangka representasi rakyat. Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan APBN. DPR mempunyai beberapa hak, yaitu; hak interpelasi, hak angket, hak imunitas, dan hak menyatakan pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat atas: (1) Kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau di dunia internasional, (2) Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket, (3) Dugaan bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela, dan atau Presiden dan atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden.
Hak anggota Anggota DPR mempunyai hak: (1) mengajukan usul rancangan undang-undang, (2) mengajukan pertanyaan, (3) menyampaikan usul dan pendapat, (4) memilih dan dipilih, (5) membela diri, (6) imunitas, (7) protokoler, (8) keuangan dan administratif. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPR, serta hak dan kewajiban anggota DPR, dibentuk fraksi sebagai wadah berhimpun anggota DPR. Dalam mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPR, serta hak dan kewajiban anggota DPR, fraksi melakukan evaluasi terhadap kinerja anggota fraksinya dan melaporkan kepada publik. Setiap anggota DPR harus menjadi anggota salah satu fraksi.
Fraksi dapat dibentuk oleh partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara dalam penentuan perolehan kursi DPR. Fraksi mempunyai
(32)
sekretariat. Sekretariat Jenderal DPR RI merupakan unsur penunjang DPR, yang berkedududukan sebagai Kesekretariatan Lembaga Negara yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Pimpinan DPR. Sekretaris Jenderal diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Presiden atas usul Pimpinan DPR. Sekretariat Jenderal DPR RI personelnya terdiri atas Pegawai Negeri Sipil. Susunan organisasi dan tata kerja Sekretaris Jenderal ditetapkan dengan keputusan Presiden. Sekretaris Jenderal dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris Jenderal dan beberapa Deputi Sekretaris Jenderal yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Pimpinan DPR.
Kedudukan Sekretariat Jenderal DPR RI sebgai unsur penunjang DPR yang berkedudukan sebagai Kesekretariatan Lembaga Negara. Tugas Sekretariat Jenderal adalah memberikan bantuan teknis kepada DPR, memberikan bantuan administrasi kepada DPR, memberikan bantuan keahlian kepada DPR. Visi Sekretariat Jenderal menjadikan Sekretariat Jenderal yang profesional dan akuntabel. Misi Sekretariat Jenderal adalah mewujudkan penyelenggaraan fungsi legislatif yang efiesien dan efektif, mewujudkan penyelenggaraan fungsi penganggaran negara yang akuntabel dan transparan, mewujudkan kelembagaan DPR RI yang kuat, aspiratif, responsif, dan akomodatif. Sekretariat mempunyai Alat kelengkapan DPR(AKD) terdiri atas: Pimpinan, Badan Musyawarah, Komisi, Badan Legislasi, Badan Anggaran, Badan Akuntabilitas Keuangan Negara, Badan Kehormatan, Badan Kerjasama Antar-Parlemen, Badan Urusan Rumah Tangga, Panitia Khusus dan alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan dibantu oleh unit pendukung yang tugasnya diatur dalam peraturan DPR tentang tata tertib. Sekretariat Jenderal DPR menyediakan sarana, anggaran, dan tenaga ahli guna kelancaran pelaksanaan tugas fraksi. DPR dapat mengangkat sejumlah pakar atau ahli sesuai dengan kebutuhan dan dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat Jenderal dapat membentuk Tim Asistensi.
4.1.2.Visi, Misi dan Tujuan
Visi Sekretariat Jenderal DPR RI adalah memberikan bantuan optimal kepada DPR RI sesuai dengan tuntunan dan perkembangan lingkungan strategis.
(33)
Misi Sekretariat Jenderal DPR RI adalah meningkatkan kualitas bantuan teknis dan administrasi kepada DPR RI, meningkatkan kualitas bantuan keahlian dalam bidang informasi, kajian dan analisis kepada DPR RI, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang fungsi dan tugas DPR RI.
Tugas dan fungsi utama Sekretaris Jenderal adalah memimpin Sekretariat Jenderal DPR RI sesuai dengan tugas pokoknya, membina seluruh satuan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI agar berdaya guna dan berhasil guna, menentukan kebijakan pelaksanaan kegiatan Sekretariat Jenderal DPR RI, membina dan melaksanakan hubungan kerjasama dengan instansi atau lembaga lain diluar Sekretariat Jenderal DPR RI.
4.2.Struktur Organisasi
Struktur organisasi dibuat untuk menggambarkan pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang dimiliki oleh setiap karyawannya. Struktur organisasi Sekretariat Jenderal DPR RIdapat dilihat pada lampiran 1.
Sekretariat Jenderal DPR RI merupakan unsur penunjang DPR, yang berkedududukan sebagai Kesekretariatan Lembaga Negara yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan dalam melaksanakan tugasnyabertanggung jawab kepada Pimpinan DPR.Sekretaris Jenderal dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris Jenderal dan beberapa Deputi Sekretaris Jenderal yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Pimpinan DPR.
DPR dapat mengangkat sejumlah pakar atau ahli sesuai dengan kebutuhan, dan dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat Jenderal dapat membentuk Tim Asistensi.Susunan organisasi dan tata kerja Sekretaris Jenderal ditetapkan dengan keputusan Presiden.Kedudukan Sekretariat Jenderal DPRRISebagai unsur penunjang DPR yang berkedudukan sebagai Kesekretariatan Lembaga Negara.
