Kajian Teoritik TINJAUAN TEORITIK
c. Jenis Bank
Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, terdapat dua jenis bank, yaitu:
1 Bank umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2 Bank perkreditan rakyat Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Menurut Dendawijaya 2001: 26 jenis bank juga dapat dibedakan
berdasarkan kepemilikannya, penekanan kegiatannya, dan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha, sebagai berikut:
Jenis bank berdasarkan kepemilikannya: a Bank milik negara Badan Usaha Milik Negara atau BUMN
b Bank milik pemerintah daerah Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD
c Bank milik swasta nasional d Bank milik swasta campuran nasional dan asing
e Bank milik asing cabang atau perwakilan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya: a Bank retail Retail banks
b Bank korporasi Corporate banks c Bank komersial Commercial banks
d Bank pedesaan Rural banks e Bank pembangunan Development banks
Jenis bank berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha:
a Bank konvensional
b Bank berdasarkan prinsip syariah
2. Perkreditan a. Pengertian
Kredit Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah: “penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan
itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan pengertian kredit tersebut di atas maka unsur-unsur kredit terdiri dari:
1 Kreditur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Debitur 3 Obyek yang dipinjamkan
4 Perjanjian 5 Waktu pinjaman
6 Kesepakatan dalam perjanjian b. Tujuan Pemberian Kredit
Tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan yang
sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat keuntungan yang sebesar-besarnya.
Menurut Abdullah 2003 : 72, tujuan kredit dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu:
1 Pendekatan mikro ekonomi Tujuan pemberian kredit adalah untuk mendapatkan suatu nilai
tambah baik bagi nasabah debitur maupun bagi bank sebagai kreditur.
2 Pendekatan makro ekonomi Pemberian kredit merupakan salah satu instrumen untuk menjaga
keseimbangan jumlah uang beredar di masyarakat. c. Fungsi
Kredit Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan
perdagangan Thomas Suyatno, 1992:16-18 adalah sebagai berikut: 1 Kredit dapat meningkatkan daya guna uang
a Para pemilik uangmodal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk
meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya. b Para pemilik uangmodal dapat menyimpan uangnya pada
lembaga-lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan
usahanya. 2 Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel,
sehingga pembayaran-pembayaran dilakukan dengan cek, giro bilyet, dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang
giral. Disamping itu kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu
lintas uang akan berkembang pula. 3 Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang
Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut
menjadi meningkat. Di samping itu, kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang, baik melalui penjualan secara
kredit maupun dengan membeli barang-barang dari satu tempat dan menjualnya ke tempat lain. Pembelian tersebut uangnya berasal
dari kredit. Hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan manfaat suatu barang.
4 Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan
kepada usaha-usaha antara lain: pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. Untuk
mengendalikan inflasi, pemerintah melaksanakan kebijakan uang ketat melalui pemberian kredit yang selektif dan terarah, untuk
melindungi usaha-usaha yang bersifat non-spekulatif. 5 Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha
Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usahanya, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang
permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang
permodalan, sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.
6 Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat
memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru yang akan menimbulkan kebutuhan akan tenaga kerja, sehingga
pemerataan pendapatan akan meningkat pula. 7 Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional
Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Bantuan dalam bentuk kredit tidak saja dapat
mempererat hubungan ekonomi antarnegara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan hubungan internasional.
