naik hingga pada hari kedua pukul 20:11 nilai kadar garam yang terbaca bernilai 1,025. Pada hari ketiga, kontroler mulai diaktifkan sehingga kadar garam yang semula bernilai
1,025 kembali turun ke 1,023. Kadar garam akuarium kemudian stabil di level 1,024. Dari data di atas, dapat dicari rata – rata kadar garam selama menggunakan
kontroler, dan sebelum menggunakan kontroler, yaitu sebesar: ̅ =
∑ ̅
=
∑
=
,
= 1,024 ̅
= ∑
= 9,214
9 = 1,02378
Dari rata – rata data di atas, dapat dicari simpangan dan persentase simpangan data yang terjadi terhadap nilai rata – rata data, yaitu sebesar:
=
∑ ̅
= ∑
− ̅ − 1
= 11,73. 10
14 = 0,92. 10
=
∑ ̅
=
, .
= 0,44. 10 =
̅ ∗ 100
=
̅
∗ 100 =
, .
,
∗ 100 = 0,089 =
̅
∗ 100 =
, .
,
∗ 100 = 0,043 Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa setelah menggunakan alat kontrol,
kestabilan kadar garam meningkat hingga 0,046 .
4.2.6 Suhu
Pengambilan data suhu menggunakan bantuan dari sensor suhu DS18B20 yang telah terpasang pada alat kontrol akuarium. Pengambilan data suhu dimulai dengan data
tanpa kontroler, namun chiller dalam keadaan menyala. Pada chiller sudah terdapat thermostat yang berfungsi untuk mengatur suhu yang diinginkan, namun thermostat yang
ada hanya dapat mengatur suhu dengan kelipatan satu derajat Celcius. Pengambilan data suhu dilakukan sesaat setelah chiller berubah dari kondisi on ke
off ataupun sebaliknya. Hal ini dilakukan agar diketahui lamanya waktu on dan waktu off
chiller baik dengan kontroler ataupun tanpa kontroler. Sebelum dilakukan pengambilan data, kondisi chiller telah berada pada kondisi yang stabil steady state.
Berikut merupakan data hasil pengujian kontroler suhu:
Tabel 4. 13. Tabel Data Suhu Akuarium
Tanpa Kontroler Dengan Kontroler
Menit ke-
Suhu
o
C Chiller
Menit ke-
Suhu
o
C Chiller
24,875 Off – 7 mnt
24,375 Off – 8 mnt
7 25,125
On – 5 mnt 8
24,625 On – 6 mnt
12 25
Off – 6 mnt
14 24,375
Off – 9 mnt
18 25,125
On – 7 mnt
23 24,625
On – 6 mnt
25 24,875
Off – 7 mnt 29
24,375 Off – 8 mnt
32 25,125
On – 7 mnt 37
24,625 On – 5 mnt
39 24,875
Off – 6 mnt
42 24,375
Off – 10 mnt
45 25,125
On – 6 mnt
52 24,625
On – 6 mnt
51 25
Off – 7 mnt 58
24,375 Off – 9 mnt
58 25,125
On – 6 mnt
67 24,625
On – 6 mnt
64 24,875
Off – 7 mnt
73 24,375
Off – 9 mnt
71 25,125
On – 5 mnt 82
24,625 On – 5 mnt
76 25
Off – 7 mnt 87
24,375 Off – 10 mnt
83 25,125
On – 6 mnt
97 24,625
On – 5 mnt
89 25
Off – 7 mnt
102 24,375
Off – 10 mnt
96 25,125
On – 5 mnt 112
24,625 On – 5 mnt
101 24,875
Off 117
24,375 Off
Pada pengujian tanpa kontroler, thermostat chiller diatur pada suhu 25
o
C. Sedangkan pada pengujian dengan kontroler, thermostat chiller diatur pada suhu 24
o
C dengan kontroler diatur pada suhu 24,5
o
C. Pengatur suhu pada kontroler dapat diatur dengan kelipatan 0,125
o
C. Dari data di atas, dapat diketahui total waktu on dan waktu off chiller ketika
menggunakan kontroler dan tanpa kontroler, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 14. Perbandingan Waktu On dan Waktu Off Chiller dengan Kontroler dan Tanpa Kontroler
Tanpa Kontroler Dengan Kontroler
Total waktu On Chiller
47 menit 44 menit
Total waktu Off Chiller
54 menit 73 menit
Rata – rata waktu On Chiller
5,875 menit 5,5 menit
Rata – rata waktu Off Chiller
6,75 menit 9,125 menit
Rata – rata suhu
25,02
o
C 24,49
o
C
Setpoint
25
o
C 24,5
o
C
Dari data di atas dapat diketahui, bahwa dengan kontroler, waktu kerja chiller menjadi semakin kecil. Pada jumlah data yang sama, waktu kerja chiller lebih sedikit
apabila menggunakan kontroler. Ditambah lagi dengan kontroler, suhu yang diatur bisa lebih bervariasi, karena dapat diatur dengan kelipatan 0,125
o
C.
4.3. Pembahasan Perangkat Lunak