Tugas Sekretariat Jenderal DPRRI adalah Memberikan Bantuan teknis kepada DPRRI, Memberikan Bantuan Administratif kepada DPR-RI, Memberikan Bantuan Keahlian kepada DPRRI, Visi danmisi SETJEN DPRRI. Visi memberikan bantuan optimal kepada DPR RI sesuai dengan tuntutan dan perkembangan lingkungan strategis.Misi meningkatkan kualitas bantuan teknis dan administrasi kepada DPR RI.Meningkatkan kualitas bantuan keahlian dalam
(34)
bidang informasi, kajian dan analisis kepada DPR RI.Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang fungsi dan tugas DPR RI.
Tugasdanfungsi utama SEKJEN DPRRImemimpin Setjen DPR RI sesuai dengan tugas pokoknya;Membina seluruh satuan organisasi di Lingkungan Setjen DPR RI agar berdaya guna dan berhasil guna.Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan Setjen DPR RI.Membina dan melaksanakan hubungan kerjasama dengan instansi atau lembaga lain diluar Setjen DPR RI.
Tugas dan fungsi utama wakil Setjen DPRRI. Membantu Sekretaris Jenderal dalam mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Sekretaris Jenderal serta kegiatan lain yang ditugaskan Sekretaris Jenderal.Tugas dan fungsi utama Deputi Bidang Perundang-undangan yaitu memberikan dukungan teknis,administratif dan keahlian dibidang perundang-undangan untuk memperkuat pelaksanaan tugas dan fungsi DPR di bidang legislasi. Tugas dan fungsi utama Deputi Bidang Anggran dan Pengawasan yaitu memberikan dukungan teknis,administrasi, dan keahlian di bidang anggaran dan pengawasan untuk memperkuat pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI di Bidang anggaran dan pengawasan. Tugas dan fungsi utama Deputi Bidang Persidangan dan Kerjasama Antar Parlemen yaitu membina dan melaksanakan dukungan teknis dan administrasi dibidang persidangan dan kerjasama antar Parlemen. Tugas dan fungsi utama Deputi bidang Administrasi yaitu membina dan melaksanakan perencanaan serta pengawasan,kepegawaian,keuangan,perlengkapan, dan kerumahtanggaan di lingkungan DPR RI.
Tugas dan fungsi utama Sekretaris Jenderal adalah memimpin Sekretariat Jenderal DPR RI sesuai dengan tugas pokoknya, membina seluruh satuan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI agar berdaya guna dan berhasil guna, menentukan kebijakan pelaksanaan kegiatan Sekretariat Jenderal DPR RI, membina dan melaksanaan hubungan kerjasama dengan instansi atau lembaga lain diluar Sekretariat Jenderal DPR RI.
Tugas dan fungsi utama deputi bidang perundang-undangan adalah memberikan dukungan teknis administrasi dan keahlian dibidang
(35)
perundang-undangan untuk memperkuat pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI di bidang legislasi.
Tugas dan fungsi utama deputi bidang anggaran dan pengawasan adalah memberikan dukungan teknis, administrasi, dan keahlian di bidang anggaran dan pengawasan untuk memperkuat pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI dibidang anggaran dan pengawasan.Tugas dan fungsi utama deputi bidang persidangan dan kerjasama antar parlemen adalah membina dan melaksanakan dukungan teknis dan administrasi dibidang persidangan dan kerjasama antar perlemen.
Tugas dan fungsi utama deputi bidang administrasi adalah membina dan melaksanaan perencanaan serta pengawasan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan kerumah tanggaan di lingkungan DPR RI.
Deputi bidang administrasi terdiri dari a. Biro perencanaan dan pengawasan b. Biro keanggotaan dan kepegawaian c. Biro keuangan
d. Biro pemeliharaan bangunan dan instalasi e. Biro umum
Biro umum terdiri dari a. Bagian perlengkapan b. Bagian tata persuratan c. Bagian kendaraan
d. Bagian pengamanan dalam
Bagian perlengkapan mempunyai tugas melaksanaan pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian perlengkapan, dan peralatan serta barang inventaris kantor.
4.3.Bagian Risalah
4.3.1.Kedudukan Bagian Risalah
Struktur organisasi memiliki fungsi yang sangat penting untuk menggambarkan pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang dimiliki oleh setiap karyawannya. Struktur organisasi pada bagian risalah juga berfungsi sebagai alur perintah, tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Struktur organisasi pada bagian risalah terbagi atas dua struktur yang terdiri dari struktur
(36)
organisasi manajemendan strtuktur organisasi operasional yang saling berkaitan dalam hal keputusan, tugas dan tanggung jawab. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur bagian risalah
Berdasarkan Struktur Organisasi bagian risalah maka tugas dan tanggung jawab secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kepala Bagian Risalah
Memimpin kegiatan Bagian Risalah dalam melaksanakan penyusunan risalah sementara atau resmi rapat-rapat DPR RI sesuai dengan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.
2. Kepala Subbagian Distribusi
MemimpinkegiatanSubbagian Distribusi dalam melakukan
pendistribusian hasil transkrip sesuai dengan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.
3. Ke pala Subbagian Transkip
Memimpin kegiatan Subbagian Transkrip dalam melakukan transkripsi rapat-rapat DPR RI sesuai dengan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.
4. Staf (Pengadministrasi Umum)
SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI
DEPUTI PERSIDANGAN DAN KSAP
KEPALA BIRO PERSIDANGAN
KEPALA BAGIAN RISALAH
KASUBAG TRANSKRIP KASUBAG DISTRIBUSI
Staf (Transkriptor) Staf (Pengadministrasi Umum)
(37)
Staf (pengadministrasi Umum) memiliki tanggungjawab untuk menangani kegiatan administrasi ketatausahaan sesuai dengan penugasan atasan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.
