Tabel 2. 12. Memori pada IC DS1307 [14]
Alamat Bit 7
Bit 6 Bit 5
Bit 4 Bit 3
Bit 2 Bit 1
Bit 0 Fungsi
Rentang
00h CH
10 detik detik
Detik 00-59
01h 10 menit
menit Menit
00-59
02h 12
10 jam
10 jam jam
Jam 1-12
+AMPM 00-23
24 AM
PM 03h
hari Hari
01-07 04h
10 tanggal tanggal
Tanggal 01-31
05h 10
bulan bulan
Bulan 01-12
06h 10 tahun
tahun Tahun
00-99 07h
Out SQWE
RS1 RS0
Kontrol -
08h-3Fh RAM
56x8 00h-FFh
Tabel 2. 13. Pengaturan dan keluaran pin SQWOUT [14]
RS1 RS0
Frekuensi SQWOUT
SQWE OUT
1 Hz 1
X 1
4096 Hz 1
X 1
8,192 kHz 1
X 1
1 32,768 kHz
1 X
X X
X X
1 1
2.13. High Power LED
High power LED adalah sebuah semikonduktor yang dapat memancarkan cahaya tertentu monokromatik ketika diberi tegangan bias maju. Dikatakan high power karena
jenis LED ini mempunyai rating daya yang lebih besar dari LED biasanya.
Gambar 2. 21. Simbol LED
Karena pada dasarnya high power LED adalah sebuah dioda, maka perangkat ini juga memiliki sifat seperti dioda. Arus yang melewati sebuah LED harus sesuai dengan
Anoda Katoda
spesifikasi yang dimiliki perangkat tersebut. Untuk membatasi arus yang melewati LED, biasanya digunakan tambahan hambatan pada rangkaiannya.
Gambar 2. 22. Rangkaian sederhana LED [15]
Arus yang mengalir pada LED dibatasi oleh nilai hambatan R, sehingga diperoleh sebuah persamaan:
= 2.12 [15]
Pada aplikasinya, sebuah rangkaian seri dapat memiliki lebih dari satu buah LED. Dari persamaan 2.12 dapat diambil sebuah rumus baru, yaitu:
=
∗
2.13 [15] dengan n merupakan jumlah LED dalam satu rangkaian seri.
Tingkat intensitas cahaya yang dihasilkan LED dapat diatur dengan menggunakan metode pensaklaran. Pulse width modulation adalah teknik yang sering digunakan untuk
metode pensaklaran LED. Dengan mengubah - ubah duty cycle dari sinyal yang digunakan, maka intensitas cahaya yang dihasilkan LED juga akan berubah. Semakin besar duty cycle-
nya, maka intensitas cahaya yang dihasilkan akan semakin tinggi.
2.14. Relay
Relay adalah perangkat elektromekanik yang digunakan untuk menghubungkan atau memutus suatu rangkaian elektronik karena mendapat suatu sinyal dari perangkat
pengontrolnya [16]. Terdapat dua jenis relay, relay elektromagnetik dan solid state relay. Relay elektromagnetik bekerja karena adanya gaya magnet yang disebabkan arus listrik
melewati lilitannya. Arus yang melewati lilitan relay akan menyebabkan gaya magnetik pada bagian inti sehingga cukup kuat untuk menarik kontak relay tersebut. Solid state relay
pada prinsipnya adalah sebuah TRIAC.
Lilitan pada relay pada prinsipnya adalah sebuah komponen induktor, sehingga diperlukan sebuah rangkaian sebagai pengaman kondisi transient. Sebuah dioda yang
dihubungkan secara paralel dengan lilitan relay dapat digunakan sebagai pengaman rangkaian relay. Dioda pengaman ini disebut dioda freewheeling. Gambar 2.23
menunjukkan rangkaian pengaman kondisi transient pada relay.
Gambar 2. 23. Rangkaian pengaman lilitan relay [13]
Arus yang melewati dioda freewheeling dibatasi oleh nilai hambatan dalam lilitan relay, yaitu sebesar:
,
= 2.14
2.15. Buzzer