d. Jenis Kredit
Kredit dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek pendekatan Abdullah, 2003: 73-76 berikut ini:
1 Menurut tujuan pemberianpenggunaan a Kredit
komersial Yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai kebutuhan dunia
usaha, baik dalam bentuk revolving maupun kredit non- revolving
. Misalnya: pinjaman rekening koran. b Kredit konsumtif
Yaitu kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang tertentu bukan keperluan usaha melainkan untuk pemakaian
konsumsi dan merupakan pinjaman yang bersifat non- revolving
. Misalnya: kredit pemilikan kendaraan. 2 Menurut jangka waktu kredit
a Kredit jangka pendek Yaitu kredit yang memiliki jangka waktu maksimum satu
tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Kredit jangka menengah Yaitu kredit yang memiliki jangka waktu di atas satu tahun
sampai dengan tiga tahun. c Kredit jangka panjang
Yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. 3 Menurut bentuk jaminan
a Kredit dengan jaminan Yaitu kredit yang diberikan karena adanya jaminan dari
debitur. b Kredit tanpa jaminan
Yaitu pemberian kredit dengan tidak berdasarkan barang jaminan.
4 Menurut status hukum debitur a Kredit bagi debitur korporasi
Yaitu kredit yang diberikan kepada debitur berstatus badan hukum dan dalam jumlah kredit berskala menengahbesar.
b Kredit bagi debitur perorangan Yaitu kredit yang diberikan kepada debitur berstatus
perorangan dan jumlah kredit berskala kecil. 5 Menurut segmen usaha
a Whole Loans Yaitu kredit yang diberikan kepada debitur untuk menjalankan
bidang usaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Retail Loans Yaitu kredit yang diberikan kepada debitur untuk tujuan
konsumsi. 6 Menurut sifat pemakaian dana
a Kredit revolving
Yaitu kredit yang dananya dapat ditarik berulang-ulang. b Kredit non-revolving
Yaitu kredit yang dananya dilakukan sekaligus dan pelunasannya dilakukan secara bertahap maupun sekaligus.
7 Menurut sumber dana pembiayaan a Kredit
likuiditas Yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya
diperoleh melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia. b Kredit pihak ketiga
Yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh dari dana pihak ketiga giro, tabungan, deposito.
e. Analisis Kredit
Analisis kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh
calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank
cukup layak feasible Lukman Dendawijaya, 2000:91. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebelum kredit dikucurkan kepada calon debitur, harus diadakan analisa secara akurat mengenai kondisi debitur, sehingga
tidak terjadi kredit bermasalah kredit macet. Ada beberapa cara dalam melakukan analisis kredit, yaitu dengan analisis 6C dan 6A.
Analisis kredit berdasarkan prinsip 6C Teguh Pudjo Muljono, 2002:11-16, yaitu:
1 Character Watak Character
adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Manfaat dari penilaian soal karakter ini untuk mengetahui
sampai sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dari
calon debitur. 2 Capacity Kemampuan
Capacity merupakan suatu penilaian kepada calon debitur
mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau yang akan dilakukannya
yang akan dibiayai dengan kredit dari bank. 3 Capital Modal
Capital adalah jumlah danamodal sendiri yang dimiliki oleh calon
debitur. Apakah ia akan mampu melunasi hutangnya? 4 Collateral Jaminan
Collateral merupakan barang-barang jaminan yang diserahkan oleh
debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Condition of Economic Kondisi Ekonomi Condition of economy
yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaaan
perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi
kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. 6 Constraint
Constraint yaitu batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang
tidak memungkinkan seseorang melakukan business di suatu tempat.
Analisis kredit berdasarkan prinsip 6A Lukman Dendawijaya, 2000:95-101, yaitu:
1 Aspek Yuridis Hukum Analisis ini bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan legalitas
dari badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit dari bank. Analisis ini meliputi berbagai aspek, yaitu badan usaha, izin-izin
yang harus dimiliki, dan perjanjian-perjanjian. 2 Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis ini bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang diproduksi dari
proyek yang dibiayai dengan kredit bank, serta meneliti strategi pemasaran apa yang digunakan oleh investor.