5. Staf Transkriptor
Staf transkriptor memiliki tugas untuk menyusun risalah rapat-rapat DPR RI sesuai dengan penugasanatasan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.
4.3.2.Sumber Daya manusia
Karyawan di bagian Risalah berjumlah 46 orang, dengan rincian sebagai berikut serta dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Jumlah karyawan bagian risalah
JUMLAH JABATAN PANGKAT PENDIDIKAN
1 Kepala Bagian IV S2
2 Kepala Sub Bagian IIId S1
6 Staf Pengadministrasian Umum IIIa – IIId SMA-S2
37 Staf Transkriptor IId D3-S1
Sumber: Bagian Risalah DPR RI (2012)
Jumlah keseluruhan karyawan bagian Risalah ada 46orang, yang terdiri dari satu orang atasan kepala bagian, dan dua orang sub kepala bagian, yaitu satu orang kepala sub bagian transkip yang memiliki tugas untuk melakukan transkip atau membuat risalah rapat khususnya rapat paripurna, dan satu orang kepala sub bagian distributor yang memiliki tugas melakukan distribusi risalahhasil rapat kepada anggota dewan dan kepada bagian arsip dan dokumentasi, 6 orang yang memiliki tanggungjawab untuk menangani kegiatan administrasi ketatausahaan umum,37orang staf transkriptor.
4.3.3.Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Risalah
Tugas pokok dan fungsi Bagian Risalah melaksanakan kegiatan pembuatan transkip hasil rekaman rapat-rapat DPR RI untuk menyusun risalah sementara. Bagian risalah merupakan bagian yang bertanggungjawab pada biro persidangan,Tugas risalah persidangan adalah merencanakan operasioanal, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan administrasi persidangan dan risalah, komisi, fraksi serta perundang-undangan berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku untuk meningkatkan layanan administrasi dengan uraian tugas:
(38)
1. Menyusun rencana langkah-langkah operasional bagian persidangan dan risalah berdasarkan rencana kerja Sekretariat Jenderal DPR RI dan kegiatan tahun sebelumnya serta sumber data yang ada sebagai bahan untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
2. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas.
3. Merumuskan program pelaksanaan persidangan dan risalah berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk bahan kebijaksanaan Ketua DPR.
4. Melakukan koordinasi penyelenggaraan dengar pendapat dan tugas lainnya antara DPR dengan instansi terkait sesuai permasalahan yang dibahas agar terciptanya kerjasama yang baik dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.
5. Mengoreksi dan menyempurnakan konsep rancangan keputusan hasil persidangan, rapat komisi, dan fraksi, hasil dengar pendapat serta menelaah hasil analisis terhadap materi rancangan peraturan daerah untuk bahan pembahasan dalam rangka penetapan.
6. Mengendalikan pelaksanaan tugas layanan administrasi persidangan, pengaturan tata tertib rapat DPR,pembuatan risalah rapat, rancangan keputusan, pernyataan DPR dan peraturan Undang Undang atas usul inisiatif DPR untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
7. Mendampingi Ketua DPR dan Komisi dalam rapat/persidangan atau peninjauan ke kabupaten atau kota, lembaga atau swasta untuk memberikan layanan informasi dalam rangka perumusan kebijaksanaan Ketua DPR dan Komisi.
8. Menelaah dan mengoreksi konsep risalah sebagai bahan produk DPR berdasarkan hasil rapat atau sidang untuk menghindari dari kesalahan. 9. Mengkaji kebenaran pelaksanaan kebijakan Pemerintah maupun Daerah
serta merumuskan alternatif pemecahan masalah terhadap kasus yang menyangkut masalah hukum untuk bahan masukan atau kajian anggota DPR dari segi hukum.
10.Memantau penerapan kebijakan anggota DPR dilapangan untuk bahan masukan kepada Anggota DPR.
(39)
11.Melaksanakan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku agar terciptanya PNS yang handal, profesional dan bermoral.
12.Melakukan koordinasi tugas dengan instansi dan pihak terkait agar terjalin kerjasama yang baik.
13.Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta hasil pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan agar dipergunakan sebagai bahan masukan atasan.
14.Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
4.4.Prosedur Kerja Pengelolaan Risalah Rapat
Prosedur kerja risalah meliputi prosedur teknis, administrasi, dan keahlian terhadap pengelolaan risalah rapat-rapat DPR RI sebagaimana diatur dalam peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2009 tentang tata tertib.Pengelolaan risalah rapat DPR RI dalam prosedurnya adalah rangkaian kegiatan pengelolaan risalah rapat DPR RI yang dimulai dari dilakukannya perekaman jalannya rapat dengan menggunakan media rekam, pentranskripan hasil rekaman, penggandaan, pendistribusian sampai denagn penyimpanan dokumen dan uploading data disitus DPR RI. Alur kerja risalah bisa dilihat pada gambar 3.
