Gambar 3.7. Skematik rangkaian line tracking sensor Keluaran dari sensor adalah tegangan TTL dimana berlogika “1” atau logika “0”. Dari
skematik diatas menggunakan phototransistor Common Emiter jadi ketika ada cahaya maka akan berlogika dari 1 high menuju 0 low. Untuk memprosesnya maka harus
menggunakan operasi penjumlahan dimana selama waktu 10 detik ada berapa kali hitam lalu dikalikan oleh pewaktu yang telah dibagi dengan jumlah pencacahnya. Dalam penelitian ini
karena dalam satuan detik dan juga jumlah rotari adalah 10, maka dengan persamaan 2.8 didapatkan besar rpm yang dihasilkan yaitu :
Rpm = jml putaran 6010
3.2.5. Sensor Kecepatan Angin
Sensor kecepatan angin menggunakan gabungan dari optocoupler dan juga baling- baling setengah mangkok untuk bisa menangkap angin. Sensor kecepatan angin
menggunakan modul DI- Rev1. Dimana modul ini juga menggunakan optocoupler sebagai sensor nya seperti halnya sensor kecepatan kincir angin, keluaran dari sensor kecepatan
angin juga berupa TTL yaitu berlogika “0” atau berlogika “1” didalam modul ada pengondisi sinyal menggunakan ICLM311. Gambar 3.8.a menunjukan ilistrasi baling- baling yang
dibuat. Skematik sensor ditunjukan pada Gambar 3.8.b. Ketika anemometer tertiup oleh angin, maka baling- baling mangkok yang terdapat
pada anemometer. Semakin besar angin maka akan semakin cepat pula putaran yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dihasilkan oleh mangkok. Dari jumlah putaran dalam satuan detik maka dapat diketahui kecepatan anginnya.didalam anemometer akan ada optocoupler sebagai alat pencacahnya
yang akan menghitung kecepatan angin. Untuk proses pengolahan data keluaran maka menggu
nakan tegangan TTL, dimana hanya ada logika “1” atau logika “0”. didalam anemometer akan ada pencacah yaitu sebanyak 10 pencacah. Untuk mengetahui besar
kecepatan angin yang dihasilkan dengan menghitung melalui persamaan 2.7. untuk konstruksi baling baling mangkuk mengacu pada Gambar 2.31.
Perhitungan panjang jari- jari yang ideal : Diketahui :
Panjang a : 2
cm Panjang b
: 0,25 cm Dengan persamaan 2.12, maka dapat dihitung, Cos 60
° =
,
=
, ,
= 0,5 cm Panjang e
= 1,75 cm – 0,5 cm
= 1,25 cm � ° = , �
a b
Gambar 3.8. a Anemometer mangkok b Skematik sensor Kecepatan Angin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c = 0,43 cm dengan persamaan 2.32 maka dapat dihitung,
� ° =
, �
f = 1,44 cm panjang r
= panjang c + panjang f = 0,43 cm + 1,44 cm = 1,9 cm pembulatan
Jadi panjang jari- jari anemometer yang ideal adalah 4 cm + 1,9 cm = 5,9 cm Mangkuk anemometer dengan panjang jari- jari 5,9cm memiliki momen inersia yang
rendah. Dengan momen inersia yang rendah maka anemometer mangkuk ini akan mampu berputar dan menghasilkan jumlah putaran yang paling banyak, lalu dengan panjang jari-
jari yang terlalu pendek diduga anemometer ini kurang sensitive terhadap kecepatan angin lemah karena beratnya yang ringan sehingga dapat dikalahkan oleh gaya gesek.
3.2.6. Arduino Uno
Arduino uno merupakan papan mikrokontroler yang didalamnya sudah tersedia IC ATmega328. Dimana pemakaian port pada Arduino uno ini banyak digunakan untuk
masukan dan juga keluaran baik itu untuk sensor maupun LCD.
Gambar.3.9. Tampak Atas Arduino Uno Untuk tampak atas dari Arduino Uno Rev3 ditunjukan pada Gambar 3.9. dalam penelitian
semua port masukan dan keluaran ditunjukan pada Tabel 3.2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2. Pembagian port pada Arduino Uno Rev3 No.
Nama masukankeluaran Kaki yang digunakan
Keterangan 1
Sensor Tegangan Analog 0 A0
Sebagai masukan 2
Sensor Arus Analog 1 A1
Sebagai masukan 3
Sensor Kompas Serial Clock SCL