3 Aspek Teknis Analisis ini bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan
pengelola proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan dalam
melakukan operasinya kelak. Analisis aspek teknis meliputi:
a Lokasi PabrikPemilihan Lokasi 1 Faktor Bahan Baku
2 Faktor Pasar 3 Faktor Tenaga Kerja
4 Faktor Angkutan 5 Faktor Tanah
b Bangunan 1 Bangunan Pabrik
2 Bangunan Gudang 3 Bangunan Kantor
4 Bangunan Prasarana c Sistem dan Alat Transportasi
d Peralatan Kantor 1. Komputer dan Telepon
2. Facsimile, Mesin Fotocopy, Mesin Gambar e Layout Bangunan
f Bahan Baku dan Bahan Penolong PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Spesifikasi Bahan Baku 2 Sumber Bahan Baku
3 Syarat, Harga dan Pengiriman 4 Syarat Angkutan
5 Syarat Penyimpanan 6 Kontinuitas Bahan Baku
g Persediaan 1 Bahan Baku dan Penolong
2 Barang Setengah Jadi 3 Barang Jadi
h Persediaan 1 Mesin Produksi
2 Mesin Pembantu 3 Peralatan Pabrik
4 Tata Letak Mesin 5 Kapasitas Teknis
6 Cara Bekerja Mesin 7 Rencana Produksi
8 Peralatan 9 Suku Cadang
i Proses Produksi
j Produksi Percobaan
k Pembuangan Sisa Proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Aspek Manajemen Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan
dari manajemen pengelola proyek ataupun manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Analisis pada aspek manajemen
meliputi berbagai subaspek sebagai berikut: a Struktur
Organisasi b Uraian Tugas
c Sistem dan Prosedur d Kebutuhan Tenaga Kerja
e Evaluasi Pribadi Pengusaha 5 Aspek Keuangan
Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan
dalam bidang keuangan. Analisis pada aspek keuangan ini meliputi penilaian data keuangan perusahaan yang sudah beroperasi dengan
analisis rasio keuangan. Rasio-rasio yang akan digunakan dalam menganalisis kredit untuk
calon debitur Sumber PT. BRI Persero Tbk. Kantor Cabang Katamso adalah sebagai berikut:
a Liquidity Ratio Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
Jopie Jusuf, 1995:50. Rasio likuiditas dapat diukur dengan dua rasio sebagai berikut:
1 Current Ratio 100
Liabilites Current
Asset Current
Ratio Current
× =
2 Quick Ratio 100
s Liabilitie
Current Inventory
Assets Current
Ratio Quick
× −
=
b Solvability Ratio Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya atau untuk memenuhi kewajiban- kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi Darsono dan
Ashari, 2005:54. Rasio solvabilitas dapat diukur dengan empat rasio sebagai berikut:
1 100
Panjang Jangka
Hutang Menengah
Jangka Hutang
EBITDA ×
+
2 100
yad tahun
1 Pokok
bunga Biaya
EBITDA ×
+ 3 Times Interest Earned Ratio
100 Bunga
Biaya EBIT
×
4 100
Assets Total
Equity ×
c Activity Ratio
Rasio Aktivitas Digunakan untuk mengukur seberapa besar efektivitas
perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya yang ditanam dalam piutang dagang dan persediaan. Dalam hal ini,
PT. BRI Persero Tbk. Kantor Cabang Katamso mempunyai kebijakan tersendiri untuk tidak menyertakan rasio ini dalam
standar kelayakan kredit. Hal tersebut dengan pertimbangan bahwa setiap usaha memiliki karakteristik aktivitas yang
berbeda-beda jadi sulit untuk menentukan patokan yang sesuai. Namun, tetap menggunakan rasio ini sebagai acuan untuk
menentukan cashflow dan menilai usaha calon debitur. d Profitability Ratio
Rasio Profitabilitas Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas terdiri dari:
1 Profit Margin Ratio 100
Sales Net
Profit Ratio
Margin Profit
× =
2 Return on Asset ROA 100
Assets Total
Tax after
Earning Asset
on Return
× =
3 Pertumbuhan Penjualan Dalam hal ini, PT. BRI Persero Tbk. Kantor Cabang Katamso
tidak menyertakan ROE karena ROA sudah dapat mewakili PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk rasio ini. Aktiva lebih representatif untuk menggambarkan suatu usaha.