transkrip diserahkan ke editor untuk menjadi satu risalah
perbaikan
editor menyerahkan hasil rapat ke korektor
untuk dikoreksi
Risalah sementara diserahkan ke AKD atau PANSUS beserta kaset, daftar hadir, softcopy, dan hard copy
Sumber: Bagian Risalah DPR RI
Gambar 3. Bagan alur kerja pengelolaan risalah rapat
AKD atau PANSUS - Melaksanakan Rapat - menyerahkan kaset
rekaman dan daftar hadir anggota ke bagian risalah
- Pimpinan AKD atau PANSUS
Menandatangani risalah - Memperbanyak,
mendistribusikan, dan menyimpan risalah dan kaset
- Meng-upload dalam website
www.dpr.go.id
Bagian Riasalah
Transkriptor
Melaksanakan transkrip perkaset
Editor
Melakukan edit risalah per rapat
RISALAH SEMENTARA Korektor
(40)
1. Tahap Persiapan
a. Kepala bagian AKD menginformasikan jadwal rapat-rapat kepada bagian risalah.
b. Kepala bagian AKD menugaskan operator alat rekam untuk melakukan perekaman terhadap rapat yang berjalan.
c. Kepala bagian risalah menunjuk editor untuk melakukan editing hasil transkrip.
d. Kepala bagian subag distribusi bagian risalah menyusun konsep matrik penugasan transkriptor.
e. Pengadministrasi umum bagian risalah menyiapkan surat tugas transkriptor yang ditandatangani oleh kepala bagian risalah.
2. Tahap Pelaksanaan a. Perekaman
- Operator alat rekam melakukan persiapan perekaman.
- Operator alat rekam melakukan perekaman sesuai dengan tata cara dan petunjuk teknis pelaksanaan perekaman.
- Operator alat rekam menyerahkan kaset yang berisi rekaman dengan durasi sesuai dengan petunjuk teknis perekaman untuk diproses menjadi risalah, kepada bagian risalah.
- Penyerahan kaset hasil rekaman tersebut dituangkan dalam berita acara penyerahan kaset.
- Pengadministrasian umum menyiapan form berita acara serah terima kaset dari operator alat rekam.
b. Penyusunan risalah rapat
- Transkriptor melakukan persiapan pentranskripan
- Transkriptor melakukan pentranskripan sesuai dengan tata cara dan petunjuk teknis pelaksanaan pentranskripan.
- Transkriptor mengirim soft copy hasil transkrip kepada editor untuk dilakukan editing.
- Editor mengedit transkrip yang disampaikan oleh transkriptor dan mengumpulkan seluruh hasil transkrip menjadi konsep risalah rapat
(41)
dengan menyempurnakan sesuai dengan pedoman umum tata naskah resmi dan surat dinas DPR RI dan Setjen DPR RI .
- Editing konsep risalah dilakukan dengan memperhatikan tata bahasa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
- Kabag risalah, kasubag transkrip, dan kasubag distribusi melakukan pengawasan atau supervisi terhadap pelaksanaan tugas transkriptor - Editor menyerahkan konsep risalah kepada kasubag transkrip untuk
dilakukan koreksi
- Pelaksanan koreksi kasubag transkrip dibantu oleh kasubag distribusi dan staf pengumpul dan pengolah data.
3. Tahap Penyelesaian
a. Penggandaan dan pendistribusian
- Sekretariat AKD memperbanyak risalah yang telah ditandatangani sebanyak jumlah anggota AKD dan mitra kerja
- Sekretariat AKD mendistribusikan risalah kepada mitra kerja atau undangan.
b. Penyimpanan
b1. Penyimpanan kaset atau CD
- Operator alat rekam melakukan penyimpanan terhadap kaset-kaset yang telah ditranskip, dan master rekaman dalam bentuk kaset maupun CD pada tempat khusus, diklarifikasikan berdasarkan periode tertentu maupun suatu proses pembahasan, dan menggunakan aplikasi sistem penyimpanan (sistem data based), agar memudahkan untuk melakukan pencarian ulang bilamana diperlukan
- Bagian AKD yang bersangkutan, bagian dokumen dan unit perpustakaan menyimpan kaset hasil rekaman menurut ketentuan yang berlaku.
b2. Penyimpanan risalah master
- Bagian risalah melakukan penyimpanan risalah berupa naskah tersendiri dan dalam bentuk terjilid dari suatu periode tertentu maupun dalam suatu proses pembahasan dan menggunakan aplikasi sistem penyimpanan (sistema data based),agar memudahkan untuk dilakukan pencarian ulang bilamana diperlukan
(42)
- Bagian risalah, bagian AKD yang bersangkutan, bagian dokumen dan unit perpustakaan menyimpan risalah hasil rapat menurut ketentuan yang berlaku.
b3. Penyimpanan risalah soft copy
Operator komputer mengumpulkan data-data soft copy risalah rapat yang diklasifikasikan sesuai AKD, dan sifat rapat, men-scan data risalah, mengubah dalam bentuk PDF (read Only). Penyimpanan risalah dalam bentuk soft copy
dilakukan berdasarkan sistemdata based dan memudahkan untuk dilakukan pencarian ulang bilamana diperlukan.
4.5.Analisis Pekerjaan
Mengacu pada penjelasan Sastrohadiwiryo (2002), analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik. Sedangkan menurut Mondy (2008), analisis pekerjaan memberikan ringkasan mengenai kewajiban dan tanggung jawab suatu pekerjaan, hubungannya dengan pekerjaan lainnya, pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan, dan lingkungan kerja dimana pekerjaan tersebut dijalankan. Fakta-fakta pekerjaan dikumpulkan, dianalisis dan dicatat sesuai dengan apa adanya pekerjaan tersebut dan bukan bagaimana seharusnya pekerjaan tersebut.
Beberapa informasi yang biasanya dikumpulkan oleh penyelia dan spesialis dalam sumber daya manusia melalui analisis pekerjaan mengenai uraian jabatan yang meliputi (1) rangkuman jabatan, (2) fungsi jabatan, (3) deskripsi tugas, (4) wewenang, (5) peralatan dan dokumen kerja, (6) hasil kerja, (7) hubungan kerja, (8) kondisi kerja, (9) variansi masalah, sedangkan spesifikasi pekerjaan meliputi faktor kompetensi.
Adapun manfaat dari dilakukannya analisis pekerjaan menurut Sedarmayanti (2009), antara lain;
1. Penarikan seleksi dan penempatan pegawai
2. Sebagai petunjuk dasar dalam penyusunan program latihan dan pengembangan.
3. Menilai kinerja atau pelaksanaan kerja 4. Memperbaiki cara bekerja pegawai
(43)
5. Merencanakan organisasi agar memenuhi syarat atau memperbaiki struktur organisasi sesuai beban dan fungsi jabatan
6. Merencanakan dan melaksanakan promosi serta transfer pegawai 7. Merencanakan fasilitas dan perlengkapan kerja bagi karyawan 8. Bimbingan dan penyuluhan pegawai.
Uraian jabatan menurut Dessler (2004) adalah pernyataan tertulis tentang apa yang sebenarnya dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu melakukannya dan bagaimana kondisi kerjanya. Sedangkan menurut Hasibuan (2005) spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan minimum orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan jabatan dengan baik dan kompeten. Spesifikasi pekerjaan disusun berdasarkan uraian pekerjaan dengan menjawab pertanyaan tentang ciri, karakteristik, pendidikan, pengalaman, dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan baik.Berdasarkan hasil observasi, berikut merupakan analisis pekerjaan kondisi saat ini karyawan bagian risalah DPR RI.
Tabel 2.Analisis pekerjaan Kepala Bagian Risalah NAMA JABATAN: KEPALA BAGIAN RISALAH
A.Deskripsi Pekerjaan
1. Rangkuman Jabatan: Memimpin kegiatan Bagian Risalah dalam
melaksanakan penyusunan risalah sementara atau resmi rapat-rapat DPR RI sesuai dengan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.
2. Fungsi Jabatan: kepala bagian memiliki fungsi jabatan yaitu
bertanggung jawab dalam pelaksanaan penyusunan risalah sementara atau resmi rapat-rapat DPR RI dengan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan lancar
3. Deskripsi Tugas:
a. Merencanakan operasional kegiatan Bagian Risalah berdasarkan sasaran kerja Biro Persidangan.
b. Membagi tugas kepada bawahan agar tugas terbagi habis.
c. Memberi arahan kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan baik.
(44)
Lanjutan Tabel 2. Analisis pekerjaan Kepala Bagian Risalah
Tabel 2
A.Deskripsi Pekerjaan
3.Deskripsi Tugas:
d. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran Bagian sebagai bahan informasi bagi atasan dalam menyusun rencana anggaran.
e. Mengatur kegiatan bawahan agar terjalin kerjasama yang saling mendukung.
f. Menyelia pelaksanaan tugas bawahan.
g. Mengadakan hubungan kerja dengan unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI.
h. Mengoreksi konsep-konsep yang disusun oleh bawahan, sebelum disampaikan kepada atasan atau yang akan ditandatangani.
i. Melaksanakan penyusunan risalah sementara atau resmi rapat-rapat DPR RI.
j. Melaksanakan pendistribusian hasil transkrip kepada seluruh anggota dewan dan pihak-pihak terkait.
k. Melaksanakan pertanggungjawaban penggunaan keuangan.
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan penugasan atasan m.Mengevaluasi hasil kegiatan bawahan sebagai masukan untuk
penyempurnaan rencana operasional kegiatan.
n. Melaporkan pelaksanaan dan hasil kegiatan/kinerja kepada atasan secara berkala atau setiap waktu diperlukan.
4. Wewenang
Beberapa hasil penelitian, kepala bagian risalah memiliki beberapa wewenang yaitu pertama membagi tugas kepada bawahan agar tugas terbagi habis. Kedua, mengatur dan menyelia kegiatan bawahan agar terjalin kerjasama yang saling mendukung. Ketiga, mengoreksi konsep-konsep yang disusun oleh bawahan, sebelum disampaikan kepada atasan atau yang akan ditandatangani.
5. Peralatan dan Dokumen Kerja
Peralatan dan dokumen yang digunakan adalah Personal komputer, Laptop, Hard Disk Eksternal, Tape Recorder, jaringan internet, Wifi.
(45)
Lanjutan Tabel 2. Analisis pekerjaan Kepala Bagian Risalah A. Deskripsi Pekerjaan
6. Hasil Kerja
Hasil kerja Kepala bagian risalah meneliti kembali dan melengkapi dengan halaman pertama yang memuat daftar nama anggota yang hadir menjadi risalah sementara selanjutnya membuat naskah risalah resmi.
Mengumpulkan master risalah rapat setiap periode masa persidangan. Mendistribusikan risalah rapat ke pimpinan DPR, Pimpinan Fraksi, Pimpinan komisi, pejabat setjen, Arsip Nasional, Arsiparis, Dokumentasi, File Risalah
7. Hubungan Kerja
Pihak Deskripsi
Transkriptor Pengawasan atau supervisi terhadap pelaksanaan tugas transkriptor
AKD Penugasan operator alat rekam untuk melakukan perekaman sesuai dgn suratpemberitahuan dari kepala bagian AKD, menyerahkan konsep risalah kabag AKD
8. Kondisi Kerja
Setiap hari kepala bagian bekerja dengan waktu kerja ± 8 jam per hari mulai pukul delapan pagi hingga pukul empat sore. Apabila masih ada rapat malam terkadang ikut pula rapat sampai selesai. Kondisi ruangan mempunyai ruang sendiri dan tertutup untuk bekerja.
9. Variansi Masalah
Pihak Deskripsi
Sesama Kepala Bagian adanya koreksi pengembalian konsep risalah dari kepala bagian AKD.
Selain Kepala Bagian adanya kesalahan pada perekaman oleh operator, adanya konflik karena ada kesalahan yang dilakukan oleh kasubag, transkriptor dalam penyusunan dan laporan risalah.
(46)
Lanjutan Tabel 2.Analisis pekerjaan Kepala Bagian Risalah
Lanjutan Tabel 2.
Tabel 3. AnalisisPekerjaan Kepala Sub Bagian Risalah B. SPESIFIKASI PEKERJAAN (JOB SPECIFICATION)
Faktor Kompetensi
Kompetensi menurut spencer dan spencer (1993) adalah karakteristik dasar seseorang yang terkait dengan kinerja efektif tertentu atau kinerja superiornya dalam sebuah pekerjaan atau situasi. Karakteristik yang membentuk sebuah kompetensi adalah:
Faktor Deskripsi
Pengetahuan dituntut memiliki kematangan dalam
(knowledge) pekerjaan dan kematangan melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan
ketrampilan.
Motivasi menumbuhkan kepercayaan,
(Motives) partisipasi, loyalitas, dan internal motivasi para bawahan dan cara persuasif. Hal ini semua akan diperolah peranan
kecakapan,kemampuan dan perilaku. Ketrampilan Memiliki ketrampilan dalam Stenografi,
(Skill) teknik penyusunan risalah, digitalisasi risalah, ISQ.
Kemampuan Memiliki kemampuan tugas, memanfaat (Selft Concept) fungsi, dan kemampuan tanggung jawab. Karakteristik Personal Wibawa, tegas, rajin, bekerja keras,
(Traits) bertanggung jawab.
NAMA JABATAN : KEPALA SUBBAGIAN RISALAH
A.Deskripsi Pekerjaan
1. Rangkuman Jabatan : Memimpin kegiatan Subbagian Transkrip
dalam melakukan transkripsi rapat-rapat DPR RI sesuai dengan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan lancar
(47)
LanjutanTabel 3. Analisis Pekerjaan Kepala Sub Bagian Risalah NAMA JABATAN: KEPALA SUBBAGIAN RISALAH
A.Deskripsi Pekerjaan
2. Fungsi Jabatan: kepala subbagian memiliki fungsi jabatan yaitu
bertanggung jawab dalam pelaksanaan merencanakan kegiatanTranskrip berdasarkan rencana operasional kegiatan Bagian serta penyusunan risalah sementara atau resmi rapat-rapat DPR RI dengan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan lancar
3. Deskripsi Tugas:
a. Merencanakan kegiatan Subbagian Transkrip berdasarkan rencana operasional kegiatan Bagian.
b. Membagi tugas kepada bawahan agar tugas terbagi habis.
c.Mengatur kegiatan bawahan agar terjalin kerjasama yang saling mendukung.
d. Memberi arahan kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan baik.
e. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.
f. Melakukan penyusunan konsep transkrip rapat-rapat DPR RI. g. Memeriksa hasil kegiatan bawahan agar diperolah hasil yang benar. h. Melaporkan pelaksanaan dan hasil kegiatan atau kinerja kepada
atasan secara berkala atau setiap waktu diperlukan.
i. Melakukam tugas kedinasan lain sesuai dengan penugasan atasan.
4. Wewenang
Membagi tugas kepada bawahan agar tugas terbagi habis.Mengatur kegiatan bawahan agar terjalin kerjasama yang saling mendukung.Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.Melakukan penyusunan konsep transkrip rapat-rapat DPR RI.Memeriksa hasil kegiatan bawahan agar diperolah hasil yang benar.Melaporkan pelaksanaan dan hasil kegiatan atau kinerja kepada atasan secara berkala atau setiap waktu diperlukan.
(48)
Lanjutan Tabel 3.Analisis Pekerjaan Kepala Sub Bagian Risalah
A.Deskripsi Pekerjaan.
5. Peralatan dan Dokumen Kerja
Peralatan dan dokumen yang digunakan adalah Personal komputer, Laptop, Hard Disk Eksternal, Tape Recorder, jaringan internet, Wifi.
6. Hasil Kerja
Kepala Sub Bagian menyusun konsep matriks penugasan transkriptor, kasubag mengirimkan risalah resmi ke bagian tata persuratan (kasubag Penggandaan) dengan surat permintaan untuk di gandaan.
7. Hubungan Kerja
Pihak Deskripsi
Sesama kasubag hubungan kerja tata persuratan
Transkriptor hubungan kerja untuk proses penugasan transkriptor
8. Kondisi Kerja
Setiap hari kepala bagian bekerja dengan waktu kerja ± 8 jam per hari mulai pukul delapan pagi hingga pukul empat sore. Apabila masih ada rapat malam terkadang ikut pula rapat sampai selesai. Kondisi ruangan mempunyai ruang sendiri dan ruangan bersama kasubag lain bagian risalah
9. Variansi Masalah
Adanya kesalahan penyusunan konsep matrik penugasan transkriptor,adanya tumpang tindih penugasan kepada transkriptor dengan pelaksanaan dan hasil kegiatan atau kinerja kepada atasan secara berkala atau setiap waktu diperlukan
B. SPESIFIKASI PEKERJAAN (JOB SPECIFICATION) Faktor Kompetensi
Faktor Deskripsi
Pengetahuan dituntut memiliki kematangan dalam
(knowledge) pekerjaan dan kematangan melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan.
(49)
Lanjutan Tabel 3.Analisis Pekerjaan Kepala Sub Bagian Risalah
Tabel 4.Analisis Pekerjaan Transkriptor
B. SPESIFIKASI PEKERJAAN (JOB SPECIFICATION) Faktor Kompetensi
Faktor Deskripsi
Motivasi meningkatkan kedesiplinan dan menurunkan
(Motives) tingkat absensi karyawan, mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan. Hal ini semua akan diperolah peranan kecakapan, kemampuan dan perilaku.
Ketrampilan Memiliki ketrampilan dalam Stenografi,
(Skill) teknik penyusunan risalah, digitalisasi risalah, Kemampuan Memiliki kemampuan tugas, memanfaat (Selft Concept) fungsi, dan kemampuan tanggung jawab. Karakteristik Personal Wibawa, tegas, rajin, bekerja keras,
(Traits) bertanggung jawab
NAMA JABATAN: TRANSKRIPTOR
A.Deskripsi Pekerjaan
1. Rangkuman Jabatan: menyusun risalah rapat-rapat DPR RI sesuai
dengan penugasanatasan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.
2. Fungsi Jabatan:
Kepala bagian memiliki fungsi jabatan yaitu bertanggung jawab dalam pelaksanaan penyusunan risalah sementara atau resmi rapat-rapat DPR Bagian transkriptor memiliki tugas untuk menyusun risalah rapat-rapat DPR RI sesuai dengan penugasanatasan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.
3. Deskripsi Tugas:
a. Menerima hasil rekaman rapat
b. Melakukan transkip hasil rekam rapat
(50)
Lanjutan Tabel 4.Analisis Pekerjaan Transkriptor A. Deskripsi Pekerjaan
3. Deskripsi Tugas:
d. Menyampaikan konsep risalah rapat DPR RI kepada atasan e. Membuat back up file konsep risalah rapat
f. Melakukan editing risalah dan hasil kegiatan kepada atasan. g. Melaporkan pelaksanaan dan hasil kegiatan kepada atasan h. Melakukan tugas kedinasan lain sesuai dengan penugasan atasan
4. Wewenang
Melakukan transkip hasil rekam rapat, mencetak hasil transkip sebagian konsep risalah rapat, menyampaikan konsep risalah rapat DPR RI kepada atasan, membuat back up file konsep risalah rapat, melakukan editing risalah dan hasil kegiatan kepada atasan, melaporkan pelaksanaan dan hasil kegiatan kepada atasan.
5. Peralatan dan Dokumen Kerja
Peralatan dan dokumen yang digunakan adalah Personal komputer, Laptop, Hard Disk Eksternal, Tape Recorder, jaringan internet, Wifi.
6. Hasil Kerja
Kaset hasil rapat yang berisi rekaman kegiatan rapat dengan durasi tertentu yang digunakan sebagai media transkip suara yang perlu diubah menjadi tulisan menjadi naskah risalah resmi. Membuat back up file risalah rapat.
7. Hubungan Kerja
Pihak Deskripsi
Sesama transkriptor hubungan kerja sama untuk proses penugasan sebagai transkriptor Operator alat rekam AKD hubungan dengan operator perekam
berupa penyerahan file dta softcopy, men-scan data serta file risalah.
komunikasi transkriptor, sehingga harus Bertambah tugas kerjanya.
(51)
Lanjutan Tabel 4.Analisis Pekerjaan Transkriptor A. Deskripsi Pekerjaan
8. Kondisi Kerja
Setiap hari kepala bagian bekerja dengan waktu kerja ± 8 jam per hari mulai pukul delapan pagi hingga pukul empat sore. Apabila masih ada rapat malam terkadang ikut pula rapat sampai selesai. Kondisi ruangan mempunyai ruang sendiri khusus transkriptor yang disekat.
9. Variansi Masalah
Pihak Deskripsi
Sesama transkriptor terjadi konflik kesalah pahaman Sesama
transkriptor karena adanya rapat terlalu banyak, kurangnyaKomunikasi transkriptor,sehingga harus bertambah tugas kerja.
Selain transkriptor - terjadi konflik dengan kasubag, sehingga penambahan tugas menjadi transkriptor hingga kasubag menjaditranskriptor.
- Operator perekam terjadi konflik apabila kaset yang direkam ada
B. SPESIFIKASI PEKERJAAN (JOB SPECIFICATION) Faktor Kompetensi
Faktor Deskripsi
Pengetahuan dituntut memiliki kematangan dalam
(knowledge) pekerjaan dan kematangan melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan
ketrampilan
Motivasi menumbuhkan kepercayaan,
(Motives) partisipasi, loyalitas, dan internal motivasi para bawahan dan cara persuasif. Hal ini semua akan diperolah peranan kecakapan, kemampuan dan perilaku.
(1)
dan efektif yang baik. Menurut Hasibuan (2005) bahwa SDM memiliki empat fungsi pokok majerial yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, secara umum, setiap karyawan baik Kepala Bagian risalah, Kepala Sub Bagian Risalah, transkriptor harus mengamalkan empat fungsi tersebut.
