4.2.2. Sensor Arus
Dengan menggunakan modul sensor arus hall effect WCS1800 tinggal menambahkan pengondisi sinyal. Pengujian sensor arus dilakukan dengan memasukan kabel
yang telah dilewati tegangan yang berasal dari jembatan dioda melalui lubang dari modul sensor arus tersebut. Lalu kabel yang telah dilewati tegangan akan diserikan dengan beban
lampu sebesar 12 volt21 watt yang ditunjukan pada Gambar 4.10. Pengkalibrasian dan hasil sensor arus dari data logger akan dibandingkan dengan amperemeter merk Sanwa type
CD771 yang ditunjukan pada Gambar 4.6. Hasil perbandingan antara sensor arus dari data logger dengan amperemeter ditunjukan pada Gambar 4.8 dan Tabel lampiran 2.
Berdasarkan Gambar 4.8 terlihat grafik linier yang berarti arus data logger mendekati arus dari amperemeter dan ditunjukan juga dengan R
2
= 0,999 yang sangat mendekati nilai 1. Selain itu juga dapat diketahui besar sensitivity error nya dari persamaan y = 0,9714x -
0,021. Dengan persamaan 2.16, maka sensitivity error = 1 – 0,9714100 = 2,86,
dengan sensitivity error yang kecil menandakan eror antara arus data logger dengan arus amperemeter juga kecil. Gambar 4.8 menunjukan pula bahwa mulai percobaan arus dimulai
dari 0 ampere sampai dengan 11,98 ampere yang sebelumnya target arus yang dicapai sampai dengan 25 ampere. Dengan persamaan 2.15 maka dapat dihitung galat yang terjadi
pada Gambar 4.9 tersebut. Diambil contoh pada Tabel lampiran 2 ketika arus yang terukur pada data logger sebesar 3,9 ampere sedangkan yeng terukur pada amperemeter sebesar 4,03
ampere. Maka MAPE = |
, − , ,
∗ | = , . Seperti halnya dengan sensor tegangan
sensor arus juga diambil data 10 data setiap perubahan setiap amperenya. Dari perhitungan MAPE berdasarkan Tabel lampiran 2 dihitung rata-rata galatnya sebesar 3,71. Dengan
begitu dapat dihitung tingkat keberhasilan sensor arus data logger ini sebesar 100 - 3,71 = 96,78 . ini dikatakan sesuai dikarenakan tingkat keberhasilan
≥95.
Gambar 4.8. Grafik perbandingan arus data logger dengan amperemeter PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.3. Sensor Kompas
Dengan menggunakan modul sensor kompas DT- Sense 3 Axis Compass yang telah terkoneksi dengan Arduino Uno, maka tidak terlalu banyak kendala yang dihadapi.
Pengujian sensor kompas dari data logger dengan cara mengarahkan titik nol yaitu sudut dari sensor kompas kearah 0º. Pengkalibrasian dan hasil sensor kompas akan dibandingkan
dengan aplikasi kompas yang ada didalam smartphone. Hasil perbandingan sensor kompas dari data logger dengan sensor pada aplikasi smartpone ditunjukan Pada gambar 4.9 dan
Table lampiran 5. Pada Gambar 4.9 terlihat bahwa grafik linier dengan ditunjukan pula R
2
= 0,9993 yang mendekati nilai 1 yang menandakan bahwa nilai kompas data logger dengan kompas
smartphone hampir sama. Selain itu juga dapat menghitung sensitivity error. Sama halnya pembahasan yang sebelumnya sensitivity error dihitung dengan persamaan 2.16 dimana
persamaan yang terjadi adalah y = 0,9939x + 0,9695. Jadi besar sensitivity error = 1 - 0,9939100 = 0,61. Dengan sensitivity error dibawah 5 seperti yang diharapkan
berarti eror yang dihasilkan kompas data logger terhadap kompas aplikasi smartphone sangat kecil. Pada Gambar 4.9 menunjukan pula bahwa percobaan ini dilakukan setiap perubahan
1 derajatnya berarti mulai dari 0 º sampai dengan 360º. Dengan setiap perubahan derajat diambil 10 data. Dengan persamaan 2.15 maka dapat didapatkan galat, diambil contoh pada
Tabel lampiran 5 ketika kompas data logger 62,7º sedangkan pada aplikasi android menunjukan 60 º maka dapat dihitung MAPE sebesar MAPE =
|
− ,
∗ | = , .
