4
BAB II DASAR TEORI
2.1. Pencahayaan Akuarium
Pencahayaan adalah faktor utama pada keadaan fisiologi terumbu yang bersimbiosis dengan
photothropic microorganism zooxanthellate corals untuk
melakukan fotosintesis [3]. Hampir semua terumbu yang dipelihara pada akuarium bersimbiosis dengan mikro organisme ini. Zooxanthallae memproduksi oksigen dan
makanan yang berguna bagi pertumbuhan terumbu dari proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis terumbu, terdapat istilah intensitas PAR atau Photosynthetically Active
Radiation yang menunjukkan seberapa besar muatan photon dari cahaya yang mampu diterima dan digunakan dalam proses fotosintesis. Ukuran intensitas PAR ini tidak dapat
diturunkan menjadi ukuran intensitas cahaya lumen. Matahari adalah sumber cahaya utama bagi terumbu yang ada di laut untuk
melakukan fotosintesis. Matahari mencakup panjang gelombang yang sangat lebar, dari mulai gelombang inframerah sampai gelombang ultraviolet. Pada saat mencapai laut,
cahaya yang dihasilkan oleh matahari mengalami atenuasi sehingga intensitas cahaya dan nilai PAR Photosyntetically Active Radiation yang dihasilkan menjadi berkurang. Pada
air yang jernih, gelombang warna biru masih bisa mencapai kedalaman 100 m di bawah permukaan air bahkan lebih, sedangkan gelombang warna merah sudah hampir tidak ada
pada kedalaman 1 – 5 m [3]. Hampir semua terumbu dapat memproses gelombang warna biru, sedangkan gelombang warna merah jarang sekali digunakan dalam proses
fotosintesis. Panjang gelombang warna merah juga dapat memicu mikro organisme lain yang tidak diinginkan, untuk tumbuh di akuarium seperti ganggang hijau dan
cyanobacteria sehingga warna ini jarang digunakan pada akuarium laut. Di alamnya, intensitas cahaya yang diterima terumbu tidaklah konstan. Intensitas
cahaya yang dihasilkan matahari akan bertambah sepanjang waktu, sehingga mencapai puncaknya dan akhirnya berkurang lagi [2]. Siklus siang dan malam ini terjadi terus
menerus sehingga intensitas cahaya tertinggi yang dihasilkan matahari hanya berlangsung beberapa jam saja. Pengaruh cuaca dan awan juga mempengaruhi intensitas cahaya yang
sampai ke permukaan air. Sehingga jumlah intensitas cahaya yang diterima dan lamanya proses pencahayaan yang dilakukan oleh terumbu hanya beberapa jam saja.
Kebutuhan terumbu akan cahaya sangatlah beragam, tergantung dari mana dan bagaimana keadaan alam pada saat terumbu itu dipanen [2]. Semakin besar intensitas PAR
yang dihasilkan oleh sebuah sumber cahaya, semakin besar pula aktifitas fotosintesis yang terjadi pada terumbu yang menerima cahaya tersebut. Terumbu juga dapat menyesuaikan
diri dengan keadaan lingkungan sekitar, termasuk keadaan cahaya pada tempat hidupnya. Ada beberapa hal yang menunjukkan proses adaptasi terumbu terhadap intensitas cahaya
yang diterimanya: 1.
Terumbu dapat memanjangkan atau memendekkan tentakelnya sehingga menyebabkan luas permukaan yang menerima cahaya juga akan bertambah atau
berkurang. 2.
Zooxanthallae dapat mengubah pigmen yang dimilikinya, baik komposisinya ataupun konsentrasinya. Mereka dapat beradaptasi dalam beberapa hari atau
minggu terhadap besarnya intensitas cahaya yang diterima, bahkan perubahan komposisi cahaya perbandingan intensitas gelombang warna merah dan biru
juga dapat berpengaruh. 3.
Terumbu yang berada pada kondisi kekurangan cahaya akan cenderung tumbuh secara horizontal karena mencari sumber cahaya yang lebih, sedangkan terumbu
yang berada pada kondisi kelebihan cahaya akan cenderung memiliki badan yang lebih datar dan rata.
Meskipun terumbu dapat beradaptasi pada kondisi cahaya yang sangat beragam, tetapi pada sistem tertutup seperti akuarium, perubahan beberapa parameter secara serentak
dapat membuat terumbu menjadi stress dan mati, termasuk yang disebabkan oleh perubahan intensitas cahaya. Perubahan pada sistem pencahayaan harus dilakukan secara
perlahan, agar terumbu dapat beradaptasi dengan baik. Beberapa jenis sumber cahaya yang sering digunakan pada akuarium laut antara
lain lampu fluorescent dan lampu metal halide. Kedua jenis lampu ini telah lama dikenal dapat menggantikan fungsi matahari dan mampu menghasilkan intensitas PAR yang cukup
bagi terumbu untuk melakukan fotosintesis. Penggunaan High Power Led sebagai pengganti matahari masih tergolong teknologi baru di hobi ini [3]. Jenis lampu ini selain
memiliki spektrum warna yang luas, juga lebih efisien dan hemat listrik.
2.2. Suhu Akuarium