Perencanaan setiap pekerjaan dapat membuat program-program dalam bentuk kerja. Pada fungsi pengorganisasian dan pengarahan, setiap pekerjaan diberi pemahaman mengenai hak dan kewajiban mereka dalam tiap pekerjaan masing-masing. Sehingga masalah-masalah yang mungkin terjadi dapat dihindari.
Selain penerapan empat fungsi diatas, perlu ada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatan kualitas dan kinerja. Karyawan bagian risalah diharapkan dapat semakin meningkatkan kinerjanya dengan memperhatikan deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, serta kesesuaian antara beban kerja dengan jumlah karyawannya, khususnya transkriptor dengan melaksanakan berbagai langkah tersebut. Kesesuaian beban kerja dengan jumlah karyawan diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai, yang selanjutnya akan meningkatkan kinerja dan prestasi sesuai visi, misi, dan tugas pokok Sekretariat Jenderal DPR RI.
(2)
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan hasil analisis pada pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Deskripsi pekerjaan dengan uraian rangkuman jabatan, fungsi jabatan, deskripsi tugas, wewenang, peralatan dan dokumen kerja, hasil kerja, hubungan kerja, kondisi kerja, variansi masalah. Spesifikasi pekerjaan dengan uraian faktor kompetensi: pengetahuan, motivasi, ketrampilan, kemampuan, karakteriktik personal. Deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan pada karyawan bagian risalah sudah terinci secara mendetail. b. Berdasarkan hasil perhitungan analisis beban kerja, didapat hasil beban
kerja per jam/tahunmasing-masing menunjukkan variasi, beban kerja paling besar yaitu transkriptor. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa efisiensi dan efektifitas Kepala Bagian Risalah A (Sangat Baik), efesiensi dan efektifitas Kepala Sub Bagian A (Sangat Baik), efisiensi dan Efektifitas Transkriptor A (sangat Baik). Penentuan norma waktu yang ideal selayaknya memperhatikan tingkat kesulitan tugas, jumlah volume kerja, jumlah dan kualifikasi pegawai yang ada, teknologi pendukung yang digunakan, dan ketersediaan (Standard Operating Procedures) SOP. Ketersediaan SOP sangatlah diperlukan untuk meningkatkan efiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas.
c. Bagian Risalah Sekretariat Jenderal DPR RI perlu diterapkan secara tepat untuk membantu terciptanya suatu visi, misi, tugas dan fungsi pokok yang efisiensi dan efektif yang baik. Sebagaimana ditetapkan dalam Permenpan Nomor 15 tahun 2008, bahwa visi reformasi birokrasi adalah: Terciptanya tata kelola kepemerintahan yang baik tahun 2025.
(3)
2. Saran
Dalam rangka meningkatkan kualitas hasil penelitian selanjutnya, berikut beberapa saran yang dapat diberikan yaitu, diterapkan Reformasi Birokrasi pada bagian risalah untuk bertujuan mengemban dan menggapai visi, misi, tugas dan fungsi serta peranan masing-masing dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik, terutama dalam hal sumber daya manusia.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arep, I. dan H. Tanjung. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta [ID]: Penerbit Universitas Trisakti.
Azwar. 2010.Metode Penelitian. Yogyakarta [ID]: Pustaka Pelajar.
Departemen Dalam Negeri. 2008. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.
Dessler G. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kesembilan. Jakarta [ID]: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2005. Peraturan Sekretariat Jenderal NO.400/SEKJEN/2005Tentang Sekretariat Jenderal DPR RI. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah
NO.23 Tahun 2005 Tentang Sekretariat Jenderal DPR RI.
Dewan Pewrakilan Rakyat Republik Indonesia. Peraturan Sekretariat Jenderal No. 514/SEKJEN/2006 tentang Rumusan dan Rincian Tugas Jabatan Non Struktural Organisasi Sekretariat Jenderal DPR RI.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2011. Peraturan Sekretariat Jenderal Nomor 01/PER-SEKJEN/2011 tentang Sekretariat Jenderal DPR RI.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2009. Peraturan DPR RI No 1 Tahun 2009 Tentang Tata Tertib.
FlippoE B.1994. Manajemen Personalia: edisi keenam, jilid 1. Jakarta [ID]: Erlangga.
Gunawan, IJ L. 2014. Analisa Pekerjaan dan Desain Pekerjaan Pada PT. CHANDRA ELC. Skripsi pada Fakultas Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra. Sidoarjo
Hasibuan M. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta [ID]: PT. Bumi Aksara.
MangkuprawiraS, VitayalaA. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Bogor [ID]: Ghalia Indonesia.
Marwansyah, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua, Bandung [ID]: Alfabeta.
(5)
MoleongJL. 2006. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung [ID]: PT. Remaja Rosda Karya.
Mondy. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1. Jakarta [ID]: Penerbit Erlangga.
Purhantara W.(2010).Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Yogyakarta [ID]: Graha Ilmu.
Saraswati H. 2014. Rancangan Desain Pekerjaan Aktivitas Rantai Pasok Komoditas Kentang (Studi Kasus: Kebupaten Karo). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sastrohadiwiryo.2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif dan operasional. Jakarta [ID]: PT. Bumi Aksara.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas. Bandung [ID]: CV. Mandar Maju.
Spence LM, Spencer SM. 1993. Competence at Work. New York [US]: John Wiley & sons.
Yulantami Y. 2010. Analisis Pekerjaan dan Beban Kerja Karyawan PT. Ekanindya Karsa. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
(6)