PT. BRI Persero Tbk. Kantor Cabang Katamso dalam menganalisis kredit calon debiturnya menggunakan analisis 5C
yang terdiri dari analisis kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut: 1 Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui kualitas dan
stabilitas usaha calon debitur dengan mempertimbangkan posisi pasar dan persaingan, serta prospek usahanya. Selain itu juga
dilakukan penilaian terhadap karakter calon debitur, latar belakang dan kualitas manajemennya.
2 Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan calon debitur.
Berikut standar kelayakan kredit PT. BRI Persero Tbk. Kantor Cabang Katamso berdasarkan aspek non finansial dan finansial,
yaitu: 1 Aspek Non Finansial
a Karakter 1 Tingkat kepercayaan
2 Pengelolaan rekening bank 3 Reputasi bisnis
4 Perilaku pribadi debitur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Posisi pasar 1 Kualitas produk atau jasa
2 Strategi dan ketergantungan 3 Lokasi usaha
c Situasi persaingan
1 Perkembangan pasar dan situasi persaingan 2 Struktur internal perusahaan
d Manajemen 1 Kualifikasi komersial
2 Kualifikasi teknis Penilaian untuk aspek non finansial di atas dengan
menggunakan sistem skoring risiko sebagai berikut: 0 = risiko rendah
1 = risiko bisa diterima 2 = risiko tinggi
3 = risiko sangat tinggi 2 Aspek Finansial
a Current Ratio 140 b Quick Ratio 35
c EBITDA Hutang Jangka Mngh + Hut Jk Pjng ≥ 40
d EBITDA Biaya bunga + pokok 1 thn yad ≥ 50
e EBIT Bunga 150 f Equity Total Assets
≥ 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g ROA
thn ini
ROA
yll
h PM
thn ini
PM
yll
i Pertumbuhan penjualan
tahun ini
penjualan
yll
Penilaian untuk aspek finansial juga menggunakan sistem skoring risiko; 0 = risiko rendah berarti memenuhi, 3 = risiko
tinggi berarti tidak memenuhi. Kemudian diskor total jika ≤ 12
maka diterima, jika 12 maka ditolak. Standar tersebut merupakan kebijakan sendiri PT. BRI Persero
Tbk. Kantor Cabang Katamso, tidak mengikuti kebijakan dari Bank Indonesia. PT. BRI Persero Tbk. Kantor Cabang Katamso
mempunyai studi kelayakan sendiri untuk mencari titik aman dan memenuhi prinsip kehati-hatian dalam perkreditan. Asalkan tidak
menyalahi atau melanggar aturan dari Bank Indonesia. 6 Aspek Sosial-Ekonomi
Analisis ini bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added
yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makroekonomis.
f. Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Untuk memutuskan layak dikabulkannya suatu pemberian
kredit harus melalui beberapa proses. Suatu pemberian kredit modal usaha layak dikabulkan jika nasabah memenuhi syarat-syarat yang
telah ditetapkan pihak bank seperti kelengkapan surat-surat yang harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilampirkan, 6C dinilai baik dan 6A dalam pertimbangan pemberian kredit dinilai layakaman.
Sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas maka suatu pemberian kredit layak dikabulkan jika secara umum kondisi
keuangan perusahaan dinilai aman. Penilaian ini diperoleh melalui perhitungan dan analisis rasio-rasio keuangan.
Tahap-tahap yang harus ditempuh oleh calon debitur untuk memperoleh kredit www.legalitas.org adalah:
1 Tahap pengajuan permohonan dan persiapan kredit 2 Tahap penilaian dan pemeriksaan
3 Tahap analisis kredit 4 Tahap keputusan kredit
5 Tahap pelaksanaan dan administrasi kredit 6 Tahap pengawasan