Dilihat dari data yang didapatkan yang ditunjukan Tabel lampiran 5 maka hasil antara sensor kompas dari data logger dengan kompas pada aplikasi smartphone rata-rata galat sebesar
1,9. Dengan begitu sensor kompas ini memiliki tingkat keberhasilan sebesar 100 - 1,9 = 98,1. Terjadinya galat dikarenakan tidak terlalu presisi dalam memutar ekor pada sensor
kompas nya. Ekor kompas dari data logger akan ditunjukan pada Gambar 4.11. Dengan tingkat keberhasilan 98,1 maka dikatakan sesuai dengan yang diharapkan.
Gambar 4.9. Grafik berbandingan antara kompas data logger dengan kompas android
Gambar 4.10.lampu beban Gambar 4.11. Ekor kompas
4.2.4. Sensor Kecepatan Angin
Menggunakan modul DI-Rev1 dan persamaan 2.7. Pengujian alat ini dengan cara memberikan angin yang dihasilkan dari kipas angin dengan mengatur jaraknya mulai dari
jarak yang paling dekat dengan kipas angin sampai dengan jarak yang relatif jauh. Pengkalibrasian dan membandingkan hasil sensor kecepatan angin dengan menggunakan
anemometer dengan merk krisbow series KW06-562 yang akan ditujukan pada Gambar 4.13. hasil perbandingan antara sensor kecepatan angin dari data logger dengan anemometer
krisbow ditunjukan pada Gambar 4.12 dan Tabel lampiran 3. Berdasarkan data pada Gambar 4.12 terlihat bahwa pengambilan data diambil 5 kali
percobaan dan setiap perubahan percobaan tersimpan 10 data. Pada Gambar 4.12 terlihat linier dengan ditunjukan juga besar R
2
= 0,9946 yang telah mendekati nilai 1. Dengan persamaan linier yang diperoleh dari grafik y = 0,6782x + 0,6689. dapat dihitung besar
sensitivity error. seperti pembahasan sebelumnya rumus persamaan 2.16 jadi besar sensitivity error kecepatan angin adalah = 1
– 0,6782100 = 32,18. Dengan sensitivity error yang melebihi standar yang diinginkan menandakan bahwa adanya eror yang cukup
besar antara anemometer data loger terhadap anemometer pembandingnya. ini dikarenakan perbandingan untuk pengkalibrasi dengan yang dipakai adalah berbeda dimana data logger
menggunakan 3 mangkuk sedangkan untuk anemometer sebagai referensi menggunakan yang digital bukan yang 3 mangkuk juga. Selain itu juga karena adanya anomali udara yang
berubah ubah. Dari Gambar 4.12 maupun Tabel lampiran 3 juga dapat dihitung galat nya,contoh Tabel lampiran 3,ketika anemometer data logger menunjukan 2,1 ms sedangkan
pada anemometer menunjukan 1,87 ms dengan persamaan 2.15 maka dapat dihitung MAPE sebesar MAPE =
|
, − , ,
∗ | =
, . Dari data yang diperoleh yang telah ditunjukan pada Tabel lampiran 3 menunjukan rata-rata galat sebesar 20,3, terlihat tingkat
keberhasilan anemometer data logger sebesar 100 - 20,3 = 79,7. Ini dikarenakan proses pengkalibrasian yang tidak akurat, selain itu juga anemometer yang digunakan untuk
mengkalibrasi nilainya selalu berubah – ubah dan tidak stabil, ini bisa dikarenakan karena
kecepatan angin tidak bisa diprediksi. Dengan tingkat keberhasilan 79,7 dapat dikatakan dibawah standar yang telah dikehendaki yaitu ≥95
Gambar 4.12. Grafik perbandingan antara anemometer data logger dengan anemometer PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI